Share

Chapter 166

Mata Syarif seketika takjub pada rumah yang begitu mewah bak istana, dengan gerbang besar, pos satpam seukuran rumah, seorang sopir pribadi, taman depan yang luas dan diisi dengan bunga-bunga dan tanaman yang terawat, sebuah bagasi mobil dengan lusa yang tidak biasa, namun kenapa hanya satu pembantu rumah?

"Tunggu di sini," kata Martin. Dan duduklah Syarif di sofa ruang utama, sementara Martin berjalan naik ke atas ruang kerjanya.

Syarif sendiri menatap betapa luas ruangan dengan lampu gantung yang besar, lantai mengkilat, dengan jendela kaca dan sebuah akuarium besar di sisi barat. Dengan sopan Syarif hanya menatap saja tanpa ingin melihat-lihat. Tentu dia tidak mau terlihat norak seperti tak pernah masuk ke dalam sebuah rumah mewah besar. Walaupun benar, bahwa dia tidak pernah memasuki rumah begitu besar dan mewah selayaknya rumah Martin Dialuna.

Tak lama kemudian Martin datang dengan alay lukisnya, sebuah kertas, pensil dan sebagainya, apapun yang dibutuhkan untuk melukis.

Dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status