Share

Client emak-emak rempong 2

" Neng Sandra makin cantik aja! Jadi pingin nikahin ah," celetuk Ujang, anak sulung bu Endah.

 

Sandra memutar matanya jengah, misi nya kali ini benar-benar membuatnya tidak nyaman. Kalau saja bu Endah adalah milyader pasti Sandra akan melipat gandakan tarifnya.

 

" Pokoknya kita harus kompak! Sandra akting jadi calon istri Ujang, Ujang juga akting kalo sayang banget sama Sandra. Ibu bakal akting jadi calon mertua yang royal sama Sandra," terang bu Endah pada anaknya dan Sandra.

 

" Inget ya akang Ujang, jangan berlebihan! Gue gak suka kalo tempel-tempel," gertak Sandra pada bujang tua itu agar tak menempel padanya.

 

' Lagian ada-ada aja sih minta bantuan beginian amat, pasti ini cuman akal-akalan Ujang aja biar bisa deket in gue!' batin Sandra dalam hati.

 

" Buruan kalian gandengan! Gue dulu yang masuk," instruksi bu Endah.

 

Dengan cengiran jahil nan nakal Ujang menarik lengan ramping Sandra, menggoyang-goyang kanya bak anak balita minta belikan kondo* yang mirip permen di minimarket. Pernah waktu itu Ujang mengunjungi orang tuanya di toko, dia melihat Sandra yang sedang mengelap jendela satu-satunya di SOLUTION OFFICE, langsung saja Ujang menggoda Sandra dengan perkataan gombal rombengnya. 

 

Kalau saja bu Endah tak datang menghampiri putra nya itu pasti sudah di lap dengan sabun wajah Ujang oleh Sandra karena kesal sekali di godain.

 

Genitnya Ujang saat melingkarkan lenganya ke pinggang Sandra. Tentu dengan sadis Sandra mencubitnya keras-keras, kesalnya Sandra menggandeng tangan Ujang yang masih cengar-cengir.

 

Mereka bertiga pun masuk ke gedung yang sedang di sewa untuk pernikahan teman bu Endah, biasa lah emak-emak anaknya bujang tua pingin pamer ke teman-teman kalau punya calon mantu cantik.

 

" Hai gaesss!" Sapa bu Endah dengan alaynya.

 

' Busyet! Buk Endah bar-bar juga ternyata' batin Sandra melihat tingkah bu Endah yang berlenggok menghampiri teman-temanya yang berkumpul.

 

Acaranya lumayan rame, standart untuk rakyat ekonomi kelas menengah ke bawah.  Ada sekitar 6 emak-emak memakai gaun tak kalah membahana di tengah ruangan.

Ya, mereka lah teman-teman bu Endah yang akan di pameri calon mantu alis Sandra yang berpura-pura jadi calon mantu dadakan.

 

" Akhirnya jeng Endah datang juga!" Sahut salah satu teman bu Endah yang memakai gaun membaha warna merah terang.

 

" Maaf, maaf! Aku kan telat karena nyusul CALON MANTU DULU," ucap bu Endah mulai berakting.

 

" Wahh!! Ini ya calon mantu nya," sahut teman bu Endah yang lainya saat melihat Sandra datang dengan di gandeng Ujang, bujang tua nya bu Endah.

 

" Kenalin emak-emak semua, saya Cassa! " Ucap Sandra memperkenalkan awalan namanya.

 

" Calon istri Ujang," tambah bu Endah.

 

" Cantik banget bu Endah, dapet darimana ini calon mantu bening banget!" Tanya seorang teman bu Endah.

 

" Masa kalian lupa sih, kan jaman aku muda juga lebih cantik dari Cassa! Jadi gampang dong anak bujang ku yang tampan cari calon istri yang cantik!"

 

Krik...krik...krik....

 

Hening....

 

Semua teman bu Endah berfikir sejenak mengingat-ingat bagaimana dulu tampilan bu Endah saat gadis.

 

" Ah, bu Endah bisa aja! Dari gadis juga bu Endah mah udah melar kaya dugong!" 

 

Mendengar ejekan dari salah satu teman bu Endah, yang lainya pun ikutan tertawa mengingat bagaimana dari dulu juga bu Endah sudah gemuk.

 

Sandra dan Ujang pun refleks ikut tertawa, salahnya sendiri bu Endah bilang lebih cantik dari Sandra. Sedangkan wajah bu Endah sendiri merah menahan malu dan kesal.

 

" Kapan nikahnya si Ujang, bu Endah? Jangan lama-lama lagi," Tanya seorang emak-emak.

 

" Nanti ibu-ibu, saya masih pengen kerja. Belum siap kalo mau nikah dekat-dekat waktu!"

 

" Wuihh!! Hebat calon mantu bu Endah ya, udah cantik pintar kerja, lagi!" 

 

" Iya dong! Hahaha. Pokoknya kalian harus ngisi amplopnya yang tebel kaya aku kalau ngamplop ke kalian yak," ujar bu Endah dengan berbisik.

 

" Tenang aja bu Endah, soal isi amplop si gampang! Sudah di tabung dari sekarang," jawab emak-emak pakai gaun merah terang.

 

" Buk, aku bawa Cassa ke jamuan ya! Kasihan nih berdiri terus," pamit Ujang.

 

" Eh, nak Ujang kalo mau makan ya makan aja, Cassa nya tinggal di sini biar kalo sudah jadi istrimu kan gak sungkan gabung sama kita-kita!" Ujar salah seorang emak-emak.

 

Sandra pun tertawa dalam hati, mana mau dia nanti jadi emak-emak gabung dengan emak-emak rempong begitu.

 

Ujang mengajak Sandra ke tempat jamuan untuk mengisi perut, Sandra langsung melepas kan gandenganya dengan Ujang karena sudah risih.

 

" Di bayar berapa sama ibuk, Ndra?" Tanya Ujang yang sedang mengunyah makanan.

 

" Aslinya sih kudu 300 rebu Jang, tapi sama buk Endah cuman mau 250 rebu." Jawab Sandra melebih-lebih kan.

 

Ujang membuka dompetnya dan memberikan uang 100 ribu rupiah pada Sandra.

 

" Apaan nih Jang?" Tanya Sandra akan arti uang 100 ribu itu.

 

" Itu khusus bayaranku buat neng Sandra! Anggap aja uang Tip, neng."

 

" Ya udah si gak papa gue mah kalo emang elu mau ngasih tambahan, ikhlas-ikhlas aja gue mah. Tapi nanti elu anterin buk Endah pulang ya Jang! Gue ada urusan nih sama client lain," ujar Sandra berbohong, padahal ia malas mengemudi mobil L300 bu Endah.

 

********

 

Setelah acara selesai mereka bertiga pamit pulang, Ujang mengantar ibunya menggunakan mobil L300 yang tadi di bawa Sandra, sedangkan Sandra pergi mencari taxi. Lumayan juga dapat uang tambahan dari Ujang bisa untuk ongkos pulang dan beli makan malam nanti.

 

Di perjalanan Sandra memberhentikan taxi di warung pinggiran jalan, membayar ongkos dan menyuruhnya pergi saja, tidak perlu menunggu.

 

Warung Sop Iga di jalan Hideng itu sudah menjadi langganan Sandra, bahkan penjualnya pun sudah sangat hafal denganya. 

 

" Dari mana neng, kok dandan cantik?" Tanya ibu penjual Sop Iga itu.

 

" biasa buk, habis kerja. Eum, minta yang di bungkus 1 ya buk, biasa nya sih ini perut suka minta makan kalo tengah malem."

 

" Iya neng! "

 

Selesai makan dan membayar, Sandra berjalan sekitar 200 meter dari warung Sop Iga ke halte bus, dia akan naik bus saja pulangnya. Menghemat uang sisa untuk makan besok pagi, karena uang bayaran dari bu Endah pasti di bayar besok siang.

 

Bukanya bus yang berhenti malah sebuah mobil mewah yang berhenti di depan Sandra.

 

Kaca mobil terbuka, memperlihatkan seorang pria tampan yang tersenyum kearah Sandra.

 

" Akhirnya, ketemu juga! Apa kabar sayang?" Sapa pria tampan.

 

Seketika mata Sandra terbelalak kaget, dia harus lari menghindari pria itu!

 

Heels yang di pakai langsung di cangking dengan tanganya, tanpa memperdulikan orang-orang yang melihat Sandra berlari sekencang-kencangnya.

 

Hampir saja ter kejar oleh pria yang menggunakan mobil mewah, tapi Sandra berhasil masuk ke gang kecil. Menyelinap di sela-sela rumah warga, rusunya masih jauh kalau berlari sampai rusun pasti kakinya akan bengkak. Menyesal sudah memutuskan pulang sendiri.

 

Andai kan juga tadi tidak membeli Sop Iga pasti sudah sampai di rusun naik taxi tadi.

 

" Sial!" Umpat Sandra ketika kaki polosnya menginjak kerikil.

 

Terpaksa harus memakai kembali heelsnya, berlari dengan susah payah. Keluar dari gang perumaha sempit, melihat di depanya jalan raya lagi. 

 

Ada harapan ketika mata Sandra melihat laki-laki sedang membuka pintu mobil hendak masuk, sekuat tenaga Sandra mendekati laki-laki itu. 

 

" Tuan!?" Panggil Sandra pada laki-laki itu saat sang empu nama hendak menutup pintu mobil.

 

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

 

Siapakah dia??? Pasti tau lah.

 

Jangan lupa untuk subscribe , like dan share ceritaku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status