Share

Bab 4. Bodinya adu hay.

Auteur: Tetesan air
last update Dernière mise à jour: 2025-09-16 19:38:46

Bram bergidik, hembusan napas Kayra membuat bulu kuduknya merinding. 

"Jangan coba-coba untuk menggodaku," tegas Bram dengan tatapan lurus. 

"Aku tidak menggodamu Tuan Bram, aku hanya menginginkan sentuhan darimu." Entah apa yang terjadi pada Kayra, sehingga ia bisa bicara seperti itu.

Bram menarik napas, ia refleks bangkit dari kursinya. 

"Pergilah sebelum aku bersikap kasar," peringatan Bram dengan wajah marah.

Kayra bukannya pergi, wanita cantik itu justru memainkan kerah baju Bram dengan kedua tangannya. Sikap kasar dan hinaan dari Bram, membuatnya bersemangat untuk menjadi wanita penggoda. 

"Jangan membuatku semakin kesal," sentak Bram. 

Ia mencengkram kedua tangan Kayra, lalu melepaskannya dengan kasar. 

Ingin rasanya Kayra marah dan berteriak, tetapi ia berusaha menenangkan amarahnya. Apapun yang terucap dari mulut Bram, dan apapun yang ia lakukan! Kayra harus sabar dan menerimanya. 

Ia harus tetap menggodanya, sampai pria tampan itu menyentuhnya dan menanam benih dalam rahimnya.

"Maaf jika aku membuat Tuan kesal, tapi percayalah! Aku hanya berusaha menghibur Tuan," ucap Kayra dengan nada manja, sambil kembali memainkan kerah baju Bram.

"Tapi aku tidak butuh...." Bram berhenti bicara, sebab Kayra refleks menempelkan bibirnya ke bibir Bram.

Keduanya terdiam, Kayra menutup kedua mata dengan posisi kaki berjinjit, sedangkan Bram terpaku dengan mata terbuka lebar. 

Awalnya Bram menolak, tetapi tanga Kayra menahan kepalanya, agar bibir keduanya tetap menempel. Bahkan tangan wanita cantik itu menuntun tangan Bram, melingkar di pinggangnya. 

Sebagai pria normal, tentu hasrat Bram seketika memuncak! Tangan kekarnya mulai bergerak liar, bahkan tubuhnya mendorong tubuh mungil Kayra, hingga terjatuh di atas sofa.

Bibir yang tadinya menempel, kini menjelajahi leher jenjang Kayra. Sedangkan tangannya mengelus paha mulus wanita cantik itu, dari balik piyama.

"Permisi Tuan." Suara Hendro terdengar, seiring dengan ketukan pintu. 

Bram refleks menghentikan aksinya, begitu juga dengan Kayra. Ia merapikan rambut panjangnya dan bangkit dari sofa.

"Masuk," sahut Bram yang sudah kembali ke meja kerjanya. 

"Saya permisi dulu Tuan," ucap Kayra dengan kepala tertunduk, sambil melewati Hendro di pintu. 

Kayra benar-benar malu, bahkan wajahnya terlihat merah. Seumur hidup, ini pertama kalinya ia bercumbu dengan pria. Selama ini Kayra belum pernah pacaran atau dekat dengan pria.

Rasa gugup membuatnya tidak bisa tenang, jantungnya pun tak berhenti memompa, akhirnya Kayra ke luar dari kamar bergegas menuju kamar Bi Mina.

Tanpa malu ia menceritakan semuanya kepada wanita paruh baya itu. 

"Bi, aku benar-benar khilaf. Aku merasa berdosa." Kayra bicara dengan polosnya. 

"Non harus sering-sering khilaf, kalau tidak? Non tidak akan hamil," ucap Bi Mina. Wajahnya terlihat serius namun matanya menunjukkan rasa kasihan. 

Mendengar ucapan Bi Mina, Kayra tersadar akan tugasnya. Ia harus melakukannya demi kebaikan bersama. Namun sampai detik ini, Kayra belum tahu apa alasan ayahnya menjadikannya sebagai ibu pengganti. 

Yang pastinya, ayahnya sudah menandatangani kontrak dan menerima 50 persen, uang dari perjanjian. Itulah yang membuat Kayra terpaksa harus melakukannya. 

Menolak sama saja ia membunuh kedua orang tuanya, karena dalam perjanjian! Jika Kayra membatalkan kontrak, kedua orang tuanya harus membayar 2 kali lipat uang yang sudah disepakati. 

Sedangkan uang yang diterima orang tuanya bukanlah sedikit, melainkan dengan jumlah fantastis, yaitu 3 miliar rupiah. Bahkan sampai matipun, Kayra dan kedua orang tuanya tidak akan sanggup membayarnya.

.........................

Tanpa terasa dua hari telah berlalu, selama 2 hari ini Kayra tidak pernah bertemu dengan Bram. Ia sengaja menghindar karena malu dengan kejadian itu. Ia ke luar dari kamar setelah Bram berangkat ke kantor. 

Namun hari ini, ia harus menemui pria tampan itu karena ancaman dari Asha. Wanita bertubuh tinggi itu sudah tidak sabar lagi Kayra secepatnya hamil. Asha tak mau Kayra terlalu lama tinggal bersama Bram.

"Iya Mbak, aku mengerti." Hanya kata-kata itu yang terucap dari mulut Kayra, setiap kali bicara dengan Asha melalui sambungan telepon. 

Kayra menghela napas, matanya menatap Bi Mina sambil tersenyum tipis. 

"Apa Nyonya Asha marah?" tanya Bi Mina dengan lembut. 

Kayra mengangguk, "Iya Bi."

Saat keduanya asik berbincang-bincang, tiba-tiba terdengar suara Bram dari pintu utama. Pria tampan itu melangkah menuju ruang tamu bersama kedua temannya.

Bi Mina pun langsung bergegas menyiapkan minuman dan cemilan ringan, karena Mina sudah tahu tugasnya tanpa diperintah oleh Bram.

Wanita paruh baya itu pun minta tolong kepada Kayra, agar wanita cantik itu yang mengantarkannya ke ruang tamu. 

Kayra menghela napas sebelum meninggalkan dapur, ia melangkah menuju ruang tamu dengan posisi kepala tertunduk. 

Setibanya di ruang tamu, Kayra menaruh nampan di atas meja, tanpa melihat Bram.  Saat akan kembali ke dapur, ia tak sengaja mendengar seseorang bertanya kepada Bram.

"Apa dia pelayan baru di rumah ini, Bro?"

"Hum," sahut singkat Bram.

"Cantik ya, bodinya adu hay, buat betah di rumah," canda yang satu lagi. 

"Dia tidak seperti yang kamu pikirkan, dia bahkan lebih buruk dari simpanan kalian berdua." 

Kata-kata Bram sempat membuat langkah Kayra terhenti, hatinya rasa tercabik-cabik. Ia menghela napas dan kembali melanjutkan langkahnya. 

Wanita mana yang tak sakit hati, disebut lebih buruk dari wanita simpanan. Andaikan bisa memilih, Kayra lebih baik mati daripada harus menjadi ibu pengganti. 

Tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 7 malam. Bram dan kedua temannya terlihat meninggalkan kediaman Nathan, dengan menaiki mobilnya masing-masing.

Begitu juga dengan Kayra, ia pamit kepada Bi Mina untuk menemui sahabatnya. 

Sebelum pergi, Kayra terlebih dahulu menghubungi Sarah melalui ponsel milik Mina. 

Keduanya bertemu di parkiran apartemen milik Sarah. Sebelum mereka ke kafe, Sarah terlebih dahulu meminta Kayra untuk mengganti pakaian. 

"Maaf Ra, bajunya terlalu seksi," protes Kayra yang berdiri di depan kaca.

"Bagus kok, gak terlalu seksi. Kamu justru terlihat elegan," puji Sarah. 

"Tapi Ra...."

"Jangan tapi-tapi, mulai sekarang kamu harus terbiasa memakai gaun. Kita tinggal di kota, jadi kita harus mengikuti fashion kota." Sarah ceramah panjang lebar. 

Ia tak mungkin membawa Kayra ke acara ulang tahun temannya, dengan mengenakan celana jeans usang dan kaus oblong.

Kayra menarik napas dan pasrah, "Baiklah."

Keduanya meninggalkan apartemen menuju sebuah kafe, sepanjang perjalanan Kayra tidak berhenti memperbaiki bagian dadanya. Ia juga menarik ujung gaunnya agar menutupi paha.

Kayra benar-benar risih dan tidak nyaman, selama ini Kayra selalu mengenakan celana dan kaus atau kemeja. 

"Ra, acara ulang tahun teman kamu, di gedung ya?" tanya Kayra yang penasaran. 

"Iya, tapi sebelum ke sana, kita ke kafe dulu ya? Aku mau minta uang jajan dulu sama Om aku," jawab Sarah sambil tersenyum genit. 

"Oh...." Wajah Kayra terlihat bingung, karena yang ia tahu! Sarah tidak punya keluarga di Jakarta. 

Setibanya di kafe,  Sarah membawa Kayra ke ruang VIP. Kayra terkejut bukan main, kedua pria yang duduk di sofa salah satunya adalah Bram.

Begitu juga dengan Bram, ia tercengang melihat Kayra masuk dari pintu bersama Sarah.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 35. Saya datang atas kemauan sendiri.

    Bram menghela napas, menyandarkan kepala di sandaran sofa sambil jarinya memijat kening. "Untuk apa kamu pusing Bro? Lagipula apa yang kamu harapkan dari Asha? Apa dia bisa memberimu keturunan? Tidak kan?" Harry menjajah Bram dengan berbagai pertanyaan. "Aku benar-benar pusing Har. Jika Asha benar memiliki hubungan dengan Alex, aku bisa hancur." Bram bicara sambil memejamkan mata."Kamu benar-benar bodoh Bro. Wanita tidak hanya Asha, masih banyak yang lebih cantik dari dia. Contohnya Kayra, apa bagimu dia tidak cantik? Bukan hanya cantik saja, dia juga bisa memberimu keturunan, pewaris keluarga Nathan."Bram refleks membuka mata mendengar ucapan Harry, ia benar-benar melupakan wanita hamil itu.Bram baru saja meraih ponselnya dari atas meja, tiba-tiba ponsel Harry berdering. "Anak buah," ucap Harry membaca nama yang muncul di sana. Ia mengusap layar ponselnya, "Iya Baby.""Sayang, aku menemani Kayra dulu ya?" Suara manja Sarah dari seberang sana.Harry sengaja membuat nama kontak

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 34. Istri orang juga di gas.

    Sepanjang perjalanan Eric tidak berhenti bicara, ia menjajah Kayra dengan berbagai pertanyaan. Ia memancing wanita cantik itu untuk menceritakan tentang suaminya. Namun Kayra tidak terpancing, ia menutup rapat-rapat tentang hubungannya dengan keluarga Nathan. Kayra tidak mau melanggar perjanjian, karena hal itu akan menambah masalah. "Suami kamu tidak pernah pulang ya?" tanya Eric sambil melirik Kayra dari kaca spion. "Dia masih sibuk Pak Eric, jadi belum ada waktu untuk pulang." Kayra menjawab dengan santai. "Oh begitu, apa tidak sebaiknya kamu ikut dengannya? "Kayra tidak bisa meninggalkan ibunya sendirian. Pak Eric lihat sendiri kan, ibunya Kayra sudah mulai tua, jadi tidak mungkin ditinggal sendiri." Kali ini Sarah yang membuka mulut. "Iya juga sih, tapi kasihan Kayra. Dia lagi hamil, pasti butuh perhatian dari suaminya. Tapi tenang saja, masih ada aku yang siap membantu kapan saja dibutuhkan." Eric menatap Sarah sambil menggerakkan kedua alis mata. "Dasar playboy, perempua

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 33. Ini nikmat Mas Bram.

    Bram menunduk mendekatkan wajahnya ke wajah Kayra, "Aku datang untukmu Kayra, jadi kita harus tidur bersama."Bisikan Bram menembus telinga hingga jantung Kayra, yang membuat seluruh bulu kuduknya berdiri dan menari-nari. Kayra menegakkan kepala, matanya seketika beradu dengan kedua mata indah Bram."Aku...."Bram menempelkan bibirnya ke bibir Kayra, menutup mulut wanita hamil itu agar tidak bicara. Kakinya selangkah demi selangkah maju, yang membuat Kayra melangkah mundur, hingga membentur tembok. Tangan yang tadinya diam, kini melingkar di pinggang Bram. Ia memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan dari pria tampan itu."Kamu sudah basah Kayra," bisik Bram sambil menyentuh bagian sensitif Kayra. Ia mengangkat tubuh mungil Kayra, membaringkannya di atas tempat tidur dengan lembut. Membuka seluruh pakaian yang menempel di sana, kini tubuh wanita cantik itu terpampang bebas di hadapannya. Matanya menatap Kayra dari ujung rambut, seketika berhenti dibagian tengah. Perut yang duluny

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 32.

    Tepat pukul 7 malam, Sarah sudah meninggalkan apartemen. Namun sebelum pergi, ia sudah menghubungi Harry. Meminta kekasihnya itu untuk memberitahu Bram bahwa Kayra menginap di apartemennya.Sesuai harapan Sarah, Bram pun datang ke sana untuk menemui Kayra. Tentu kedatangan pria tampan itu membuat Kayra terkejut!"Tuan," ucap Kayra saat membuka pintu. "Aku boleh masuk?" tanya Bram karena Kayra berdiri di bibir pintu. "Hm, iya iya." Kayra menyingkir agar Bram bisa masuk. Ia menutup pintu lalu mengikuti Bram ke ruang tamu. "Apa kamu baik-baik saja?" tanya Bram setelah menjatuhkan bokongnya di atas sofa. "Iya Tuan, aku baik-baik saja. Oh iya, Tuan kenapa bisa datang kemari?" Kayra bertanya hanya sekedar basa-basi, sebenarnya ia sudah tahu kalau Sarah yang memintanya untuk datang ke sana. "Ingin bertemu denganmu," jawab Bram tanpa melihat lawan bicaranya. Pria tampan itu fokus membuka jam tangan, lalu menaruhnya di atas meja. Setelah itu ia membuka tiga kancing bajunya, yang menunjuk

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 31. Apa kamu menyukai aksi Om Bram?

    Suara kicauan burung dari hutan lindung membuat suasana kediaman Nathan semakin syahdu. Asha yang duduk di balkon kamar, seketika menyipitkan mata melihat sebuah mobil memasuki gerbang istana miliknya. Ia menatapnya dari kejauhan hingga mobil itu terparkir rapih."Itukan Kayra," ucap Asha saat melihat dua wanita turun dari mobil. Ia bergegas meninggalkan balkon, menuruni anak tangga menuju lantai satu. "Kayra," panggil Asha setibanya di ruang tamu. Ia sedikit terkejut dengan kedatangan Kayra."Mbak Asha, maaf saya datang tanpa memberitahu Mbak terlebih dahulu." Wajah Kayra terlihat bersalah "Apa Bram yang memintamu datang?" tanya Asha sambil menjatuhkan bokongnya di atas sofa.Kayra menggeleng, "Tidak Mbak, sayang kemari untuk bicara dengan Mbak Asha."Asha menaikkan alis, "Ada hal penting?""Tolong izinkan aku untuk menemui kedua orang tuaku Mbak. Aku rindu pada mereka, aku ingin tahu kondisi mereka. Aku mohon." Kayra menyatukan kedua telapak tangannya. "Maksudmu? Aku tidak meng

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 30. Jangan bilang Papah menyukai Kayra.

    Tiga hari telah berlalu, saat ini Kayra sedang mengemas pakaiannya dan Bram ke dalam koper. Sore ini mereka akan kembali ke Indonesia. Setelah kejadian malam itu, keduanya merasa canggung. Apalagi Kayra selalu menjaga jarak, bahkan ia memilih tidur di sofa untuk menghindari Bram.Liburan pertanyaan dengan Bram benar-benar tidak memiliki kesan apapun. Padahal Bram selalu mengajaknya untuk keliling negara Singa itu, tetapi Kayra menolak. "Tuan, aku sudah bertemu dengan orang tua Kayra." Bram membaca pesan yang masuk di ponselnya.Iya, sebelum Bram dan Kayra terbang ke Singapura, ia menyuruh seseorang untuk mencari kedua orang tua Kayra."Baiklah, aku segera kembali." Setelah mengirim pesan itu, Bram memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Memutar tubuh kekarnya, melangkah menghampiri Kayra yang duduk di sofa."Ayo." Bram menarik tangan Kayra. "Ke mana Tuan?" tanya Kayra sambil mengikuti Bram."Temani aku berbelanja," jawab Bram.Kayra tidak menolak, ia hanya memberitahu Asha deng

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status