Reyhan merasa curiga melihat tingkah Zeira selama satu Minggu ini, yang selalu mengunci pintu dari dalam kamar.
"Bara selama aku pergi perjalanan bisnis ke Riau waktu Minggu lalu, apa ada yang terjadi di rumah ?" Tanya Reyhan saat mereka di dalam mobil menuju kantor DUBER GRUP milik keluarga Nicolas.
" Ti.ti.tidak ada tuan" jawab bara dengan gugup dan terbata-bata. Yang membuat Reyhan jadi semakin curiga
"Bara, kalau berbohong kamu tahu kan apa akibatnya" ancam Reyhan.
Akhirnya Bara terpaksa jujur, ia takut jika di pecat sebagai sopir pribadi Reyhan. "Waktu pagi sebelum tuan tiba di rumah, tuan muda Roy datang menemui nyonya. Aku tidak tahu apa yang terjadi tuan saat itu aku sedang mengambil berkas-berkas security di lantai tiga. Saat turun dari lantai tiga, aku melihat tuan Roy sedang mengetuk pintu kamar nyonya sambil membawa 1 gelas air hangat di tangannya."
"Kenapa baru sekarang kamu mengatakannya?, apa kamu sudah bosan bekerja deng
Reyhan berpura-pura tidur saat Zeira masuk ke dalam kamar. Dia merasa kesal dan geram melihat Zeira pulang ke kediaman Nicolas sudah menunjukkan pukul 10 malam.Zeira duduk termenung di atas sofa setelah ia selesai mandi. Ia selalu memikirkan jalan mana yang harus di tempuh. Bertahan atau pergi meninggalkan Reyhan dan Roy."Apa kamu akan begadang malam ini?" akhirnya Reyhan membuka mulut untuk mencarikan suasana keheningan di kamar itu."Ha...i...iya, aku akan tidur sebentar lagi" jawab Zeira terbata-bata."Sebentar kapan? Ini sudah larut malam. Setidaknya sayangi janin yang ada di dalam kandungan kamu saat ini" Reyhan semakin kesal dan keluar dari kamar.Zeira menarik nafas dalam-dalam, untuk menenangkan hatinya. Ia bangkit dari sofa dan melangkah menuju tempat tidur.Waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi, namun Zeira tidak bisa tidur karena Reyhan tidak kembali ke kamar. Ia keluar dari kamar dan mencari Reyhan ke ruang kerja di lantai
Pertempuran babak belur yang rasanya nikmat itu pun berlangsung lama. Zeira kini lemas tak berdaya karena serangan nikmat bertubi-tubi yang Reyhan berikan. Reyhan tidak lupa meninggalkan beberapa tanda kepemilikannya di bagian dada leher dan paha mulus Zeira."Mas aku sudah lelah" ucap Zeira di bawah tubuh Reyhan dengan napas yang terengah-engah."Sebentar lagi sayang" Reyhan terus saja melajukan gerakan pinggulnya hingga ia mencapai puncak pelepasan yang ke 3 kalinya."Mas aku mau pulang. Oh iya, mas kapan kembali ke rumah ? Tanya Zeira setelah ia keluar dari kamar mandi dan sudah mengenakan pakaian."Ini sudah larut malam Ira ? Kita pulang besok aja yah ? Malam ini kita tidur disini saja" jawab Reyhan yang masih terbaring di atas tempat tidur tanpa memakai pakaian.Zeira menutup tubuh Reyhan dengan selimut ia malu melihat tubuh Reyhan yang polos sama seperti baby yang baru lahir. "Kenapa ?" Tanya Reyhan sambil menyeringai licik."Gak Kenap
Ting-nong ting-nong suara panggilan masuk ke ponsel Reyhan. Reyhan dengan sigap mengusap warna hijau di layar ponselnya. Sebab nama yang muncul di layarnya *bibi Siti* Siti hanya menghubungi Reyhan jika ada masalah serius dan darurat. "Hallo a....."Reyhan belum selesai berbicara namun sudah di sela Siti "tu....tu..tuan.. nyonya... nyonya" ucap Siti terbata-bata.Reyhan memutuskan sambungan teleponnya dan melangkah dengan langkah seribu keluar dari ruangannya. Dia sudah berpikir kalau sesuatu yang buruk telah terjadi kepada Zeira. Karena dari tadi perasaannya sudah tidak enak semenjak ia tiba di kantor.Chintia kaget saat Reyhan melewatinya. Ia meraih ponsel dari tas kantornya, seperti yang ia harapkan, satu pesan masuk ke ponselnya dari orang suruhan yang ia bayar mahal selama ini *Zeira sudah tidak sadar diri* isi pesan yang masuk ke ponsel Chintia.*Kerja yang bagus, tidak sia-sia aku membayar kamu mahal* balas pesan Chintia sambil membuat stiker jempo
Malam ini Reyhan dan Carles mulai melakukan rencana yang mereka rancang 1 hari yang lalu.Chintia dengan bahagianya memasuki ruangan presiden sweet di Bar milik Reyhan. Ia sangat senang dengan undangan sepesial dari Reyhan tadi siang."Hay kamu sudah datang" sapa Reyhan kepada Chintia saat muncul di depan pintu, dengan senyum seribu pesona yang membuat jantung setiap wanita menjadi meleleh"Wao kenapa ruangannya di hias seperti ini ?" Tanya Chintia saat masuk ke dalam ruangan, ia kagum karena ruangan itu di hias dengan lampu kelap-kelip berbagai macam warna dan di setiap meja sudah di penuhi dengan botol wine dan buah-buahan."Malam ini kita akan bersenang-senang, karena kamu sudah membantu aku dalam mengelola perusahaan milik keluarga Nicolas. Jadi kami pantas mendapatkan surprise" Reyhan memberikan satu ikat bunga mawar kepada Chintia.Chintia tersenyum namun ia takut untuk menerima bunga pemberian Reyhan. Sebab ia alergi dengan wangi bunga mawar
Ting-nong ting-nong suara panggilan masuk di ponsel Reyhan yang membawanya tersadar dari mimpi indah satu malam ini. "Hallo Daddy" sahut Reyhan setelah mengusap berbentuk bulat warna hijau di layar ponselnya."Daddy akan ke Indonesia hari ini" jawab Richard dari seberang sana."Kenapa Daddy mendadak ke Indonesia ? Bukannya Daddy akan ke Indonesia setelah Zeira melahirkan?" Tanya Reyhan dengan penasaran. Sebab 3 bulan yang lalu saat ia menghubungi Richard untuk memberitahukan kalau Zeira telah mengandung, Richard mengatakan ia akan ke Indonesia setelah Zeira melahirkan."Ada hal penting yang ingin Daddy bicarakan dengan kamu" Richard memutus sambungan teleponnya dengan Reyhan."Dia memang selalu seperti itu" gerutu Reyhan dan kembali berbaring di atas ranjang di samping Zeira."Siapa yang nelpon mas?" Tanya Zeira sambil membuka matanya."Daddy" jawab singkat Reyhan.Zeira melonjak dari tidurnya "apa papa akan ke Indonesia?" Tanya Zeira
Zeira menolak ajakan Bara untuk kembali ke kediaman Nicolas. "Maaf paman aku belum bisa kembali ke sana" tolak Zeira"Tapi nyonya, ini perintah dari tuan besar, beliau sudah merasa kasihan dengan kondisi tuan muda yang sudah dua hari ini tidak makan""Di sudah besar paman, dia sudah bisa makan sendiri""Baiklah Nyonya, saya permisi" Bara pergi. Dia berpikir bicara dengan Zeira tidak akan ada habisnya. Sebab dari tadi Bara sudah membujuk berbagai cara, namun wanita itu tetap saja memiliki jawaban."Tuan Nyonya menolak untuk kembali" lapor Bara kepada Richard saat ia sudah tiba di kediaman Nicolas."Hm... Kalau begitu bocorkan saja di mana Zeira saat ini kepada Reyhan, biarkan anak bodoh itu yang mengurus masalahnya" perintah Richard."Baik tuan" Bara menunduk hormat sebelum ia keluar dari kamar Richard."Bara" panggil Reyhan saat Bara menjulurkan kepalanya dari kamar tuan besar."Iya tuan muda" jawab Bara sambil melangkah
Zeira membuka mata saat merasakan sesuatu menyentuh keningnya. Ia melonjak dari tempatnya karena melihat seseorang di sampingnya.Reyhan langsung meraba tembok untuk menghidupkan lampu, agar Zeira bisa melihatnya dengan jelas. "Ini aku Ira" ucap Reyhan sambil mendekati Zeira yang ketakutan di samping lemari."Kenapa kamu ada di sini?" Tanya Zeira dengan bingung."Jangankan disini di ujung langit pun aku akan tetap menemukan kamu""Maaf mas aku tidak akan kembali kesana lagi" ucap Zeira dengan kesal."Siapa yang mau ajak kamu kembali?" Tanya Reyhan sambil duduk di sisi ranjang."Aku pikir mas datang kemari untuk memintaku kembali ke kediaman Nicolas" ucap Zeira yang sedikit merasa malu."Aku tidak meminta kamu pulang. Justru aku yang akan tinggal disini bersama kamu""Mas.." ucap Zeira sambil menatap Reyhan dengan tajam."Iya, aku akan tinggal di sini bersama kamu" Reyhan mengulang ucapannya."Tempat in
Ini hari ketiga Zeira dan Reyhan tinggal di kosan. Malam ini cuaca terasa panas berbeda dengan dua malam sebelumnya. Reyhan yang tidak tahan lantas membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya dan hanya menyisakan boxer untuk menutupi daerah keperkasaannya.Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam, namun Reyhan belum bisa tertidur. Berbeda dengan Zeira yang tidur dengan pulas di atas kasur yang sederhana dan kecil sambil memeluk bantal guling.*Panas seperti ini di bisa tertidur pulas* ucap batin Reyhan sambil menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba otak Reyhan mendapatkan ide, ia kembali menutup jendela lalu naik ke atas tempat tidur yang sangat sempit itu dan mengarahkan kipas hanya kepadanya.Tiga puluh menit Zeira membuka mata karena merasa tubuhnya basah. Ia kembali mengarahkan kipas ke arahnya, namun hatinya tidak tega saat melihat kening Reyhan mengeluarkan keringat. Ia memandangi wajah Reyhan yang sedang tertidur pulas. Pria itu memang sangat tampan, h