Share

KEBINGUNGAN

    888 mondar mandir sejak pagi membuat 444  merasa jengah dan risih. 

"Hyaa! 888 kau tidak bisa diam? Apa kau harus berjalan mondar mandir seperti itu sampai sore nanti? Kita harus segera berangkat."

"Apa dia akan membenciku? Kemarin kita akan mengambil Eun Tak, kali ini ibunya. Bagaimana perasaan Hyun? Dia akan kehilangan ibunya. Apa Eun akan menjaganya nanti?" 

    444 mengerutknan dahinya. "Sejak kapan kau begitu peduli dengan perasaan manusia? Apalagi hanya seorang gadis kecil berusia 13 tahun?" 

"Ah, kau ini banyak bertanya," gerutu 888 sambil melangkah menuju pintu lemari yang biasa mereka gunakan berteleportasi. Tentu saja 444 merasa heran bukan kepalang. Biasanya 888 akan mengajaknya berjalan terlebih dahulu ke lobby bawah baru kemudian mereka pergi. Kenapa kali ini? Haah, memang malaikat maut yang aneh, batin 444 kesal.

    Saat tiba di halaman rumah Hyun Jae, tampak Kim Min Jae sedang membersihkan halaman. Tak lama kemudian, Hyun Jae keluar dari rumah dengan ceria sambil menenteng tas sekolah dan bekal makan siangnya. 

"Bibi Eun membuatkan aku banyak sekali makanan hari ini, Bu," lapor Hyun Jae pada ibunya dengan senyum ceria.  Kim menoleh dan tersenyum pada Hyun Jae.

"Kalau begitu, kau harus menghabiskan makan siangmu. Ingat, jangan bertengkar dengan teman- teman sekolahmu," pesan Kim Min Jae. Hyun mengangguk, ia mengecup pipi ibunya dan melangkah dengan riang. 

    888 cepat- cepat menarik tangan 444 untuk bersembunyi dari pandangan Hyun Jae. Tentu hal itu membuat 444 terkejut dan kesakitan.

"Kyaa, kau ini, sakit!" omel 444 kesal. 888 hanya memberi isyarat supaya 444 diam. Dia tidak ingin Hyun melihat kedatangan mereka berdua.Tak lama kemudian saat Kim Min Jae dan Eun Tak keluar dan berangkat kerja barulah mereka berdua mengikuti Kim Min Jae. 

    "Kya, 888 kenapa wajahmu sedih begitu? Selama kita bertugas baru kali ini aku melihatmu bingung seperti ini," komentar 444.  

"Entahlah, aku merasa sakit di sini," jawab 888 sambil menunjuk ke dadanya. 444 menggelengkan kepalanya.

"Kau ini ada- ada saja. Tapi, apa betul kau melihat masa depan Kim bersama Hyun Jae?" 

"Hmm ... Itulah mengapa aku merasa heran. Di sini jelas tertulis nama Kim Min Jae,semuanya sudah sesuai. Tapi,mengapa?"

"Kau salah lihat? Mungkin bayangan masa depan itu salah," ucap 444.

    888 menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mungkin salah. Kalau kau tidak percaya kau pegang saja tangannya. Lalu kau beritahu aku apa yang kau lihat."

"Mana mungkin aku memegangnya dalam kondisi sedang bertugas seperti ini?!"

"Lepas pinmu dan bertingkahlah seperti manusia biasa. Kau kan sudah pernah bertemu dengannya. Dia akan mengenalimu karena pernah bertemu di bus." 

    444 menggaruk kepalanya yang tiba-tiba saja terasa gatal. Sungguh ia merasa penasaran sekali. 444 memperhatikan sekitarnya, jangan sampai ada manusia yang menyadari kehadirannya yang tiba-tiba. Merasa aman, 444 segera melepas pin nya. Lalu ia berjalan cepat ke arah Kim, berpura-pura menabraknya hingga barang milik Kim terjatuh. 

"Ma- maaf nyonya. Saya sedang terburu-buru, jadi tidak sengaja menabrak anda," ujar 444 sambil berjongkok dan membantu Kim membereskan barang- barangnya yang jatuh. 

"Tidak apa- apa. Ah, bukankah kau Chin Hae? Adik Kim Young Joo? Kita pernah bertemu di bus tempo hari,"ujar Kim sambil tersenyum. 444 segera mengulurkan tangannya yang langsung di sambut oleh Kim dengan hangat. 

    Untuk sejenak 444 melihat sesuatu, ia merasa terkejut, namun dengan cepat ia menguasai keadaan. Ia pun langsung melepaskan jabatan tangannya. 

"Sekali lagi maafkan saya, nyonya Kim," ujar 444 sambil membungkukkan tubuhnya. Kim dan Eun Tak hanya tersenyum. 

"Saya pamit duluan Nyonya, maaf sekali lagi," kata 444 sambil buru- buru beranjak dari situ dan melangkah dengan cepat ke tempat yang sedikit sepi. Kemudian memakai pinnya lalu kembali ke tempat 888 sedang memperhatikan apa yang ia lakukan. 

    "Bagaimana? Apa yang kau lihat?" cecar 888 ingin tau. 444 menatap 888 sedikit ragu, namun akhirnya ....

"Aku melihatnya sedang berfoto bersama Hyun Jae dan Eun Tak. Kelihatannya Hyun Jae baru saja diangkat sebagai seorang sersan di kepolisian. Dia mengenakan seragam polisi dan juga tanda pangkatnya."

"Bagaimana caranya dia lolos dari maut kalau begitu?" 

    444 menghela napas, sebenarnya ia melihat sesuatu yang lain di gambaran masa depan Kim Min Jae. Tapi, dia memilih untuk diam dan merahasiakannya dari 888.

888 membuka amplop hitam dibalik bajunya. Ia membuka dan membaca isinya. Nama Kim Min Jae masih tercatat di atas kertas itu. Ia menghela napas perlahan kemudian mengendikkan bahunya. Lalu berjalan kembali bersama 444 mengikuti Kim Min Jae. 

    Seperti biasa, Kim Min Jae dan Eun Tak berpisah di lobby bawah. Mereka bekerja di Bank yang sama. Akan tetapi mereka berbeda divisi. Sehingga mereka bekerja di lantai dan ruangan yang berbeda. Seperti biasa, tugas 888 dan 444 harus mengikuti jiwa yang akan terpanggil dari dekat. Biasanya seminggu atau dua hari menjelang kematian mereka sudah harus mendampingi jiwa- jiwa itu. 

    Sementara itu Hyun merasa gelisah selama pelajaran. Entah mengapa perasaannya sangat tidak enak. Padahal tadi pagi dia begitu ceria berangkat ke sekolah. Saat jam makan siang, seperti biasa Hyun membawa makanannya ke taman. Ia merasa lebih nyaman makan di taman daripada di kelasnya. 

"Kyaa,bibi Yee kenapa mengagetkanku," gerutu Hyun. Saat ia mengangkat wajahnya Yee Soo menatapnya dekat sekali ke wajahnya, membuat gadis itu kaget. Yee Soo hanya tertawa terbahak-bahak melihat Hyun Jae yang pucat karena terkejut. 

"Bibi ini, kalau jantungku copot bagaimana?" omelnya.

    "Kematian masih jauh darimu. Buktinya tidak ada malaikat maut di sekitarmu. Tapi,kemarin aku melihat malaikat maut itu bersamamu. Tetapi dia sedang dalam wujud manusia. Ada apa? Mengapa kau berteman dengannya?" tanya Yee Soo sambil mengempaskan tubuhnya ke atas kursi taman di samping Hyun Jae. 

"Beberapa waktu yang lalu, dia akan menjemput bibiku. Tapi, aku menggagalkannya,itu bukan yang pertama kali, sebelumnya aku juga menolong seseorang lepas dari kematian. Paman itu marah padaku,entah mengapa dia sekarang ingin berteman denganku. Aku juga merasa heran, apa mungkin karena aku memiliki perjanjian dengannya,ya?" 

    Yee Soo bergidik ngeri. "Kau mengadakan perjanjian dengan malaikat maut? Apa kau tau siapa dia itu?" 

Hyun Jae menggeleng. 

"Setiap malaikat maut pasti memiliki angka. Dia adalah 888 artinya dia adalah malaikat maut terkuat dan yang paling kejam. Berbeda dengan malaikat maut lainnya 888 memiliki banyak keistimewaan yang raja langit berikan. Jadi, sebaiknya kau menjauh saja darinya. Aku takut kau akan mendapat kesulitan nantinya." 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status