Beranda / Romansa / Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku / Bab 3. Godaan dan sentuhan pertama dari Tuan Bram

Share

Bab 3. Godaan dan sentuhan pertama dari Tuan Bram

Penulis: Tetesan air
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-12 16:16:14

“Tuan, apa sudah mau pulang~?” Tiba-tiba salah satu dari dua wanita yang menemani Bram bertanya dengan nada manja sembari mengelus dada Bram. “Di sini dulu saja.”

“Lepas,” ucap Bram dingin. “Istriku di sini.”

Kayra berkedip. Namun, ia tidak berkata macam-macam karena Bram sudah berdiri–meski sempoyongan–dan merangkulnya.

“E-eh–” Kayra menangkap tubuh besar Bram dengan miliknya yang kecil. Namun, jelas saja tenaganya tidak seberapa.

Beruntung, Pak Hendro segera membantu.

Kayra buru-buru membawa Bram keluar dari sana karena tatapan kedua wanita di dalam ruangan VIP tersebut makin menajam ke arahnya, seakan Kayra sudah mengusik kesenangan mereka.

Tapi Kaya tidak banyak pikir, karena–

“Loh, Kayra?”

Kayra menoleh dan mendapati teman lamanya, Sarah, di sana.

“Kamu?” Kayra tampak terkejut. Masalahnya, penampilan temannya itu tampak sangat berbeda dengan saat mereka masih di desa dulu. Wanita di hadapan Kayra tampak glamor dan seksi, terlihat dari bagaimana gaun ketat itu membalut pinggang dan dada Sarah yang penuh.

Terakhir Kayra dengar, Sarah dapat kerja bagus di kota. Kenapa dia ada di kelab ini?

“Eh, lama nggak ketemu. Ayo nyobrol dulu, Kay.” Sarah tersenyum lebar. “Kok kamu ada di sini?”

“Maaf, aku buru-buru,” ucap Kayra sembari menoleh pada Bram yang sudah setengah sadar. 

“Kalau gitu, nanti kamu telepon aku ya. Ini.” Sarah akhirnya memberikan nomor ponselnya sebelum Kayra pergi dari sana.

Sesampainya di mobil, Pak Hendro berkata, “Non duduk di belakang saja. Temani Tuan.”

“Tapi–”

“Cepat, Non. Jangan lama-lama.”

Mau tidak mau, Kayra masuk ke bangku belakang bersama Bram. Awalnya, saat mobil mulai berjalan, tidak ada masalah apa-apa.

Namun, perlahan, tubuh Bram condong ke arahnya sampai kemudian memeluk Keyra.

“Tuan,” ucap Kayra berusaha melepaskan diri. “Jangan begini.”

“Kenapa kamu memanggilku Tuan?” tanya Bram dalam sebuah gumaman.

“Saya bukan–mmph!”

Ucapan Kayra terputus saat tiba-tiba saja Bram mencium bibirnya, lalu melumatnya pelan. Sementara tangan kokoh pria itu menyapu tubuh ramping Kayra, lalu menahan pinggulnya agar tidak bisa melepaskan diri.

Tubuh Kayra menegang, membeku begitu saja, Otaknya langsung berpikir ini salah dan dirinya mencoba melepaskan diri. 

Tangannya yang mungil berusaha mendorong dada bidang Bram agar pria itu menjauh.

Namun, Bram justru menyentuh pantat Kayra dan meremasnya pelan.

Membuat Kayra tanpa sadar meloloskan desah dari bibirnya, sontak membuatnya tidak bisa berpikir apa-apa. Apalagi bibir lembut Bram masih mengunci miliknya.

Baru ketika keduanya kehabisan napas, Bram menarik diri dan langsung jatuh ke pangkuan Kayra. Tidak sadarkan diri.

Sementara Kayra terengah di sana. Napasnya berantakan, begitu juga penampilannya. 

Dari pantulan kaca mobil, ia bisa melihat bibirnya bengkak. Pakaiannya juga sudah berantakan, apalagi  di bagian dada karena tangan besar Bram tadi sempat menjelajah ke sana.

Tiba-tiba matanya dipenuhi air mata. Ia merasa ini salah.

Tapi di saat yang sama, bukankah memang ini yang diinginkan oleh semua orang, termasuk ia dan Asha?

Kalau ia berhasil menggoda Bram, maka tugasnya akan makin cepat terpenuhi.

Dan ia bisa pergi. Mungkin mengejar mimpinya bersekolah lagi.

“Kita sudah sampai, Non.” Terdengar suara Pak Hendro dari bangku pengemudi. Beliau sama sekali tidak mengomentari apa yang terjadi di jok belakang.

“I-iya,” gumam Kayra, segera merapikan penampilannya.

Setibanya di kediaman Nathan, Kayra membantu Pak Hendro membawa Bram ke kamarnya. Ia bahkan membantu Bram minum air, meski pria itu masih setengah sadar.

"Maaf Nona, saya angkat telepon dulu," pamit Pak Hendro yang langsung ke luar. “Nona tolong tunggu di sini ya.”

"Tapi Pak–" 

“Sekalian tolong ganti batu Tuan Bram. Biar beliau nyaman tidurnya.”

Tanpa menunggu Kayra merespons, Pak Hendro sudah pergi dan menutup pintu.

Tentu suasana ini membuat Kayra senam jantung. 

Bagaimana tidak? Ia hanya tinggal berdua di dalam kamar itu. Apalagi setelah kejadian di dalam mobil tadi.

Kayra yang takut, seketika bangkit dari sisi tempat tidur. 

Namun, tangannya ditahan oleh Bram. Pria itu menggenggam lengannya erat.

Serba salah, Kayra duduk diam di sisi Bram dalam waktu yang cukup lama karena Pak Hendro tak kunjung kembali.

Tanpa sadar, gadis mungil itu memandangi wajah Bram yang terlelap, sampai tiba-tiba suara Asha membayangi kepalanya. Bahwa ia harus menggoda suaminya.

Tiba-tiba, di tengah lamunan Kayra, Bram membuka mata.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” Suara berat pria itu berkumandang, terdengar kasar. Tampaknya ia sudah benar mengenali Kayra.

Kayra langsung menarik diri dan berdiri karena terkejut.

"Aku … aku..." Kayra gugup karena bingung.

"Keluar dari kamarku," sentak Bram sambil bangkit dari tempat tidur.

Pria tampan itu melangkah menuju kamar mandi, tubuhnya yang tak seimbang membuatnya menabrak meja rias.

"Hati-hati, Tuan." Kayra refleks membantu Bram.

"Jangan sentuh aku, wanita murahan sepertimu tidak layak menyentuhku." Bram mendorong Kayra hingga terjatuh di lantai.

Kedua mata Kayra seketika berkaca-kaca. 

Bukan maunya dia ada di sini. 

Kayra bangkit dari lantai, ia langsung pergi tanpa membuka mulut. Butiran bening yang membendung di kelopak mata, akhirnya bercucuran membasahi kedua pipinya.

Baiklah. Kalau memang Bram berpikir dia di sini untuk menggodanya, sekalian saja ia lakukan!

Dengan tekad kuat, Kayra pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian. Sesuai apa yang diajarkan Asha sebelumnya: memakai lingerie dan jubah malam. Lalu ia pergi ke dapur untuk meminta kopi.

Saat akan menaiki tangga! Ia melihat Bram keluar dari kamarnya. Pria tampan itu terlihat menuju ruang kerjanya di lantai tiga.

"Masuk." Terdengar suara bariton dari dalam setelah Kayra mengetuk pintu.

Kayra membuka pintu, ia melihat Bram duduk di kursi kerja. Pria tampan berkulit putih itu, fokus menatap layar laptopnya sambil jari tangannya bergerak liat di keyboard.

"Maaf Tuan, saya membuatkan kopi untuk Tuan." Kayra bicara dengan nada kaku.

Awalnya Bram tidak merespon sedikitpun, ia berpikir yang membuat kopi adalah Bi Mina. 

"Bagaimana Tuan, apa kopinya terlalu manis?"

Bram yang tadinya fokus menatap layar laptop! Seketika memutar kepala.

“Kamu mau menggodaku lagi?” tanya Bram. “Kalau sudah bawakan kopi, pergilah. Kecuali kamu memang rela melakukan apapun demi hidup mewah, bahkan mengorbankan harga dirimu. Apa kamu tidak malu?"

Kayra menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya dengan kasar. Percuma saja ia berusaha menjelaskan yang sebenarnya, karena Bram tidak akan percaya.

"Iya, aku memiliki alasan untuk menjadi ibu pengganti," ucap Kayra.

Ia melangkah mendekati Bram, berdiri tepat di belakang pria tampan itu. Menunduk untuk mensejajarkan tinggi mereka.

"Tentu alasan utamanya karena aku tertarik denganmu, Tuan Bram," lanjut Kayra dengan nada berbisik, tepat di telinga Bram.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 35. Saya datang atas kemauan sendiri.

    Bram menghela napas, menyandarkan kepala di sandaran sofa sambil jarinya memijat kening. "Untuk apa kamu pusing Bro? Lagipula apa yang kamu harapkan dari Asha? Apa dia bisa memberimu keturunan? Tidak kan?" Harry menjajah Bram dengan berbagai pertanyaan. "Aku benar-benar pusing Har. Jika Asha benar memiliki hubungan dengan Alex, aku bisa hancur." Bram bicara sambil memejamkan mata."Kamu benar-benar bodoh Bro. Wanita tidak hanya Asha, masih banyak yang lebih cantik dari dia. Contohnya Kayra, apa bagimu dia tidak cantik? Bukan hanya cantik saja, dia juga bisa memberimu keturunan, pewaris keluarga Nathan."Bram refleks membuka mata mendengar ucapan Harry, ia benar-benar melupakan wanita hamil itu.Bram baru saja meraih ponselnya dari atas meja, tiba-tiba ponsel Harry berdering. "Anak buah," ucap Harry membaca nama yang muncul di sana. Ia mengusap layar ponselnya, "Iya Baby.""Sayang, aku menemani Kayra dulu ya?" Suara manja Sarah dari seberang sana.Harry sengaja membuat nama kontak

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 34. Istri orang juga di gas.

    Sepanjang perjalanan Eric tidak berhenti bicara, ia menjajah Kayra dengan berbagai pertanyaan. Ia memancing wanita cantik itu untuk menceritakan tentang suaminya. Namun Kayra tidak terpancing, ia menutup rapat-rapat tentang hubungannya dengan keluarga Nathan. Kayra tidak mau melanggar perjanjian, karena hal itu akan menambah masalah. "Suami kamu tidak pernah pulang ya?" tanya Eric sambil melirik Kayra dari kaca spion. "Dia masih sibuk Pak Eric, jadi belum ada waktu untuk pulang." Kayra menjawab dengan santai. "Oh begitu, apa tidak sebaiknya kamu ikut dengannya? "Kayra tidak bisa meninggalkan ibunya sendirian. Pak Eric lihat sendiri kan, ibunya Kayra sudah mulai tua, jadi tidak mungkin ditinggal sendiri." Kali ini Sarah yang membuka mulut. "Iya juga sih, tapi kasihan Kayra. Dia lagi hamil, pasti butuh perhatian dari suaminya. Tapi tenang saja, masih ada aku yang siap membantu kapan saja dibutuhkan." Eric menatap Sarah sambil menggerakkan kedua alis mata. "Dasar playboy, perempua

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 33. Ini nikmat Mas Bram.

    Bram menunduk mendekatkan wajahnya ke wajah Kayra, "Aku datang untukmu Kayra, jadi kita harus tidur bersama."Bisikan Bram menembus telinga hingga jantung Kayra, yang membuat seluruh bulu kuduknya berdiri dan menari-nari. Kayra menegakkan kepala, matanya seketika beradu dengan kedua mata indah Bram."Aku...."Bram menempelkan bibirnya ke bibir Kayra, menutup mulut wanita hamil itu agar tidak bicara. Kakinya selangkah demi selangkah maju, yang membuat Kayra melangkah mundur, hingga membentur tembok. Tangan yang tadinya diam, kini melingkar di pinggang Bram. Ia memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan dari pria tampan itu."Kamu sudah basah Kayra," bisik Bram sambil menyentuh bagian sensitif Kayra. Ia mengangkat tubuh mungil Kayra, membaringkannya di atas tempat tidur dengan lembut. Membuka seluruh pakaian yang menempel di sana, kini tubuh wanita cantik itu terpampang bebas di hadapannya. Matanya menatap Kayra dari ujung rambut, seketika berhenti dibagian tengah. Perut yang duluny

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 32.

    Tepat pukul 7 malam, Sarah sudah meninggalkan apartemen. Namun sebelum pergi, ia sudah menghubungi Harry. Meminta kekasihnya itu untuk memberitahu Bram bahwa Kayra menginap di apartemennya.Sesuai harapan Sarah, Bram pun datang ke sana untuk menemui Kayra. Tentu kedatangan pria tampan itu membuat Kayra terkejut!"Tuan," ucap Kayra saat membuka pintu. "Aku boleh masuk?" tanya Bram karena Kayra berdiri di bibir pintu. "Hm, iya iya." Kayra menyingkir agar Bram bisa masuk. Ia menutup pintu lalu mengikuti Bram ke ruang tamu. "Apa kamu baik-baik saja?" tanya Bram setelah menjatuhkan bokongnya di atas sofa. "Iya Tuan, aku baik-baik saja. Oh iya, Tuan kenapa bisa datang kemari?" Kayra bertanya hanya sekedar basa-basi, sebenarnya ia sudah tahu kalau Sarah yang memintanya untuk datang ke sana. "Ingin bertemu denganmu," jawab Bram tanpa melihat lawan bicaranya. Pria tampan itu fokus membuka jam tangan, lalu menaruhnya di atas meja. Setelah itu ia membuka tiga kancing bajunya, yang menunjuk

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 31. Apa kamu menyukai aksi Om Bram?

    Suara kicauan burung dari hutan lindung membuat suasana kediaman Nathan semakin syahdu. Asha yang duduk di balkon kamar, seketika menyipitkan mata melihat sebuah mobil memasuki gerbang istana miliknya. Ia menatapnya dari kejauhan hingga mobil itu terparkir rapih."Itukan Kayra," ucap Asha saat melihat dua wanita turun dari mobil. Ia bergegas meninggalkan balkon, menuruni anak tangga menuju lantai satu. "Kayra," panggil Asha setibanya di ruang tamu. Ia sedikit terkejut dengan kedatangan Kayra."Mbak Asha, maaf saya datang tanpa memberitahu Mbak terlebih dahulu." Wajah Kayra terlihat bersalah "Apa Bram yang memintamu datang?" tanya Asha sambil menjatuhkan bokongnya di atas sofa.Kayra menggeleng, "Tidak Mbak, sayang kemari untuk bicara dengan Mbak Asha."Asha menaikkan alis, "Ada hal penting?""Tolong izinkan aku untuk menemui kedua orang tuaku Mbak. Aku rindu pada mereka, aku ingin tahu kondisi mereka. Aku mohon." Kayra menyatukan kedua telapak tangannya. "Maksudmu? Aku tidak meng

  • Nafsu Liar Wanita Pilihan Istriku    Bab 30. Jangan bilang Papah menyukai Kayra.

    Tiga hari telah berlalu, saat ini Kayra sedang mengemas pakaiannya dan Bram ke dalam koper. Sore ini mereka akan kembali ke Indonesia. Setelah kejadian malam itu, keduanya merasa canggung. Apalagi Kayra selalu menjaga jarak, bahkan ia memilih tidur di sofa untuk menghindari Bram.Liburan pertanyaan dengan Bram benar-benar tidak memiliki kesan apapun. Padahal Bram selalu mengajaknya untuk keliling negara Singa itu, tetapi Kayra menolak. "Tuan, aku sudah bertemu dengan orang tua Kayra." Bram membaca pesan yang masuk di ponselnya.Iya, sebelum Bram dan Kayra terbang ke Singapura, ia menyuruh seseorang untuk mencari kedua orang tua Kayra."Baiklah, aku segera kembali." Setelah mengirim pesan itu, Bram memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Memutar tubuh kekarnya, melangkah menghampiri Kayra yang duduk di sofa."Ayo." Bram menarik tangan Kayra. "Ke mana Tuan?" tanya Kayra sambil mengikuti Bram."Temani aku berbelanja," jawab Bram.Kayra tidak menolak, ia hanya memberitahu Asha deng

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status