Share

30

Aku termenung memandangi dua tubuh yang terbujur kaku di hadapanku. Para pelayat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an untuk mendoakan Mas Pandu dan Kak Celine. Air mataku sedari tadi tidak bisa berhenti mengalir. Semua kenangan bersama Kak Celine dari usiaku masih dini hingga sekarang aku sudah memiliki Saga berputar di otakku.

Yang semakin menyayat hati adalah keadaan Ibu dan Tante Via, Mamanya Mas Pandu yang sejak kabar keduanya menghembuskan nafas terakhir mereka dengar, tak henti-hentinya menangis histeris meneriakkan nama anak masing-masing. Entah sudah berapa kali Tante Via jatuh pingsan. Sedangkan Ibu, sesekali beliau diam menangis tersedu-sedu. Tapi sesekali beliau menangis histeris dan seperti orang kerasukan.

“Dis... Saga butuh ASI kamu tuh.” Aku lupa jika Saga belum kususui semenjak pulang dari rumah sakit tadi. Aku segera mencarinya yang ternyata sedang berada di taman belakang bersama Papa.

“Tuh Mama tuh, ayoo jangan rewel lagi say

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status