Share

My Sweet Husband
My Sweet Husband
Penulis: Clavita SA

Bab 1 Awal Dendam

Di sebuah ballroom hotel Paradise, tepatnya pada sebuah acara pertunangan Amilie dan Stephen. Saat itu acara berjalan dengan meriah, Amilie mengenakan kebaya cantik -- panjang yang menyapu lantai berwarna merah muda sedangkan Stephen mengenakan setelan jas berwarna abu-abu.

Lirikan matanya terus tertuju pada setelan jas yang dipakai oleh Stephen dan Amanda. Lalu, ia pun melihat ke pakaian yang melingkar di tubuhnya sendiri.

"Kenapa jasnya lebih serasi dengan Kak Manda?"

Amilie menggelengkan kepalanya, berusaha yakin bahwa ini hanyalah sebuah kebetulan saja.

"Tidak. Aku tidak boleh berprasangka buruk. Lagi pula, kami akan bertunangan. Dan ... Tak lama lagi kami akan menikah," ucap Amilie.

Meskipun samar, tetapi cukup terlihat dari raut wajah Amilie yang tampak gelisah dan hati kecilnya seolah mengatakan sesuatu hal yang buruk.

"Ada apa ini? Kenapa hatiku merasa tidak tenang? Ya Tuhan, ada apa ini?" gumam Amilie sembari sesekali mengigit kuku tangannya dengan kaki yang terus melangkah ke sana kemari.

Di sisi kanan panggung, seorang MC terlihat ceria saat hendak menyambut keduanya.

"Sepertinya kedua calon yang akan bertunangan hari ini terlihat bahagia. Baiklah, sekarang saatnya kita sambut Stephen dan Amanda untuk saling bertukar cincin di tempat yang telah disediakan ...!"

Plok Plok Plok!

Semuanya refleks bertepuk tangan, terkecuali Amilie yang syok mendengar bahwa namanya tak disebut.

Amilie berjalan cepat menuju panggunh khusus, ia berusaha menghentikan pertunangan yang mana ia pikir telah terjadi kesalahan itu.

Ia langsung merebut microphone itu dari tangan MC.

"Tolong semuanya berhenti bertepuk tangan, ini pasti telah terjadi kesalahan!" ucap Amilie dengan berani.

Sontak, para tamu undangan yang ada di sana pun menghentikan tepuk tangannya. Mereka bingung, di meja tamu itu orang-orang di sana terlihat menggosipkan Amilie. Menatap aneh wajah Amilie.

Dengan muka datar dan mata perih menahan tangis. Amilie menghadap pada Stephen.

"Sayang, tolong jelaskan tentang semua ini?"

Stephen hanya memijat pangkal hidungnya, sedangkan Amanda hanya terdiam.

"Jawab aku! Kenapa kamu malah bertunangan dengannya bukan dengan aku?!" teriak Amanda dengan bibir gemetar dan air mata yang perlahan jatuh ke lantai.

"Ma, sudah Papa katakan kalau dia pasti tidak akan terima ini. Lihat, sekarang dia berada di sana dan menjadi tontonan orang-orang!" bisik Santoso -- Ayah Amilie panik. Sesekali ia mengusap jenggotnya.

"Biarkan saja, nanti juga dia turun." Dengan santainya Dania mengatakan hal itu.

Setelah tidak mendapat jawaban dari Stephen, Amilie pun beralih tanya kepada Amanda.

"Kak, bukankah Kakak selalu mendukung aku. Lalu kenapa sekarang malah merebut pacarku?!"

Namun, Amanda hanya terdiam. Ia bahkan tidak membuka mulut untuk sekadar menjelaskan.

Amanda memegang bahu Amilie dan kemudian mengatakan sesuatu dnegan lembut.

"Amilie, yang sabar ya. Mungkin ini sudah takdir kamu harus berpisah dengan Stephen."

Hingga, security datang dan membawa Amilie keluar dari ruangan itu.

"Maaf, Nona, Anda tidak bisa masuk ke dalam sana. Silakan tunggu diluar saja!" ucap security itu dengan wajah dingin.

Di sebuah kursi taman hotel, Amilie duduk sembari menangis tersedu-sedu. Bulu matanya jatuh dan tanpa segan-segan langsung melepas gelang pemberian Stephen. Ia melemparnya ke samping hingga mengenai kaki seorang pria berperawakan tinggi, tampan dan berkulit putih. Dia adalah Theo, Kakak Stephen. Meskipun Kakak -- beradik tetapi keduanya tidak pernah akrab.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kenapa kisah cintaku selalu kandas di tengah jalan," keluh Amilie sembari sesegukan.

Theo mengangkat kepalanya. Mulutnya terbuka dengan wajah kesal.

"Amilie, kini dia pasti mengetahuinya," gumam Theo.

Theo hendak menghampiri Amilie, tetapi kemudian ia menghentikan langkah kakinya. Namun, melihat Amilie yang terus berlinang air mata. Itu membuat dirinya tidak tega.

"Ekhem!" Theo berdeham.

Amilie menoleh ke arah suara itu dan segera menyeka air matanya saat melihat Theo yang tiba-tiba berada di sampingnya.

"Bolehkah aku duduk di sini?"

"Ya, duduk saja."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status