BAB TIGABELAS ~I care you
"Katakan,"
Seruan Alby lantas membuat Jean sejanak menatapnya. "Direktur Lau group menunjuk nona Alessia menangani rancangan proyek kerjasama di Barcelona, Sir."
Seketika Alby mengangkat wajah, menaikkan satu alisnya. "Alessia?" tanyanya memastikan.
Jean mengangguk singkat. "Mr. Zavier Lau sendiri yang meminta untuk ini, Sir."
Zavier lau...
Alby mengulas senyum penuh arti tapi memilih untuk tidak berkomentar. "Bagaimana dengan Michael Lau?"
"Sejauh ini beliau belum mengatakan apa-apa. Kemungkinan besar Mr. Michael menyetujui karena seperti yang sudah kita ketahui bahwa Mr. Zavier belum sepenuhnya lepas dari pemantauan ayahnya. Beliau mungkin akan angkat bicara kalau dia tidak setuju."
Benar juga. Mereka bekerja sama sudah lebih dari lima tahun dan sel
BAB EMPATBELAS The intruder Keesokan harinya... Alessia bergerak malas di atas ranjang Queen sizenya—meraba-raba ponsel yang sedari tadi tidak berhenti berdering. Sial! Ini hari liburnya, siapa yang pagi-pagi mengganggu hari baiknya ini? Mata Alessia menyipit ketika layar ponselnya menyala, cahaya lembut itu menerpa wajahnya. Ia mengerjap pelan sambil menguap malas. Emily is calling... "Morning, Dokter cantik." sapa Alessia begitu panggilan terhubung. Menggulingkan tubuhnya ke samping seraya kembali menarik selimut dengan mata terpejam. Indahnya hari libur adalah ketika bisa bangun siang. Itu nikmat luar biasa bagi Alessia yang sudah terkenal dengan gelar ratu tidurnya. Terdengar suara dengusan geli di ujung sana sebelum suara Emily menjawab. "Siang, Ale. Kau tidak melihat pukul berapa sekarang, huh?" tanyanya dengan nada humor. Alessia membuka matanya malas, melirik jam weker di atas nakas kemudian tergelak. "O
BAB LIMABELAS~Only have one woman"Ale...."Alessia mendiamkannya."Kau marah lagi?"Tidak ada sahutan. Geram dengan sikap Alessia yang terus diam, kemudian Alby bergerak turun dan bergabung dengan Alessia di atas karpet bulu. Duduk lebih dekat ke samping Alessia yang kini tengah memakai kutek di kuku kakinya. Tampak lebih diam dan tenang, seolah menganggap Alby tidak ada.Sejak Alby mengatakan hal yang mampu membuat Alessia berdiam di dalam kamar mandi hampir dua jam lamanya, begitu Alessia keluar hingga sampai sekarang ini perempuan itu masih mendiamkannya. Mengabaikan segala ocehan Alby bahkan, Alessia hanya bergeser duduk ketika Alby mengusilinya. Tanpa kata. Tanpa perdebatan juga tanpa ocehan seperti yang sudah-sudah.Melihat Alessia berbalik membelakanginya, lantas Alby melingkarkan lengan ke pinggang Alessia, mengunci agar
BAB ENAMBELAS Annoying boss Usai melakukan rapat, Alessia, Jean dan Alby bergerak berbarengan meninggalkan ruangan. Ketiganya masih berunding mengenai beberapa pembahasan yang sempat mereka bahas di dalam. “Tarik proposal dari grup B dan perbarui kembali sebelum mengirimkannya pada pihak A. Batalkan kerjasama dan tarik semua dana yang sudah perusahaan berikan.” Jean menutup iPad nya, menatap Alby serius. “Kalau pihak luar tahu masalah ini, perusahaan akan mendapat kecaman, Sir.” “Lakukan saja yang kusuruh. Kalau mereka bersikeras menolak, perlihatkan aturan di dalam perjanjian. Sekali pun dia perusahaan besar, bukan berarti kita harus memaafkan pelanggaran yang pihak mereka lakukan.” Lalu, ia beralih pada Alessia. "Kau sudah menyiapkan keperluan materialnya?" Alby menyamakan langkahnya dengan Alessia memasuki elevator yang akan membawa mereka naik. Keduanya berbincang tanpa saling menatap dan masih dalam batas normal anta
BAB TUJUHBELAS ~WEIRD FEELING?🌟🌟🌟"Ale...."Mendengar namanya di panggil, Alessia yang baru saja keluar dari sebuah toko baju menoleh ketika suara berat memanggilnya. Dia mengenali suara ini dan begitu Alessia berbalik, benar saja dugaannya-ia mendapati Rey berdiri di hadapannya."Aku tidak menyangka kita bertemu di sini."Andai saja Rey tidak menyebalkan di hari terkahir kali mereka bertemu, Alessia sudah pasti tidak keberatan untuk memberinya pelukan teman. Alih-alih melakukan itu, Alessia malah mendatarkan wajahnya. "Aku juga tidak menyangka melihatmu di sini." katanya mengulas senyum masam.Rey terkekeh pelan. "Aku lupa mengabarimu kalau aku sudah keluar."&
BAB DELAPANBELAS ~ The only oneMalam fashion show pun dimulai.Decitan hak tinggi Alessia bersatu dengan marmer mewah di sepanjang lantai. Gaun hitam dengan belahan tinggi di ujung gaun begitu kontras dan selaras dengan warna sepatu dan tas yang senada. Sangat serasi dengan setelahhutam yang Alby kenakan.Nyaris semua mata tengah menatap mereka terang-terangan. Sejak tiba, kedatangan mereka cukup menyita pusat perhatian. Well, berita hangat yang masih menjadi konsumsi publik memang memberi dampak besar bagi kehidupan tenang Alessia dan sebisa mungkin ia berusaha keras mempertahankan senyumnya ketika kilatan blitz masih menyoroti mereka.Ini ... Lebih dari sekedar mimpi buruk bagi Alessia. Ia selalu mengidam-idamkan ketenangan dan berkat hadirnya Alby di hidupnya, kini semua bayangan itu dalam sepersekian detik hilang tak bersisa. Terima kasih untuk Alby yang berhasil memporak-poran
BAB SEMBILANBELASHe's came backSinar mentari menyelinap di sela-sela horden kaca. Alessia bergerak membuka matanya, mengerjap begitu silau menembus retinanya. Well, pagi yang cukup menyegarkan. Alessia mengucek pelan kelopak matanya sambil menguap, kali ini ia benar-benar membuka matanya hingga dapat dengan jelas melihat wajah Alby terpampang di depannya.Benar. Setelah pertengkaran mereka semalam, Alby memang memaksa Alessia untuk tidur dan mengukungnya dalam pelukan—membuat Alessia tidak bergerak dan akhirnya tertidur. Bahkan, posisi mereka masih sama seperti semalam.Melihat wajah damai Alby, Alessia tidak dapat menahan diri melarikan jemarinya di sana—mengusap lembut pahatan sempurna wajah tampan Alby. Garis wajahnya yang tegas, hidung mancung, alis tebal, bulu mata lentik dan jangan lupakan bibir seksi yang sering kali membuat Alessia menyerah akan kebutuhannya.Albyazka Stevano benar-benar godaan.Rambut hitam legam Alby
BAB DUAPULUHLiked or hated?Perjalanan panjang Los Angeles—New York menghabiskan waktu yang tidak sebentar. Sebab itu pula Alessia menjadikan perjalanan kepulangannya sebagai alasan untuk melakukan hibernasi. Nyaris sepanjang pagi bahkan hingga menjelang sore, Alessia baru memaksa matanya untuk terjaga. Cukup melelahkan sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi, Alessia merasa perlu memastikan kebenaran atas tindakan Vegan. Ia yakin masalah ini tidak akan hanya berhenti ketika dia meninggalkan Los Angeles kemarin malam."Orang mati akan minder melihat bagaimana kau tidur, Ale."Sapaan Alby mengalihkan perhatian Alessia. Perempuan itu melemparkan tatapan sinis yang di balas cengiran menyebalkan Alby. Well, untuk fakta yang satu ini kalian sudah pasti tahu kan? Diktator, pemaksa, seenaknya sendiri dan yang terkahir—tidak mau di bantah. Dengan semua paket lengkap menyebalkan Alby mana mungkin Alessia bisa dengan mudah pergi setelah apa yang terjadi ke
BAB DUA SATU Explanation Pagi hari yang cukup mengecewakan. Pagi-pagi sekali Alessia sudah bangun lebih awal. Perempuan itu bahkan sudah mandi dan rapi dengan setelan kantor yang membuatnya terlihat siap untuk pergi ke kantor. Masalahnya, begitu Alessia membuka pintu kamar. Ia dikejutkan dengan pernyataan Alby yang melarang ya untuk pergi bekerja. Alas aya pun sangat konyol, demi keselamatan katanya. Alessia memanyunkan bibir, pertanda kesal setelah dia susah payah mencoba membujuk Alby tetapi tetap tidak pria itu Indahkan. Oh, ayolah.. Dia Alessia Mikhayla. Hal semacam ini bukan hal baru untuknya. Pistol dan adegan ekstrim lainnya sudah menjadi mainan Alessia sejak lama, tapi, kenapa Alby justru mengaitkan hal itu sebagai ancaman? “Alby kau tidak bisa seenaknya melakukan ini padaku.” Lagi. Protesan Alessia tidak Alby dengarkan. “Kau tidak seharusnya terus membantahku, Ale. Aku yang bertanggung jawab atas dirimu mulai saat ini.” “Sekar