Happy reading ;)
--------------------
"Setelah ini bagaimana jika kita mengunjungi club terdekat?" usul Eve.
"Tidak, kau saja lagipula kami cukup lelah hari ini," jawab Mike keberatan.
"Ya ya ya aku tahu kau selalu ingin bercinta dengan kekasihmu bukan?"
Mike terkekeh geli sebelum mengacak rambut adik sepupunya. "Hilangkan dugaanmu soal itu."
"Mengapa?"
"Oh shit! Eve, kali ini aku serius denganmu. Aku hanya bercinta dengan wanitaku!" seru Mike mendelik sebal. Sementara Emily hanya menghela nafas dalam.
"Memang siapa yang mengatakan kau bercinta dengan wanita lain? Kau kira aku mengajakmu ke club untuk bercinta dengan jalang di sana? Astaga! Otakmu terlalu kotor kakak sepupu."
"Mengapa kalian terus bertengkar?" tanya Emily heran.
"Eve, kau pergi dengan Jeff saja. Bagaimana?"
"Apa? Aku?!" tunjuk Jeff ke arah dirinya sendiri. Emily tersenyum dan mengangguk. "Temani dia, jangan biarkan ada pria manapun yang men
Happy reading ;)-------------------"Mike! Emily! Kau sudah bangun?" teriak Eve seraya memukul pintu kamar dengan tenaga yang kuat.Jeff yang tengah menyiapkan beberapa makanan hanya menggeleng kepala konyol. Ia bahkan telah berteriak lebih dari lima menit. Roland dan Victoria tak ikut campur dan memilih memakan makanannya sendiri."Berhentilah Eve, mungkin ia sedang melakukan olahraga pagi," ujar Roland dengan kekehan samar. Victoria mengulurkan minuman untuk tunangannya sebelum ia kembali menyiapkan beberapa makanan pembuka."Aish! Ini sudah terlalu siang untuk menunggu ia hingga menyelesaikan itu semua!" Tepat saat itu juga Mike membuka pintu hingga Eveline terkejut dan menjauhkan diri."Astaga, bagaimana bisa tingkahmu semakin hari semakin memuakkan huh?" Mike berjalan menuju soffa dan menuangkan teh yang di sajikan oleh Jeff."Bagaimana malammu Jeff?" tanya Mike seraya melahap sandwich tuna."Adikmu terlalu payah untuk ma
Happy reading ;)------------"Siapa?" tanya Emily saat Mike sudah kembali bergabung dengannya."Dr Sofia, ia mengundang kita malam nanti." Mike kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku. Emily mengangguk dan menggenggam jemari Mike."Oh God! Sebaiknya kita berkunjung ke tempat lain." Victoria menengadahkan tangannya menghalau sinar matahari."Kita belum selesai," protes Eveline."Lagipula, bukankah kita tak dapat masuk ke dalam gedung itu? Lebih baik jika kita melanjutkan destinasi lain," sambung Emily."Kalian ingin mencoba menaiki roda berputar sana?" tanya Jeff seraya menunjuk ke arah London Eye tepatnya di tepi sungai Thames menghadap ke istana Westminster dan Big Ben yang berada di seberang nya."Not bad." Mike segera membawa Emily untuk pergi ke tempat yang akan mereka tuju. Ia segera menaiki London Eye seraya tersenyum dan menghembuskan nafas dalam.Tak berselang lama, London Eye bergerak sesuai rotasi. Walnut l
Happy reading ;)-------------------"Kau selalu mengagumkan Emily," ujar Mike terengah di tengah badai yang ia terima. Denyutan kuat di bawah sana membuat keduanya saling menebar hangat atas kegilaan yang mereka lakukan di dalam mobil.Mike selalu terpesona oleh gairah yang wanita itu berikan, hingga ia terkadang menggeram kasar saat himpitan itu terlampau nyata dan menyesakkan. Hentakan itu begitu hebat menyamai detak jantung yang terus bertalu cepat tak beraturan.Sekali lagi mereka meraih puncak bahagia dan berakhir dengan saling memberi senyum hangat. "Kau gila!" seru Emily dan segera beranjak dari atas tubuh prianya."Kita, cheri." Mike terkekeh geli sembari memasangkan celana seperti semula. Sementara Emily kembali membenarkan dress beludru yang sempat tertanggal hingga pinggang.Mike membantu wanitanya menaikkan resleting dress mencapai bahu. Ia menanamkan kecupan singkat di area tersebut. "Kau selalu seksi cheri." Pria itu tersenyum
Happy reading ;)-------------------Gaun sutra berwarna merah muda mencapai kaki tampak manis dalam pandangan Mike. Wanita itu begitu segar ditengah malam yang menggulita. Ditambah taburan berlian yang mengitari sepanjang perut dan gaun itu tertaut dengan kalung berlian mempercantik leher putihnya.Bahu dan area punggung yang terekspos benar benar halus, seksi dan menawan. Mike mengerang kasar atas ketidak relaan jika para pria memandang sang kekasih di bagian tersebut. Mengapa wanita itu selalu memamerkan punggung? Tak punya kah ia gaun yang sedikit tertutup? Astaga!"Ada apa? Aku tampak aneh? Atau ada hal lain?" tanya Emily di balik kaca yang menampakkan dirinya dan juga Mike. Sejenak wanita itu menelan saliva kelat melihat tampilan Mike yang selalu mempesona dan santai walau balutan tuksedo itu tampak formal."Tidak cheri," Mike merengkuh kedua lengan atas sang kekasih dan menanamkan kecupan di area bahu. Ia memejamkan mata sejenak menikmati se
Happy reading ;)-----------------Suasana hening di meja makan membuat Emily canggung, terlebih pria yang berada di sampingnya. Mike terus menahan segala tanya dalam pikirannya. Apa yang sebenarnya terjadi? Sialnya mengapa ia tak mengingat sedikitpun."Emily, maafkan aku. Sepertinya aku meminta waktu berdua dengan Mike," ujar Sofia setelah menyelesaikan makan malam.Emily menoleh ke arah Mike yang juga menatapnya tak terbaca, ia menggenggam jemari Mike di bawah sana dan tersenyum menenangkan. "Baiklah, aku akan berada di area depan."Emily berjalan tenang menikmati pemandangan yang cukup membuatnya damai. Ia mengusap kedua lengannya saat terpaan angin malam mulai mengusik epidermisnya.Melihat design interior penthouse milik Sofia yang benar benar megah dan membuatnya kagum. Ia kini yakin jika suami dokter Sofia bisa jadi pemilik salah satu perusahaan dan semua anak anaknya menjadi CEO perusahaan besar.Tak mungkin jika hanya seorang
Happy reading :)--------------------------Sebuah ruang bercat hitam berpadu dengan kayu serta penerangan yang cukup baik membuat Mike menerka selain hanya ruang kerja, ruangan ini merupakan ruang konseling yang di miliki dokter Sofia.Ditambah separuh dinding berwarna putih dengan beberapa pot di atasnya, dan beberapa buku terjajar rapi di sebuah rak terbuka, sedang di area kanan terdapat jendela berbahan kaca besar menghadap ke arah kolam renang."Duduklah," ujarnya mempersilahkan.Mike berjalan santai dan duduk di salah satu soffa yang menghadap jendela, ia sesaat menoleh di belakangnya yang terdapat koleksi motor kecil, bisa dikatakan hanya sebuah mainan anak anak.Sofia duduk berhadapan dengan Mike. Ia menatap pria itu ragu sebelum mengungkapkan maksud tujuannya mengundang kedua orang tersebut ke dalam penthouse nya."Sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu," ujarnya. Sofia kembali berdiri dan berjalan menuju meja. Ia membu
Happy reading ;)-------------------------"What's wrong?" tanya Emily saat pelukan mereka terlepas. Walnut cokelat itu tampak berkaca, pria itu mengusap kedua tengkuk Emily seraya menghela nafas dalam."Em, cheri siapa dia?" alih alih menjawab, Mike menoleh pada pria di samping Emily."Hi i'm Daryl.""Dia temanku," ujar Emily santai."Mike, calon suami Emily." Ketiganya terkekeh kecil."Oh God, sepertinya aku harus merelakanmu untuk kedua kali," ujar Daryl seraya memasukkan kedua tangan ke dalam saku."Sorry?" Mike menatap tajam padanya."Aku hanya bercanda," jawab Daryl tertawa kecil. "Bukankah kalian akan pergi?""Ya, tentu. Terimakasih telah menemani wanitaku." Mike tersenyum simpul dan merangkul Emily membawanya pergi. Sementara Daryl, ia menggeleng kepala pelan dan berbalik memasuki penthouse."Mengapa kau berbohong?" tanya Mike melirik ke arah Emily. Jalanan yang mereka lalui sedikit padat hingga mob
Happy reading :)-------------------Emily mengernyit heran ia sontak melepas rengkuhan Mike dan menatap lekat. "A-aku tak mengerti maksudmu," ujarnya. Mike meraih kedua tangan Emily dan membawanya duduk di sisi ranjang.Pria itu merogoh saku menunjukkan kalung perak yang diberikan dokter Sofia padanya. "Ini, milikmu bukan?" tanya Mike. Seketika walnut Emily melebar sempurna."Astaga! Aku mencarinya selama ini, mengapa bisa ada padamu?" tanya wanita itu polos. Sedang Mike menghela nafas panjang."Cheri, kau tak ingat saat kau menolong seorang pria di Yakutsk?" Mike menatap lekat manik legam Emily. Wanita itu terdiam sejenak."Ya, aku mengingatnya. Saat itu seorang pria hampir terbunuh. Lalu aku menembak pelaku itu dan mengenai kepalanya hingga tewas. Tapi, wajah korban tak dikenali karena tertutup darah. Ku rasa ia berkelahi sebelum kalah." Wanita itu kembali menatap Mike."Memangnya apa hubungannya?""Cheri, aku.. aku ad