Share

41. Lubang di hati

Aku menatap semua orang yang juga sedang menatapku.

Sesaat lalu, Ayahnya Fattah mengatakan sesuatu yang aku saja marah mendengarnya. Padahal aku sengaja tidak menceritakan itu pada Mama karena tidak ingin Mama merasa marah. Tapi kemudian dengan santainya Ayah Fattah mengatakan itu seakan dia tidak merasa bahwa apa yang dia katakan adalah hal yang salah. Benar-benar salah.

Papa menatap padaku cukup lama, sebelum kemudian mengalihkan pandangan dan menatap ke arah Ayah Fattah.

"Apa anda sadar dengan apa yang anda katakan?"

Pertanyaan Papa memang terdengar masih sopan, namun siapapun tahu bahwa beliau sedang menahan amarah.

Sedangkan Ayah Fattah yang juga menyadari itu, memilih untuk berpura-pura tidak tahu dan malah melanjutkan ucapannya.

"Kita sama-sama tahu bahwa anak kita saling mencintai. Persiapan pernikahan  juga sudah dilaksakan setidaknya kurang lebih tujuh puluh persen, jadi alangkah baiknya jika kita mengenyampingkan ego
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status