Share

5. Teknologi Hitam

Sebuah layar monitor melayang di udara tepat di hadapan Alex, layar tersebut menunjukkan sebuah simbol yang sangat Alex kenal karena selama 40 tahun ia hidup di era interstellar hampir setiap hari Alex melihat simbol tersebut. Simbol yang menjadi pusat dari layar tersebut adalah simbol dari StarNet, sebuah jaringan super intergalaksi terbesar yang menghubungkan semua data di era interstellar.

Sebagian besar aktivitas di era interstellar dilakukan melakui StarNet, bahkan urusan kemiliteran serta pemerintahan pun juga menggunakan StarNet dalam kesehariannya. Dalam artian lain, StarNet merupakan jaringan raksasa yang tidak bisa dipisahkan dengan mereka yang tinggal di manapun pada era interstellar.

Apabila StarNet hanya ada di era interstellar, lalu bagaimana StarNet yang ada di light brain milik Alex masih menghubungkannya dengan StarNet dari era interstellar? Semua itu masih menjadi tanda tanya dalam benak Alex. Ada rasa penasaran yang begitu besar muncul dalam dirinya. Apabila kekuatan mental Alex bisa mengikutinya ke dunia ini, apa mungkin StarNet juga mengikutinya bersama light brain?

Alex memunculkan keyboard virtual yang tersambung dengan light brain dan kemudian jemari tangannya mulai menari di atas keyboard virtual tersebut. Gerakan jari-jarinya sangat cepat, beberapa kode dalam bahasa pemrograman yang ia desain mulai muncul satu demi satu di layar kedua yang ada di depan layar bersimbolkan StarNet. Alex tengah mengakses data yang tersedia di dalam light brain dan memunculan akses pengecekan, ketika data mulai loading dari 1% sampai 100% muncul di dalam layar maka proses yang Alex lakukan tersebut bisa dikatakan sudah selesai.

Setelah data yang ia butuhkan sudah muncul dan semua akses light brain tersambung seperti sedia kala, barulah Alex mengetahui kalau light brain yang ikut dengannya datang ke dunia ini masih memiliki fungsi yang sama dengan light brain-nya di era interstellar. Semua data yang ia backup ketika di era interstellar masih ada, fungsinya pun juga masih sama. Karena Alex sekarang ini tinggal di era modern, Alex pun menyambungkan light brain dengan internet yang ada di dunia ini.

Dengan bantuan teknologi masa depan seperti light brain, akses yang Alex miliki di dunia ini bisa dikatakan melebihi teknologi yang ada di masa sekarang. Orang-orang tidak akan bisa mengikuti jejak akses yang Alex lakukan, tapi Alex bisa memantau mereka dengan mudah melalui dunia maya. Dengan kata lain, menggunakan teknologi light brain serta pengetahuan pemrograman yang Alex kuasai dari masa depan membuatnya berkali-kali lebih maju bila dibandingkan dengan programer yang ada di masa sekarang. Teknologi yang Alex miliki sekarang ini bisa diartikan sebagai teknologi hitam.

“Era sekarang ini cukup mengesankan, meskipun manusia belum bisa menciptakan teknologi sederhana seperti hologram tapi teknologi yang sudah tercipta di era ini bisa dikatakan sebagai cikal bakal dari teknologi masa depan,” gumam Alex kepada dirinya.

Jari-jari tangannya masih menekan keyboard virtual yang ada di hadapannya dengan begitu cepat, dia meretas satelit milik Negara A yang beroperasi di luar angkasa dan menghubungkan light brain miliknya dengan berbagai jaringan untuk mendapatkan informasi yang ia inginkan. Lewat akses serta aksi peretasan yang Alex lakukan, dia pun mendapatkan pengetahuan singkat mengenai dunia yang dia tempati sekarang

Sebagai contohnya kota yang dia tinggali sekarang ini bernama San Forcio yang berada di Negara A. Negara A sendiri terletak di benua Eropa dan merupakan salah satu negara maju yang ada di bumi di masa sekarang ini. Negara ini dulunya merupakan sebuah kerajaan, tapi setelah revolusi 100 tahun yang lalu bentuk pemerintahannya pun mulai berubah. Meski bentuk Negara A tidak lagi sebuah kerajaan yang menganut paham imperialisme, namun di dalam lapisan masyarakatnya masih terdapat keluarga yang memiliki darah bangsawan. Dan status dari keluarga bangsawan ini bisa dikatakan sangat tinggi.

Kota San Forcio sendiri merupakan kota terbesar dan juga paling berkembang di Negara A. San Forcio juga merupakan tempat tinggal dari empat keluarga kelas atas yang memiliki pengaruh paling besar di Negara A, baik di dunia kepolitikan dan juga berbagai industri. Keempat keluarga ini juga dirumorkan memiliki hubungan dengan keluarga kerajaan ketika Negara A masih berupa kerajaan 100 tahun yang lalu, mereka sudah memiliki akar yang begitu kuat selama beberapa generasi sehingga pengaruhnya sangat besar. Di San Forcio sendiri, keempat keluarga tersebut bisa dikatakan sebagai keluarga raksasa yang menguasai hegemoni di Negara A, dan tunangan Alex merupakan bagian dari keluarga tersebut.

Selain keempat keluarga raksasa, di San Forcio sendiri juga terdapat beberapa keluarga besar yang bisa dikatakan masuk ke dalam kalangan atas status sosial San Forcio. Keluarga Klein dimana Alex berada saat ini baru saja menjadi anggota kalangan atas di San Forcio, karena itu status Keluarga Klein pun tidak terlalu populer bila dibandingkan dengan beberapa keluarga yang sudah memiliki akar di kota ini.

Tidak heran kalau Marius yang merupakan ayah Alex di dunia ini ingin mengikat keluarga mereka dengan tunangan Alex, karena pada dasarnya tunangan Alex ini memang orang yang luar biasa.

“Membangun koneksi dengan mereka yang kedudukannya lebih tinggi itu sebenarnya tidak salah di dalam kausku. Hanya saja yang ayah dari pemilik tubuh ini lakukan terlalu ekstrem.”

Alex menghela nafas sebelum dia menyandarkan bahunya pada sandaran kursi yang ia gunakan untuk duduk. Sebagai orang yang sudah merasakan asam dan manisnya dunia, Alex tidak akan berpikiran terlalu naif dan menyalahkan keputusan yang Marius Klein ambil. Ayah dari Alex ini tidak segan-segan mengirimkan putrinya sendiri kepada seseorang untuk membantu kelangsungan hidup dari perusahaan keluarga.

Bagi orang naif dengan pemikiran yang sempit, mereka akan merasa apa yang Marius lakukan adalah hal yang begitu egois dan juga salah. Dia tidak seharusnya melukai perasaan putrinya demi kepentingan material di dunia. Namun, bagi mereka yang sudah berpengalaman serta orang yang sudah melihat dunia, apa yang Marius lakukan tidak sepenuhnya salah. Keluarga dan perusahaan sama-sama penting, bahkan di masa lalu saja seorang raja bisa mengirimkan putrinya ke kerajaan lain yang berada di negara lain dalam ikatan pernikahan untuk mempererat dua kerajaan mereka.

Sebuah pengorbanan itu dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan yang besar. Namun, pengorbanan itu harus ditujukan kepada mereka yang benar-benar memiliki hubungan dengan subjek yang dimaksud. Sebagai contohnya adalah Alex ketika masih berada di Kerajaan Starlight, dia tidak segan untuk maju ke garis depan dalam perang melawan Zerg yang menginvasi kerajaan waktu itu. Dalam perang melawan Zerg, kemungkinan yang terjadi adalah hidup atau mati. Karena Alex memiliki perasaan lebih dengan Kerajaan Starlight, dia tidak tanggung-tanggung lagi untuk memimpin pasukan dan melawan invasi Zerg, meskipun taruhannya adalah nyawanya sendiri.

Lalu bagaimana dengan di dunia ini? Tidak hanya Alex tidak memiliki perasaan dengan Keluarga Klein, bahkan Alexandra sendiri yang notabene adalah putri kandung keluarga ini juga tidak memiliki perasaan lebih kepada keluarga ini barang sedikit pun.

Dari mengakses beberapa media sosial netizen yang berasal dari kalangan atas serta dokumen dalam database Keluarga Klein sendiri Alex menemukan sebuah informasi yang sangat menarik.

Ketika Alex tiba di dunia ini di tempat pertama, dua orang gadis yang bertengkar dengannya waktu itu mengatakan kalau Keluarga Klein tidak akan memiliki perasaan kepada Alex. Awalnya Alex merasa kalau mereka mengatakan hal itu sebagai gertakan saja, namun informasi yang Madam Klein katakan ketika mengunjunginya membuat Alex merasa penasaran dengan status dari Alexandra Klein. Terlebih lagi ketika dia kembali hari ini dan menemukan pelayan yang ia temui saja tidak menghormatinya sama sekali, maka Alex pun memiliki sebuah dugaan.

Dugaan Alex tersebut diperkuat dengan informasi yang Alex dapatkan dari database. Alexandra Klein yang merupakan kembaran dari Sophie Klein hilang lima belas tahun yang lalu dan baru ditemukan oleh Keluarga Klein serta kembali ke sini dua bulan lalu, sehingga keberadaan Alexandra di mata Keluarga Klein dan juga statusnya sangat tipis, hampir tidak ada.

“Gadis yang malang,” kata Alex kepada dirinya.

Alex mematikan light brain dan semua layar monitor yang ada di hadapannya pun menghilang begitu saja. Gadis itu menoleh ke samping ketika dia merasakan seseorang tengah berdiri di balik pintu kamarnya yang tertutup, orang itu sepertinya merasa canggung untuk mengetuk pintu kamarnya. Hampir lima menit lamanya orang itu berdiri di depan kamar Alex, namun tidak sedikit pun dia mencoba untuk masuk ke dalam kamar maupun memberitahu Alex kalau dirinya berada di sana.

Karena penasaran dengan identitas orang yang mengunjunginya kali ini dan apa yang diinginkannya, Alex pun berjalan ke arah pintu sebelum membuka pintu kamarnya kemudian.

Berdiri di ambang pintu kamar Alex adalah seorang gadis muda yang berusia 20 tahun. Gadis itu memiliki paras yang cantik, namun parasnya tersebut lebih ke arah imut serta murni ketimbang anggun dan dewasa yang Alex miliki. Sepasang mata hazel milik gadis itu terbuka dengan lebar, membulat dengan sempurna saat ia tertangkap basah tengah berada di sana. Gadis yang memiliki penampilan begitu murni tersebut pernah Alex lihat dalam beberapa foto resmi yang perusahaan Keluarga Klein posting, pun dengan beberapa foto yang ada dalam album di media sosial milik gadis itu sendiri.

Dia adalah Sophie Klein, saudara kembar non-identik Alex yang juga merupakan buah hati dari pasangan Klein. Alexandra dan Sophie terlahir sebagai saudara kembar, namun paras mereka benar-benar berbeda bagaikan bumi dengan langit. Tidak hanya paras saja yang berbeda, namun status dan kedudukan keduanya juga berbanding terbalik baik di dalam keluarga maupun di kalangan publik.

Alex melihat bagaimana Sophie sedikit canggung dan juga kikuk ketika berdiri di hadapannya. Dengan sabar Alex menunggu apa yang ingin Sophie lakukan dengan berdiri di depan pintu kamar Alex.

“Aku mendapat kabar kalau kau sudah keluar dari rumah sakit. Maaf karena aku tidak menjengukmu sebelumnya, tapi kau harus tahu kalau aku sangat mengkhawatirkanmu,” kata Sophie yang pada akhirnya membuka pembicaraan di antara mereka berdua.

Alex memberikan anggukan kecil. Sebenarnya dia tidak peduli apakah ada yang menjenguknya atau tidak ketika dirinya dirawat di rumah sakit kala itu, namun Alex terlalu malas untuk mengatakannya, tapi demi menjaga kesopanannya pun dia memberikan anggukan kecil sebagai respon.

Melihat Alex tidak memberikan respon yang berupa kalimat, Sophie pun menatap Alex dengan kedua mata yang berpendar sedih, seperti Alex telah membully-nya padahal dia tidak melakukan apapun.

“Alex, apa kau masih marah dengan Diana dan Mary? Mereka tidak sengaja mendorongmu waktu itu, candaan mereka memang sedikit tidak lucu tapi kau harus percaya kalau mereka tidak memiliki niat buruk barang sedikit pun kepadamu!” bujuk Sophie.

Diana dan Mary adalah nama dari dua gadis yang bersiteru dengan Alex di malam pesta pertunangannya dengan Master Dietritch. Mereka berasal dari dua keluarga yang cukup terpandang di San Forcio meski statusnya tidak sebaik Keluarga Klein, namun dari semua itu mereka berdua merupakan pengikut dari Sophie.

“Diana dan Mary adalah gadis yang baik, mungkin mereka berdua sedikit temperamental tapi pada dasarnya mereka tidak pernah melakukan hal yang buruk. Jadi, Alex, aku mohon kau mau memaafkan mereka,” kata Sophie lagi. Ada nada memelas di dalam ucapannya, hal itu bisa membuat siapa saja yang mendengarnya merasa kasihan kepada Sophie.

“Tidak sengaja?” tanya Alex dengan nada penuh gurauan di balik ucapan kalemnya.

Sophie mengangguk kecil, “Iya, Alex.”

Alex menatap Sophie dengan tatapan yang begitu kalem namun tajam pada saat yang sama. Kedua mata itu membuat Sophie merasa kalau jiwanya terlihat begitu jelas di hadapan Alex, membuat Sophie secara tidak langsung ingin mengambil satu langkah ke belakang untuk menghindari mata Alex. Dalam hati Sophie bertanya-tanya bagaimana Alex yang pemalu dan seperti seorang pengecut bisa menatapnya dengan mata layaknya seekor predator kepada mangsanya?

“Kurasa orang-orang bisa melihat apakah mereka mendorongku dengan sengaja atau tidak. Kalau kau masih ragu, kita bisa kembali ke hotel yang menjadi tempat pesta kemarin dan meminta rekaman CCTV di area tersebut,” ujar Alex, nadanya begitu santai dan ringan, tapi makna yang terkandung di dalamnya memiliki penuh arti.

Sophie sendiri tahu kalau perkataan Alex tidak salah, bahkan dia tahu kalau Diana dan Mary sebenarnya mendorong Alex bukan karena ketidaksengajaan, melainkan mereka memang sengaja melakukan itu. Mereka merasa tidak terima karena Alex menyukai orang yang Sophie sukai, mereka juga merasa kalau Alex itu adalah orang yang tidak tahu malu. Dia sudah bertunangan dengan Master Dietritch tapi masih menyukai laki-laki lain, oleh karena itu baik Diana dan Mary ingin memberi Alex pelajaran yang tidak akan dilupakan oleh gadis itu. Tapi siapa sangka Alex tidak bisa berenang saat itu, akhirnya dia pun harus dilarikan ke rumah sakit.

Sophie menatap Alex dengan penuh ketidakpercayaan. Meskipun Sophie tahu yang dilakukan oleh Diana dan Mary adalah salah, tapi mereka melakukan hal itu demi dirinya, untuk itulah Sophie terus memberi pembelaan kepada mereka berdua.

“Bagaimana kau bisa mengatakan hal itu, Alex?” tuduh Sophie secara tiba-tiba, kedua matanya sedikit berkaca-kaca seperti dia ingin menangis kemudian. “Diana dan Mary mungkin telah mendorongmu, tapi kau tidak boleh menyimpan dendam. Mereka tidak memiliki sifat jahat kepadamu barang sedikit pun!!”

Perkataan Sophie mengulang maksud yang sudah ia utarakan sebelumnya, dia menekankan kalau Diana dan Mary tidak memiliki niat jahat dan semua yang terjadi di pesta waktu itu tidak lebih dari gurauan belaka.

Sophie pun menghampiri Alex tiba-tiba dan memegang kedua lengan gadis itu. Tenaga Sophie yang cukup besar membuat Alex terhuyung ke belakang, untuk sekali di belakangnya ada dinding yang mampu menahan bebannya sehingga mereka berdua tidak jatuh ke belakang.

“Alex, kau setuju denganku ‘kan? Kau tidak boleh marah dengan mereka berdua, Diana dan Mary adalah gadis yang baik. Apa yang terjadi kemarin malam murni ketidaksengajaan, bahkan Diana sendiri tidak tahu kalau di belakangmu waktu itu ada kolam renang dan kau tidak bisa berenang.”

Tidak sengaja? Alex ingin mendengus rasanya ketika Sophie mengatakan hal itu. Dia ingin tahu apakah Sophie ini bodoh atau pura-pura bodoh.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status