Hari ini adalah jadwal keberangkatan Darla kembali ke New York. Darla sudah terlihat begitu rapih dengan celana pants dan sweeter tebal berwarna ungunya. Darla berjalan keluar kamar dengan di ikuti pelayan yang membawakan coat panjangnya dan membawakan koper milik gadis itu.
Saat Darla turun menuju ruang tamu ternyata di sana sedang ada Falix dan Ryan yang tengah berbincang entah apa yang tengah mereka perbincangkan dan saat melihat kedatangan Darla mereka segera menghentikan perbincangan mereka dan tersenyum ke arah Darla.
"Sayang kau sudah datang?" tanya Falix dengan senyumannya yang Darla balas dengan anggukan dan langsung berjalan ke arah Falix dengan senyumannya.
Falix mengambil coat Darla yang di bawakan pelayan dan langsung memakaikannya pada gadisnya itu senyuman Falix terus mengembang. Namuan tak dapat ia tutupi ia merasa tak rela harus melepaskan gadisnya itu jauh darinya.
"Ingat jagalah dirimu dengan baik, jangan sampai sakit. Jan
Hai semua apa kabar nih? Tetep patuhon protokol kesehatan ya guys. Gimana sama part ini? semoga kalian suka ya. Maaf kalau masih ada typo dan feel kurang dapet ya guys. Yok sini vote dan koment dulu guys.
Udara yang sangat dingin langsung menembus kulit Darla mengingat ini susah memasuki akhir bulan di bulan Desember yang artinya kini sudah memasuki musim dingin di daerah New York. Setelah menempuh perjalanan yang cukup memakan banyak waktu akhirnya kini Darla sudah sampai di bandara JFK di belakang Darla sudah ada Ryan yang membawakan kopernya. Dari kejauhan Darla dapat melihat Arthur dengan pakaian formalnya sudah menunggu Darla bersama beberapa bodyguard yang di bawanya. Saat melihat kedatangan Darla dengan segera laki-laki itu berjalan ke arah Darla dan Ryan. Arthur menunduk hormat pada Darla dan Ryan yang di balas dengan anggukan oleh Darla dan Ryan yang ikut menunduk Hormat. "Bagaimana kabar anda Nona?" tanya Arthur pada atasannya itu sambil tersenyum ramah menyapa sang atasan.
Kini seluruh anggota tim basket tengah berkumpul di ruang basket dengan sang pelatih yang berada di sana. Tadi sang pelatih yang tak lain adalah pak Rio menyuruh semua tim basket untuk segera berkumpul di ruang basket. "Baik apa semua sudah berkumpul?" tanya Pak Rio sambil menelisikkan matanya ke seluruh anggota tim nya takut ada yang kurang atau yang belum datang. "Saya rasa semua sudah berkumpul," ucap pak Rio lalu menghela napasnya berat sebelum menyampaikan informasi yang akan ia sampaikan. "Saya ingin menyampaikan jika pertandingan kita yang harusnya di laksanakan besok harus di undur lusa karena ada pertukaran nomor undian dengan SMA Galaxy," info pak Rio yang langsung membuat murid didik nya berseru dengan keras merasa kesal dengan info yang baru saja mereka dengar.
Happy Reading. *** Darla kini tengah membantu menyiapkan acara untuk ulang tahun Mommy nya yang akan di gelar besok. Wajah yang sedari tadi terlihat murung itu membuat banyak yang bertanya-tanya ada apa dengan gadis yang biasanya selalu memancarkan senyumannya itu. "Ms. apa ada yang ingin anda ubah lagi?" tanya salah satu desainer dekor yang membantu menghias acara Mommy nya itu sambil menunjukkan gambaran dari rancangannya itu. "Sepertinya tak ada semua ini sudah sangat indah," ucap Darla dengan senyuman yang jelas terlihat di paksakan. "Baiklah Miss kalau begitu saya
Happy Raeding. *** Di tempat lain kini Falix tengah berada di kamarnya mengistirahatkan tubuhnya begitu lelah. Pikirannya kini begitu kacau mengingat ucapan Darla tadi pagi. Rasanya ia begitu pusing memikirkan hal itu. Kini jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam dan Falix masih sibuk bergulat dengan pikirannya. Suara dering ponsel yang menandakan jika ada pesan masuk membuat Falix mencari ponselnya yang entah berada di mana itu, memang semenjak Darla yang marah padanya dan tak mau menerima panggilan darinya Falix melemparkan ponselnya ke sembarang arah. Dan kini setelah mendapatkan ponselnya Falix langsung melihat siap
Happy Reading. *** Darla kembali menatap penampilannya di depan cermin besar di kamarnya. Gadis itu kini tampak begitu cantik dengan kaos yang di lapisi jaket kulitnya dengan celana jins panjangnya. "Anda sudah terlihat begitu cantik Ms." Ucap Sonya sang pelayan pribadi Darla dengan senyumannya sambil menatap majikannya itu dengan penuh kagum membuat Darla ikut tersenyum menatap penampilannya. "Mari miss pakai sepatu anda," ucap Sonya sambil menunjuk sepatu boots berwarna hitam milik gadis itu yang begitu indah. Darla segera berjalan ke arah kursi yang tersedia dan langsung di sambut oleh Sonya yang memakaikan sepatu boots milik majikannya itu.
Happy Reading. *** Falix mengusap wajahnya kasar, kini laki-laki itu terlihat begitu frustasi dan lelah hal itu terlihat jelas dari gurat wajah laki-laki itu. Foto yang di kirimkan oleh ayah Darla serta laporan yang Arthur berikan membuat laki-laki itu semakin kalang kabut memikirkan gadisnya itu yang tengah bersama laki-laki lain. Jika saja ia berada di sana bisa ia pastikan kini keluarga Patronemik tengah berkabung karena kehilangan salah satu keluarganya. Berani sekali laki-laki itu mendekati gadisnya, apa ia tak tahu jika Darla adalah milik Falix. Darla hanya milik Falix dan tak boleh ada laki-laki lain yang dekat dengan gadisnya itu. Falix berjalan ke arah ruangan kecil yang berada di kamarnya, di dalam ruangan
Happy Reading. *** "Darla," suara yang penuh ketegasan sarat akan kemarahan itu membuat Darla dan Mark yang baru saja turun dari kuda menoleh ke asal suara hingga tatapan mereka bertemu dengan tatapan tajam milik Falix yg terus menghunus pada Mark. Ah sepertinya sebentar lagi akan terjadi perang dunia ketiga dan bisa Darla pastikan ia akan mendapatkan hukuman dari laki-laki itu setelah ini. Falix yang terus berjalan ke arah Darla dan Mark mengeraskan rahangnya, tatapannya yang begitu tajam tak pernah lepas dari Mark dan Darla. Hatinya kini begitu panas melihat adegan yang baru saja di lihatnya. Sial rasanya Falix ingin sekali membunuh Mark sekarang juga karena berani menyentuh gadisnya. Ingatlah aturan dalam hubunga
Dennis berkali-kali menghubungi putrinya tapi tetap saja tak ada jawaban dari putri semata wayangnya itu. Kini Dennis begitu cemas dengan putrinya itu dan bisa laki-laki paruh baya itu tebak jika terjadi sesuatu pada putrinya itu pasti akan banyak yang menyalahkannya tapi Dennis tak peduli akan hal itu karena kini ia begitu mengkhawatirkan putrinya itu.Semua bodyguard yang ia suruh mengikuti Darla juga tak mengetahui keberadaan Darla karena tadi mereka berjaga di luar dan saat mobil Mark pergi mereka malah mengikuti mobil Mark tanpa tahu sebenarnya yang membawa majikannya pergi bukanlah Mark melainkan Falix.Dennis juga sudah mengathui jika Mark masuk rumah sakit dan kini ia tengah menunggu istrinya yang tengah memoles make up dan mereka akan bersama menuju rumah sakit. Untuk melihat kondisi Mark sekaligus menanyakan laki-laki itu di m