Share

BAB 28

Seminggu setelah aku mendaftarkan gugatan cerai ke pengadilan dengan bantuan Mas Pram, Mas Wildan mengirim pasan padaku.

[Al, boleh ketemu?]

[Ada yang ingin Mas bicarakan.]

[Hari ini aku menerima surat panggilan dari pengadilan, Al. Akhirnya kamu benar-benar menggugat cerai. Ini surat pertama yang kuterima dengan linangan air mata.]

[Ada hal yang ingin kubicarakan sebelum kita bertemu di pengadilan.]

Begitu sederet pesan yang dikirim Mas Wildan sejak tadi. Aku hanya membacanya, bingung harus bagaimana membalasnya. Ku-screenshot pesan-pesan dari Mas Wildan lalu kukirimkan ke Nafisa.

[Suruh ke ketemuan di Kafe Jingga aja, Al. Kamu yang nentukan waktunya, nanti kabari aku, aku akan kesana juga buat jaga-jaga kalau suamimu berbuat yang tidak-tidak.] Balas Nafisa setelah membaca pesanku.

[Mantan suami, Naf.] Tulisku protes.

Nafisa memang sudah mulai kembali aktif di Kafe Jingga setelah baby Almira keluar dari rumah sakit beberapa hari yang lalu. Beruntung sekali aku memiliki sahabat seper
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Bunda Widi
yaa Allah, part ini bisa jadi pembelajaran untuk kita, kita sebagai suami dan kita sebagai ibu mertua kelak ... bener2 sedih bgt part ini ...
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
dua orang saling mencinta akibat kesahan seorang ibu yg menginginkan seorang cucu jadi hancur semua nya .bc part ini jadi ikutan sedih dn ikutan nangis ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status