Share

4. Kepulangan

“Nona Kedua, saya diutus oleh Master Klein untuk membawa Anda pulang,” ujar seorang laki-laki berusia 30an tahun yang mengenakan setelan jas formal pada Alex.

Laki-laki itu telah memperkenalkan diri sebagai Samuel Henz, asisten pribadi dari Master Klein dan juga merupakan ayah kandung Alex, Marius Klein adalah namanya. Samuel diperintahkan oleh Master Klein untuk mengurus administrasi rumah sakit yang berhubungan dengan Alex dan membawanya pulang.

Melihat dokter sudah memberikan lampu hijau dan mengatakan kalau tidak ada yang salah dengan tubuh Alex, ia pun mengangguk setuju ketika Samuel mengatakan kalau dia akan membawanya keluar dari rumah sakit. Madam Klein sudah memberi tahu Alex mengenai rencana dari ayah Alex untuk membawa Alex pulang ketika wanita itu mengunjungi Alex pagi tadi, untuk itu Alex pun sudah bersiap-siap dan tinggal mengganti pakaiannya saja.

Berbeda dengan pagi tadi dimana Madam Klein melepaskan bom besar pada Alex yang cukup mempengaruhi mentalitasnya, saat ini Alex sudah tenang 100% seperti apa yang diberitahu oleh ibunya sama sekali tidak mempengaruhinya. Mentalitas Alex dan juga daya adaptasinya dengan situasi yang ia alami sangatlah besar, untuk itu informasi mengenai Alex yang memiliki seorang tunangan pun mampu dia terima dengan mudah.

Mungkin bila orang lain berada di posisi Alex sekarang ini, dimana mereka mengetahui fakta tidak hanya mereka berubah dari seorang laki-laki menjadi seorang perempuan dan kemudian mereka menerima informasi kalau mereka memiliki seorang tunangan, mayoritas dari mereka tidak akan bisa setenang Alex saat menerima fakta yang mengejutkan itu. Kemungkinan besar mereka juga akan merasa histeris, merasa kalau apa yang terjadi tidak lebih dari sebuah mimpi buruk, atau bahkan lebih buruknya mereka akan terkena goncangan mental yang mampu membuat mereka masuk ke rumah sakit jiwa.

Saat ini Alex merasa kalau dia tidak bisa menerima kenyataan dengan tenang maka hidupnya tidak akan tenang selamanya, dia memiliki firasat kalau kehidupan barunya ini tidaklah sesederhana seperti yang ia pikirkan. Alexandra Klein, nama dari tubuh yang kini menjadi milik Alex, sepertinya bukanlah orang yang biasa. Alex berpikir kalau kehidupannya akan penuh dengan warna mulai dari sekarang.

Mendapatkan kesempatan kedua untuk hidup lagi adalah sebuah keajaiban yang belum tentu bisa didapatkan oleh semua orang, mungkin saja Alex adalah satu-satunya, sehingga mensyukuri apa yang dia terima adalah apa yang Alex lakukan. Alex tidak ingin terbelenggu dengan masalah kecil seperti tunangan serta intrik dari orang-orang di sekitarnya, bahkan perubahan gender yang ia alami pun tidak lebih dari sebuah masalah kecil bagi Alex sekarang ini. Hal seperti ini tidak terlalu besar skalanya bila dibandingkan dengan pengalamannya berada di medan perang melawan invansi zerg maupun harus berhadapan dengan dewan senat Kerajaan Starlight yang mampu memakanmu hidup-hidup tanpa menyisakan tulang belulang.

Nikmatilah hidup selama kau bisa, itulah motto yang Alex miliki sekarang ini. Gadis itu benar-benar bisa berdamai dengan dirinya sendiri, bahkan di kehidupan pertamanya ketika Alex masih kecil, ayahanda Alex sering mengatakan kalau Alex itu seperti memiliki jiwa berusia tua di dalam tubuhnya yang masih berusia muda, dia bisa menerima fakta dengan tenang dan tidak menjadikannya beban. Pangeran Kelima selalu memiliki pemikiran begitu dewasa dan juga bijaksana. Mungkin karena sifatnya itulah ayahanda Alex memilihnya sebagai Putera Mahkota untuk menggantikannya kelak dibandingkan kakak-kakak Alex lainnya.

Kalau ayahanda Alex masih hidup dan dia melihat Putera Mahkota yang ia pilih memutuskan untuk mengundurkan diri daripada naik tahta, kaisar terdahulu pasti akan mengutuk Alex sebagai anak durhaka.

Membayangkan mendiang ayahandanya membuat Alex mengulum senyum yang ingin muncul pada bibirnya. Gadis itu menundukkan kepalanya agar Samuel yang berdiri di hadapannya tidak merasa curiga ketika melihat Alex tersenyum sendiri seperti itu. Meskipun Alex mengalami sesuatu yang gila seperti terlahir kembali, bukan berarti dia ingin orang lain menganggapnya gila.

Setelah Alex mampu mengontrol emosi serta ekspresinya, gadis itu menatap sosok Samuel lagi dan memberinya anggukan kecil.

“Aku akan bersiap-siap dulu kalau begitu, kau bisa mengurus administrasi rumah sakit seraya menungguku,” ucap Alex kemudian.

Merasa apa yang dikatakan oleh Alex itu masuk akal, Samuel pun mengangguk setuju.

“Kalau begitu saya keluar dulu dan mengurus segalanya. Saat Nona Kedua sudah selesai, Anda bisa menghubungi saya,” jawab Samuel.

Tanpa menunggu Alex untuk memberinya balasan, Samuel pun segera keluar dari dalam ruangan tempat Alex dirawat. Namun, sebelum dia menutup pintu dari luar, Samuel sempat melirik ke arah Alex yang masih terduduk dengan tenang di atas tempat tidur. Dalam hati, Samuel merasa ada yang sedikit berbeda dengan Nona Kedua dari Keluarga Klein ini.

Alexandra Klein dalam ingatannya adalah seorang gadis yang begitu introvert dan bahkan tidak berani menatap orang yang ada di hadapannya. Karena pengalaman hidupnya yang terpisah dari keluarganya membuat gadis itu selalu merasa rendah diri, terkesan pemalu serta sukar mengucapkan kalimat penuh ketika ada seseorang yang mengajaknya bicara. Akibatnya, orang yang dulunya merasa penasaran dengan Alex langsung merasa bosan ketika berhadapan dengan Alex, bahkan keluarganya sendiri saja tidak terlalu menyukai Alex akibat dia yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan mereka yang ada di kalangan atas.

Melihat Alex yang kini tersenyum kalem kepadanya, Samuel merasa sedikit terkagum sebelum dia menutup pintu kamar dari luar. Nona Kedua Klein benar-benar berbeda dengan dirinya yang dulu, sekarang dia jauh terlihat sangat tenang dan entah mengapa Samuel menganggap Alex menjadi lebih anggun dengan temperamennya yang sekarang ini. Apa mungkin pengalamannya yang hampir mati akibat tenggelam kemarin malam membuat Nona Kedua Klein berubah?

Samuel tidak mengetahui jawabannya. Dengan hati yang masih bertanya-tanya, Samuel segera meninggalkan tempat itu untuk mengurus administrasi milik Alex.

“Orang yang aneh,” gumam Alex pada dirinya sendiri setelah melihat Samuel pergi menjauh.

Dia tidak mengerti mengapa Samuel termenung di ambang pintu tadi, tapi episode tersebut tidak membuatnya berpikir lebih larut mengenai hal itu. Setelah Alex merasa Samuel sudah jauh dari kamar tempat Alex dirawat, ia pun turun dari atas tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam sana.

Karena kamar tempat Alex dirawat merupakan kelas VVIP, di dalam kamar pun terdapat kamar mandi dengan fasilitas yang lengkap dan juga sangat bersih. Alex mengambil satu-satunya pakaian ganti yang Samuel bawa untuknya ke kamar mandi.

Meskipun Alex terlahir kembali dengan identitas serta kondisi yang berbeda dari sebelumnya, Alex merasa kekuatan mentalnya dari era interstellar pergi mengikutinya. Ketika Alex melakukan percobaan beberapa saat yang lalu untuk mengecek kekuatan mentalnya, Alex menemukan kekuatan mentalnya masih sama seperti dulu. Bahkan firasat Alex mengatakan levelnya pun masih 4S meskipun di sana tidak ada alat untuk mengecek level kekuatan mental pada saat itu.

Karena kekuatan mental Alex yang masih sama seperti saat dia masih ada di era interstellar, Alex pun bisa melihat ketika Madam Klein ataupun Samuel datang menghampiri kamarnya kala itu. Alex sangat sensitif serta awas dengan situasi di sekitarnya, terlebih dengan kekuatan mental selevel 4S membuat instingnya bertambah semakin kuat.

Tidak hanya kekuatan mental yang mengikuti Alex terlahir di dunia ini, namun light brain yang merupakan otak super pun juga mengikuti Alex. Di era interstellar, light brain adalah alat yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang. Dengan alat itu, mereka semua bisa mengakses StarNet dan melakukan apapun, seperti komunikasi dan lain sebagainya. Light brain ini bisa dikatakan sebagai otak super yang diciptakan sesuai dengan individual masing-masing, setiap light brain yang dimiliki oleh seorang individu diciptakan khusus untuk mereka dan pengaksesannya pun hanya bisa dilakukan oleh mereka seorang.

Alex belum mengecek apakah light brain miliknya bisa bekerja dengan baik atau tidak, tapi dia bisa merasakan kehadiran light brain tersebut pada dirinya setelah kesadaran Alex pulih sepenuhnya beberapa saat yang lalu, sehingga Alex bisa memastikan kalau light brain miliknya ikut dengannya ke dunia ini.

Alex membersihkan dirinya di dalam kamar mandi dan mengganti pakaian tipis rumah sakit yang ia kenakan dengan pakaian yang Samuel bawa untuknya. Pakaian tersebut terdiri dari celana jeans berwarna biru yang panjangnya sampai pada betisnya dan sweater rajut berwarna cokelat muda. Ketika Alex mengenakan pakaian tersebut, ada perasaan aneh yang muncul di dalam hatinya, tapi dia menghiraukan hal itu.

Berdiri di hadapan cermin besar di atas wastafel kamar mandi, ini adalah pertama kalinya Alex melihat penampilannya setelah dia datang ke dunia ini. Gadis yang berdiri di tempatnya itu memiliki tinggi tubuh sekitar 170 cm dengan postur tubuh yang proporsional. Bagian dadanya besar, pinggangnya begitu ramping, dan kedua kakinya yang panjang akan membuat pakaian jenis apapun yang Alex kenakan selalu terlihat menawan untuknya, seperti model dari majalah pemotretan profesional.

Tidak hanya tubuh Alex yang begitu bagus, wajahnya pun juga sangat cantik dan tidak kalah dengan artis-artis terkenal di luar sana. Dari wajahnya, Alex memiliki paras lebih condong pada kecantikan oriental Huaxia meskipun dia memiliki wajah campuran oriental dengan barat, sepertinya dia mengikuti Madam Klein ketimbang Master Klein. Kulit Alex yang putih merona, bibirnya yang berwarna pink alami, serta tulang wajahnya berbentuk hati itu sangat menawan. Ketika Alex mencoba untuk tersenyum, dia melihat dua lesung pipi muncul di kedua pipi putihnya.

Gadis di hadapan Alex itu memiliki rambut tebal berwarna hitam yang tergerai bebas sampai belakang punggungnya. Rambutnya yang ikal dan setengah lurus tersebut membingkai wajahnya dengan sempurna, poni rambutnya menyentuh wajah serta bagian atas matanya yang memberikan kesan sempurna. Dalam artian singkat, Alex benar-benar terlahir sebagai seorang gadis yang sangat cantik dan menawan.

Namun, dari semua itu yang membuat Alex semakin terkesan adalah kedua matanya. Kedua mata gadis yang ia lihat dari balik cermin sangat mirip dengan miliknya di era interstellar, begitu dalam dengan warna hijau cemerlang layaknya kristal emerald. Warna mata ini Alex warisi dari mendiang ratu yang merupakan ibunda tercintanya.

Siapa sangka kalau Alex akan melihat mata yang sama dengan yang ibundanya miliki di dunia ini. Gadis itu menyentuh cermin yang ada di hadapannya sebelum ia menghela nafas kecil, ada rasa nostalgia yang Alex rasakan secara tidak langsung.

Alex membelai dada kirinya tepat di mana jantungnya berdetak sedikit lebih cepat. Perasaan nostalgia yang dia rasakan perlahan-lahan memudar dan meninggalkan perasaan tenang yang bisa Alex rasakan, gadis itu menghela nafas sekali lagi sebelum dia menoleh ke arah pintu kamar mandi.

Tidak berselang lama setelah itu, suara ketukan dari luar kamar mandi pun terdengar, Samuel sudah kembali setelah dia selesai mengurus semua keperluan administrasi.

“Nona Klein, apakah Anda sudah selesai?” tanya Samuel dari luar.

Alex membuka pintu kamar mandi dan ia pun memberikan anggukan singkat, “Aku sudah selesai. Kita bisa pergi sekarang.”

Melihat sosok Nona Kedua Klein yang berdiri di hadapannya membuat Samuel sedikit terpana, namun suara yang terdengar tenang menyahutinya itu pun membuyarkan lamunan singkat dari Samuel. Pemuda itu tahu kalau Alex adalah seorang gadis muda yang cantik, mengikuti kecantikan oriental Madam Klein, tapi sebelum ini pesona yang gadis itu miliki ditutupi oleh sifat rendah diri yang selalu Alex perlihatkan. Sehingga Samuel tidak pernah menyadarinya, barulah sekarang ini Samuel menyadari kalau Alex bisa disejajarkan dengan Nona Ketiga Klein yang terkenal menawan tersebut.

Melihat Samuel setengah terlena dalam lamunannya, Alex hanya tersenyum singkat namun tidak memberikan komentar apapun. Dia berjalan melewati Samuel dan mengambil tas kecil yang ada di meja nakas di samping tempat tidur rumah sakit. Tas kecil itu berisi dompet dan juga handphonenya.

“Aku sudah selesai, kita bisa pergi sekarang,” ujar Alex yang sekali lagi membuyarkan lamunan singkat sang Asisten pribadi tersebut.

Samuel merasa kedua pipinya begitu panas akibat menahan malu. Pemuda itu berdehem singkat dan berusaha untuk melupakan rasa malunya, dengan cepat ia pun menyusul Alex yang kini sudah berjalan keluar dari tempat itu. Sang Asisten itu pun menyuruh Alex untuk menunggu sebentar di area lobby sementara dia mengambil mobil yang akan membawanya pulang.

Sepuluh menit kemudian, Alex yang sudah duduk di bangku belakang mobil mewah berwarna hitam itu pun meninggalkan rumah sakit. Dalam perjalanan menuju kediaman Keluarga Klein, baik Alex dan Samuel tidak mengucapkan apapun. Sementara Samuel sibuk mengemudikan mobil dari bangku kemudi, Alex terlihat fokus memperhatikan jalanan di luar sana.

Bagi Alex yang sudah tinggal di era interstellar selama hidupnya dan telah bepergian dari satu planet ke planet lainnya, ini adalah pertama kalinya dia melihat pemandangan kota kuno dengan teknologi di bawah teknologi eranya. Meskipun teknologi yang ada di dunia ini tidak bisa disandingkan dengan apa yang ada di era interstellar, tapi Alex merasa puas dengan apa yang dia lihat. Terlebih ketika dia melihat adanya pemandangan hijau dari pepohonan yang ditanam di pinggir jalan.

Kemajuan teknologi yang ada di era interstellar membuat area hutan menjadi semakin kecil. Bahkan di area ibu kota yang ada di Planet Pusat pepohonan seperti ini pun hampir tidak pernah terlihat, hanya mereka yang memiliki banyak uang sepeti keluarga kerajaan yang bisa memiliki taman yang dipenuhi oleh warna hijau pohon.

Mobil yang membawa Alex pun berhenti di hadapan sebuah vila besar berlantai tiga. Vila tersebut dicat dengan warna putih, di halamannya terdapat air mancur yang mengalir dan patung malaikat mungil berdiri di atasnya. Taman yang menghiasi vila tersebut juga tertata dengan begitu rapi, beberapa bunga dengan berbagai varian warna mulai bermekaran dan menambah keindahan taman.

“Nona, kita sudah sampai sekarang,” ujar Samuel.

Pemuda itu turun dari mobil dan kemudian membukakan pintu bagi Alex. Ketika Alex turun dari mobil, dia tidak melihat seorang pun yang menyambutnya, bahkan orang tua atau saudara Alex pun juga tidak muncul di sana.

Meski Alex tidak memiliki ingatan dari tubuh ini, dia sama sekali tidak merasa nervous dan sebagainya. Dengan hati yang begitu tenang serta pikiran yang damai, Alex pun masuk ke dalam bangunan vila yang ia yakini adalah rumah dari Keluarga Klein. Samuel tidak ikut masuk bersamanya, tugas asisten pribadi Master Klein tersebut telah selesai setelah ia mengantarkan Alex ke tempat ini.

“Nona Alexandra sudah pulang,” ujar seorang wanita berpakaian seragam seorang pelayan yang datang menyambutnya.

Wanita paruh baya itu adalah salah satu pelayan yang bekerja di vila ini. Meskipun ucapannya terlihat sangat sopan ketika menyambut Alex, tapi gadis itu bisa melihat tatapan mencemooh dan sedikit merendahkan yang terlihat di kedua mata wanita itu.

Bahkan pelayan yang statusnya tidak sebanding dengan Alex pun bisa meremehkan Alex di sini, sepertinya perasaan inferior dan rendah diri yang pemilik asli tubuh ini miliki benar-benar serius.

“Di mana yang lainnya?” tanya Alex dengan singkat.

Ada sedikit keterkejutan yang pelayan itu rasakan ketika Nona Kedua bertanya kepadanya. Dalam ingatan pelayan itu, Alex tidak pernah bertanya ataupun meminta sesuatu dari para pelayan. Karena status Alex yang begitu kikuk dalam Keluarga Klein, mayoritas pelayan yang bekerja pada Keluarga Klein meremehkan Alex, mereka tidak pernah menghormati gadis itu di belakangnya.

Mereka berpikir apa yang bisa dilakukan oleh orang yang dulunya tinggal di tempat kumuh kepada mereka, perubahan status yang begitu tiba-tiba akan selamanya membuat Alexandra Klein merasa inferior.

“Tuan besar dan Tuan muda masih berada di kantor, Nyonya besar masih melakukan kegiatannya di luar sana. Sementara Nona Sophie kemungkinan besar masih ada di kampus,” jawab pelayan itu.

Alex mengangguk singkat. Dia tidak peduli dengan keberadaan anggota Keluarga Klein lainnya sekarang ini, dia bertanya demi kesopanan saja. Setelah mendapatkan jawaban dari pelayan tersebut, Alex berencana untuk kembali ke kamarnya. Namun, mengingat Alex tidak tahu letak kamar gadis ini, ia pun menoleh ke arah pelayan tersebut.

“Aku ingin beristirahat di kamarku. Antarkan aku ke sana!” perintah Alex dengan nada kalem.

Pelayan itu ingin sekali menolak perintah yang Alex berikan, tapi melihat sorot mata tajam yang terpancar pada gadis itu pun membuatnya tidak mampu untuk berkutik lagi.

“Mari ikuti saya, Nona,” ujar pelayan itu pada ahirnya.

Alex berjalan mengikuti pelayan itu dari belakang, mereka naik ke lantai dua dan masuk ke arah sebuah koridor yang menuju sayap kiri dari vila itu. Tidak lama setelahnya mereka tiba di depan sebuah pintu bercat putih yang menghubungkan kamar Alex.

Sebelum pelayan itu pergi, Alex pun memberinya sebuah perintah lagi.

“Kau beritahu koki yang bertugas memasak untuk membuatkanku sesuatu untuk dimakan, setelah itu antarkan ke kamarku!”

Pelayan itu tiba-tiba saja menatap Alex dengan tatapan penuh keterkejutan, bagaimana mungkin Nona Kedua Klein yang begitu pemalu serta takut untuk memerintah para pelayan tiba-tiba saja memberikan perintah padanya sebanyak dua kali? Pelayan itu tidak sempat mengucapkan apapun karena pada saat itu juga pintu kamar Alex langsung dia tutup begitu saja setelah gadis itu masuk ke dalamnya.

Alex yang memunggungi pintu kamarnya menggeleng kepalanya, merasa takjub dengan tingkah pelayan itu. Kalau pelayan wanita itu saja meremehkannya, maka pelayan lainnya yang bekerja di sini juga akan melakukan hal yang sama.

Pangeran Kelima yang kini menjadi Alexandra Klein benar-benar merasa kasihan kepada gadis ini, bahkan pelayan saja berani menginjak kepalanya seperti itu, bagaimana dengan anggota Keluarga Klein yang lainnya?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
kalo masih bawa kekuatan dari tubuh sebelumnya, berarti ini fantastis!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status