Share

Hati yang Labil

Asa bersedekap, bersandar miring pada separuh bingkai pintu yang sudah ditutup rapat olehnya. Maniknya memandang Yasa dan Astro bergantiang dengan tatapan dingin.

Sungguh, tangan Asa terasa sangat gatal ingin membuat wajah keduanya itu lebam. Sedikit darah yang mengucur melalui hidung mereka, bisa menjadi bonus dan kepuasan tersendiri bagi Asa.

“Kapan kalian mau pergi dari sini?”

“Aku masih suami Aya, Sa.” Yasa melirik Astro kemudian, menunjuk menggunakan dagu. “Harusnya dia yang pergi dari sini, gak ada kepentingan dia di sini. Bahkan dia yang bikin ISTRI-ku hampir keguguran lagi.”

Astro bergeming, seolah tidak peduli dan tidak mendengar ucapan Yasa. Ia hanya ingin bertemu Aya, berbicara empat mata dan meluruskan semua hal yang telah membelenggu hatinya selama ini. Sampai kapanpun itu, ia akan menunggunya.

Satu hal yang membuat Astro, merasa masih punya kesempatan. Meskipun samar, tapi Astro yakin kalau ia mende

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status