Michael tersenyum penuh arti, tugasnya berjalan dengan lancar. Bahkan ia tidak mengira jika racun yang sudah dikonsumsi oleh Jose bisa berefek sangat cepat. Terima kasih kepada Margaritha, gadis muda itu dapat dirayunya dengan mudah. Menjanjikan cinta palsu kepadanya dan Margaritha dengan mudahnya dibohongi. Michael juga mencicipi tubuhnya yang masih perawan. Sungguh tugas yang sangat menyenangkan bagi laki-laki mèsum seperti Michael.Siang itu saat Jose mengusir seluruh pelayan dan penjaga keluar dari mansion. Margaritha duduk sendirian di taman samping rumah. Gadis muda itu sedang melamun, Michael diam-diam menyelinap ketika para penjaga mengobrol karena keheranan dengan perintah Jose untuk mengosongkan mansion dari penjaga dan pelayan. "Hai, Meg," Michael tersenyum manis kepada Margaritha. Ia menebarkan jaring-jaring kepalsuan untuk memerangkap Margaritha yang sedang diincarnya."Tuan J-jose, oh maaf, maksudku Tuan Michael." Margaritha sangat mengagumi Jose, ketampanan dan kebaikan
Michael langsung memasukkan lidahnya, menyapu dinding mulutnya Margaritha. Gadis yang sudah termakan rayuan dari Michael hanya diam ketika Michael menciumnya dengan rakus. Bahkan Margaritha tidak sadar ketika Michael perlahan membuka kancing kemejanya dan membuka pengait branya. Margaritha mendesah ketika tangan Michael sudah mencubit puncak dadanya. "T-tuan Michael.""Aku mencintaimu Meg, apakah kau juga mencintaiku?" tanya Michael setelah ciuman mereka terlepas."Aku …." Margaritha bingung, ia tidak bisa secepat itu berubah mencintai Michael. Namun rayuan dan sentuhan Michael sangat memabukkan. Seakan membuat Margaritha melayang ke awan. Margaritha langsung mendesah ketika Michael mengulum puncak dadanya. Tangan Michael memijat buah dada yang satunya. Tiba-tiba gairah Margaritha muncul, Margaritha adalah gadis suci yang belum pernah terjamah tangan laki-laki. Dan Michael begitu pintar memanjakannya, mengeksplorasi titik sensitif di tubuh gadis itu. "Katakan kau cinta padaku, Meg."
"Jo!" Lexa naik ke atap gedung bersama para penjaga rumah sakit. Pihak rumah sakit juga sudah menghubungi polisi dan petugas pemadam kebakaran untuk mengantisipasi jika Jose meloncat ke bawah."Jo, Sayang apa sedang kau lakukan di sana?" Lexa mendekati Jose sendirian sedangkan pihak keamanan rumah sakit mengendap-endap agak menjauh dari Lexa.Jose menoleh, tapi pandangan matanya terlihat kosong."Jo, sini. Aku merindukanmu. Aku seperti orang gila mencarimu." Lexa merentangkan tangannya.Jose tertegun kemudian menutup kedua telinganya. "Aku tidak sengaja, bukan salahku. Aku tidak membunuh Marissa." Jose kembali mengucapkan kata yang sama."Aku bukan pembunuh, aku bukan pembunuh." Jose menggelengkan kepala sambil menutup matanya.'Kenapa dia masih mengigau tentang hal itu? Sebenarnya apa yang telah terjadi?' Lexa mencoba berpikir mencari akar permasalahannya."Sungguh, aku bukan pembunuh." ucap Jose lemah. Ia membuka matanya lalu menoleh ke arah Lexa.Mata Lexa terbelalak saat melihat Jo
Dahi Lexa ikut bersinar, lalu bunyi dentuman terdengar sangat keras yang memekakkan telinga. Jaring tembaga itu hancur berkeping-keping dan Lexa sudah berubah menjadi seekor serigala merah. Lolongan dari mulut Lexa terdengar lantang dan lama. Anya terjatuh ke belakang, ia kaget dengan suara seperti sebuah ledakan. Anya bertambah heran karena melihat jaring tembaga itu sudah hancur dan Lexa telah berubah menjadi seekor serigala merah. Tadinya Anya sangat yakin dengan segala persiapan yang sudah dirancangnya. Tak-tik jebakan, alat dan ramuan sihir, telah tertata sempurna. Tapi kenapa Lexa bisa melepaskan diri? Sungguh Anya tidak mengerti."Kau sudah membunuh suamiku, kini saatnya aku membalaskan dendamnya." Lexa bersiap menerjang Anya. Namun Anya tidak kehilangan akal. Ia sudah menyiapkan rencana tambahan. Rencana melarikan diri ketika dirinya kalah dan terdesak.'Sial, kenapa tiba-tiba kekuatan spesialnya datang. Bukankah dia belum bisa mengendalikannya?' batin Anya yang bersiap-siap
Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Anya. Ia segera menarik salah satu anak laki-laki yang berumur tujuh tahun menggunakan giginya. Anak itu menangis seketika karena kaget kerah bajunya digigit oleh Anya sehingga terseret beberapa meter dari ibunya Anya merasa sedikit tenang karena ada anak kecil yang menjadi tamengnya.Lexa menatap Anya dengan tatapan geram. Musuhnya itu sangat kejam dan licik tidak hanya membunuh Jose anak kecil pun tidak ia lepaskan.Ibu anak tersebut menjerit histeris. "Anakku, My Boy. Tolong, tolong lepaskan anakku, tolong siapapun tolong lepaskan dia jangan sakiti dia!" Wanita itu berteriak histeris sambil bersimpuh di tanah.Awalnya Lexa tidak ingin peduli dengan nyawa anak laki-laki itu namun bayangan Jose ketika bersamanya yang menyukai anak-anak membuat hati Lexa melemah. Keinginan untuk membunuhnya tertutup oleh keinginannya untuk menyelamatkan anak itu dari tangan Anya."Jangan mendekat, kalau kau mendekat anak ini akan kubunuh." ucap Anya memberi perin
"Lexa, dengar jangan bunuh aku. Aku mohon." Anya yakin jika saat ini dirinya dalam bahaya. "Apakah kau mendengarkanku untuk tidak membunuh suamiku?""Tolong, aku mohon. Maafkan aku.""Aku tidak ingin mendengarkan omong kosongmu, Anya.""Tapi aku melakukan ini semua untuk Xander." Lexa terhenti melangkah, "Xander, dia yang menyuruhmu?""Benar, aku ingin diterima di sisinya kalau bisa membawamu kepada Xander.""Ternyata sepupuku masih hidup.""Ya, dia masih hidup.""Tapi sepertinya kau bohong, Anya.""Apa maksudmu?" Anya terkejut."Sepengetahuanku, sepupuku tidak tahu menahu tentang kekuatan yang berhubungan dengan penyihir."Terlihat keterkejutan di mata Anya karena Lexa bisa menganalisa perbuatan Anya."Sepupuku memang jahat tapi aku tahu bahwa dia tidak pernah berhubungan atau bersentuhan dengan para penyihir terutama penyihir yang mempunyai racun langka yang membuatku tidak bisa berubah wujud, musuh bebuyutan dari Klan Bulan Merah.""Tapi sungguh aku disuruh oleh Xander.""Xander?
"Saya tidak berbohong.""Maksudmu, sungguh suamiku masih hidup?""Benar.""Bagaimana bisa?""Waktu saya datang mendekati tower dua. Anak buah saya sudah bersiap di bawah dengan membawa beberapa matras, jadi ketika Tuan Muda terjatuh dari atas; kami segera menangkapnya dengan matras. Tuan Muda bisa selamat, hanya karena sedikit goncangan yang terlalu keras sehingga Tuan Muda jatuh pingsan. Beberapa menit yang lalu, Tuan Muda bangun dan menyebut nama Nyonya Muda.""Kenapa kau tidak bilang dari tadi," Lexa langsung membuka pintu, tapi sebelum Bastian menyadari keadaannya. Lexa kembali menutup pintu, ia langsung tersadar jika belum memakai baju."Ehm … Tian, bantu aku mengambil baju ganti. Bajuku rusak gara-gara ….""Saya mengerti, Nyonya." Bastian membalikkan badan lalu menelepon Ema.Setelah Lexa berpakaian ia segera menuju ruang rawatnya Jose. Perasaannya sangat bahagia ternyata Jose masih hidup dan itu adalah suatu keajaiban baginya. 'Terima kasih Dewi bulan,' batin Lexa sebelum membuk
Pipi Margaritha bersemu merah melihat Michael hanya mengenakan kimono handuk. Margaritha bisa melihat jika kejantanan Michael sudah tegak di balik kimono."Masuklah." Michael menarik tangan Margaritha lalu mengunci pintu."Wow, kau terlihat cantik hari ini." Michael menatap Margaritha dengan penuh nafsu."Michael, aku …."Michael tidak menyia-nyiakan waktu, hasratnya sudah berada di puncak. Ia langsung mencium bibir Margaritha dengan rakus. Kali ini Margaritha berusaha mengimbangi ciuman Michael setelah kemarin hanya diam tanpa membalasnya."Good girl, kau sudah pintar rupanya." puji Michael."Aku hanya ingin menyenangkanmu.""Aku akan menyenangkanmu dahulu, Meg." Michael menarik gaun Margaritha ke atas sehingga kini hanya tertinggal sehelai lingerie warna merah yang sangat seksi."Kau memakai ini?" Mata Michael membulat lalu tersenyum puas."K-kenapa? Apa aku jelek memakai ini?" Margaritha berusaha menutupi buah dadanya yang terbuka karena kantung bra yang kecil sehingga membuat punca