Share

Pangeran Impian

Malam kian beranjak, pekatnya semakin mencengkram cakrawala. Cahaya bulan sabit tak mampu memudarkan kegelapan. Walau bintang-bintang menyerahkan cahayanya untuk berpendar, kegelapan itu masih bertahta di angkasa.

Detik demi detik terus berjalan. Jam di dinding kosan terus berputar, jarum pendeknya menunjukan angka tiga. Sepasang cicak berkejaran memadu asmara, bunyinya membuat nyamuk tunggang langgang karena takut dimangsa.

Laila masih menikmati munajatnya di atas sajadah biru yang warnanya memudar dimakan waktu. Hatinya melayang menjelajahi labirin bilik angannya. Masih terngiang saat Abizar mengajaknya merajut asa di negeri para anbiya. Hatinya tak yakin dengan ucapan Abizar. Laila tahu, Abizar tak mencintainya. Semua yang Abizar ucapkan, tak lebih dari rasa kasihan saja.

Hati Laila goyah, ia ingin menerima rasa kasihan Abizar. Walau Abizar tak mencintainya, ia akan membuat Abizar jatuh cinta. Ingin waktu itu kepalany

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status