Share

SISI LAIN

Author: TantriMariana
last update Last Updated: 2024-07-10 06:58:09

"Ta, sudahkah kita hentikan acara peluk memeluk ini? Aku lapar," ucap Arthur diikuti cengiran kudanya.

"Ah, iya Tata lupa masak. Tunggu disini Tata mau ambil dulu."

"Tak usah cukup lepaskan saja pelukan mu, lalu duduklah di sampingku aku akan memanggil maid ke sini."

  Tabitha pun akhirnya melepaskan pelukannya pada Arthur dan duduk tepat di sebelah Arthur. Arthur segera mengambil ponselnya dan tak lama berselang pintu terbuka. Tabitha sedikit kaget karena sepengetahuannya Arthur sudah mengunci pintu kamarnya.

   Di tengah keterkejutan Tabitha seorang maid membawa beberapa makanan dan mempersilakan Tabitha dan Arthur untuk menikmati hidangannya. Tabitha masih bingung dengan apa yang terjadi disini. "Kau tak usah bingung, aku tau kau sedang memikirkan dari mana datangnya maid-maid itu kan? Dan mengapa pintunya bisa dibuka?" tebak Arthur yang diikuti anggukan Tabitha.

"Aku sudah mengatur semua kegiatan di mansion ini. Jadi apapun bisa aku lakukan dan aku liat dari ponselku saja."

"Fantastic," ujar Tabitha.

"Sudahlah jangan memikirkan hal itu cepat makan. Lalu kita tidur."

"Okey tapi tetap om Arthur harus tidur di kamar sebelah."

"Baiklah."

  Mereka pun menikmati hidangan yang disajikan oleh maid itu hingga dia pun menghabiskan porsinya. Setelah dirasa kenyang ia kembali memposisikan badannya untuk bersandar di tubuh Arthur. Karena merasa tak ada penolakan ia pun semakin merasa nyaman. Dan ia pun tertidur.

"Maafkan aku Ta, Handphone mu juga ku sadap," ujar Arthur sembari menggendong Tabitha ala bridal style dan menurunkannya di kasurnya. Tak lupa ia pun menyelimuti tubuh Tata dan sesekali mengelus rambut Tabitha.

"Night my love."

Arthur pun keluar dari kamar Tabitha.

***

Keesokannya Tabitha bangun terlambat sekarang pukul 8 pagi. Namun ia tak terlalu memikirkannya sebab ini adalah tanggal merah jadi ia tak berangkat sekolah. "Brian, Arthur? Kemana semua orang?" Tabitha melangkahkan kaki jenjangnya menuju dapur berharap ada Arthur atau Brian di sana.

"Nyonya muda, maaf tadi tuan sudah pergi sejam yang lalu," ucap salah satu maid.

"Oh iya. Tak usah panggil aku seperti itu siapa namamu?"

"Namaku Karin nyonya."

"Baiklah Karin terimakasih," ucap Tabitha.

Tabitha berjalan ke arah sofa dan menghidupkan TV ia langsung mencari acara kartun kesayangannya yaitu spongebob. “Karin, kemarilah aku ingin bicara!"

"Iya nyonya muda ada apa?"

"Tak usah panggil begitu panggil saja Tata."

"Tapi__"

"Tak apa kan tidak ada Arthur disini. Lagi pula kurasa kita seumuran. Berapa umurmu?"

"Saya 19 tahun T_ Tata."

"Ya ampun kau kakak ku ternyata. Baiklah apa kau sudah lama bekerja pada Arthur?"

"Ibuku sudah bekerja pada tuan sejak tuan masih berumur 6 bulan. Lalu aku sekolah dibiayai oleh Keluarga Tuan. Naas sekarang kedua orang tua Tuan sudah wafat."

"Jadi aku sudah tak memiliki mertua?

"Iya, aku putri dari Madam Rose maid senior yang mengurus keperluan Tuan di New York."

"Lalu kenapa kau disini? Dan mengapa kau tak membantu ibumu di sana?"

"Tuan meminta agar beberapa pelayan disini dulu. Karena ia tak ingin kau lelah."

"So sweet, " ujar Tabitha.

Di tengah perbincangan mereka Handphone Tata berbunyi.

My Sweet Devil

Ternyata ada panggilan dari suaminya. Ia pun mengangkat panggilan tersebut. “Halo om ada apa?"

"Ta, tolong kau ambilkan berkas ku di atas meja kerjaku."

"Oke."

"Ambil saja map biru. Lalu kau ke

kantorku diantar oleh supir di

depan"

"Iya iya… Ini juga udah mau ke atas."

"Oke take care," ucap Arthur.

"Yeah, you too."

   Tabitha pun mematikan teleponnya. Dan bergegas ke ruang kerja Arthur ia memegang knop pintu lalu memutar nya. Ia berjalan ke arah meja kerjanya namun saat hendak mengambil map biru yang dimaksud oleh Arthur ia dikejutkan dengan pistol yang tiba-tiba terjatuh karena disenggol oleh lengan nya.

  Ia menatap pistol itu namun ia tetap memaksa egonya untuk melihat pistol itu lebih dekat. Ia pun mengambil pistol tersebut. Ada sebuah ukiran di sana. 'Regnarok'. "Apa maksud dari ukiran ini? Akan ku tanyakan pada Arthur nanti."

Ia pun segera keluar dari ruang kerja Arthur dan segera bergegas keluar mansion nya ia pun pergi bersama supirnya dalam perjalanan Tabitha hanya berdiam karena pikiran nya berkecamuk, untuk apa Arthur menyimpan pistol itu? Dan apa makna dari Regnarok?

Tak berselang lama ia merasa dipanggil oleh supirnya. "Nyonya anda sudah sampai."

Tabitha hanya menganggukkan kepalanya dan keluar dari mobil itu, ia hanya berdiri memandang sebuah perusahaan yang menjulang tinggi dan di atasnya tertulis 'De Lavega Group'

Ia berjalan memasuki kantor suaminya tersebut dan mendekati receptionist. "Mba ruangan dari CEO disini dimana yah?"

"Maaf dek sudah ada janji dengan bos?"

"Hmm, belum."

"Maaf bos akan ada meeting lima menit lagi jadi beliau tidak bisa diganggu lebih baik adek keluar saja yah."

"Tapi saya istrinya."

"Dek, jangan halu. Tak mungkin seorang CEO besar seperti seorang Arthur De Lavega memiliki istri bau kencur seperti kamu. Lebih baik kamu pergi atau saya panggil security sekarang!"

“Maaf ya mba. Saya nggak lagi halu dan saya benar-benar istri CEO disini."

"Ternyata bukan cuman halu yah kamu juga pendrama!"

"Saya bukan pendrama," ucap Tata bergetar karena di bentak.

"Security!! Seret bocah tengik ini keluar!!"

Dua orang bertubuh besar menarik kedua lengan Tabitha. Ia hanya bisa menangis dipermalukan seperti ini. Lagi, ia tak pernah dibentak oleh siapapun karena itu ia selalu menangis jika dibentak oleh orang lain. Tata berusaha melepaskan dirinya.

"Keluar kamu penghalu, kamu pikir saya akan percaya sama kamu. Dasar jalang!!!"

Tabitha hancur saat dirinya dikatai jalang di depan publik seperti ini. Lagi miris ini adalah kantor suaminya sendiri. "Stop it!" Suara bariton menghentikan kegaduhan yang sedang terjadi. Tata mengenal suara itu ia langsung berlari dan menghambur ke pelukan Arthur.

"What happen?

ujar Arthur sembari melihat Tata yang seseggukan karena menangis di pelukannya.

"I wanna go home."

"Bos dia mengaku-aku sebagai istrimu."

"Kami sudah berusaha untuk mengusirnya. Tapi dia tetap keras kepala."

"Maafkan kami yang tak bisa menangani masalah kecil ini bos. Kami akan segera mengusir jalang ini."

Mendengar perkataan Mila darah Arthur mendidih seketika kala mendengar istrinya dicap sebagai jalang. "Enough Mila!!! She is my wife!! In here you are the bitch you know. Lihatlah dirimu sendiri, apa kau tak risih dengan pakaian seperti itu! Dan ya satu hal lagi. Mulai besok kau tak perlu kemari untuk bekerja, kau dipecat!"

  Arthur menuntun Tabitha dengan tetap merangkul pundak Tabitha yang masih bergetar karena menangis. Ia memasuki lift dan tetap memeluk Tabitha. Sampai pada ruangannya.

"Duduklah aku akan meeting."

"Jangan pergi," ucap Tabitha sembari mencekal tangan Arthur.

"Tapi aku ada meeting mereka sudah menunggu ku," ujar Arthur sembari membenahi jasnya.

"Apa Om tega ninggalin Tata sendiri disini? Kalau ada orang yang dateng lagi terus ngomong kayak tadi di depan gimana?" tanya Tabitha hampir menangis.

Melihat istrinya akan menangis Arthur kembali duduk dan merangkul Tabitha. "Baiklah manja, aku akan disini."

Arthur menekan sesuatu dari kupingnya lalu mulai berbicara. "Brian, tangani meeting ku hari ini. Jika ada yang tak penting batalkan saja."

"Baiklah bos, sesuai perintah, siapa yang akan ku hadapi."

"Penanam saham dari London masalah hotel kita di Macau Mr. Adderson kau ingat?"

"Iya aku mengingat nya ada lagi bos?"

"Lakukan dengan benar."

"Sure."

Arthur pun mematikan sambungan telepon nya dan bangkit menuju meja kerjanya untuk mengambil beberapa map dan juga laptopnya. Ia pun kembali ke sofa dan duduk di sebelah Tabitha.

"Om, kenapa sibuk banget sih? Bukan nya jadi CEO tuh gampang ya?"

"Nggak semua yang terlihat mudah itu sebenarnya mudah Tabitha," ujar Arthur yang dibalas anggukan Tabitha. Ia kembali bersender di bahu Arthur lalu ia tertidur.

Setelah beberapa menit ia mengerjakan pekerjaannya ia mendapat kan pesan dari laptopnya.

Alexander :

Bos kami sudah mecari tau tentang siswa yang bersama dengan nyonya muda kemarin. Dia adalah putra tunggal dari pembisnis di

bidang property dia adalah Clark Adderson. Putra tunggal dari David Adderson. Dia salah satu siswa dari sekolah yang sama dengan nyonya muda.

   Arthur sedikit mengangkat bibirnya kala mendapati berita tentang pria yang mengganggu istrinya. Ternyata ia cukup kenal baik dengan ayah bocah tengil itu. "Baiklah kita lihat seberapa lama kau mengganggu gadis ku Mr. Adderson?" gumam Arthur angkuh sembari melihat ke arah Tabitha yang pulas tertidur di sampingnya.

•••••

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Husband CEO Is Mafia   EXTRA PART 3

    Arthur membalikkan tubuhnya menatap anak buahnya."Pekerjaan kita selesai, batalkan semua misi untuk satu tahun ke depan. Anggap saja itu cuti untuk kalian."Alexander dan Matthew sama-sama melebarkan senyumnya. Mereka saling pandang hingga. "YES, SIR," jawab mereka dengan tawa lebarnya.Brian yang gemas pun langsung menjitak kepala Matthew dan Alexander silih berganti. "Hai besok cutinya! Sekarang siapkan jet. Biss kita ingin pulang!""Sure!" Alexander dan Matthew langsung melaksanakan perintah Brian. Meninggalkan Brian dan Arthur.Arthur meraih cerutunya dan menghidupkannya. "Kau yakin?""Kau takut kekayaanku habis?""Tak mungkin!""Sudahlah Brian, ini cuti kita.""Ya, jika kau sudah berkata seperti itu aku bisa apa."Arthur terkekeh pelan, mereka pun sama-sama menikmati angin malam dengan cerutu yang saling terselip dibibir mereka.***5 tahun kemudian"Kakak! Kembalikan ice creamku!!" sentak bocah perempuan yang mengejar kakaknya."Kejarlah, ambil sendiri. Dasar lambat!" ejek boca

  • My Husband CEO Is Mafia   EXTRA PART 2

    Keesokan paginya Arthur membuka matanya perlahan tubuhnya merasakan terpaan napas di tubuhnya, siapa lagi jika bukan istrinya.Tabitha menggeliat dari tidurnya saat merasakan telapak tangan besar suaminya yang membelai perlahan pipinya. Perlahan kedua kelopak mata Tabitha yang tertutup kini terbuka lebar. Ia menatap sang suami yang juga tengah menatapnya. "Apa?" tanya Tabitha saat mendapati tatapan aneh dari Arthur."Kau sangat cantik, sungguh," ucap Arthur dengan tampang serius."Dasar perayu!" rutuk Tabitha seraya bangkit dari baringannya dan ia pun menepuk bahu Arthur yang ternyata terdapat lebam disana.Langsung saja Arthur meringis merasakan nyeri yang menyerpa bahunya akibat tepukan dari Tabitha."Maafkan aku," sesal Tabitha dengan mengelus pelan bahu Arthur."Tak apa.""Baiklah."Tabitha kembali dengan niatan awalnya yaitu membersihkan dirinya.Arthur menatap punggung Tabitha yang mulai menjauh, ia melirik kearah nakas, tangannya meraih laptop dan mulai menghidupkannya.Jari ta

  • My Husband CEO Is Mafia   EXTRA PART 1

    Arthur dan Tabitha sama-sama memasuki mansion dengan beriringan, Arthur dengan menggendong Leonardo di dalam dekapannya, sesekali mencium puncak kepala putranya yang tengah terlelap tidur. Sedangkan Tabitha menggendong Fiorella.Arthur menghentikan sejenak langkah kakinya dan menatap Tabitha lekat. "Aku akan ke kamar dulu, menidurkan Leo," ucap Arthur disambut anggukan pelan oleh Tabitha."Aku akan menunggu disini." Arthur mengangguk pelan, ia pun kembali melanjutkan jalannya menaiki kamarnya.Arthur berdiri di samping ranjang, dan ia pun menurunkan tubuh Leonardo ke atas ranjang."Daddy sangat menyayangimu Leo, Daddy bersyukur kau baik-baik saja. Jika terjadi sesuatu padamu, Daddy tak akan bisa memaafkan diri Daddy sendiri," bisik Arthur tepat di depan dahi Leonardo dan kembali mengecup dahi putranya lembut.Arthur memperjarak antara dirinya dan putranya, ia kembali membelai surai putranya. Arthur terus menatap gurat wajah Leonardo, masih ada setitik rasa trauma pada diri seorang Art

  • My Husband CEO Is Mafia   BAB 65 || AKHIR (2)

    Ditempat lain Arthur masih berusaha mengejar Damian dengan boatnya. Arthur menekan telunjuknya di telinga dan langsung tersambung dengan Brian. "Brian!""Ya?""Bagaimana keadaan di sana?""Kelompok Damian sedikit memimpin tapi lima menit lagi pasukan yang lain datang ditambah dengan anak buah Thomas, kurasa kita akan menang.""Bagus, kau lihat keadaan Tabitha?""Aku tak terlalu memperhatikan mereka, tapi sepertinya semuanya baik. Bukanya itu tugas Matthew dan Laura?""Ya, baiklah sekarang susul aku. Aku akan berusaha menghentikan Damian.""Dimana?""Laut, munuju kota.""Baiklah Arthur, aku segera ke sana.""Baiklah."Arthur melepaskan telunjuknya dan kembali fokus mengikuti yacht milik Damian. Tak lama tanpa diduga Arthur langsung dihujani oleh peluru yang dilesatkan dari yacht milik Damian, ia yakin musuh bebuyutannya itu telah menyadari bahwa sedari tadi sudah diikuti oleh Arthur.Arthur melihat yacht itu berhenti dan semakin menghujani Arthur dengan peluru dan beberapa granat. Arth

  • My Husband CEO Is Mafia   BAB 65 || AKHIR (1)

    Damian meraih ponselnya yang berbunyi, pria itu memeriksa si penelepon yang ternyata adalah anak buahnya."Markas FBI kosong sekarang boss hanya ada beberapa dari mereka yang masih berada disini.""Dimana sisa pasukan?""Kita sudah bersiap untuk menyerang.""Tunggu aku, aku akan langsung ke kota sekarang.""Baik."Damian mematikan sambungan teleponnya, dan menatap Tabitha yang masih memeluk erat Leonardo."Well, kita lihat. Seberapa cepat suamimu menyelamatkan dunia setelah aku mendapatkan disk itu," ucap Damian dengan nada sombongnya."Sebelum kau mendapatkan disk itu, Arthur terlebih dahulu membunuhmu Damian!""Ucapanmu sangat pedas, dengar kau hanyalah wanita kecil yang tak tau apapun tentang dunia. Jadi jangan pernah mencoba untuk menghinaku.""Aku sudah terlebih dahulu menghinamu Damian!!""And uncle lebih baik kau pergi sebelum Daddy datang dan membunuhmu!!" ucap Leonardo lantang bahkan anak itu mengangkat wajahnya menatap Damian tanpa ada rasa takut sedikit pun di matanya."Wel

  • My Husband CEO Is Mafia   BAB 64 || LAGI?!

    Tiga bulan kemudian ....Arthur masih sibuk dengan pekerjaannya seharian ini, pria itu sedikit tidak fokus. Entahlah tapi seperti ada yang mengganggunya hari ini. Tadi sebelum berangkat ia merasa seperti tak ingin meninggalkan Tabitha dan kedua anaknya tapi karena ada agenda dengan klien salah satu perusahaan besar dari Eropa akhirnya ia pun tetap bekerja hari ini. "Aku tak bisa tenang!" rutuk Arthur tajam.Arthur membuka ponselnya dan menelepon Tabitha. "Hallo?""Ya?""Sedang apa?""Aku sedang jalan menjemput Leo.""Kau tak apa?""Ya aku baik.""Ta, kau bersama bodyguard kan?""Arthur tenang lah aku baik, Alexander bahkan ada di depanku.""Baiklah.""Ada apa?""Entahlah, aku hanya sedikit merasa tak enak.""Tenanglah aku baik.""Fio?""Bersama Madam Rose, putrimu itu sangat baik dia sangat tenang.""Ya, baguslah.""Aku sudah sampai, aku tutup dulu Arthur.""Ya.""Bye, I love you.""Love you too." Arthur menutup ponselnya lalu meletakkannya di atas meja. Pria itu menyandarkan kepalan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status