Home / Romansa / Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku / Bab 10. Tuan, tolong sedikit lembut.

Share

Bab 10. Tuan, tolong sedikit lembut.

Author: Tetesan air
last update Huling Na-update: 2025-10-16 16:36:12

"Bukan Tu...." Kata-kata itu harus berhenti.

Karena Bram melumat bibir Kayra dengan kasar, tangannya bergerak liar membuka satu persatu pakaian wanita cantik itu.

Awalnya Kayra berusaha menolak, tetapi tenaganya tidak seimbang dengan tubuh Bram yang begitu kelar.

Akhirnya Kayra pasrah, ia membiarkan Bram menikmati setiap inci kulit mulusnya.

"Ah...." Satu desahan lolos dari mulut Kayra.

Bram benar-benar ahli dalam bercumbu, Kayra hanyut dalam sentuhannya. Tetapi walaupun dipenuhi rasa gairah, Kayra masih merasa malu saat Bram melebarkan kedua pahanya.

Ia berusaha menutupnya, dan meminta Bram untuk mematikan lampu.

"Bukankah ini yang kamu inginkan? Terus, kenapa harus malu?" Bram bertanya dengan lembut, sambil menatap Kayra dengan tatapan seribu arti.

"Aku tidak ingin melihat wajah Tuan." Jawab jujur Kayra, dengan memalingkan wajah untuk menjauhkan pandangan.

Bram hanya tersenyum licik, ia mematikan semua lampu dan kembali menghampiri Kayra ke tempat tidur.

Dengan kasar ia mendo
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 13. Masuki aku Tuan, aku sudah tidak tahan lagi.

    Tentu Charles tak berani membantah perintah Asha! Ia kembali ke ruang Kayra. Dengan berat hati, Charles meminta Kayra untuk mengantar 2 gelas kopi ke ruangan direktur. "Permisi Tuan," ucap Kayra sambil membawa nampan di tangannya. "Apakah ini tertulis di dalam kontrak?"Kayra refleks menegakkan kepala, ditatapnya Asha yang duduk di sofa dengan posisi kedua tangan dilipat di dada, dan satu kakinya diangkat di atas kaki yang satu lagi. Seketika tubuh Kayra bergetar, bagaimana tidak! Asha menatapnya dengan tatapan mematikan. Ia tak menyangka Bram akan membawa Asha ke sana."Maaf Mbak," ucap Kayra sambil menaruh nampan di atas meja."Saya hanya bosan di rumah," lanjutnya dengan posisi berdiri tegap di hadapan Asha, sambil menundukkan kepala. "Bukankah saat ini kamu sedang hamil?" Asha kembali bertanya. Kayra sempat terdiam, "Iya Mbak.""Kalau begitu istirahatlah di rumah, aku tidak mau sampai terjadi sesuatu kepala calon anakku." Asha bicara dengan tegas.Ia bangkit dari tempatnya, m

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 11. Aku mohon, sekali ini saja.

    "Ha...iya Tuan, maaf aku tiba-tiba mengingatkan sesuatu," dalih Kayra.Bram membuka laci kecil di hadapannya, meraih sesuatu dari sana lalu menaruhnya di atas meja."Ambil ini, dan lakukan sekarang," perintah Bram.Kayra terdiam sambil menatap tes kehamilan yang terletak di atas meja. Jantungnya semakin berdegup kencang, ia benar-benar takut dengan hasilnya nanti. Kayra meraihnya, menghela napas lalu meninggalkan ruang kerja Bram. Setibanya di kamar, ia bergegas masuk ke kamar mandi. "Ya Tuhan, aku pasrah dengan hasilnya," ucap dalam batin Kayra. Ia menutup mata dan membukanya secara perlahan, tangannya gemetar, seluruh bulu kuduknya berdiri, benar-benar menyeramkan seperti uji nyali di gedung yang tak berpenghuni selama bertahun-tahun. Setelah membuka mata lebar-lebar, seketika Kayra menghela napas, "Syukurlah, aku masih aman."Kata-kata itu refleks ke luar dari mulut Kayra, ia benar-benar belum siap untuk hamil. Namun rasa syukur itu seketika berubah jadi cemas, Kayra tiba-tiba

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 11. Segera lakukan tes kehamilan.

    Bram yang tadinya kesal, seketika melunak saat melihat cairan merah menetes dari jari Kayra. Ia bangkit dari kursi, mengambil kotak obat lalu memberikannya kepada Kayra. "Obati tanganmu," ucapnya.Kayra mendongak, ditatapnya Bram sambil tersenyum tipis, "Terima kasih Tuan.""Hum," sahut singkat Bram yang langsung kembali ke kursinya. Kayra pun meninggalkan ruangan Bram setelah membersihkan lantai. Ia sengaja mencari kesibukan di luar kediaman Nathan, untuk menghindari Bram.Tetapi Tuhan sepertinya menakdirkan Kayra untuk selalu bertemu dengan Bram. Ingin rasanya Kayra berhenti bekerja, tetapi ia sudah terlanjur menandatangani kontrak selama 1 tahun."Apa tanganmu luka?" tanya Charles yang baru muncul dari pintu. Niatnya ke sana untuk mengambil sesuatu, tetapi matanya tak sengaja melihat tangan Kayra."Oh, ini hanya luka kecil, Pak," sahut Kayra dengan ramah. "Benar tidak sakit?" Charles bertanya untuk memastikan. Entah mengapa ia merasa dekat dengan Kayra, padahal mereka baru sa

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 10. Tuan, tolong sedikit lembut.

    "Bukan Tu...." Kata-kata itu harus berhenti. Karena Bram melumat bibir Kayra dengan kasar, tangannya bergerak liar membuka satu persatu pakaian wanita cantik itu.Awalnya Kayra berusaha menolak, tetapi tenaganya tidak seimbang dengan tubuh Bram yang begitu kelar.Akhirnya Kayra pasrah, ia membiarkan Bram menikmati setiap inci kulit mulusnya. "Ah...." Satu desahan lolos dari mulut Kayra. Bram benar-benar ahli dalam bercumbu, Kayra hanyut dalam sentuhannya. Tetapi walaupun dipenuhi rasa gairah, Kayra masih merasa malu saat Bram melebarkan kedua pahanya. Ia berusaha menutupnya, dan meminta Bram untuk mematikan lampu. "Bukankah ini yang kamu inginkan? Terus, kenapa harus malu?" Bram bertanya dengan lembut, sambil menatap Kayra dengan tatapan seribu arti. "Aku tidak ingin melihat wajah Tuan." Jawab jujur Kayra, dengan memalingkan wajah untuk menjauhkan pandangan.Bram hanya tersenyum licik, ia mematikan semua lampu dan kembali menghampiri Kayra ke tempat tidur. Dengan kasar ia mendo

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 9. Aku tahu, kamu ingin disentuh.

    "Ra, kamu jangan sedih. Di luar sana masih banyak yang lebih menderita dari kita," ucap Sarah.Ia berusaha menguatkan Kayra, mencoba membandingkan nasib mereka dengan wanita bayaran, yang setiap hari berganti pasangan."Kamu cukup berdoa agar segera hamil. Setelah itu kamu bisa bebas, bisa melanjutkan hidup," lanjut Sarah. "Tapi Sarah....""Kamu itu cantik, baik, pasti banyak laki-laki yang menerima kamu apa adanya," sela Sarah yang membuat Kayra terdiam. Walaupun sahabatnya itu belum bicara, tetapi Sarah sudah tahu. Karena ia pernah diposisi Kayra saat ini. Kedua wanita cantik itu sibuk membicarakan tentang nasibnya, begitu juga di tempat lain.Bram sengaja meninggalkan kantor lebih awal, lalu menghampiri sahabatnya Harri ke kafe langganan mereka. "Harusnya kamu senang Bro, bukannya kesal seperti ini," goda Harri dengan senyum licik."Senang bagaimana? Itu anak masa depannya hancur. Diusia saat ini, harusnya dia masih kuliah, bukan jual diri." Bram terpikir akan masa depan Kayra.

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 8. Tidak Tuan, ini justru terasa nikmat.

    Di bab ini sedikit panas, jadi bijaklah dalam membaca. Terima kasih. ***"Aku tidak butuh ceramah, aku hanya ingin disentuh Tuan Bram." Kayra melepaskan bibirnya sesaat, lalu kembali menempelkannya.Awalnya Bram tidak merespon, namun saat tangan wanita cantik itu menyentuh miliknya! Suasana pun tidak bisa dikendalikan.Kecupan seketika memanas, Bram memainkan lidahnya di dalam sana. Menyapu barisan gigi Kayra yang tersusun rapi sambil bertukar saliva. Tangan yang tadinya diam, kini mengelus setiap inci dari tubuh Kayra. Meremas kedua gunung kembar wanita cantik itu dengan penuh gairah, membasahi leher hingga dadanya dengan saliva. Ia pun tidak lupa meninggalkan beberapa tanda merah di sana.Dengan sekejap mata, Bram membuka seluruh pakaian Kayra, begitu juga dengannya. Ia pun mematikan lampu dan hanya menyisakan satu yang terletak di atas meja kecil, di samping tempat tidur. Suara desahan mulai memenuhi ruangan, keduanya larut dalam gairah. Walaupun perlakuan Bram sedikit kasar, na

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status