Beranda / Romansa / My Sweet Husband / Bab 1 Awal Dendam

Share

My Sweet Husband
My Sweet Husband
Penulis: Clavita SA

Bab 1 Awal Dendam

Penulis: Clavita SA
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-02 23:27:58

Di sebuah ballroom hotel Paradise, tepatnya pada sebuah acara pertunangan Amilie dan Stephen. Saat itu acara berjalan dengan meriah, Amilie mengenakan kebaya cantik -- panjang yang menyapu lantai berwarna merah muda sedangkan Stephen mengenakan setelan jas berwarna abu-abu.

Lirikan matanya terus tertuju pada setelan jas yang dipakai oleh Stephen dan Amanda. Lalu, ia pun melihat ke pakaian yang melingkar di tubuhnya sendiri.

"Kenapa jasnya lebih serasi dengan Kak Manda?"

Amilie menggelengkan kepalanya, berusaha yakin bahwa ini hanyalah sebuah kebetulan saja.

"Tidak. Aku tidak boleh berprasangka buruk. Lagi pula, kami akan bertunangan. Dan ... Tak lama lagi kami akan menikah," ucap Amilie.

Meskipun samar, tetapi cukup terlihat dari raut wajah Amilie yang tampak gelisah dan hati kecilnya seolah mengatakan sesuatu hal yang buruk.

"Ada apa ini? Kenapa hatiku merasa tidak tenang? Ya Tuhan, ada apa ini?" gumam Amilie sembari sesekali mengigit kuku tangannya dengan kaki yang terus melangkah ke sana kemari.

Di sisi kanan panggung, seorang MC terlihat ceria saat hendak menyambut keduanya.

"Sepertinya kedua calon yang akan bertunangan hari ini terlihat bahagia. Baiklah, sekarang saatnya kita sambut Stephen dan Amanda untuk saling bertukar cincin di tempat yang telah disediakan ...!"

Plok Plok Plok!

Semuanya refleks bertepuk tangan, terkecuali Amilie yang syok mendengar bahwa namanya tak disebut.

Amilie berjalan cepat menuju panggunh khusus, ia berusaha menghentikan pertunangan yang mana ia pikir telah terjadi kesalahan itu.

Ia langsung merebut microphone itu dari tangan MC.

"Tolong semuanya berhenti bertepuk tangan, ini pasti telah terjadi kesalahan!" ucap Amilie dengan berani.

Sontak, para tamu undangan yang ada di sana pun menghentikan tepuk tangannya. Mereka bingung, di meja tamu itu orang-orang di sana terlihat menggosipkan Amilie. Menatap aneh wajah Amilie.

Dengan muka datar dan mata perih menahan tangis. Amilie menghadap pada Stephen.

"Sayang, tolong jelaskan tentang semua ini?"

Stephen hanya memijat pangkal hidungnya, sedangkan Amanda hanya terdiam.

"Jawab aku! Kenapa kamu malah bertunangan dengannya bukan dengan aku?!" teriak Amanda dengan bibir gemetar dan air mata yang perlahan jatuh ke lantai.

"Ma, sudah Papa katakan kalau dia pasti tidak akan terima ini. Lihat, sekarang dia berada di sana dan menjadi tontonan orang-orang!" bisik Santoso -- Ayah Amilie panik. Sesekali ia mengusap jenggotnya.

"Biarkan saja, nanti juga dia turun." Dengan santainya Dania mengatakan hal itu.

Setelah tidak mendapat jawaban dari Stephen, Amilie pun beralih tanya kepada Amanda.

"Kak, bukankah Kakak selalu mendukung aku. Lalu kenapa sekarang malah merebut pacarku?!"

Namun, Amanda hanya terdiam. Ia bahkan tidak membuka mulut untuk sekadar menjelaskan.

Amanda memegang bahu Amilie dan kemudian mengatakan sesuatu dnegan lembut.

"Amilie, yang sabar ya. Mungkin ini sudah takdir kamu harus berpisah dengan Stephen."

Hingga, security datang dan membawa Amilie keluar dari ruangan itu.

"Maaf, Nona, Anda tidak bisa masuk ke dalam sana. Silakan tunggu diluar saja!" ucap security itu dengan wajah dingin.

Di sebuah kursi taman hotel, Amilie duduk sembari menangis tersedu-sedu. Bulu matanya jatuh dan tanpa segan-segan langsung melepas gelang pemberian Stephen. Ia melemparnya ke samping hingga mengenai kaki seorang pria berperawakan tinggi, tampan dan berkulit putih. Dia adalah Theo, Kakak Stephen. Meskipun Kakak -- beradik tetapi keduanya tidak pernah akrab.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kenapa kisah cintaku selalu kandas di tengah jalan," keluh Amilie sembari sesegukan.

Theo mengangkat kepalanya. Mulutnya terbuka dengan wajah kesal.

"Amilie, kini dia pasti mengetahuinya," gumam Theo.

Theo hendak menghampiri Amilie, tetapi kemudian ia menghentikan langkah kakinya. Namun, melihat Amilie yang terus berlinang air mata. Itu membuat dirinya tidak tega.

"Ekhem!" Theo berdeham.

Amilie menoleh ke arah suara itu dan segera menyeka air matanya saat melihat Theo yang tiba-tiba berada di sampingnya.

"Bolehkah aku duduk di sini?"

"Ya, duduk saja."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • My Sweet Husband   Bab 173 Tamat

    Drap Drap Drap!Theo berjalan menuju mobil itu dengan Santoso. Santoso mendekat dan tampaknya ia ingin menanyakan sesuatu. Tetapi, entah angin apa yang membuatnya mengurungkan niat tersebut.Pada akhirnya, ia hanya bicara mengenai sesuatu yang mendasar saja."Nak, biar Papa saja yang mengemudi! Papa lihat, kondisi kamu sedang kurang baik!" ujar Santoso meminta kunci mobil yang ada di tangan menantunya tersebut.Dengan wajah tampak kusut, Theo menoleh lalu memberikan kunci mobil. "Terima kasih, Pa," ucapnya dengan singkat. "Apa yang terjadi? Sepertinya dia tengah memikirkan sesuatu dengan serius? Apa ada masalah yang begitu memberatkan pikirannya?" batin Santoso sembari menatap wajah Theo."Terima kasih buat apa?" tanya Santoso sembari memasuki mobil. Begitu juga dengan Theo yang masuk ke dalam mobil tersebut. Tetapi, kali ini mereka pindah posisi, karena yang mengemudikan mobil itu saat ini adalah Santoso."Terima kasih karena Papa sudah mengerti keadaan saya," sahutnya, singkat.San

  • My Sweet Husband   Bab 172 Membenarkan Pernyataan!

    "Papa habiskan dulu sarapannya!" ujar Dania kepada Santoso yang langsung bangkit. Padahal, saat itu ia hanya baru makan dua sendok saja.Santoso pun menoleh ke arah Dania. "Papa harus pergi ke suatu tempat dulu!" Ia pun kemudian berjalan keluar dari sana. "Ayo, Nak! Kita harus pergi sekarang!"Awalnya, Theo terdiam. Ia bingung dengan maksud Santoso. Sebelumnya ia bahkan tidak diberitahu kemana dirinya akan diajak pergi. Tetapi, kemudian ia ikut dengan ajakan tersebut."Mas, kamu mau pergi ke mana?" tanya Amilie yang juga penasaran dengan itu. Sedangkan Amanda, ia hanya terdiam.Setelah sekian lama dirinya sendiri, ia pun akhirnya sadar dan tak lagi mengganggu rumah tangga adiknya. Dirinya tidak mau jika di masa depan, ada seorang pengganggu dalam rumah tangga yang nanti akan dibangunnya tersebut."Aku harus pergi dulu. Kamu jaga diri baik-baik ya, sayang~"Theo mengecup dahi Amilie, lalu melangkah pergi dari ruangan itu.Tanpa tahu menahu apa yang akan dilakukan oleh Santoso dengan

  • My Sweet Husband   Bab 171 Tertangkapnya Pelaku Kejahatan

    "AWAAAASS!!!" Teriak Rosalina kepada sopir yang terlihat tidak berkendara dengan baik.Namun, Rosalina tidak tahu jika sopir itu ternyata mengantuk hingga kehilangan fokus saat mengemudikan mobil.BRAAKK! DUAAAARRR!Mobil taksi menghantam keras mobil lainnya yang sedang berkendara dengan kecepatan yang tinggi. Hingga membuat kedua mobil tersebut penyok dan parahnya. Para pengendara termasuk penumpang di sana mobil itu harus mengalami luka yang begitu hebat."Aaarghhh!" Rosalina meringis kesakitan. Ia memegang kepalanya dan dirinya langsung syok begitu melihat banyaknya darah dalam kepalanya tersebut.Rosalina melihat ke sana kemari sembari memegang sebuah tas yang berisi uang.Orang-orang, termasuk para polisi yang ada di sana pun langsung menghampiri ke arah mobil yang mengalami tabrakan hebat tersebut.Tidak mau keberadaannya diketahui oleh para polisi, ia pun bermaksud kabur sebelum para polisi itu sampai pada mobil tersebut."Aku harus melarikan diri dari sini!" gumamnya sembari

  • My Sweet Husband   Bab 170 Menentukan Pilihan

    Pagi ini, cuaca tampak cerah dengan kicauan burung yang semakin melengkapi pagi mereka. Dengan senyum bahagia, mereka mempersiapkan segalanya untuk kepulangan mereka hari ini. Namun ...Tok Tok Tok!Suara ketukan pintu membuat keduanya menoleh secara bersamaan ke arah suara itu berasal. Ada rasa penasaran dalam benaknya."Siapa, Mas?" tanya Amilie ke arah Theo.Theo mengangkat kedua bahunya. "Tidak tahu, sayang. Mungkin itu Papa," jawab Theo, ngasal. Karena yang ada di pikiran Theo saat itu hanya Ayah mertuanya yang kemarin banyak bertanya kepada dirinya."Masuk saja!" sahut Theo sembari menoleh ke arah pintu. Klek! Pintu terbuka.Seorang pria datang ke ruangan itu dengan sopan. Lalu, ia berdiri di hadapan Amilie dan Theo. Theo yang melihat pria yang ia pikir membeli restoran itu ada di hadapannya membuat dirinya langsung tercengang kaget "Bukannya kamu yang waktu itu ...!" Theo mengingatnya, bahwa orang itu merupakan orang yang membeli restorannya kala itu."Benar. Kita pernah ber

  • My Sweet Husband   Bab 169 Antara Tenang dan Bimbang

    Di dalam sebuah ruangan rumah sakit tersebut, Amilie duduk sembari melihat ke arah jendela. Ia menunggu kedatangan suaminya yang sampai kini pun belum kembali."Mas, kamu dimana? Kamu baik-baik saja, 'kan?" ucap Amilie. Ia terus berbicara sendiri.Klek! Pintu pun terbuka.Theo datang ke rumah sakit itu dengan bayi yang ada di dalam pelukannya. Suara tangisan bayi itu semakin terdengar nyaring. Hal ini membuat Amilie langsung berlari menuju Theo. "Mas, berikan dia padaku, aku yakin dia merasa lapar ...!" pinta Amilie kepada suaminya yang masih memeluk erat bayi itu.Perlahan, Theo pun memberikan bayi itu kepada Amilie. Ia memeluknya dengan penuh cinta, lalu berjalan menuju ranjang sana. Dirinya duduk, lalu memberikan asi kepada bayinya."Mas, tidak terjadi sesuatu sama kamu, 'kan?" tanya Amilie sembari menyusui."Tidak ada, sayang. Aku baik-baik saja," jawabnya.Tetapi, wajahnya seolah menahan rasa sakit. Sayangnya, saat itu Amilie tidak menyadari keadaan suaminya. Yang ia paling ped

  • My Sweet Husband   Bab 168 Menjadi Buronan

    "Cepat lemparkan tas itu sekarang!" teriak seseorang yang datang terakhir itu. Lantas, Theo pun kemudian melemparkan tas itu ke wajahnya. Pada saat yang bersamaan, seorang pria datang ke tempat itu dan mendahului mengambil has tersebut.Theo pun dibuat heran dengan sosok tak dikenalnya itu. Lalu, secara beruntun yang lainnya datang ke tempat itu dan melawan ketiga penjahat tersebut.Rosalina dalam balutan topeng di wajahnya itu dibuat syok. "Hah! Siapa mereka?" gumamnya dengan melirik ke setiap orang yang datang dan seolah hendak membantu Theo.Tetapi, di sisi lain Theo merasa senang karena sepertinya mereka akan membantunya dari orang-orang jahat tersebut.Di sana mereka bersiap melawan para penjahat. Begitu pun, para penjahat yang seolah tidak takut dengan mereka.Namun, tak berselang lama setelah itu, kini para polisi datang ke tempat itu bersama para bodyguard Santoso. Hingga, tempat itu terkepung. "Serahkan bayi itu sekarang!"Alih-alih menyerah, Rosalina malah menggunakan bay

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status