Home / Romansa / My Sweet Husband / Bab 2 Suami Tak Terduga

Share

Bab 2 Suami Tak Terduga

Author: Clavita SA
last update Last Updated: 2023-02-02 23:30:30

"Sebenarnya aku tahu ini akan terjadi. Jadi, maaf karena aku tidak memberitahumu," ucap Theo menatap jauh ke depan.

Sontak, Amilie pun langsung memalingkan wajahnya ke arah Theo.

"Tidak apa-apa, ini mungkin sudah takdirku. Lagi pula, kalau memang dia tulus mencintai pasti akan memperjuangkanku. Tidak mungkin dia mau menikahi wanita lain begitu saja," tutur Amilie.

Kini, Amilie sadar bahwa Stephen tidak mencintainya. Seberapa besar pengorbanannya, tetap saja itu menjadi sia-sia.

Air mata kembali menetes, Amilie menyekanya. Namun, mengingat ulang kejadian tadi ketika tak satupun peduli padanya sampai diusir security. Ia tambah sedih. Dadanya sesak dan hatinya seolah remuk tak beraturan.

Theo menoleh, ia pun menyeka air mata Amilie secara perlahan dengan lembut.

Amilie terdiam sejenak saat ada seseorang yang terlihat peduli padanya. Lantas, ia pun memalingkan wajahnya ke arah lain seakan menghindari Theo.

"Sudah, tidak apa-apa, Kak. Lebih baik sekarang kamu ke dalam, mereka pasti mencarimu," celetuk Amilie.

Theo hanya menyunggingkan bibirnya sekilas dan lalu mengambil vape untuk kemudian ia isap.

"Loh, kenapa hanya tersenyum? Sana pergilah!"

Amilie terdiam sejenak. Ia mengerutkan kening, matanya kembali terasa perih saat teringat sebuah kepedihan yang membuat air matanya nyaris mengucur deras.

"Kalau aku ... Rasanya tidak mungkin."

Theo hanya menoleh, tetapi tidak bertanya. Ia paham betul bagaimana perasaan Amilie saat ini.

"Aku punya tawaran untukmu," ucap Theo tiba-tiba.

"Tawaran apa?"

"Jadilah istriku ...!"

Tawaran ini begitu terdengar konyol bagi Amilie. Ia hanya tertawa kecil dan kemudian menjawabnya.

"Jangan bercanda denganku, ini bukan waktu yang tepat."

"Aku serius."

"Apa Kak Theo yakin mau menikahiku?"

"Anggap saja ini sebagai permintaan maafku karena tidak memberitahumu."

Namun, Amilie berpikir sejenak. Ia merasa bahwa dirinya perlu sebuah keadilan agar dapat hidup dengan tenang.

Amilie menoleh arah Theo dengan posisi tubuh setengah menghadap.

"Apa tawaran tadi masih berlaku?"

Theo mengangguk samar, ia pun kemudian tersenyum tipis.

"Apa kamu sudah berubah pikiran?"

"Iya. Ayo kita menikah!"

Ini berkebalikan dari sebelumnya, kini Amilie begitu antusias mengajak Theo untuk menikahi dirinya.

"Baiklah. Sekarang aku akan membantu memperbaiki penampilanmu."

Theo mengambil sapu tangan dari dalam saku celananya dan kemudian menyeka air mata Amilie yang tersisa. Ia berusaha memperbaiki jepit rambut berukir bunga karena terlihat miring.

Pria itu berdiri di hadapan Amilie dengan tangan seakan siap menggandeng wanita yang kini akan menjadi istrinya tersebut.

Tanpa pikir panjang, Amilie pun menggandeng lengan Theo dan mulai melangkah menuju pintu ballroom.

"Buka pintunya!" perintah Theno pada penjaga tersebut.

Namun, melihat Amilie di sana, penjaga itu enggan membukanya. Ia tidak mau terjadi keributan lagi.

"Maaf, Pak. Tapi, Anda tidak diizinkan masuk jika membawa wanita itu ke sini."

Theo menatap tajam wajah penjaga itu, tetapi penjaga itu begitu keras kepala dan tidak mau membukanya. Sehingga, membuat Theo harus menggunakan cara lain untuk merayunya.

Perlahan, tangannya merogoh ke saku celana untuk mengambil beberapa lembar uang dari dompetnya tersebut. Dan kemudian melemparkannya ke hadapan penjaga tersebut hingga berserakan.

Penjaga itu pun langsung mengambil uang yang berserakan tersebut. Hingga, pada kesempatan itu Theo dan Amilie bisa memasuki ballroom.

Ceklek! Pintu terbuka.

Jantung Amilie berdebar dengan begitu kencang, ia membuang nafas sembari berjalan berdampingan dengan Theo.

Pandangan langsung tertuju pada Theo dan Amilie. Mereka melihat aneh Amilie, yang saat itu mereka pikir seorang wanita pengacau.

Mereka terus berjalan lurus, hingga sampailah di depan meja-meja tamu. Lalu, mereka pun berhenti di sana.

"Selamat siang semuanya. Saya ingin mengumumkan pernikahan saya dengan Amilie yang akan diadakan hari ini. Mohon maaf kalau ini terlalu mendadak!"

Semua orang yang ada di sana tercengang kaget mendengar pengumunan tersebut. Terutama kedua orang tuanya dan Stephen itu sendiri.

Hingga, pada saat yang bersamaan penghulu datang ke ballroom tersebut dengan membawa tas hitam yang di jinjingnya.

"Anak itu kenapa tiba-tiba mau menikah?" gumam Rosalina -- Ibu Theo.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Sweet Husband   Bab 173 Tamat

    Drap Drap Drap!Theo berjalan menuju mobil itu dengan Santoso. Santoso mendekat dan tampaknya ia ingin menanyakan sesuatu. Tetapi, entah angin apa yang membuatnya mengurungkan niat tersebut.Pada akhirnya, ia hanya bicara mengenai sesuatu yang mendasar saja."Nak, biar Papa saja yang mengemudi! Papa lihat, kondisi kamu sedang kurang baik!" ujar Santoso meminta kunci mobil yang ada di tangan menantunya tersebut.Dengan wajah tampak kusut, Theo menoleh lalu memberikan kunci mobil. "Terima kasih, Pa," ucapnya dengan singkat. "Apa yang terjadi? Sepertinya dia tengah memikirkan sesuatu dengan serius? Apa ada masalah yang begitu memberatkan pikirannya?" batin Santoso sembari menatap wajah Theo."Terima kasih buat apa?" tanya Santoso sembari memasuki mobil. Begitu juga dengan Theo yang masuk ke dalam mobil tersebut. Tetapi, kali ini mereka pindah posisi, karena yang mengemudikan mobil itu saat ini adalah Santoso."Terima kasih karena Papa sudah mengerti keadaan saya," sahutnya, singkat.San

  • My Sweet Husband   Bab 172 Membenarkan Pernyataan!

    "Papa habiskan dulu sarapannya!" ujar Dania kepada Santoso yang langsung bangkit. Padahal, saat itu ia hanya baru makan dua sendok saja.Santoso pun menoleh ke arah Dania. "Papa harus pergi ke suatu tempat dulu!" Ia pun kemudian berjalan keluar dari sana. "Ayo, Nak! Kita harus pergi sekarang!"Awalnya, Theo terdiam. Ia bingung dengan maksud Santoso. Sebelumnya ia bahkan tidak diberitahu kemana dirinya akan diajak pergi. Tetapi, kemudian ia ikut dengan ajakan tersebut."Mas, kamu mau pergi ke mana?" tanya Amilie yang juga penasaran dengan itu. Sedangkan Amanda, ia hanya terdiam.Setelah sekian lama dirinya sendiri, ia pun akhirnya sadar dan tak lagi mengganggu rumah tangga adiknya. Dirinya tidak mau jika di masa depan, ada seorang pengganggu dalam rumah tangga yang nanti akan dibangunnya tersebut."Aku harus pergi dulu. Kamu jaga diri baik-baik ya, sayang~"Theo mengecup dahi Amilie, lalu melangkah pergi dari ruangan itu.Tanpa tahu menahu apa yang akan dilakukan oleh Santoso dengan

  • My Sweet Husband   Bab 171 Tertangkapnya Pelaku Kejahatan

    "AWAAAASS!!!" Teriak Rosalina kepada sopir yang terlihat tidak berkendara dengan baik.Namun, Rosalina tidak tahu jika sopir itu ternyata mengantuk hingga kehilangan fokus saat mengemudikan mobil.BRAAKK! DUAAAARRR!Mobil taksi menghantam keras mobil lainnya yang sedang berkendara dengan kecepatan yang tinggi. Hingga membuat kedua mobil tersebut penyok dan parahnya. Para pengendara termasuk penumpang di sana mobil itu harus mengalami luka yang begitu hebat."Aaarghhh!" Rosalina meringis kesakitan. Ia memegang kepalanya dan dirinya langsung syok begitu melihat banyaknya darah dalam kepalanya tersebut.Rosalina melihat ke sana kemari sembari memegang sebuah tas yang berisi uang.Orang-orang, termasuk para polisi yang ada di sana pun langsung menghampiri ke arah mobil yang mengalami tabrakan hebat tersebut.Tidak mau keberadaannya diketahui oleh para polisi, ia pun bermaksud kabur sebelum para polisi itu sampai pada mobil tersebut."Aku harus melarikan diri dari sini!" gumamnya sembari

  • My Sweet Husband   Bab 170 Menentukan Pilihan

    Pagi ini, cuaca tampak cerah dengan kicauan burung yang semakin melengkapi pagi mereka. Dengan senyum bahagia, mereka mempersiapkan segalanya untuk kepulangan mereka hari ini. Namun ...Tok Tok Tok!Suara ketukan pintu membuat keduanya menoleh secara bersamaan ke arah suara itu berasal. Ada rasa penasaran dalam benaknya."Siapa, Mas?" tanya Amilie ke arah Theo.Theo mengangkat kedua bahunya. "Tidak tahu, sayang. Mungkin itu Papa," jawab Theo, ngasal. Karena yang ada di pikiran Theo saat itu hanya Ayah mertuanya yang kemarin banyak bertanya kepada dirinya."Masuk saja!" sahut Theo sembari menoleh ke arah pintu. Klek! Pintu terbuka.Seorang pria datang ke ruangan itu dengan sopan. Lalu, ia berdiri di hadapan Amilie dan Theo. Theo yang melihat pria yang ia pikir membeli restoran itu ada di hadapannya membuat dirinya langsung tercengang kaget "Bukannya kamu yang waktu itu ...!" Theo mengingatnya, bahwa orang itu merupakan orang yang membeli restorannya kala itu."Benar. Kita pernah ber

  • My Sweet Husband   Bab 169 Antara Tenang dan Bimbang

    Di dalam sebuah ruangan rumah sakit tersebut, Amilie duduk sembari melihat ke arah jendela. Ia menunggu kedatangan suaminya yang sampai kini pun belum kembali."Mas, kamu dimana? Kamu baik-baik saja, 'kan?" ucap Amilie. Ia terus berbicara sendiri.Klek! Pintu pun terbuka.Theo datang ke rumah sakit itu dengan bayi yang ada di dalam pelukannya. Suara tangisan bayi itu semakin terdengar nyaring. Hal ini membuat Amilie langsung berlari menuju Theo. "Mas, berikan dia padaku, aku yakin dia merasa lapar ...!" pinta Amilie kepada suaminya yang masih memeluk erat bayi itu.Perlahan, Theo pun memberikan bayi itu kepada Amilie. Ia memeluknya dengan penuh cinta, lalu berjalan menuju ranjang sana. Dirinya duduk, lalu memberikan asi kepada bayinya."Mas, tidak terjadi sesuatu sama kamu, 'kan?" tanya Amilie sembari menyusui."Tidak ada, sayang. Aku baik-baik saja," jawabnya.Tetapi, wajahnya seolah menahan rasa sakit. Sayangnya, saat itu Amilie tidak menyadari keadaan suaminya. Yang ia paling ped

  • My Sweet Husband   Bab 168 Menjadi Buronan

    "Cepat lemparkan tas itu sekarang!" teriak seseorang yang datang terakhir itu. Lantas, Theo pun kemudian melemparkan tas itu ke wajahnya. Pada saat yang bersamaan, seorang pria datang ke tempat itu dan mendahului mengambil has tersebut.Theo pun dibuat heran dengan sosok tak dikenalnya itu. Lalu, secara beruntun yang lainnya datang ke tempat itu dan melawan ketiga penjahat tersebut.Rosalina dalam balutan topeng di wajahnya itu dibuat syok. "Hah! Siapa mereka?" gumamnya dengan melirik ke setiap orang yang datang dan seolah hendak membantu Theo.Tetapi, di sisi lain Theo merasa senang karena sepertinya mereka akan membantunya dari orang-orang jahat tersebut.Di sana mereka bersiap melawan para penjahat. Begitu pun, para penjahat yang seolah tidak takut dengan mereka.Namun, tak berselang lama setelah itu, kini para polisi datang ke tempat itu bersama para bodyguard Santoso. Hingga, tempat itu terkepung. "Serahkan bayi itu sekarang!"Alih-alih menyerah, Rosalina malah menggunakan bay

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status