Ting-nong ting-nong suara panggilan masuk ke ponsel Reyhan. Reyhan dengan sigap mengusap warna hijau di layar ponselnya. Sebab nama yang muncul di layarnya *bibi Siti* Siti hanya menghubungi Reyhan jika ada masalah serius dan darurat. "Hallo a....."
Reyhan belum selesai berbicara namun sudah di sela Siti "tu....tu..tuan.. nyonya... nyonya" ucap Siti terbata-bata.
Reyhan memutuskan sambungan teleponnya dan melangkah dengan langkah seribu keluar dari ruangannya. Dia sudah berpikir kalau sesuatu yang buruk telah terjadi kepada Zeira. Karena dari tadi perasaannya sudah tidak enak semenjak ia tiba di kantor.
Chintia kaget saat Reyhan melewatinya. Ia meraih ponsel dari tas kantornya, seperti yang ia harapkan, satu pesan masuk ke ponselnya dari orang suruhan yang ia bayar mahal selama ini *Zeira sudah tidak sadar diri* isi pesan yang masuk ke ponsel Chintia.
*Kerja yang bagus, tidak sia-sia aku membayar kamu mahal* balas pesan Chintia sambil membuat stiker jempo
Malam ini Reyhan dan Carles mulai melakukan rencana yang mereka rancang 1 hari yang lalu.Chintia dengan bahagianya memasuki ruangan presiden sweet di Bar milik Reyhan. Ia sangat senang dengan undangan sepesial dari Reyhan tadi siang."Hay kamu sudah datang" sapa Reyhan kepada Chintia saat muncul di depan pintu, dengan senyum seribu pesona yang membuat jantung setiap wanita menjadi meleleh"Wao kenapa ruangannya di hias seperti ini ?" Tanya Chintia saat masuk ke dalam ruangan, ia kagum karena ruangan itu di hias dengan lampu kelap-kelip berbagai macam warna dan di setiap meja sudah di penuhi dengan botol wine dan buah-buahan."Malam ini kita akan bersenang-senang, karena kamu sudah membantu aku dalam mengelola perusahaan milik keluarga Nicolas. Jadi kami pantas mendapatkan surprise" Reyhan memberikan satu ikat bunga mawar kepada Chintia.Chintia tersenyum namun ia takut untuk menerima bunga pemberian Reyhan. Sebab ia alergi dengan wangi bunga mawar
Ting-nong ting-nong suara panggilan masuk di ponsel Reyhan yang membawanya tersadar dari mimpi indah satu malam ini. "Hallo Daddy" sahut Reyhan setelah mengusap berbentuk bulat warna hijau di layar ponselnya."Daddy akan ke Indonesia hari ini" jawab Richard dari seberang sana."Kenapa Daddy mendadak ke Indonesia ? Bukannya Daddy akan ke Indonesia setelah Zeira melahirkan?" Tanya Reyhan dengan penasaran. Sebab 3 bulan yang lalu saat ia menghubungi Richard untuk memberitahukan kalau Zeira telah mengandung, Richard mengatakan ia akan ke Indonesia setelah Zeira melahirkan."Ada hal penting yang ingin Daddy bicarakan dengan kamu" Richard memutus sambungan teleponnya dengan Reyhan."Dia memang selalu seperti itu" gerutu Reyhan dan kembali berbaring di atas ranjang di samping Zeira."Siapa yang nelpon mas?" Tanya Zeira sambil membuka matanya."Daddy" jawab singkat Reyhan.Zeira melonjak dari tidurnya "apa papa akan ke Indonesia?" Tanya Zeira
Zeira menolak ajakan Bara untuk kembali ke kediaman Nicolas. "Maaf paman aku belum bisa kembali ke sana" tolak Zeira"Tapi nyonya, ini perintah dari tuan besar, beliau sudah merasa kasihan dengan kondisi tuan muda yang sudah dua hari ini tidak makan""Di sudah besar paman, dia sudah bisa makan sendiri""Baiklah Nyonya, saya permisi" Bara pergi. Dia berpikir bicara dengan Zeira tidak akan ada habisnya. Sebab dari tadi Bara sudah membujuk berbagai cara, namun wanita itu tetap saja memiliki jawaban."Tuan Nyonya menolak untuk kembali" lapor Bara kepada Richard saat ia sudah tiba di kediaman Nicolas."Hm... Kalau begitu bocorkan saja di mana Zeira saat ini kepada Reyhan, biarkan anak bodoh itu yang mengurus masalahnya" perintah Richard."Baik tuan" Bara menunduk hormat sebelum ia keluar dari kamar Richard."Bara" panggil Reyhan saat Bara menjulurkan kepalanya dari kamar tuan besar."Iya tuan muda" jawab Bara sambil melangkah
Zeira membuka mata saat merasakan sesuatu menyentuh keningnya. Ia melonjak dari tempatnya karena melihat seseorang di sampingnya.Reyhan langsung meraba tembok untuk menghidupkan lampu, agar Zeira bisa melihatnya dengan jelas. "Ini aku Ira" ucap Reyhan sambil mendekati Zeira yang ketakutan di samping lemari."Kenapa kamu ada di sini?" Tanya Zeira dengan bingung."Jangankan disini di ujung langit pun aku akan tetap menemukan kamu""Maaf mas aku tidak akan kembali kesana lagi" ucap Zeira dengan kesal."Siapa yang mau ajak kamu kembali?" Tanya Reyhan sambil duduk di sisi ranjang."Aku pikir mas datang kemari untuk memintaku kembali ke kediaman Nicolas" ucap Zeira yang sedikit merasa malu."Aku tidak meminta kamu pulang. Justru aku yang akan tinggal disini bersama kamu""Mas.." ucap Zeira sambil menatap Reyhan dengan tajam."Iya, aku akan tinggal di sini bersama kamu" Reyhan mengulang ucapannya."Tempat in
Ini hari ketiga Zeira dan Reyhan tinggal di kosan. Malam ini cuaca terasa panas berbeda dengan dua malam sebelumnya. Reyhan yang tidak tahan lantas membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya dan hanya menyisakan boxer untuk menutupi daerah keperkasaannya.Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam, namun Reyhan belum bisa tertidur. Berbeda dengan Zeira yang tidur dengan pulas di atas kasur yang sederhana dan kecil sambil memeluk bantal guling.*Panas seperti ini di bisa tertidur pulas* ucap batin Reyhan sambil menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba otak Reyhan mendapatkan ide, ia kembali menutup jendela lalu naik ke atas tempat tidur yang sangat sempit itu dan mengarahkan kipas hanya kepadanya.Tiga puluh menit Zeira membuka mata karena merasa tubuhnya basah. Ia kembali mengarahkan kipas ke arahnya, namun hatinya tidak tega saat melihat kening Reyhan mengeluarkan keringat. Ia memandangi wajah Reyhan yang sedang tertidur pulas. Pria itu memang sangat tampan, h
Reyhan mengepalkan tangannya saat Carles menceritakan apa yang ia ketahui tentang Sahabatnya itu."Aku tidak percaya kalau wanita itu akan melakukan kesalahan lagi" ucap Reyhan"Kamu ingin buktinya?" Carles menyodorkan ponsel miliknya kepada Reyhan. Ia menunjukkan video rekaman cctv kafenya."Sial, apa dia tidak trauma""Wanita tidak akan takut dan tidak akan trauma demi mendapatkan cinta atau keinginannya. Wanita itu lebih dari pria, jika sudah dia inginkan pasti dia melakukan apapun demi mendapatkannya. Aku harap kamu bisa menjaga Zeira dengan baik. Dia wanita yang polos dan tidak mengerti apa-apa""Baiklah aku akan membawa Zeira kembali, dia akan aman jika di rumah""Itu sudah pasti Bro, di sana sama sekali tidak aman. Wanita itu akan mudah untuk mencelakainya" sahut Carles.Tiba-tiba ponsel Reyhan bergetar di atas meja, dan nama yang muncul Vivi."Hallo" sahut Reyhan setelah mengusap layar ponselnya.
"Nyonya" jerit seorang pelayan saat membuka pintu dan melihat Zeira terbaring di atas lantai. Ia meminta bantu kepada temannya sesama pelayan untuk mengangkat tubuh Zeira ke atas tempat tidur."Bangun nyonya....Bagun" ucap pelayan sambil menepuk pipi Zeira dengan lembut.Perlahan Zeira membuka kedua kelopak matanya "katakan kepada Tuan Raymon, aku tidak akan pernah meninggalkan mas Reyhan" ucap Zeira dengan lemah tak berdaya."Nyonya makan dulu" balas pelayan sambil menyodorkan satu mangkuk bubur.Zeira menolak "aku tidak ingin makan, aku ingin bertemu dengan tuan Raymon""Tuan sedang keluar Nyonya. Mungkin sore akan kembali" jawab pelayan dengan hormat."Hem...."seorang bodyguard berdehem dari pintu, yang membuat pelayang muda itu keluar dari kamar Zeira...........Sementara di perusahaan DUBER GRUP. Reyhan sedang duduk di kursi kerajaannya sambil memandangi satu lembar kertas, surat pengunduran diri Chintia.Tadi pa
Air mata Zeira semakin mengalir deras saat bola mata birunya menatap Chintia yang tersenyum bahagia keluar dari kamarnya yang berada di lantai 2 mansion itu. "Ya Tuhan kuatkan hatiku" ucap dalam hati Zeira sambil mengelus perut buncitnya."Ra...kamu harus tenang, aku percaya pak Reyhan melakukan ini semua, hanya demi menyelamatkan kamu dan janin yang ada di dalam kandungan kamu" bujuk Vivi."Hm.." jawab singkat Zeira sambil mengusap air mata dengan kedua jarinya.Chintia tersenyum bahagia saat keluar dari kamarnya. Namun sayang senyum itu hanya bertahan sebentar.""AW...." Jerit Chintia saat satu kakinya salah melangkah. Ia ingin melangkah di tangga kedua, namun kakinya terlanjur ke tangga yang ke tiga sehingga membuat ia hilang keseimbangan dan terguling hingga ke lantai satu.Semua orang menjerit begitu juga dengan Zeira dan Vivi sontak bangkit dari tempatnya dan berlari ke arah Chintia. Zeira memejamkan kedua matanya karena tidak sanggup melihat