Share

07.

Author: Shin Ulrich
last update Last Updated: 2023-10-10 19:00:22

"Laporkan kondisinya!" Edward tiduran di sofa menatap layar televisi bersama belasan botol bir yang berserakan di sana-sini.

Seorang pria yang berdiri tak jauh dari Edward membuka masker hitam miliknya dan berkata, "Kondisi Nona baik-baik saja. Nona sudah melihat berita dan responnya pun masih terkendali. Nona menangis semalaman. Saat dini hari Nona keluar dari hotel mencari makan di restoran X."

'Hm, ini di luar ekspektasi. Menarik juga.' Edward menoleh menatap pria itu dan berkata, "Lalu?"

"Jadi, entah apa saya boleh berkata begini. Nona sempat menatap lama kafe tempat biasa Nona dan mantan suaminya sebelum menuju ke restoran." Pria itu menggaruk tengkuknya yang terasa dingin. Melihat respon Edward kurang baik, ia mulai merasa menyesali ucapannya. 'Ha~, kumohon. Gajiku yang malang.'

"Baiklah, kau boleh pergi." Edward meletakkan botol bir dengan kasar. "Oh, siapa namamu?"

"Saya Rooney, Tuan."

"Ya." Edward menatap Rooney, ketus. "Cari pria yang bernama Adam Herson. Lalu, panggil Ditrian setelah kau pergi."

"Herson? Bukankah anda sudah membereskan keluarga itu?" Rooney agak kebingungan. "Adam Herson itu, putra sulung yang sedang bertugas sebagai tentara bayaran itu kan, Tuan?"

"Ya, aku ingin kau menemukan keparat itu lalu awasi dari jauh. Laporkan apapun yang dia lakukan. Paham?!" Edward mengusir Rooney begitu pria itu mengangguk.

'What The Fuck! Sial! Kenapa wanita itu masih saja kepikiran bajingan itu. Apa dia belum puas dengan permainan kita. Ah, atau jangan-jangan selama kita bermain~ dia hanya mengingat keparat itu. Sialll!!!' Edward mengutuk dalam hati.

Edward menyeringai tajam. Ia membanting botol bir hingga membuat pecahan kacanya terberai-berai ke mana-mana. Ruangan jadi sangat berantakan akibat luapan kekesalannya.

"Benar. Ini semua karna wanita iblis itu. Christine Snowden. Wanita yang sudah merusak hidupku karna kelicikannya." Edward mengeram pelan. Ia mengepalkan tangan kuat-kuat hingga buku-buku jarinya memutih. "Ah ... sepertinya aku ada ide ...."

***

Tiga hari kemudian ...

Crystal kembali dari minimarket 24 jam pada pukul empat subuh. Ia sengaja begitu, agar tidak ada seorang pun yang mengenalinya. Pergi ke luar di waktu jam kerja bukanlah pilihan yang bijak mengingat situasi rumit dirinya sekarang.

Meski, dirinya harus berurusan dengan para preman dan pria-pria nakal di jalan, tetapi semuanya teratasi dengan baik berkat ketrampilan dasar bela dirinya. Tampil dengan topeng gadis biasa saja, Crystal mau tak mau harus belajar pertahanan diri karna tidak banyak orang yang bisa melindunginya.

Selain itu, Crystal juga wanita yang sangat tertutup dengan orang lain.

"Setelah ini, tempat mana lagi yang harus ku tuju. Bertahan di LA untuk waktu yang lama bukan pilihan yang baik. Pria itu pasti sedang mencariku ke mana-mana." Crystal bergumam sendiri di depan meja rias menatap pantulan dirinya. "Haruskah aku terbang ke Korea dan mengoperasi tubuhku agar pria itu tidak mengenaliku?"

Crystal melirik saldo rekeningnya. Masih amat sangat cukup bila digunakan bertahan hidup untuk satu orang. Namun, sebanyak apapun uang yang ia punya saat ini, tidak bisa dibandingkan dengan milik Edward yang uangnya bisa melakukan apa saja sesuai perintah pemiliknya.

"Haruskah aku mencari Christine dan meminta pertanggungjawaban anak itu?" Crystal menatap tajam ke depan. "Semua kesialan ini berasal darinya setelah apa yang ia lakukan di masa lalu. Gara-gara dia—"

Ting tong ...

Crystal menoleh ke arah pintu. Sesaat, seluruh tubuhnya meremang membayangkan siapa tamu yang datang sepagi ini.

'Siapa, ya.'

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • NIKAH KONTRAK DENGAN TUAN MUDA OBSESIF   32.

    Seorang wanita duduk di kursi empuk menghadap jendela dengan gaun tidur super ketat dan kain tipis bertali yang hanya menutupi sebagian kecil dada wanita itu. Udara malam yang mulai dingin membuatnya menarik kain selimut tebal menutupi tubuhnya.Langit malam gelap dihiasi bintang bertaburan lalu ditambah bulan purnama yang bulat sempurna biasanya adalah pemandangan yang siapa pun pasti akan mengatakan indah. Namun, sepertinya tidak bagi wanita itu."Ini adalah pertama kalinya ... aku membenci malam bulan purnama." Wanita itu meneguk bir langsung dari botol lalu membantingnya setelah dirasa tidak ada isinya lagi. "Ahh~ ... mereka benar-benar menikah."Tiba-tiba, datang panggilan dari seseorang. Sebuah nomor tak dikenal memenuhi layar ponsel wanita itu lalu mati dan tak lama pesan baru, masuk.[Christine, kau dimana? Aku ingin bertemu. - Adam.]Kemudian, muncul lagi satu pesan dari nomor yang sama. Melihat itu, Crystal mendengus lalu tertawa kecil. 'Benar, ku gunak

  • NIKAH KONTRAK DENGAN TUAN MUDA OBSESIF   31.

    Pernikahan berakhir dengan manis dan lancar tanpa halangan. Para tamu yang kebanyakan dari pihak keluarga pun tidak terlalu banyak drama dan hanya fokus menyalami mempelai pengantin.Christine pun demikian. Sebagai pihak yang paling tidak ingin keduanya bahagia itu ternyata tidak hadir ke acara pernikahan mereka entah apa alasannya. Namun, Crystal tidak mempedulikan itu dan memilih fokus pada apa yang ada di depannya saat ini.Pesta berlangsung hingga malam. Edward tiba-tiba mendapat telepon dari seseorang. Ia pun pergi dari panggung meninggalkan Crystal yang hanya bisa menghela nafasnya, pelan.'Huh! Bukankah ini curang namanya. Dia memintaku harus profesional menjalankan peran, tapi dia sendiri tidak bisa bersikap baik padaku yang merupakan istri bisnisnya.' Batin Crystal sebal.Sampai acara makan-makan dengan keluarga selesai, Edward tidak kunjung kembali. Crystal pun terpaksa harus menyusul Edward ke tempat yang mungkin dikunjungi pria itu karna pihak keluarga Ch

  • NIKAH KONTRAK DENGAN TUAN MUDA OBSESIF   30.

    Pendeta, Crystal, dan Ditrian menatap Edward dengan wajah tegang dan kaku. Tak percaya dengan apa yang mereka lihat saat ini. Tanpa diperintah, Ditrian segera mundur ke belakang dan pergi dari altar. Sebelum pergi, ia berkata pada Edward. "A-akhirnya anda datang, Tuan Muda ...." Suara Ditrian bergetar.Edward melepaskan topi yang menutupi kepalanya dan membuangnya asal. Lalu naik ke altar dan berkata pada pendeta. "Ulangi!""Apa!?" Pendeta itu terpaku."Kubilang, ulangi upacaranya. Aku adalah suami asli wanita ini. Cepat!" Edward menatap sengit pendeta itu. Edward segera menarik cincin yang terpasang di jari manis Crystal lalu membantingnya dengan keras ke depan para hadirin.Lagi-lagi semua orang terperanjat. Crystal sendiri sudah tak tahu lagi bagaimana ekspresi wajahnya sekarang. Edward benar-benar sangat berani dan tindakannya sudah di luar batas nalar."B-baiklah! Tuan Charleston!" Pendeta pun hanya bisa menghela nafasnya.Upacara berlangsung dengan suas

  • NIKAH KONTRAK DENGAN TUAN MUDA OBSESIF   29.

    Di sebuah ruangan penuh dengan bercak darah dan barang-barang rusak yang berserakan di sana sini. Buku, berkas-berkas yang sepertinya penting, lalu yang paling menonjol adalah dua orang yang tengah bergulat dengan permainan pertahanan fisik yang pada akhirnya di menangkan oleh salah satu dari mereka yang menundukkan pihak musuh dengan pistol.Suasana mencekam terasa lebih menggila saat pria itu menyeringai tajam."Kau tak mau mengaku?" Edward berdiri di atas tubuh seseorang dan menodongkan pistol tepat di dahi orang itu."K-kau! A-anak buah ... Snake-B! Bagaimana kau bisa ada di sini?!" jerit seorang pria yang terlentang di tanah dengan tubuh bersimbah darah."Ayolah! Aku sudah enam hari di sini. Aku harus pulang dan menikah!" desis Edward mengeluh lelah.Terdengar suara tawa dari belakang. Edward pun menoleh dan seketika menatap sinis seorang pria yang duduk dengan santai menikmati rokok di tangannya."Pulanglah! Aku akan mengurus sisanya," ucap pria itu ber

  • NIKAH KONTRAK DENGAN TUAN MUDA OBSESIF   28.

    Di atas pesawat, dengan tangan kanan memegang kukis dan tangan kiri memegang bungkus plastik, Edward tak berhenti tersenyum menatap ke depan. "Lihat, kan? Berbisnis dengan wanita ini sangat memuaskan. Dan kalian masih bertanya kenapa aku segila itu mengejarnya?" gumamnya dalam.Kukis habis. Edward melipat bungkus plastik itu se-rapi mungkin dan memasukkannya ke kantong jaketnya. 'Sial, semakin dipikir semakin aku ingin membawanya.'Sementara itu, di kediaman utama Charleston."Saya sedikit mendapat informasi tentang Nona Crystal. Dari yang saya dengar dari kesaksian para pelayan dan pegawai di kediaman tuan muda, Nona memiliki kepribadian yang sangat baik dan ramah. Pagi ini pun ada insiden di mana nona memaafkan sikap tuan yang meninggalkan beliau tanpa pamit. Bahkan Nona memberi kukis buatannya untuk tuan muda."Mendengar itu, Sandrina kembali memijit kepala dan menghela napas berat. "Sudah kuduga, akan sulit bila lawannya adalah Crystal. Putri Delon yang satu ini memang terancang s

  • NIKAH KONTRAK DENGAN TUAN MUDA OBSESIF   27.

    "Lapor, Tuan! Penjagaan ketat Nona sudah dimulai. Lalu, saya baru saja mendapat kabar dari rekan saya. Dia bertemu pria asing yang memperhatikan Nona dari atas pohon saat Nona jalan-jalan pagi di taman. Kami sedang dalam proses pengejaran." Ditrian melapor pada Edward yang sedang sibuk memakai dasi.'Sudah dimulai ternyata. Sial, aku sedikit lengah.' Batin Edward kesal."Di mana wanita itu sekarang?" Edward menoleh menatap tajam Ditrian.Ditrian cukup terkejut dengan tatapan itu. Ia pun menjawab dengan cepat, "Nona sedang sibuk dengan laptopnya di ruang tengah."'Dia sedang sibuk dengan acara pernikahan. Bagus, tetaplah tenang seperti itu, Crystal.' Edward sedikit lega mendengarnya."Ah, saya lupa bilang. Tadi pagi, saya mendapat pesan dari Nyonya Marry."Edward mengeryit. "Ada apa?""Nona Crystal ingin makan siang bersama anda." Ditrian agak ragu mengatakannya. Pasalnya, apakah waktunya cukup karna Edward harus segera meninggalkan Miami dan terbang ke California beberapa saat lagi.E

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status