Mag-log inLangit masih pucat keperakan ketika Tu Feng melesat menembus lapisan awan tinggi. Dalam dua menit saja, bahkan tanpa mengerahkan kecepatan penuhnya, mereka menempuh jarak lebih dari sepuluh mil—sekadar pemanasan sebelum benar-benar memasuki wilayah luas benua tengah.Lima jam kemudian, garis perbatasan wilayah timur akhirnya hilang dari pandangan. Pegunungan zamrud yang selama ini menjadi benteng alami wilayah Raja Tianlong berubah menjadi hamparan tanah asing yang membentang tanpa ujung. Di hadapan mereka, cahaya dunia terasa berbeda—lebih liar, kurang teratur, dan terisi berbagai kemungkinan yang belum bernama.Kael membuka gulungan peta yang diberikan Yue Lian beberapa bulan lalu. Kertasnya lembut, namun garis-garisnya tajam, seperti dibuat oleh tangan seorang ahli.Jarak dari titik ini menuju Sekte Naga Keadilan… tidak kecil."Lima ratus ribu hingga tujuh ratus ribu mil," gumam Kael rendah setelah menghitung ulang jalur yang harus mereka tempuh—memperhitungkan rute aman, jalur ang
Keesokan paginya, paviliun Hutan Obat telah dipenuhi orang luar, dan mereka adalah orang-orang yang menyandang kuasa tertinggi di Kerajaan Langit Timur. Halaman depan paviliun penuh oleh simbol-simbol kehormatan: jubah kebesaran, lambang kerajaan, dan wajah-wajah penting.Raja Tianlong sendiri berdiri paling depan. Di sampingnya berdiri Yue Lian dan Yue Ling, lalu para petinggi istana, termasuk panglima perang terbaik; Wu Zhen.Keberadaan mereka hanya untuk satu hal, melihat keberangkatan Kael; Pahlawan Langit Timur, menuju Sekte Naga Keadilan.Kael melangkah keluar dari pintu paviliun dengan jubah putihnya yang sederhana. Lengan bajunya bergetar pelan tertiup angin pagi. Tidak ada kemegahan dalam busananya — hanya ketenangan. Tapi justru karena ketenangannya itulah semua orang merasa… ada sesuatu yang besar yang berjalan bersamanya.Yang pertama maju adalah Raja Tianlong.Suara sang raja tenang, namun mengandung kewaspadaan yang tak dapat disembunyikan. “Berhati-hatilah di perjalanan
Sejak Tu Feng menerobos ke Ranah Jiwa, ritme harian Kael sepenuhnya berubah.Ia tidak lagi mengurung diri dalam meditasi sepanjang hari. Pada beberapa pagi, sebelum matahari terbit, Kael akan berdiri di punggung Tu Feng, dan keduanya terbang melintasi barisan gunung, memecah kabut dini hari dengan kehadiran mereka. Angin dingin menerpa wajah Kael, membuat napasnya terasa lebih hidup dibanding ratusan jam meditasi sunyi.Yang awalnya hanya sekadar penerbangan pendek untuk membiasakan ritme tubuh, lama-kelamaan menjadi kebiasaan. Tu Feng akan mendarat di puncak yang tinggi, lalu membentangkan sayapnya seolah mempersilakan Kael turun—dan di tempat-tempat sunyi yang hanya dihuni awan, Kael akan melanjutkan kultivasinya.Tidak lagi di paviliun, tidak lagi di tanah, melainkan di langit.Energi di puncak gunung jauh lebih murni, dan perpaduan dua energi di dalam tubuhnya bekerja lebih stabil saat berkultivasi di tempat yang disentuh langsung oleh aliran langit.Maka, menjelang akhir bulan ke
Sementara itu, kultivasi Kael secara tidak langsung mendorong kedua adik kecilnya ikut tumbuh.Li Wei menembus Ranah Dasar tingkat ketiga, dan itu adalah kemajuan besar untuk seorang anak seumurannya.Ia bahkan mulai menempa fisik di pagi hari sebelum matahari naik, menirukan disiplin yang ia lihat dari Kael.Mei Lin… mencoba ikut berlatih agar seperti kedua kakaknya, tapi masih belum berhasil.Tubuhnya menolak energi spiritual, seolah pintu kultivasinya tertutup sejak lahir. Di malam-malam tertentu, gadis kecil itu diam-diam menangis di sudut kamar, khawatir akan selamanya menjadi beban.Namun Li Wei akan selalu menemukan dirinya di sana. Mengusap kepalanya, menghibur, dan berjanji.“Tidak apa-apa kalau kau tidak bisa menjadi kultivator. Aku cukup untuk kita berdua. Aku yang akan melindungimu.”Itu membuat Mei Lin tersenyum lagi, walau dengan mata yang masih merah.---Di bulan kelima adalah saat pematangan, di mana penyatuan energi benar-benar mulai menghasilkan bentuk baru di dalam
Keesokan harinya, kabut spiritual tipis menyelimuti Paviliun Hutan Obat saat fajar menyentuh pucuk dedaunan. Embun masih bergantung di ujung-ujung rumput ketika Kael mulai memasuki hari pertamanya berkultivasi serius. Ia memilih area terbuka di halaman paviliun, tempat aliran energi bumi dan langit mengalir paling stabil.Duduk bersila, ia menarik napas panjang.Di dalam tubuhnya, dua kekuatan berbeda bersarang—energi spiritual murni… dan energi hitam yang liar dan tidak tunduk pada aturan mana pun. Dan energi hitam inilah yang menjadi sumber kecerdasan kultivasinya, menjadikannya sosok yang melampaui batas wajar seorang kultivator.Vale menyebutnya energi iblis, sementara Kakek Zion menyebutnya energi keberuntungan.Kael memilih sependapat dengan Kakek Zion—bukan karena ingin membela dirinya sendiri, melainkan karena ia memahami hakikat energi itu: bukan energi perusak, bukan pula kekuatan jahat… hanya kekuatan yang terlalu padat, terlalu purba, dan terlalu agung hingga apa pun yang
Keesokan harinya…Ketukan lembut terdengar dari luar pintu ruangan Tianlong.“Masuk,” suara Tianlong terdengar dari dalam.Pintu terbuka perlahan. Kael melangkah masuk dengan postur tenang dan penuh hormat, lalu membungkuk tipis.“Yang Mulia.”Tianlong mengangguk, lalu mengambil sebuah gulungan emas dari atas meja kayu naga hitam di sampingnya. Ia berdiri dan menyerahkannya langsung ke tangan Kael.“Inilah surat rekomendasinya,” ucapnya. “Turnamen itu hanya diadakan setiap sepuluh tahun sekali. Setiap wilayah hanya mendapatkan satu kesempatan — satu nama, satu perwakilan. Dan ini… adalah pertama kalinya wilayah timur mengirimkan seseorang.”Ia menatap Kael dengan serius.“Selama berabad-abad, tak pernah lahir bakat besar di wilayah timur. Surat rekomendasi ini selalu datang, namun selalu berakhir berdebu tanpa pernah dibawa ke medan turnamen. Dunia luar menganggap wilayah timur hanyalah pelosok… tempat yang tak melahirkan jenius.”Namun bibirnya perlahan membentuk senyum tipis. “Tapi







