Haruskah aku mengalah? Haruskah aku menyerah
denganperasaanini? Haruskah?—Lee Know.-o-
Kelanjutannya...
"Baiklah, maaf jika aku mengganggu waktumu. Aku langsung pada intinya, aku akan membuka hatiku untuk Dahyun mulai saat ini. Jadi aku ingin meminta izin darimu, untuk mendukung keputusanku," sahut Mark.
Lino terkejut tapi dengan cepat ia menetralkan raut wajahnya dari keterkejutan. "Kau mulai menyukai Dahyun? Kau serius dengannya?" tanyanya.
"Aku akan menc
Rintikhujanhanyamencintaidaunyangkering. Akumerasasangat...sangatcemburu...hinggaakuberbaringdiatasdedaunanyangkeringitusampaihujanberhenti.—Kim Dahyun.-o-Sedetik berlalu, udara sisa musim dingin merasuk dengan ragu. Mark mengusap punggung tangan Dahyun. Ia melepaskan jasnya dan diberikan pada Dahyun untuk menghangatkannya. Dahyun memejamkan matanya dan berd
Semiliranginselalumenemanisetiaplangkahdimusimdingin-mu.Semogaakuyangmenjadipelangidimusimsemi-mu.—Kim Dahyun.-o-"A-ani. Bukan itu maksudku." Mark gelagapan karena sikap Dahyun yang menarik tangannya."Aku mengerti Mark. Aku bukan siapa-siapa bagimu. Aku juga tidak berhak mengetahui semua tentangmu. Tapi, kau pernah meminta bantuanku. Jadi, aku perlu mengetahui bagaimana hubunganmu dengan Yuna di masa la
Bagian terpenting dari suatu hubungan adalah bagaimana proses untuk saling memahami dan mempertahankan satu sama lain.-o-Yuna duduk di ruangan Lino, sembari memperhatikan Lino yang sedang melamun --entah memikirkan apa. Terhitung sudah sepuluh menit mereka berdua saling diam. Biasanya Yuna akan sangat berisik jika sudah di dekat Lino untuk menarik perhatiannya. Tapi, tidak untuk sekarang. Yuna lebih memilih diam karena sepertinya Lino sedang dalam keadaan yang tidak baik.Hingga Yuna sudah tidak tahan dengan keadaan yang hening seperti itu. "Lee Know," panggilnya, berharap Lino menyadari kehadirannya.Tapi, Lino tetap saja melamun
When the rain was falling down, I could see the sun shined so bright. Beautiful! I enjoyed the warm of the sun. That's why I called him "Mr. Sunny". That was sunny day for me at that time.—Kim Dahyun.-o-Langit nampak lebih ramai malam ini. Berbeda dari biasanya yang sangat sepi tertutup oleh awan mendung. Bintang berkelap-kelip walau dilihat hanya dengan mata telanjang. Mereka --bintang seakan mengerti, bahwa ada sepasang manusia yang sedang memandangnya dari ketinggian yang cukup --di atap rumah sakit.Mark dan Dahyun --duduk di kursi panjang yang ada di atap rumah sakit. Mereka berdua sedang menikmati pemandangan yang jarang dilihat dalam sehari-hari.Dahyun dengan nyaman menyenderkan kepalan
Kautahuapayang palingmembuatmurapuh?Mengetahuifaktabahwahanya kau yangtidaktahuapapunyangbersangkutandenganseseorangyang kausayangi.—Mark Lee.-o-Dahyun dengan jas dokternya, duduk di sofa sembari melipat satu kakinya dan sesekali melihat jam di pergelangan tangannya. Ia sedang menunggu seseorang di sebuah ruangan bernuansa putih dan terdapat banyak tabung reaksi untuk menyimpan sempel darah. Ada juga beberapa komputer lengkap dengan perangkatn
Di sarankan sambil mendengarkan lagu'A World That Is You - Yoon Mi Rae'***Menahan air matamu dan membalikkan badan, seakan kau tidaklah lemah.—Kim Dahyun.-o-Ningning sedikit berlari menuju apartemen Dahyun. Wanita itu tidak henti-hentinya menggerutu kesal karena Mark telat bangun, dan berakhir dengan ia yang menjemput Dahyun.Sedikit tergesa-gesa, Ningning keluar dari lift dan tiba di depan pintu apartemen Dahyun. Wanita itu menekan bel yang terdapat di samping pintu --berkali-kali. Namun, tidak ada sahutan sama sekali.Dengan gerakan cepat, Ningning membuka tasnya dan mengambil ponsel untuk m
Dahyun mengerjap-ngerjapkan matanya karena silau dengan sinar lampu di ruangan tersebut. Matanya menelusuri setiap sudut, memperjelas penglihatannya dan mencerna pikirannya. Ada di mana ia sekarang.Tidak menunggu lama untuk mencaritahu di mana wanita itu sekarang. Pintu ruangan tersebut terbuka dan menampilkan sosok Lee Know lengkap dengan jas dokternya."Oppa? Aku di rawat inap lagi?" tanya Dahyun pada Lino.Laki-laki itu menghampiri Dahyun dengan senyuman yang terpancar dari wajah tampannya. Namun, dibalik itu, tersimpan kesedihan yang mendalam setelah mengetahui hasil dari biopsi hati yang baru saja dilakukan beberapa jam lalu —dua jam."Hmmm, kau tidak sadarkan diri lagi tadi. Apa masih pusing?" sahut Lino dan bert
Maafkanaku,CintaPertamaku,tapiakubosan. Akubutuhpergisupayabisamerasalagi.—Mark Lee. -o- At, Seoul. Suara kendaraan yang bising dan saling bersahutan dengan semilir angin. Matahari pun tampak tidak malu-malu untuk menunjukan sinarnya. Di kota Seoul, distrik Gangnam, seorang laki-laki sedang merasakan hangatnya sinar mentari pagi dengan pemandangan kota yang hiruk pikuk orang berlalu-lalang dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Laki-laki i