Author POV Sekumpulan mobiloff road berwarna hitam melaju kencang beriringan melintasi jalan tol menuju ke suatu tempat yang telah diarahkan oleh salah satu anggota rahasia mereka. Dante duduk melihat ke arah luar jendela, sedangkan Nico sesekali memperhatikan ekspresi datar Ayahnya sambil memikirkan kata-kata yang mungkin secara tidak sadar sudah Daddy-nya keluarkan tadi. Gadisku. Iya. Dante mulai mengakui Lylia sebagai gadisnya. Tapi apa maksudnya? Nico hanya bisa menerka nerka tanpa berani bertanya pada Daddynya yang terlihat sedang berpikir keras saat ini. Setibanya di lokasi yang sangat sepi, bahkan lebih tepatnya di puncak bukit terpencil, tampak sebuah rumah yang cukup mewah berdiri sendiri disertai dengan kondisi lingkungan yang sangat sepi dengan penerangan seadanya. Mobil mereka parkirkan tepat di depan pintu gerbang. Dante melepaskan dasinya terlebih dahulu lalu keluar dari mobil itu diikuti oleh Nic
Author POVSatu tembakan dari Mark berhasil mengenai kaki Nico yang membuatnya jatuh tersungkur dan menjerit kesakitan. Mark tertawa melihat respon tersebut. Tiba-tiba saja Lylia tersadar dan mulai bergerak memberontak kecil di bahu Mark membuat Mark kehilangan keseimbangannya lalu terjatuh. Merasa lawannya sedang lengah, Dante kemudian melepaskan tembakannya. Namun karena perlawanan Lylia barusan, Mark berhasil lolos dari tembakan mematikan Dante. Lylia yang melihat tubuhnya polos tanpa busana lalu berusaha untuk menutupinya dengan kedua tangannya. Ia tampak panik sembari melihat ke sekelilingnya dengan tatapan bingung. Hingga matanya bertemu dengan Dante sedikit kelegaan terasa di hatinya. Namun apa daya, kakinya tampak masih lemas karena efek obat tidur yang Mark berikan membuat Mark dengan mudahnya menyeret kembali tubuh Lylia untuk berjalan mundur bersamanya. Mark memposisikan tubuh Lylia agar menutupi badannya. "JANGAN LIHAT!!
Author POVNico tersadar dari tidurnya. Rasa nyeri yang hebat mendadak melanda kakinya. Ia melihat ke sekitarannya dan menyadari dirinya berada dalam ruang perawatan VVIP khusus milik keluarganya. Tampak Alicia sedang terduduk di sofa tamu dengan wajah yang kusut dan penampilan berantakan."Mommy..." Suara parau Nicholas terdengar saat ia mencoba untuk duduk di kasur perawatannya."Honey,istirahatlah. Mommy di sini." Ucap Alicia yang terbangun dari duduknya lalu mendekat ke arah kasur Nicholas."Are you okay, Mom?"Tanya Nico."Bagaimana Mom bisa baik-baik saja kalau Mom melihat kondisimu seperti ini?" Alicia mengelus pipi Nico sambil menahan air matanya."I'm sorry, Mom.""Sorry for what?"Tanya Alicia mencoba mencari tau maksud anaknya."Mommy akan terus melihatku seperti ini. Aku anak satu-satunya keluarga ini, ingat? Kekuasaan Prime sepenuhnya men
Lylia POV Kubuka mataku saat kurasakan seseorang baru saja menyentuh kulitku dengan tangan dinginnya. Samar-samar kulihat Daddy tengah menyeka keringatku dengan senyuman yang terpoles sedikit di wajahnya. "Dadd-" Seketika dahiku mengernyit kesakitan saat kurasakan sensasi terbakar di daerah sekitar bahuku. Daddy mengelus rambutku. Membuatku teringat kembali situasi di malam dingin yang sangat menakutkan dan juga memalukan itu. Bagaimana tidak, semua orang bisa melihat tubuh polosku!Seketika tangan Daddy mencekik leherku. Aku terperanjak kaget melihat seseorang yang penyayang seperti Daddy kini berniat menyakitiku. Meskipun perawakannya sangat mengerikan dengan tubuh besar berototnya itu, dia sama sekali tidak akan pernah mau menyakitiku! Tapi sekarang?Tangan dinginnya itu berada di leherku dan sedang menghalangi udara masuk ke paru-paruku. "Ugh!! DAD-DY?!!" Nafasku tercekat tidak bisa berkata-kata. Tubuhku menggelinjang hebat mencari udar
Dante POV Aku mulai kembali membuka lembar demi lembar berkas yang harus kutanda tangani. Meskipun lelah dan sedikit tidak fokus, tapi karena ini permintaan khusus dari Sugar Baby-ku maka sedikit kupaksakan diriku untuk mulai berkutat kembali dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya ini. Padahal sesungguhnya yang kuinginkan hanya menghabiskan waktu berhargaku bersamanya. Semenjak tidur satu ranjang dengannya aku baru bisa merasakan betapa nikmatnya tidur di samping seseorang. Berpelukan dan bercerita tentang berbagai macam hal hingga rasa kantuk menjelang. Matahari belum juga di atas kepala dan kini aku malah merindukannya. Kuraih ponselku dan kuhubungi Kai yang kutugaskan untuk menjaganya hari ini. Ya. Ponsel baru gadisku kembali hilang saat ia diculik waktu itu. Besok aku harus membelikannya ponsel baru yang sudah di sadap! Akan kupastikan dia tidak akan hilang dari jangkauanku untuk yang ke-2 kalinya. Tidak akan pernah!Aku sangat membutuh
Author POVMalam menyapa ketika Bobby dan Sheena pamit mengundurkan diri dari hadapan Dante, Nicholas dan Lylia. Mereka melungkan waktu yang cukup lama menemani Lylia. Besok adalah hari pertama Sheena masuk kerja di kafe tempat magang mereka, Dante menyuruh Bobby untuk mengantarkan Sheena pulang karena sudah larut malam. Kini tinggallah mereka bertiga di kamar Lylia."Tidur Ly, ini udah malam. Sudah cukup main-mainnya. Besok lagi, okay." Ucap Nico yang masih duduk di kursi roda mengelus lembut rambut Lylia yang tengah terbaring di kasurnya."Okay, Kak. Makasih buat hari ini ya. Aku sangat senang." Balas Lylia tersenyum dengan mata yang cekung kedalam karena kelelahan."Iya, sama-sama. Good night and sleep tight."Nico mengecup punggung tangan Lylia.Lylia tersenyum dan menatap Daddy-nya yang sedari tadi berdiri di belakang Nico."Good night, Baby Girl." Bisik Dante dengan bibir yang bergerak t
Author POV Di satu sisi, Ronan yang tengah menikmati waktu kosongnya di salah satu diskotik terkenal, ditemani rekan kerjanya dan juga para wanita malam yang menempelkan tubuh mereka ke lengan para lelaki matang itu bagai benalu hanya demi meraup beberapa dollar saja, pada akhirnya mendapatkan sebuah informasi dari salah satu bodyguard-nya. "Tunggu, apa kau bilang?" Ucap Ronan agak terkejut. "Tanpa mengurangi rasa hormat, saya permisi sebentar Tuan-Tuan. Silahkan nikmati pestanya." Ucap Ronan meninggalkan kelompoknya dan berjalan menepi ke salah satu ruangan kosong bersama informannya. "Ulangi semua laporanmu barusan." Perintahnya. "Kami mendapatkan informasi mengenai gadis itu, Tuan. Gadis itu tercatat sebagai anak perempuan dari Dexter Prozky yang menghilang tanpa kabar bersama anggota keluarganya yang lain." Jelasnya.'Dexter Prozky? Aku sempat mengenal pengusaha kecil itu kalau tidak salah...' Batin Ronan. "Lalu kabur ke mana mereka?" Tanya
Author POV "Nona. Saya akan mengganti selang infusnya." Bisik seorang perawat yang membangunkan Lylia perlahan. Sang putri tidurpun akhirnya terbangun dari tidur dan mimpi indahnya malam ini. "Mh? Oh? Iya Suster." Jawab Lylia yang membuka mata dan mencoba memfokuskan pengelihatannya ke sekitar ruangan. Tampak Dante sedang tertidur menelungkup di kasurnya sambil memegang tangan Lylia yang sedang di gips karena patah. 'Sampai segitunya Daddy tidak mau tidur di kasurnya dan memilih untuk tidur di kursi seperti ini? Apa punggungnya tidak sakit?' Batin Lylia khawatir. Suster yang melihat Lylia yang tengah terduduk dengan canggung hanya bisa tersenyum. Menurutnya, menjadi seseorang seperti Lylia pasti sangat menyenangkan. Bagaimana tidak... Seorang pemilik rumah sakit dan konglomerat ternama seperti Dante Prime sampai rela tidak pulang hanya demi menemani dan menjaganya di rumah sakit hampir setiap hari. Dia pasti begitu berharga di mata pria dewasa ini.