Share

Bab 260

last update Dernière mise à jour: 2025-12-10 05:22:40

Kael berdiri di tengah ruangan dengan tenang, menatap dua puluh preman yang berlari ke arahnya dengan senjata tajam dan beberapa senjata api.

Lalu—

Kael mengeluarkan sedikit auranya.

WUUUUUUMMMMM!!!

Aura perak yang sangat kuat meledak dari tubuhnya—aura yang menciptakan tekanan yang luar biasa besar, yang membuat seluruh gudang bergetar hebat.

WHOOOOOOSSSSHHHHH!!!

Sebagian besar preman langsung terlempar mundur dengan keras—tubuh mereka melayang di udara seperti daun yang tertiup angin badai.

BANG! BANG! BANG! BANG!

Beberapa dari mereka menabrak dinding dengan keras, tulang mereka retak, tubuh mereka jatuh dengan lemas.

Beberapa menabrak tumpukan besi, kepala mereka berdarah, disertai pusing hebat.

Bahkan beberapa menabrak rekan mereka yang lain, menciptakan tumpukan tubuh yang saling bertabrakan.

Hanya dalam sekejap—

Enam belas preman sudah tergeletak di tanah dengan luka-luka parah.

Namun ada sekitar empat orang yang masih berdiri—empat preman dengan senjata api di tangan mereka.

Me
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 268

    Kael membuka folder itu dengan perlahan—halaman demi halaman penuh dengan foto-foto yang mengerikan.Foto-foto korban dengan tubuh yang hancur. Dada yang terbuka lebar, dan jantung yang hilang.Kael menatap foto-foto itu dengan tatapan yang tenang—tidak ada ekspresi jijik, tidak ada ekspresi takut. Hanya... fokus.Richard menatap Kael dengan serius, lalu mulai menjelaskan dengan nada yang profesional—nada seorang polisi berpengalaman yang sudah terbiasa dengan kasus-kasus brutal."Kasus ini dimulai satu tahun lalu, ketika kami menemukan korban pertama di gang sempit dekat Distrik Industri. Seorang buruh pabrik berusia 42 tahun. Tubuhnya hancur, tulang rusuk patah, dan jantungnya hilang—diambil dengan cara yang sangat brutal."Richard berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan nada yang lebih serius."Sejak saat itu, korban terus berjatuhan. Hingga saat ini, sudah lebih dari seratus orang tewas di Kota Silverton saja. Semuanya mati dengan kondisi yang sama—tubuh hancur, jantung hilang.

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 267

    PUKUL 12:30 SIANG - KANTOR POLISI KOTA SILVERTON.Kael berjalan memasuki gedung Kantor Polisi Kota Silverton dengan langkah yang tenang, mengenakan kemeja putih polos yang bersih, celana panjang hitam, dan sepatu kulit hitam. Masih pakaian yang sama seperti kemarin.Begitu ia melangkah masuk melewati pintu kaca otomatis—Sesuatu yang aneh terjadi.Para anggota kepolisian yang sedang bekerja di meja mereka, para detektif yang sedang mengetik laporan, para petugas patroli yang sedang mengisi formulir—semua langsung menghentikan pekerjaan mereka.Mereka berdiri, lalu membungkuk hormat."Selamat datang, Tuan.""Silakan masuk, Tuan.""Kami menghormati kedatangan Anda."Kael berhenti sejenak, alisnya terangkat sedikit."Apa... ini?"Ia tidak terbiasa dengan sambutan seperti ini. Terlalu formal. Terlalu... berlebihan.Tapi ia tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya mengangguk pendek, lalu melanjutkan langkahnya dengan tenang.Di sudut ruangan, seorang detektif muda dengan rambut cokelat pendek me

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 266

    PUKUL 11:00 PAGI - SILVERTON ACADEMY.Kael dan Lily berdiri di depan gerbang besi megah yang menghubungkan dunia luar dengan dunia baru Lily—Silverton Academy, sekolah berasrama terbaik di kota ini.Gedung utamanya berdiri kokoh dengan arsitektur klasik yang elegan—bata merah tua yang dipadukan dengan jendela-jendela besar berbingkai putih, halaman hijau yang luas dengan pepohonan rindang, dan jalanan batu yang rapi menuju pintu masuk utama.Lily menatap sekolah itu dengan mata yang berbinar—campuran antara takjub, gugup, dan kebahagiaan."Ini... ini akan jadi sekolahku?"Kael tersenyum melihat ekspresi Lily, lalu mengulurkan tangannya."Ayo. Kita masuk."Lily mengangguk dengan cepat, lalu meraih tangan Kael dengan erat, seolah takut kehilangan pegangan satu-satunya yang ia miliki.---Di ruang kepala sekolah.Ruangan itu luas dan hangat. Dinding kayu cokelat tua, rak buku yang penuh dengan ensiklopedia dan novel klasik, meja kerja besar yang rapi, dan aroma kopi yang menenangkan.Di

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 265

    Setelah selesai sarapan, Kael membawa Lily kembali ke Maple Inn."Lily, kau mandi dulu. Setelahnya kita akan pergi membeli pakaian."Mata Lily langsung berbinar. "Pakaian baru?! Benarkah, Paman?!"Kael tersenyum. "Tentu saja. Kau akan mulai sekolah, tidak mungkin masih pakai pakaian yang kotor, robek, dan kebesaran seperti ini, bukan?"Lily mengangguk dengan semangat, lalu berlari masuk ke kamar mandi dengan penuh antusias.Tak lama kemudian, mereka sudah berada di jalan menuju mall terdekat.Lily berjalan di samping Kael dengan wajah yang tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Membeli pakaian baru? Dia belum pernah melakukan ini sebelumnya!---Mall itu ramai. Orang-orang berlalu-lalang dengan tas belanjaan di tangan, suara musik latar mengalun lembut, dan aroma parfum bercampur dengan kopi dari kafe-kafe kecil.Kael membawa Lily ke toko pakaian anak-anak yang terlihat rapi dan nyaman."Lily, pilih pakaian yang kau suka. Ambil lima, minimal," kata Kael dengan nada lembut.Lily men

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 264

    KANTOR POLISI KOTA SILVERTON - PAGI HARI.Ruangan Kepala Kepolisian.Seorang pria bertubuh besar dengan rambut hitam pendek yang mulai beruban di pelipis, duduk di belakang meja kerjanya—Inspektur Richard Donovan, Kepala Kepolisian Kota Silverton. Usianya sekitar pertengahan lima puluhan, dengan tatapan tajam dan dagu yang tegas.Ia sedang membaca laporan rutin pagi itu ketika pintu ruangannya diketuk dengan keras.TOK! TOK! TOK!"Masuk," katanya tanpa mengangkat kepala.Pintu terbuka. Seorang detektif muda dengan wajah pucat masuk dengan tergesa-gesa—napasnya terengah-engah, tangannya memegang setumpuk dokumen dengan erat."Pak! Ada berita penting!"Richard mengangkat kepalanya dengan alis terangkat. Jarang sekali bawahannya terlihat sepanik ini."Apa?"Detektif itu menelan ludah, lalu berkata dengan suara yang sedikit bergetar."Marcus 'The Reaper' Volkov... dia mati, Pak. Di markasnya. Tadi malam."Richard membeku.Keheningan singkat.Lalu—BRAK!!!Ia bangkit dari kursinya dengan c

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 263

    Pria pekerja bertubuh sedang dengan wajah tegas itu berjalan mendekati Kael. Langkahnya gemetar, tapi ia memaksakan diri untuk tetap terlihat sopan.“Ta-tuan… dia sudah mati,” ucapnya pelan.Kael menoleh sekilas ke arah tubuh Diana—kepalanya hancur, darah berceceran di tanah, tubuhnya tidak lagi bernyawa. Kael mengamati sebentar, lalu mengangguk pendek.“Bagus,” katanya tenang. “Sekarang kau boleh pergi.”Wajah pria itu langsung berubah lega. “Te-terima kasih! Terima kasih banyak!”Ia hampir berlari ketika pergi, seolah takut Kael akan berubah pikiran jika ia menunda sedetik pun.Para pekerja lain memandanginya dengan iri—sangat iri.“Andaikan aku yang mengambil tugas itu,” gumam salah satu dengan nada menyesal.“Dia benar-benar pergi… kita masih di sini,” ujar pekerja lainnya lirih, penuh kecemasan.Kael menatap mereka satu per satu, lalu berbicara dengan nada datar namun tegas.“Turunkan kontainernya. Sekarang.”Para pekerja itu langsung mengangguk cepat—tak satu pun berani membanta

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status