Share

05

Keputusan Shanin menerima tawaran Arana mungkin sedikit meragukan. Pasalnya mana mungkin seorang CEO perusahaan developer games akan menerima dirinya nanti. Melihat kondisi yang tidak memungkinkan dirinya berhasil meyakinkan pria itu. 

Cuaca di kota Jakarta cukup cerah hari ini. Gadis berbalut dress panjang lengkap dengan tas kecil nya sedang fokus melihat ponselnya. 

“Permisi nona, apakah ini benar dengan nona Shanin Adisty?” seorang pria dengan motor nya berhenti tepat didepan Shanin sedang berada. 

“benar, ini mas gojek?” 

Pria itu mengangguk dan mempersilakan Shanin untuk naik.

Butuh waktu 20 menit untuk sampai keperusahaan itu namun belum sampai tujuan. Ada hal mengejutkan terjadi, tas Shanin diambil paksa oleh sekomplotan jambret dari arah yang berlawan. Alhasil Shanin ikut terhempas akibat mencoba menyelamatkan tas miliknya. 

Tak disangka sebuah mobil menghadang komplotan jabret itu dan pertikaian tak terelakan. Pemuda dalam mobil itu keluar dan menghabisi seluruh pejambret itu. Meraka yang kuwalahan akhirnya menyerah dan memilih kabur.  Sedangkan Gojek yang bersama Shanin lebih dulu kabur akibat ketakutan. 

“Ini tas mu, lain kali berhati-hati lah” ucap pria itu seraya memberi tas itu.

“T-terima kasih tuan, saya berhutang budi pada anda” 

Pria itu hanya acuh dan berbalik untuk pergi. Selepas menatap datar gadis itu.

“Tuan sebaiknya luka mu harus segera diobati” Shanin bisa melihat Dahi dan sudut Bibir pria itu terluka.

Tangan Shanin yang ingin meraih luka itu namun ditepis oleh pria itu.

“Berani nya kau! Siap yang mengizinkan mu menyentuhku ?!” bentak Pria itu seraya mendorong kasar Shanin.

Tubuh gadis itu terhempas kasar di aspal. Rasanya nyeri dibagian tangan dan tubuh bagian belakangnya. 

“Maafkan saya tuan hiks ...” 

Seketika ada rasa bersalah saat ia berlaku kasar terhadap gadis itu. “Ck. Merepotkan! Ayo” 

Pria itu meraih tubuh gadis itu dan membawanya kedalam mobil hitamnya. 

“Kau ingin kemana? Biar aku yang mengantarkan mu” tanya pria itu masih datar. 

“Saya tidak ingin merepotkan tuan, lebih baik saya turun saja. Permisi” 

Saat tubuh gadis itu ingin membuka pintu mobil. Tangan besar pria itu masih datar. 

“Saya tidak ingin merepotkan tuan, lebih baik saya turun saja. Permisi” 

Saat tubuh gadis itu ingin membuka pintu mobil. Tangan besar pria itu lebih dulu menahannya. “Aku tidak suka penolakan” cetusnya 

Shanin dengan susah payah menelan Saliva nya saat dirinya begitu dekat dengan seorang pria dewasa dalam satu mobil. “b-baik tuan, tapi bisakah anda memberi jarak? Ini terlalu dekat” pinta Shanin sedikit gugup.

Pria itu segera memberi jarak dan mulai fokus menyetir. “Katakan, aku tidak punya banyak waktu” 

Shanin bisa merasakan jika pria itu cukup kasar dan dingin. Oh bagaimana dengan istrinya? Apakah ia tahan dengan sikap nya yang seperti ini? Baru pertama kali bertemu saja sudah menyebalkan. Batin Shanin terus saja menggerutu.

“Yp Wijaya Corporation” jawab Shanin.

Pria itu hanya terdiam dan seolah berfikir dan menatap Shanin aneh. 

“Apa yang kau ingin lakukan disana?” tanya pria itu lebih santai

Shanin mengerit apakah pria ini memiliki sifat ganda? Bagaimana bisa ia cepat sekali berubah- ubah.

“Ada yang ingin aku bicarakan pada pemilik perusahan itu” 

“Tentang?” 

Shanin sungguh tak habis fikir. Apa yang sebenarnya pria ini lakukan, ia ingin mengantarnya atau ingin mengetahui segala tentang nya. Hey memangnya dia siapa? Menyebalkan sekali.

“Maaf tuan, apa tidak sebaiknya anda menanyakan hal lain saja? Menurut saya ini terlalu privasi” 

Pria itu tersenyum remeh. Shanin bisa melihat jika pria itu seolah sedang mengejeknya. Mungkin keputusan nya untuk naik mobil pria itu adalah hal yang sial. 

Pria itu juga bisa melihat wajah kesal yang muncul dari gadis itu. Menurutnya itu terlihat lucu, cara berpakaian nya tidak begitu buruk dan unik. 

Tak butuh waktu lama meraka sudah sampai ditempat dimana Shanin mencari. Yp Wijaya corporation, perusahaan yang bergerak dibidang tekhnologi ini sungguh luar biasa besar dan megah. Pria itu lebih dulu keluar dan masuk meninggalkan Shanin diluar.

Gadis itu terus dibuat bingung oleh sikap yang tak bisa ditebak pria misterius itu. Siapa dia? Cara berpakaian nya pun seperti seorang pemimpin. Dan lihat sekarang pria itu dengan acuh meninggalkan nya tanpa ingin memberi tahu siapa pemimpin perusahaan ini. 

Dengan rasa kesel Shanin melangkah dengan tergesa. Belum sempat gadis itu masuk seorang satpam menghadang langkah nya.

“Maaf nona sebelum masuk, apakah anda suka memiliki izin masuk atau sudah membuat janji pada orang dalam?”

“Aku belum melakukan itu tapi aku memiliki urusan penting dengan orang yang ada di kartu ini” jawab Shanin seraya menunjukan sebuah kartu nama.

“Ini milik tuan Dev tapi kau - ...”

“Biarkan dia masuk, Aku yang membawa dia kemari!” seru pria itu dari dalam gedung itu. Shanin bisa melihat jelas bahwa pria itu belum beranjak pergi sejak ia sudah masuk gedung itu.

“B-baik tuan / silahkan nona”

Wajah senang Shanin menemaninya menyusuri tiap lorong dan lift gedung itu. Cukup melelahkan karena bukan hanya satu atau dua lorong dan lift yang ia harus lewati tetapi ada 20 lorong dan lift agar ia sampai pada ruangan pemimpin perusahaan ini.

Pintu besar bertuliskan CEO room sudah berada dihadapannya sekarang. Sementara pria itu berusaha membuka pintu dengan sebuah tombol pin, dan pintu terbuka.

“tuan dimana pemimpin perusahaan ini? Aku ingin bertemu dengannya”

Pria itu menghiraukan gadis itu, dan terus melangkah__ meletakkan tubuhnya pada kursi besar disana.

“Aku disini”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status