Share

CHAPTER 79

Author: MarniHL
last update Last Updated: 2025-06-01 23:56:14

"Ternyata owner restonya masih muda, ya."

Arin tersenyum. "Em, sebenarnya saya cuma nerusin bisnis orang tua saya aja, sih."

"Berarti bener dong. Punya orang tua kan punya anak juga."

"Kalau menurut saya sih gak juga, ya, tapi setiap orang mungkin punya pendapat yang berbeda."

"Oh iya, keasyikan ngobrol sampe lupa. Kenalin saya Tristan."

Arin tersenyum tipis lalu menjabat tangannya. "Arin."

"Saya baru tahu resto kamu pas direkomendasiin sama teman saya. Karena dia punya selera yang cukup aneh sempat bikin saya ragu buat ke sini, tapi ternyata keputusan saya ke sini gak bikin saya nyesal."

"Terima kasih, pak atas pujiannya."

"Gak usah manggil pak. Cukup manggil nama aja. Kalau manggil pak berasa ketuaan saya."

"Baik, jadi untuk acaranya kapan?"

"Minggu depan. Bisa kan?"

Arin mengangguk. "Bisa. Perlu dekorasi?"

"Boleh, tapi yang simpel-simpel aja, soalnya yang punya acara gak suka yang terlalu rame."

"Baik, nanti beberapa hari sebelum acara bakal saya kirimin konsep dekorasinya seperti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • My Cold Husband   CHAPTER 91

    "Ron, lo gak suka sama adeknya Brian itu, kan?"Aaron hampir saja tersedak ketika sedang minum karena pertanyaan yang Bagas lontarkan. "Bang Bagas ngajak gue ketemuan cuma mau nanyain ini?" Aaron menatap Bagas tidak percaya. Karena Aaron yakin Bagas tentu sibuk dengan pekerjaan kantor dan agak tidak masuk akal kalau Bagas meminta bertemu dengannya hanya untuk membahas Sarah, yang mana sebenarnya tidak penting untuk seorang Bagas."Jawab aja.""Ya enggaklah, gue kan udah bilang gue gak suka sama dia. Lagian dia itu bukan tipe gue. Gak bakal cocok."Bagas manggut-manggut. "Oke, bagus."Aaron mengerutkan kening. "Bentar, gue masih bingung. Tujuan bang Bagas ngajak gue ketemuan tuh buat apa? Gak mungkin kan cuma buat nanyain Sarah, gak penting banget.""Gue cuma gak mau aja lo deket sama dia.""Emang kenapa kalau gue deket sama Sarah? Ada masalah?""Pokoknya jangan aja. Kalau Arin mau jodohin lo sama dia tolak aja ya jangan pernah mau.""Ini sebenernya kenapa sih? Kok lo nyuruh gue gak de

  • My Cold Husband   CHAPTER 90

    "Kenapa Ron? Kok mukanya kusut gitu?" Bagas bertanya heran saat Aaron datang ke rumahnya dengan wajah ditekuk. "Cewek yang gue taksir udah jadian sama cowok lain.""Yang bener?"Aaron mengangguk lemas. "Gue kemarin liat dia boncengan sama cowok lain terus pelukan.""Lo salah liat kali.""Gue udah pastiin, bang. Gue gak salah liat.""Atau jangan-jangan itu saudaranya kali. Bisa jadi kakak atau adeknya." Bagas masih mencoba membuat Aaron untuk tidak putus asa.Aaron menggeleng. "Enggak bang, mereka gak keliatan kayak saudara.""Ya udah, berarti itu artinya lo emang harus mundur." Arin menimpali."Masalahnya gue udah suka banget sama dia.""Mau sesuka apapun lo sama dia, tapi kalau dia gak suka sama lo ya gak bisa dipaksa. Lagian ceweknya juga udah punya pacar gak mungkin kan lo ngerebut dia dari pacarnya." Arin menoleh pada Bagas. "Kamu mau cobain gak?" tawar Arin hendak menyuapkan Bagas makanan yang dia buat.Bagas mengangguk lalu membuka mulut.Kemesraan mereka membuat Aaron kesal."

  • My Cold Husband   CHAPTER 89

    Arin sedang berada di supermarket untuk berbelanja beberapa kebutuhan bulanan. Saat sedang mengantre di kasir, dia melihat seorang perempuan yang tampak tidak asing baginya."Totalnya jadi sembilan ratus ribu.""Bentar ya, mbak." Perempuan itu membuka tasnya hendak mencari dompet. Namun, wajahnya berubah panik karena tak kunjung menemukan dompetnya. "Duh, dompet gue kok gak ada?"Arin mencoba mengingat-ingat perempuan itu dan akhirnya dia pun mengingatnya. Benar, perempuan itu adalah adik Brian."Em, permisi."Perempuan itu berbalik menoleh pada Arin."Kamu adiknya Brian, ya?""Iya. Mbak .....""Saya Arin. Kakaknya Aaron yang waktu itu nyerempet mobil kamu.""Ah iya, aku Sarah. Salam kenal, mbak.""Sorry, tadi kalau gak salah dengar kamu lupa bawa dompet, ya?""Iya, aku tadi buru-buru mungkin ketinggalan.""Ya udah, saya yang bayar aja, ya.""Eh, gak usah, mbak. Ngerepotin. Nanti aku telfon kak Brian aja biar dia yang bayarin.""Udah gak papa, saya bayarin dulu. Kamu bisa ganti nanti.

  • My Cold Husband   CHAPTER 88

    "Gas, aku mau nanya.""Mau nanya apa, sayang?""Kamu ngomong sama Brian soal kado yang dia kasih ke aku?"Bagas yang sedang menyandarkan kepalanya pada bahu Arin seketika mengubah posisinya. Pasti Brian memberitahu Arin. Untuk apa juga Brian memberitahu Arin? Apa dia sengaja agar Arin marah padanya?"Dia ngomong sama kamu?"Arin mengangguk.Bagas berdecak. "Kenapa dia harus bilang sama kamu?""Ya mungkin biar aku tahu soalnya kamu pasti gak akan bilang ke aku.""Oke, aku minta maaf karena gak bilang ke kamu, tapi aku ngelarang dia juga karena aku gak nyaman. Aku sengaja ngomong langsung ke dia biar dia ngerti dan bisa jaga jarak dari kamu. Apalagi kamu itu istri aku."Arin mengangguk. "Oke, aku ngerti kalau kamu gak nyaman dan milih buat ngomong sama Brian, tapi lain kali kamu bilang ke aku, ya? Aku agak kaget aja karena tahu dari Brian bukan dari kamu.""Iya, aku janji gak bakal gitu lagi. Kamu gak marah sama aku, kan?" tanya Bagas."Selama kamu gak berlebihan ya aku gak marah."Baga

  • My Cold Husband   CHAPTER 87

    "Pagi pak Bagas." Bagas yang sedang jogging menoleh pada Brian.Brian tersenyum, sedangkan Bagas menatapnya datar. 'Kenapa harus ketemu dia sih?' batin Bagas tidak suka."Sendirian aja, pak? Gak sama Arin?""Kenapa? Pengin ketemu istri saya?" tanya Bagas sinis."Gak, saya cuma nanya. Soalnya Arin kan biasa ikut jogging. Makanya saya agak bingung aja tumben pak Bagas jogging sendirian. Biasanya Arin yang sendirian.""Istri saya lagi sibuk bikinin sarapan buat saya. Jadi hari ini gak bisa jogging dulu." Bagas menghentikan langkahnya sejenak ketika ponselnya berdering. Senyum Bagas mengembang karena Arin yang meneleponnya."Halo sayang.""Iya, ini bentar lagi aku balik kok. Bye, sayang." Bagas menaruh kembali ponselnya di saku celana.Bagas beralih menatap Brian sembari tersenyum miring. "Saya duluan, ya. Istri saya udah telfon suruh pulang buat sarapan."Brian hanya mengangguk.Baru beberapa langkah, dia berhenti dan kembali menghampiri Brian. "Saya mau nanya satu hal. Anda kasih kado

  • My Cold Husband   CHAPTER 86

    "Rin, kok belum tidur? Udah larut, loh." Bagas kembali ke kamar setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan kantornya di ruang kerja.Arin yang baru selesai membuka semua kado yang dia peroleh hari ini menatap Bagas sembari tersenyum. "Iya, ini baru mau tidur kok.""Kamu jangan kebanyakan begadang. Nanti sakit," ucap Bagas."Harusnya aku yang ngomong gitu sama kamu kali. Aku juga baru hari ini begadang karena excited buat unboxing kado-kadonya." Arin terlihat senang."Kan masih bisa besok unboxing nya.""Iya, tapi aku gak sabar plus penasaran juga. Apalagi kado dari kamu."Bagas segera mendekati Arin. "Kamu suka kado dari aku?" tanyanya penasaran.Arin pura-pura berpikir sebelum menjawab agar membuat Bagas makin penasaran dengan jawabannya. "Em, suka gak ya?""Kamu gak suka, ya?" Arin tertawa kecil melihat wajah Bagas yang tampak sedih karena berpikir dia tidak menyukai kado pemberiannya. "Suka kok. Malah aku suka banget. Aku malah heran kamu kok bisa tahu yang aku pengin? Padahal aku k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status