Share

Menghamili Tanpa Menyentuh

last update Last Updated: 2025-10-22 16:06:40

"Ayo cepet bilang! Setan mana yang udah merasuki kamu, sampai kamu bertindak tapi nggak mikir dulu pakai otak!"

Bumi ikut menjatuhkan tubuhnya di samping sang kakak, lalu melirik kakaknya itu dan nampak kebingungan mencari jawaban.

"Bumi juga bingung," jawabnya sambil garuk-garuk kepala dan tentu saja sang kakak langsung melayangkan telapak tangannya ke atas kepala adiknya dengan kencang dan juga bertubi-tubi.

"Bingung? Udah buat anak orang hamil tapi masih bingung!?" omel kakaknya sambil menepuk kepala Bumi lagi dan lagi.

"Ya abisnya Bumi belum juga praktek, Mbak," ucap Bumi sampai kakaknya berhenti menepuk kepala sang adik.

"Belum praktek? Belum berapa kali hah!? Udah sampe melendung begitu juga," ucap sang kakak bersungut-sungut.

"Berarti hebat ya, Bumi. Menghamili tanpa menyentuh," kelakarnya yang membuat ia kembali kena keplak di kepala.

"Aduh udah, Mbak. Sakit tahu. Kalau sampai migrain gimana? Atau yang lebih parahnya lagi gegar otak. Gimana hayo?" ucap Bumi.

"Ya abisnya, kamu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • NAYANIKA: Gadis Pengganti di Malam Pertama    Apa Dia Ajak Kamu Nikah Juga?

    "Apa kamu tidak bisa berhenti? Sebaiknya, kamu mundur saja. Jangan lagi ada di kehidupan Nasya dan juga Nayanika," ucap Abi ketika keduanya sudah berada di teras rumah."Apa, Mas? Apa nggak salah? Harusnya, saya yang ngomong begitu, Mas. Mas harusnya nggak usah ganggu-ganggu tunangan orang begitu. Pantes gitu, bawa-bawa tunangan orang sembarangan!?" tegur Bumi."Nasya itu anak saya dan Nayanika ibunya. Menurut saya sah-sah saja, kalau saya membawa Nasya pergi main keluar bersama ibunya juga. Lagi pula, kamu baru bertunangan, bukan suaminya! Kenapa sudah atur-atur dia seenaknya begitu huh?" timpal Abi."Ya mau menikah atau belum sama aja, Mas! Harusnya Mas itu malu! Masih aja deket-deket sama calon istri orang. Lebih baik, Mas nggak usah balik ke sini. Biar saya yang handle Nasya juga. Saya bisa jadi ayah yang baik untuk dia!" cetus Bumi yang hendak masuk lagi ke dalam tapi ditarik oleh Abi lagi."Apa sih, Mas!? kenapa saya malah dihalang-halangi!?" cetus Bumi."Jangan masuk, kalau kam

  • NAYANIKA: Gadis Pengganti di Malam Pertama    Menunggu Keputusan Kamu

    Nayanika termenung sambil tersenyum kaku. Memang sekarang sudah hampir mendekati orang yang sudah menikah mereka ini. Hampir setiap hari segala kegiatan dilakukan bersama. Tapi baru setengahnya. Bahkan setengahnya lagi malah ia habiskan juga dengan Bumi.Ah, pusing.Mana sejak kemarin, Bumi tidak menghubunginya sama sekali. Tapi dia tahu, bila ia pergi bersama dengan ayahnya Nasya juga. Apa mungkin dia sudah rela? Sudah mulai merasa masa bodoh? Tapi kalau benar begitu justru ia harusnya bisa lebih lega kan. Jadi tidak perlu susah payah menjelaskan apa-apa kepada Bumi juga."Apa sudah kamu putuskan?" tanya Abi kepada Nayanika yang hanya diam saja ini."Soal apa?" tanya Nayanika yang berpura-pura bodoh saja dulu."Ya tentang rencana ke depannya. Apa kamu sudah bicara dengannya?" tanya Abi.Nayanika menggeleng. "Belum.""Kenapa? Kenapa belum?" tanya Abi lagi."Ya aku belum ketemu dia lagi, Mas.""Oh begitu. Ya sudah. Saya tunggu. Saya tetap menunggu keputusan dari kamu," ucap Abi yang ke

  • NAYANIKA: Gadis Pengganti di Malam Pertama    Dipanggil Papa

    Nayanika masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya. Dia lalu masuk ke dalam kamar dan menaruh tubuh Nasya di atas tempat tidur."Kak, baru pulang?" tanya Mentari yang habis dari kamar sang ibu dan tadinya baru akan mengunci pintu, tapi rupanya sang kakak sudah pulang dan telah masuk ke rumah."Iya. Baru sampe," jawab Nayanika sambil mengembuskan nafas."Tadi sore Kak Bumi ke sini, Kak," ucap Mentari selanjutnya."Hm? Apa katanya, Dek?" tanya Nayanika."Mas Bumi tanya kakak kemana," jawab Mentari."Terus kamu bilang apa?" tanya Nayanika."Ya Mentari bilang kakaknya lagi pergi. Terus tanya lagi perginya sama siapa.""Kamu bilang perginya sama Mas Abi?" Mentari mengangguk seperti dengan rasa sesal. Tapi tidak mungkin ia berbohong juga kan."Terus dia bilang apa lagi?" cecar Nayanika."Nggak bilang apa-apa. Langsung pergi lagi kak Buminya."Nayanika diam saja. Karena sedang memikirkan bagaimana tanggapan Bumi tentangnya dan sekaligus memikirkan apa yang dikatakan oleh Abiyaksa tadi. Bany

  • NAYANIKA: Gadis Pengganti di Malam Pertama    Kamu Batalkan Saja Dengan Dia

    "Tante, Naya dan Nasya pulang dulu ya?" ucap Nayanika di depan pintu rumah."Oh iya iya. Ya sudah. Kalian hati-hati di jalan ya? Kamu juga jangan kebut-kebutan Abi," ucap sang ibu menasehati anaknya itu dulu."Nggak, Ma. Abi nggak akan kebut-kebutan kok. Keselamatan yang utama kan? Apa lagi, yang dibawa juga cucunya Mama," ucap Abi."Ayo, Pa. Abi pergi dulu," ucap Abi kepada ayahnya yang berdiri di samping sang istri."Iya. Jangan lupa cepat kabari kapan kalian akan menikahnya. Jangan lama-lama. Jangan tunggu Papa renta dan tidak bisa apa-apa dulu. Papa juga ingin bermain dengan cucu-cucu Papa nanti," ucap sang ayah yang masih juga menggebu. Tapi anaknya malah sedang garuk-garuk kepala karena bingung harus menjawab apa."Beres, Pa. Ayo," ajak Abi yang kemudian berjalan ke arah mobil dan membuka pintunya untuk Nayanika.Abi melambaikan tangannya dulu dari kaca mobil yang dibuka. Lalu dia pun mulai meluncur pergi dan mengantarkan N

  • NAYANIKA: Gadis Pengganti di Malam Pertama    Kapan Kalian Akan Menikah?

    Memang mirip dan bahkan sangatlah mirip. Tapi... anak mereka ini kapan menikahnya? Kenapa tiba-tiba sudah memberikan cucu? Mana kelihatannya sudah besar begini. Kalau dikira-kira, tidak mungkin hanya berusia bulanan."A-anak? Kamu kapan menikahnya Abi? Kok nggak beritahu kami dulu," respon sang ibu dan senyuman Abi pun berubah jadi masam."Eum, kami memang belum menikah, Ma. Tapi, Nasya ini anaknya Abi. Anak biologis. Jadi udah nggak perlu pakai test DNA lagi. Lihat, wajah kami mirip kan?" ucap Abi dengan santainya, hanya sang ayah yang kelihatan mengerutkan keningnya di sana. Merasa tak habis pikir, bisa-bisanya ada anak dulu sebelum pernikahan.Ibunya Abi tidak bisa berkata-kata. Bahkan ayahnya saja hanya diam sedari tadi dengan tatapan mata tajam, yang dia arahkan kepada putranya sendiri."Nasya... Itu lihat. Yang di sana Oma sama Opanya Nasya. Mereka orang tuanya Papa. Apa kamu nggak mau pergi ke mereka dulu?" ucap Abi dan Nasya pun hanya diam saja sambil menatap kakek maupun nene

  • NAYANIKA: Gadis Pengganti di Malam Pertama    Memperkenalkan Anak

    "Kayaknya nggak usah deh, Mas," tolak Nayanika."Kenapa? Orang tua saya, pasti sangat ingin melihat cucunya. Jadi, saya ingin mereka bertemu dengan Nasya.""Ya tapi... Saya harus bilang apa ke mereka!?""Ya kamu nggak perlu bilang apapun. Biar saya yang bicara. Kamu cukup menemani Nasya di dalam.""Oh ya ampun, Mas. Bisa nggak sih, nggak usah aneh-aneh. Jangan persulit hidupku terus!" keluh Nayanika."Apa aku selalu menyulitkan kamu?" tanya Abi keheranan."Ya iya! Sekarang kalau orang tuanya Mas itu tanya-tanya tentang aku sama Nasya, aku harus jawab apa Mas!?""Ya katakan yang sejujurnya saja.""Ya nggak bisa gitulah, Mas. Aku punya tunangan! Nggak bisa aku datang ketemu orang tuanya Mas sembarangan!" omel Nayanika sampai Nasya jadi terbangun juga."Mama pipis. Naca mau pipis," ucap anaknya yang benar-benar tidak tahu tempat sekali. "Di rumah aja ya? Kita pulang dulu," bujuk Nayanika."Ahh... Naca mau pipis Mama. Naca mau pipis!" pekiknya."Jangan dipaksa. Kasihan. Menahan buang air

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status