Shakira terbangun dengan badan remuk redam, seolah ia habis tergilas oleh sesuatu yang besar dan kuat. Gadis itu membuka mata perlahan, celingukan dan bangkit untuk duduk, namun usahanya terhalang sebuah tangan yang terkulai memeluk pinggangnya yang ramping. Shakira tersentak kaget, saat melihat Axel dengan wajah polosnya tertidur di sampingnya.
Shakira membekap mulutnya setelah menyadari apa yang terjadi. Apalagi saat ia melihat warna merah di sprei. Airmata mulai mengembang di kedua mata indahnya. Sambil menggigit bibirnya, Shakira memindahkan lengan Axel dengan perlahan – lahan agar menjauhi pinggangnya lalu ia bangkit dari ranjang sambil membelit tubuhnya yang polos dengan selimut.
Kenapa semua ini bisa terjadi? Bahkan aku tak menyadari baju – bajuku lepas dari tubuhku begitu saja? Oh mama, doakan aku agar segera terlepas dari pernikahan ini. Pernikahan dengan laki – laki brengsek seperti Axel. Oh sakit. Badanku serasa remuk redam. Ini kan hanya p
"Axeeeeell! Kemana saja kau beberapa hari ini sayang! Aku kangeeeeen! Kau menghilang seperti di telan bumi! Aku tak bisa menghubungimu!'' celoteh perempuan berambut burgundy itu dengan manja bergelayut di leher Axel."Cindy?'' ucap Axel terkejut tanpa membalas pelukan gadis itu."Sayang aku sangat merindukanmu ....'' tanpa basa basi Cindy langsung mencium pipi Axel. Melihat itu Shakira bergegas meninggalkan tempat itu seolah ia tak mengenal Axel.Baru beberapa langkah Shakira menjauh dari Axel, tiba – tiba ia mendengar suara – suara teriakan perempuan yang menyebut – nyebut nama Axel. Mereka terdengar antusias melihat sosok Axel dan mengerubungi laki – laki berparas tampan menawan itu.Wake up Shakira! Axel itu milik semua wanita dimanapun dia berada dan kau hanya istri diatas kertas yang sewaktu – waktu akan di buang kalau dia sudah merasa bosan!Shakira memasuki kelas yang sudah ramai oleh para mahasiswa, dan mendapa
Shakira diam membisu tanpa bisa menjawab, jantungnya berdegup sangat kencang. Gadis itu hanya bisa mematung di dinding yang menguncinya tanpa bisa bergeser mundur untuk melarikan diri."Aku tanya sekali lagi, siapa dia?'' Axel mengungkung Shakira dengan tatapan tajam mengintimidasi."Dia, bukan siapa - siapa!'' Shakira tak bisa menahan rasa gugup yang tiba – tiba menderanya."Oke, kalau begitu mari kita buktikan!'' sahut Axel bersiap memencet ulang telepon masuk sebelumnya."Tidak! Axel! Jangan!'' Shakira berusaha merebut ponselnya dari genggaman Axel yang langsung menghindari dan menjauh. Mereka saling berebut benda kotak kecil itu."Kalau begitu jawab aku! Siapa dia?'' Axel bersiap memencet tanda telepon warna hijau di layar ponsel Shakira."Bukan siapa – siapa,'' jawab Shakira sekali lagi dengan wajah memohon."Kubilang jawab aku atau ....''"DIA MANAGERKU DI RESTORAN!" potong Shakira dengan emosi kepada Axel. Sh
Untuk beberapa saat Shakira hanya terdiam membeku menahan malu karena ia terlihat senang dengan hadiah pemberian Axel. Akan tetapi, ia tak ingin membuat Axel besar kepala dan meletakkan ponsel baru itu kembali ke dalam kardus kecil tersebut. Lalu tanpa memperdulikan Axel, ia bergegas kembali ke kamar."Hei! Apa kau tak suka dengan modelnya? Kenapa di kembalikan?'' Axel menarik lengan Shakira yang langsung ditepiskan olehnya sambil tetap memasuki kamar. Saat Shakira menutup pintu, ia sempat mendengar ponsel Axel berdering yang membuatnya teralihkan dari Shakira.Siapa coba yang menelepon tengah malam begini? Ah bodo amatlah! Lebih baik aku tidur biar aku bisa pergi pagi – pagi besok.Shakira segera melepaskan celana panjangnya dan ia tidur hanya mengenakan kemeja Axel. Tak berapa lama ia pun terlelap dalam balutan selimut yang hangat.***DRRRRRTTTTTTR!DRRRRRTTTTTTR!Shakira tersentak dari tidurnya sa
"Shaki? Apa itu benar?'' pertanyaan Rachel menyadarkan Shakira dari ketakutan yang menyergapnya.Shakira menepis tangan Axel yang ada di lengannya. Ia mencoba menguasai diri dan tersenyum. "Hahaha.... Yang benar saja. Tuan muda bisa – bisanya bercanda seperti itu! Nanti semua orang jadi salah paham lho, hehe...''"Sayang, Axel ada apa ini?'' Kedatangan Cindy makin membuyarkan ketegangan diantara mereka. Baru kali ini Shakira merasa harus berterima kasih dengan kedatangan gadis manja itu walau sosoknya seperti duri dalam daging baginya.Cindy langsung bergelayut di lengan Axel yang membuat laki – laki merangkulkan lengannya di pundak gadis itu. "Tidak apa – apa sayang, ternyata aku salah mengenali orang. Kupikir dia orang yang sama. Yuk!''Axel melangkah pergi sambil merangkul Cindy dari hadapan Shakira yang masih terpaku bergetar hebat. Sementara Rachel segera menyeretnya pergi sambil terus menggumamkan kebingungannya tentang sikap Axel
Axel berdiri di depan mobil dengan amarah yang membuncah sambil mengacungkan jari telunjuknya menantang Martin keluar dari mobil."KELUAR KALIAN!" Bentaknya sambil menggebrak mobil itu sekali lagi. Tiga orang laki – laki berdiri di belakangnya.Setelah pintu terbuka, Shakira dan Martin keluar dari mobil dengan perasaan was - was. Martin hendak berlari menolong Shakira yang langsung di seret menjauh oleh Axel, namun langkahnya langsung di hadang oleh para pengawal Axel. Baku hantam pun tak terelakkan. Shakira mau tak mau ikut melawan Axel demi menolong Martin. Akan tetapi Shakira terperangkap oleh dekapan kuat Axel."Aagk! Lepas! Axel!'' Shakira terus menggeliat agar terlepas dari kungkungan Axel yang bertubuh lebih tinggi besar jika dibanding dirinya."HEI! TUNGGU! Ada apa ini? Kau pria pelanggan yang tadi? Kenapa kau ingin mencari gara – gara terus? Lepaskan Shakira! Jangan kasar pada perempuan!'' Martin menggeram emosi terangah di sela baku
"Maafkan aku pak Martin, aku harus melakukan itu dihadapan bapak, agar bapak bisa segera melupakan aku dengan rasa sakit yang bapak terima hari ini. Tidak apa – apa jika bapak memandangku seperti wanita ja***g atau bahkan pela*** yang menjual diri pada konglomerat! Tidak apa – apa, asal bapak selamat!'' jerit batin Shakira yang berkecamuk tak karuan.Sambil menyisakan tangisnya ia memasuki sebuah kamar kosong yang ada di lantai dua. Ia sengaja memilih kamar dengan posisi terjauh di rumah itu, agar ia bisa menenangkan dirinya tanpa gangguan siapapun, terutama Axel. Hatinya benar – benar remuk redam.Shakira yang dulu memang sempat jatuh cinta pada Martin yang tampan, dewasa dan sangat bertanggung jawab itu kini harus mengubur rasa cintanya dalam - dalam. Walaupun begitu ia sangat tahu diri bahwa umur mereka yang terpaut cukup jauh membuatnya lebih memilih mundur, apalagi ia melihat teman kerjanya juga sangat menyukai managernya itu dengan sepenuh hati.
Siang itu Shakira terbangun dengan keadaan yang masih tanpa sehelai benang pun. Tubuh polosnya tertutupi selimut tebal yang tebal karena udara yang dingin dari AC menembus kulitnya. Shakira menutup wajahnya dengan malu setelah teringat apa yang telah terjadi sebelumnya. Ia memeluk tubuhnya erat – erat dan segera berlari membilas diri di kamar mandi dengan selimut yang melilit tubuhnya. Tidak apa - apa! Toh dia itu suamimu Shakira! Tidak apa - apa! Lagipula ini demi menyelamatkan pak Martin. Dan lagi, aku selalu meminun pil KB itu terus, jadi aku tak akan hamil, sekiranya Axel tak memakai pengaman pun kurasa tidak akan apa - apa. Tapi si brengsek itu sepertinya tak pernah pakai pengaman ya? Aaaahh aku tidak sempat memperhatikannya! Aaaahh sudahlah! Yang penting dengan begini pak Martin terlepas dari cengkraman Axel! Shakira mendesah dalam hati dan mencoba membuang ingatan semua tingkah binalnya demi meredam amarah Axel. Namun semakin ia membuang semakin jelas gambaran
"Kenapa Aksa bisa mengirimkan pesan padamu? Bagaimana dia bisa tahu nomor teleponmu?'' potong Axel dengan suara berat.DEG!Apalagi ini? Oh ya ampun!"Ya mana aku tahu? Aku juga baru selesai video call mama. Kau bilang aku tak boleh keluar kamar, ya sudah aku hanya telepon mama!'' jawab Shakira dengan nada jengkel.Axel terdiam beberapa saat, ''oke, tunggu aku pulang,'' ucapnya beberapa saat kemudian dan menutup telepon dengan seenaknya. Shakira menggeram jengkel bukan main."Ooohh astagaaaa! Apa – apaan sih dia itu? Benar – benar menjengkelkan! Menyebalkan! Haaaaahh!'' Shakira melempar ponselnya ke sofa di sebelahnya. Amelia yang menyaksikan itu hanya bisa membeku tanpa bergerak sedikit pun. Shakira menatap gadis itu dengan penuh iba. Ia terlupa akan keberadaan Amelia yang telah membawa buku – bukunya."Oh Amel, maafkan aku. Letakkan saja buku – buku itu disana dan kau boleh pergi.'' Shakira menatap gadis itu dengan