Share

16. Tragedi di Pegunungan Siberia*

"Pegunungan Siberia?" Jose menautkan alisnya.

"Ya, aku ingin ke sana, Jo." Lexa memasang wajah melasnya.

"Di sana sangat dingin, Lex." Jose mengetatkan syal yang berada di lehernya.

"Ayolah, aku janji, akan kuberikan yang hangat-hangat sepulang dari sana." Lexa mengedipkan mata birunya.

"Ah, kau ini." Jose mengusap mukanya. "Oke, kita ke sana besok pagi. Sekarang … bisa kita saling menghangatkan?" Jose merapatkan tubuhnya, mendekati Lexa. Dinding besi lift yang dingin membuat Jose semakin merinding. Ia heran dengan istrinya, bagi mereka yang berasal dari negara tropis seperti Brazil, harusnya merasakan kedinginan karena perbedaan musim yang sangat mencolok. Tapi Lexa seperti kebalikannya, ia terlihat lebih segar dan bersemangat. Jose berharap, istrinya tidak lupa untuk memberikan kehangatan padanya.

'Semoga saja,' gumam Jose dalam hati.

***

"Jo, bangun, sudah siang."

Jose semakin mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya, walaupun penghangat ruangan telah dinyalakan, tapi ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status