Share

07

Hari ini cukup menyebalkan. Pasalnya gadis itu harus dipaksa memakai pakaian yang sedikit terbuka. Bagaimana tidak, lihatlah betapa risihnya Shanin sekarang. Gadis itu memanglah pencinta fhasion dan brand mahal. Tetapi kali ini tidak, Dev sungguh membuatnya seperti wanita malam. Rok yang pendek sedang atas dadanya yang tersapu oleh angin membuatnya sedikit tak nyaman. Ini keterlaluan menurutnya.

“Seharusnya kau mendengar perkataan ku kemarin” dengus Dev

Shanin yang duduk disebelahnya hanya diam. Lagipula tak ada yang memintanya untuk membelikan baju seperti ini. Shanin lebih nyaman dengan pakaian nya sendiri.

Dev yang melihat gadis itu sibuk menutupi tubuhnya dengan tangan. Membuatnya sedikit bersalah. Apakah pakain yang ia pilih tidak sesuai? Asih lagipula ini juga bukan salahnya. Gadis itu saja yang keras kepala tidak menuruti keinginannya. Toh mana mungkin seorang Devano Mahendra Wijaya membawa Gadis lusuh di luar Public. Mau ditempatkan dimana harga dirinya nanti? Belum lagi cibiran rekan Bisnis nya yang banyak bicara tentangnya, ah membuat Dev sedikit frustasi sekarang.

“Pakai ini, kau memang keras kepala” Dev memberikan Jas hitam nya yang sebelumnya ia pakai.

“Tidak tuan, terimakasih saya sudah merasa nyaman” tolak Shanin gugup.

Gadis itu tahu jika sejak awal Dev terus meliriknya tanpa henti akibat dirinya yang tak nyaman akan pakaian itu.

“Sudah ku katakan pada mu bahwa aku tidak suka penolakan!” ketusnya.

Dev melempar jasnya sembarang ke arah Shanin, dan mau tak mau Ia harus menuruti pria menyebalkan itu.

Shanin menatap Dev sejenak seolah menerka- nerka siapa sebenarnya pria itu. Sifatnya yang sulit ditebak membuatnya semakin ini tahu segalanya tentang Dev. Ada banyak hal yang ingin Shanin pertanyakan pada Dev tetapi melihat kondisinya seperti ini tidak akan mungkin terjadi. Lebih baik ia menuruti saja keinginan pria itu kerena memang ia tak suka perdebatan.

“Jangan menatap ku seperti itu, aku tahu jika aku tampan”

Sungguh tidak bisa dipercaya. Selain keras dan dingin, Shanin juga bisa melihat Dev adalah seorang yang terlalu percaya diri. Tapi ini keterlaluan bahkan Shanin tak pernah berfikir tentang itu.

“Rumah sakit?”

Mobil itu tepat berhenti disebuah parkiran rumah sakit. Shanin yang masih dibuat bingung oleh Dev terus saja memandang penuh pertanyaan pada Dev.

“Ck. Jangan banyak bicara ikut saja”

Dengan segera Shanin mengikuti langkah pria itu. Shanin sedikit kewalahan akibat langkah Dev yang begitu cepat, sedang ia kesulitan berjalan menggunakan high-heel nya.

“cepat lah sedikit aku tidak punya banyak waktu” ucap Dev yang bisa melihat bagai mana gadis itu kesulitan berjalan.

“B-baik tuan”

Ingin rasanya Shanin menendang bokong pria itu hingga tersungkur. Betapa menyebalkan nya pria itu, apakah ia tidak bisa melihat dirinya yang kesulitan berjalan? Seharunya ia mengerti tentang itu.

“Huh menyebalkan” gerutunya pelan namun masih bisa terdengar oleh Dev.

“Aku mendengarnya” seru Dev tanpa menoleh kearah Shanin.

Gadis itu terkejut dan langsung membungkam mulutnya. Ini memalukan, apakah suaranya begitu keras? Ck. Gadis bodoh. Shanin tak henti-henti nya mengumpat diri nya sendiri.

“Ada yang bisa kami bantu tuan” salah seorang suster bertanya kepada Dev yang sudah lebih dulu duduk di ruang tunggu VIP.

“Aku sudah membuat janji dengan dokter Samuel jam ini”

“Ah baiklah tuan, tuan dan nyonya bisa segera masuk. Dokter samuel sudah menunggu didalam” suster itu mempersilakan Dev dan Shanin untuk masuk dengan ramah.

Pintu ruangan itu terbuka dan membuat Shanin sedikit terkejut. Ini seperti ruang bersalin, dan untuk apa Dev mengajaknya kemari.

“Hi Dev Bagaimana kabar mu? Sudah lama kita tak bertemu” sapa dokter Samuel sembari memeluk hangat Dev.

“Ya seperti yang kau lihat, aku cukup baik”

“Syukurlah, dan Maaf jika aku tidak bisa datang ke acara pernikahan mu. Menurut ku itu sangat disayangkan sekali”

Shanin terkejut. Menikah? Jadi pria itu sudah memiliki seorang istri? Lalu untuk apa ia membutuhkan ibu rahim jika saja ia telah menikah? Mengapa hidupnya dipersulit? Aneh sekali.

“Itu tidak jadi masalah lagi pula kau juga sibuk menempuh pendidikan mu bukan?” jawab Dev.

“Ah ya ku benar, dan ini ? Dia istri mu? Oh kau memang raja nya mencari istri ideal dev” puji pria itu.

Mata gadis itu membelalak bukan main. Pria itu mengatakan jika ia adalah istri dev? Yang benar saja. “maaf tuan tap- ...”

Belum gadis itu selesai bicara Dev tiba-tiba melingkarkan tangan dipinggang Shanin.

“Ya kau benar dia emang istri yang sangat cantik dan tentu nya ideal. Benar begitu sayang?” Dev seolah mengisyaratkan Shanin untuk men-iyakan dari tatapan yang mengintimidasi itu.

“Y-ya ....” jawab Shanin gugup.

“baiklah kita bicarakan dulu, mari silahkan duduk” ucap dokter Samuel.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status