Home / Romansa / Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku / Bab 5. Aow, pelan-pelan dong Tuan.

Share

Bab 5. Aow, pelan-pelan dong Tuan.

Author: Tetesan air
last update Last Updated: 2025-09-16 22:09:59

"Hay Om Harry," sapa Sarah dengan ceria. 

"Hay sayang." Pria yang dipanggil Harry itu, memeluk Sarah dan mengecup keningnya. 

Sungguh pemandangan yang begitu mengejutkan bagi Kayra. 

"Om, Perkenalkan, ini teman yang aku ceritakan kemaren," ucap Sarah setelah melepaskan pelukannya.

Harry mengerutkan kening, "Bro, dia kan...."

Harry bukannya berkenalan dengan Kayra, tapi justru bertanya kepada Bram. Namun sebelum ia selesai bicara, Bram sudah menarik tangan Kayra, membawa wanita cantik itu masuk ke kamar mandi. 

"Lepaskan tanganku Tuan," keluh Kayra, karena Bram mencengkram lengannya dengan kasar.

"Kamu benar-benar hebat, bisa melayani beberapa pria. Padahal kamu terikat kontrak dengan seseorang, tapi kamu tetap juga bermain dengan orang lain. Dasar wanita murahan." Bram berpikir demikian. 

"Bu...bukan begitu Tuan, aku hanya menemani Sarah," jelas Kayra, namun sayang! Bram tak sedikitpun percaya. 

"Segera akhiri kontrakmu dengan Asha, dan pergilah dari kediaman Nathan." Setelah mengatakannya, Bram membuka pintu dengan kasar lalu kembali menghampiri Harry dan Sarah. 

Sementara Kayra masih bertahan di kamar mandi, pundaknya bersandar di tembok sambil kedua matanya meneteskan butiran bening. Tuhan benar-benar tidak adil baginya, sejak kecil ia sudah terbiasa hidup susah, bahkan setelah dewasa pun ia tetap menderita. 

"Kayra," panggil Sarah sambil membuka pintu. 

Ia melihat Kayra sedang mengusap air mata dari kedua pipinya. Walaupun Kayra belum bicara apapun, Sarah sudah mengerti. 

"Kayra, aku minta maaf ya," ucap Sarah yang langsung memeluk Kayra. 

"Tidak apa-apa, santai saja." Walaupun bibir Kayra tersenyum, tetapi sorot matanya menunjukkan seribu kesedihan. 

"Pasti Om Bram marah, iya kan?" todong Sarah.

Ia yakin, karena Sarah sudah lama mengenal Bram. Sebab pria angkuh itu adalah sahabat dekat Harry, namun selama ini Sarah tidak tahu, bahwa pria yang diceritakan Kayra kepadanya adalah Bram.

"Hum...." sahut Kayra seiring dengan anggukan kepala. 

"Kamu tenang ya, biar aku dan Om Harry yang bicara kepada Om Bram." Sarah berusaha meyakinkan Kayra. 

Sebelum ke luar dari kamar mandi, Kayra terlebih dahulu membasuh wajah. Berusaha tersenyum untuk menutupi kesedihannya.

"Om jangan marah dong, aku yang mengajak Kayra. Sebenarnya kami mau ke acara ulang tahun temanku." Sarah bicara dengan serius.

"Aku tidak bertanya, dan aku tidak mau tahu." Bram bicara dengan angkuhnya.

"Bro, aku cabut dulu, ada urusan mendadak," lanjut Bram yang langsung pergi. 

"Ok, hati-hati di jalan," balas Harry. 

Setelah Bram menghilang di balik pintu, Kayra menceritakan yang sebenarnya kepada Harry. Pria tampan itu benar-benar terkejut, karena selama ini Bram tidak pernah menceritakan apapun kepadanya. 

Sahabatnya itu benar-benar tertutup terhadap masalah pribadi. Tadinya Harry berpikir, Kayra memang pelayan baru di kediaman Nathan.

Begitu juga dengan Sarah, ia menceritakan tentang status hubungannya dengan Harry kepada Kayra.

"Aku benar-benar tidak percaya ini," ucap Kayra. 

"Sulit dipercaya, tapi inilah kenyataannya Kayra." Keduanya berpelukan, berusaha untuk saling menguatkan. 

Keduanya memiliki cerita hidup yang berbeda, Kayra dipaksa ayahnya menjadi ibu pengganti. Sedangkan Sarah dilecehkan oleh ayah tirinya, sehingga memutuskan ke Jakarta dan menjadi wanita simpanan. 

"Kamu minum dulu," Sarah menyodorkan segelas minuman berwarna merah kepada Kayra.

Tanpa menolak, Kayra langsung meneguknya hingga tandas.

"Ra, minumannya kenapa rasanya aneh ya?" tanya Kayra dengan jujur. 

"Aneh bagaimana?" Bukannya menjawab, Sarah justru balik bertanya.

"Kamu minum dari gelas ini?" sahut Harry.

"Iya Om."

Jawaban Kayra membuat Harry menepuk kening. Bagaimana tidak? Yang diminum Kayra bukanlah jus atau sirup, melainkan anggur merah.

Benar saja, hanya berselang 15 menit! Kayra mulai bicara sendiri. Wanita cantik itu mabuk, bahkan ke kamar mandi ia harus dibantu oleh Sarah. 

"Aduh...bagaimana ini, Om?" keluh Sarah. 

"Tunggu sebentar, aku hubungi Bram dulu."

Awalnya Bram menolak, tetapi Harry memaksanya. Akhirnya Bram kembali ke kafe untuk menjemput Kayra. 

Ketika muncul dari balik pintu, wajah Bram terlihat marah dan kesal. Berbeda dengan Kayra, ia justru tersenyum manis.

"Selamat datang Tuan Bram, aku sudah lama menunggumu," ucap Kayra dengan nada khas mabuk.

"Ayo berdiri." Bram menarik lengan Kayra. 

"Aow... pelan-pelan dong Tuan, jangan terburu-buru." Kayra kembali membuka mulut, yang membuat Bram semakin kesal.

"Om, biar aku antar Kayra ke mobil." Sarah menyodorkan diri, ia tidak tega melihat sikap kasar Bram terhadap sahabatnya. 

"Hum, terima kasih," jawab singkat Bram.

Kedua pria itu ke luar dari kafe melalui pintu utama, sedangkan Sarah dan Kayra melalui pintu belakang, yaitu pintu karyawan. 

"Aku titip Kayra, ya Om," ucap Sarah sebelum menutup pintu mobil Bram.

Mobil sport berwarna hitam itupun, melaju membelah jalan ibu kota, menuju kediaman Nathan. 

Sepanjang perjalanan, Kayra tidak berhenti bicara. Namun Bram tidak merespon, ia hanya diam dan fokus dengan setir mobilnya. 

Setibanya di kediaman Nathan, Bram membantu Kayra turun dari mobil, menuntunnya menaiki tangga menuju lantai dua.

Dengan kasar Bram menjatuhkan Kayra di atas tempat tidur, tetapi Kayra menarik kerah bajunya, sehingga Bram ikut terjatuh tepat di atas tubuh Kayra. 

"Ayolah Tuan Bram, aku tahu kamu pasti menginginkannya," ucap Kayra sambil menggigit bibir bawahnya. 

"Cukup, sudah cukup kamu membuatku kesal." Bram berusaha bangkit, tetapi Kayra justru melingkarkan kedua tangannya di pinggul Bram. Berusaha menahan pria tampan itu dengan sekuat tenaga. 

"Ayolah Tuan, aku benar-benar menginginkannya." Suara Kayra terdengar mendesah. 

Bram yang kesal, langsung menarik lengan gaun Kayra. Dengan emosi dan marah, ia mencumbu wanita cantik itu. Membasahi leher jenjangnya dengan saliva, sambil tangannya mengelus paha mulus Kayra. 

Desahan demi desahan lolos dari mulut Kayra, ia benar-benar menikmati setiap sentuhan dari Bram.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 8. Tidak Tuan, ini justru terasa nikmat.

    Di bab ini sedikit panas, jadi bijaklah dalam membaca. Terima kasih. ***"Aku tidak butuh ceramah, aku hanya ingin disentuh Tuan Bram." Kayra melepaskan bibirnya sesaat, lalu kembali menempelkannya.Awalnya Bram tidak merespon, namun saat tangan wanita cantik itu menyentuh miliknya! Suasana pun tidak bisa dikendalikan.Kecupan seketika memanas, Bram memainkan lidahnya di dalam sana. Menyapu barisan gigi Kayra yang tersusun rapi sambil bertukar saliva. Tangan yang tadinya diam, kini mengelus setiap inci dari tubuh Kayra. Meremas kedua gunung kembar wanita cantik itu dengan penuh gairah, membasahi leher hingga dadanya dengan saliva. Ia pun tidak lupa meninggalkan beberapa tanda merah di sana.Dengan sekejap mata, Bram membuka seluruh pakaian Kayra, begitu juga dengannya. Ia pun mematikan lampu dan hanya menyisakan satu yang terletak di atas meja kecil, di samping tempat tidur. Suara desahan mulai memenuhi ruangan, keduanya larut dalam gairah. Walaupun perlakuan Bram sedikit kasar, na

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 7. Aku siap melayani Tuan.

    Kayra menghela napas, wajahnya pucat dan kedua matanya berkaca-kaca. "Ayo Kayra, bergeraklah dengan cepat, apa kamu ingin selamanya diancam dan di hina? Apa kamu tidak ingin hidup bebas tanpa tekanan?" Kayra menjajah dirinya sendiri. Ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, lalu ke luar dari kamar menuju dapur. "Bi, apa melihat Tuan?" tanya Kayra dengan senyum ramah. "Tuan sepertinya di ruang fitness, Non," jawab jujur Mina."Ok, terima kasih Bi." Kayra bergegas menuju ruang fitness.Dari kejauhan ia sudah melihat Bram sedang melakukan pec deck machine. Kedatangannya ke sana sama sekali tidak mengganggu Bram, pria tampan itu tetap fokus pada aktivitasnya.Justru Kayra yang salah tingkah. Bagaimana tidak? Saat ini Bram hanya mengenakan tank top, sehingga menunjukkan ototnya yang begitu sixpack.Tanpa sadar, Kayra menelan saliva dengan kasar. Bahkan tatapannya tidak lepas dari Bram."Ya Tuhan, Tuan Bram benar-benar sempurna. Dia bukan hanya kaya, tapi tampan dan gagah

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 6. Nikmati saja.

    "Aw....ah...." Desah itu memenuhi seluruh ruangan. Kayra mendorong Bram lalu menindihnya. Dengan tatapan penuh gairah ia membuka gaunnya, dan melemparkannya ke lantai dengan sembarang. Kini tubuh mulusnya terpampang di hadapan Bram, yang membuat pria tampan itu benar-benar bergairah. Keduanya bercumbu, melepaskan hasrat yang memuncak hingga ke ubun-ubun. Leher yang tadinya putih mulus, kini dihiasi dengan tanda merah."Uek...." Kayra tiba-tiba mual dan pusing. Ia turun dari atas tubuh Bram, lalu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Bram tersenyum seribu arti, ditatapnya seluruh tubuh Kayra dengan tatapan penuh gairah. Ia bangkit dari tempat tidur, berdiri tepat di ujung kaki Kayra, sambil membuka satu persatu kancing bajunya. Hanya dalam hitungan detik, tubuh Bram polos tanpa sehelai benang. Bram mengambil posisi aman, menaruh kedua paha Kayra di atas pahanya. "Aku mencintaimu," ucap Kayra sambil menatap kedua mata indah Bram, dengan nada khas mabuk.Bram tersenyum getir,

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 5. Aow, pelan-pelan dong Tuan.

    "Hay Om Harry," sapa Sarah dengan ceria. "Hay sayang." Pria yang dipanggil Harry itu, memeluk Sarah dan mengecup keningnya. Sungguh pemandangan yang begitu mengejutkan bagi Kayra. "Om, Perkenalkan, ini teman yang aku ceritakan kemaren," ucap Sarah setelah melepaskan pelukannya.Harry mengerutkan kening, "Bro, dia kan...."Harry bukannya berkenalan dengan Kayra, tapi justru bertanya kepada Bram. Namun sebelum ia selesai bicara, Bram sudah menarik tangan Kayra, membawa wanita cantik itu masuk ke kamar mandi. "Lepaskan tanganku Tuan," keluh Kayra, karena Bram mencengkram lengannya dengan kasar."Kamu benar-benar hebat, bisa melayani beberapa pria. Padahal kamu terikat kontrak dengan seseorang, tapi kamu tetap juga bermain dengan orang lain. Dasar wanita murahan." Bram berpikir demikian. "Bu...bukan begitu Tuan, aku hanya menemani Sarah," jelas Kayra, namun sayang! Bram tak sedikitpun percaya. "Segera akhiri kontrakmu dengan Asha, dan pergilah dari kediaman Nathan." Setelah mengatak

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 4. Bodinya adu hay.

    Bram bergidik, hembusan napas Kayra membuat bulu kuduknya merinding. "Jangan coba-coba untuk menggodaku," tegas Bram dengan tatapan lurus. "Aku tidak menggodamu Tuan Bram, aku hanya menginginkan sentuhan darimu." Entah apa yang terjadi pada Kayra, sehingga ia bisa bicara seperti itu.Bram menarik napas, ia refleks bangkit dari kursinya. "Pergilah sebelum aku bersikap kasar," peringatan Bram dengan wajah marah.Kayra bukannya pergi, wanita cantik itu justru memainkan kerah baju Bram dengan kedua tangannya. Sikap kasar dan hinaan dari Bram, membuatnya bersemangat untuk menjadi wanita penggoda. "Jangan membuatku semakin kesal," sentak Bram. Ia mencengkram kedua tangan Kayra, lalu melepaskannya dengan kasar. Ingin rasanya Kayra marah dan berteriak, tetapi ia berusaha menenangkan amarahnya. Apapun yang terucap dari mulut Bram, dan apapun yang ia lakukan! Kayra harus sabar dan menerimanya. Ia harus tetap menggodanya, sampai pria tampan itu menyentuhnya dan menanam benih dalam rahimny

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 3. Godaan dan sentuhan pertama dari Tuan Bram

    “Tuan, apa sudah mau pulang~?” Tiba-tiba salah satu dari dua wanita yang menemani Bram bertanya dengan nada manja sembari mengelus dada Bram. “Di sini dulu saja.”“Lepas,” ucap Bram dingin. “Istriku di sini.”Kayra berkedip. Namun, ia tidak berkata macam-macam karena Bram sudah berdiri–meski sempoyongan–dan merangkulnya.“E-eh–” Kayra menangkap tubuh besar Bram dengan miliknya yang kecil. Namun, jelas saja tenaganya tidak seberapa.Beruntung, Pak Hendro segera membantu.Kayra buru-buru membawa Bram keluar dari sana karena tatapan kedua wanita di dalam ruangan VIP tersebut makin menajam ke arahnya, seakan Kayra sudah mengusik kesenangan mereka.Tapi Kaya tidak banyak pikir, karena–“Loh, Kayra?”Kayra menoleh dan mendapati teman lamanya, Sarah, di sana.“Kamu?” Kayra tampak terkejut. Masalahnya, penampilan temannya itu tampak sangat berbeda dengan saat mereka masih di desa dulu. Wanita di hadapan Kayra tampak glamor dan seksi, terlihat dari bagaimana gaun ketat itu membalut pinggang da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status