Home / Romansa / Nikah Kontrak / Kau Ambil First Kissku

Share

Kau Ambil First Kissku

Author: Rasyidfatir
last update Last Updated: 2021-04-07 08:42:34

"Sebentar biar aku bukakan pintunya," kata Angela. Sementara Verrel masih duduk menikmati mienya.

Ceklek

Wanita berambut panjang memakai pakaian yang cukup seksi menyerobot masuk melewati Angela.

"Tunggu!" 

"Kamu tidak boleh masuk," cegah Angela.Terlambat gadud itu sudah masuk ke dalam rumah tanpa permisi. Matanya nyalang mencari-cari seseorang.

"Berhenti!" sentak Angela.

Nyali gadis itu menciut juga, ia menghentikan langkahnya. Berdiri membelakangi Angela. Lalu ia memutar tubuhnya mengibaskan rambutnya yang panjang dan melepaskan kacamata yang di pakainya.

"Kamu siapa? Berani menyuruhku berhenti!" sentak wanita itu. 

Verrel tiba-tiba datang untuk melihat kegaduhan yang tengah terjadi.

"Ada apa?" tanya Verrel yang baru saja datang dari dapur.

"Oh, sayang ... aku merindukanmu," ucap Hellen bergelayut mesra di lengan Verrel.

"Siapa wanita ini?" tanya Hellen.

"Dia yang di jodohkan denganku," jawab Verrel. 

"Apa? Kalian tinggal serumah?" tanya Hellen.

"Tidak, kamar kami bersebelahan,"jelas Verrel.

"Tetap saja kalian serumah kan?" kata Hellen seraya memainkan jentik jarinya di dada bidang Verrel.

Angela jijik melihat tingkah Hellen layaknya wanita penggoda. Ia melangkah mendekat ke arah Verrel.

"Dengar, aku tidak peduli kamu pacaran atau tidur dengan perempuan ini. Tapi tolong ... jaga privasiku juga. Aku tidak membawa pacarku ke sini, demikian juga dirimu. Jadi ... tolong kau urusi kekasihmu ini! Selamat malam," kata Angela tegas seraya naik ke atas tangga menuju kamar atas.

Verrel melihat Angela berlalu dari hadapannya. Ganti ia melihat ke arah Hellen.

"Tolong, pulanglah. Kau malah akan mempersulit posisiku di sini. Semua pembantu di sini adalah mata-mata papa, jadi aku harap kau mengerti," ucap Verrel.

"Tapi ... aku tidak ingin kau terlalu dekat dengannya. Ternyata dia tidak jelek. Aku khawatir sayang," ucap Hellen. 

"Percayalah ... aku tidak akan jatuh cinta padanya. Dia gadis yang menyebalkan,"kata Verrel.

"Baiklah, aku pergi dulu." Helen berjinjit mencium bibir Verrel sebentar.

"Dah, jangan lupa telepon ya," kata Hellen.

"Iya, tenang saja nanti pasti ku telepon," kata Verrel mengantar kekasihnya sampai depan pintu utama. Hellen masuk mobil pribadinya, ia menyetir mobilbya hingga meninggalkan halaman mansion Verrel.

Setelah Hellen pergi Verrel berniat menemui Angela. 

Tok

Tok

Tok

"Masuk, tidak di kunci!" jawab Angela dari dalam.

"Kau baik-baik saja?" tanya Verrel.

"Mengapa mengkhawatirkanku, seharusnya kau khawatirkan kekasihmu itu," kata Alesa seraya menyisir rambutnya.

"Aku tidak enak saja, dia tiba-tiba ke sini,"ungkap Verrel.

"Tidak masalah kau pacaran dengannya tapi jangan di rumah ini," ucap Alesa.

"Aku mau tidur, pergilah," ucap Angela.

Tiba-tiba lampu mendadak padam. 

Arrgh!! Angela ketakutan. 

"Verrel kamu dimana?" tanya Angela.

Tak ada jawaban, Angela merasa ada seseorang yang naik ke ranjangnya. 

"Aaah, hantuu!!" Wajah Verrel seperti hantu tatkala ia membawa senter dari  cahaya ponselnya. 

Tapi tiba-tiba cahaya senter itu padam. 

"Yah, habis batrenya." Terdengar suara Verrel di depan Angela.

"Makanya jangan nakutin, dong!" keluh Angela.

Tiba-tiba ada kilat masuk lewat jendela, petir menyambar-nyambar. Angela mengigil ketakutan, terdengar lirih suara isak tangisnya.

"Mama ... aku takut," kata Angela di iringi isak tangisnya. Ia merasa seseorang merengkuh kepalanya lalu memeluknya.

"Tenang, aku di sini bersamamu,"  Verrel mendekap Angela. Ia merasa gadis yang biasanya bersikap jutek padanya berubah seperti kucing kecil yang kehilangan induknya.

Angela merangkul erat pinggang Verrel ia tidak menyadari jika posisinya sekarang terlalu dekat dengan Verrel. Dagu Verrel bersandar di atas kepala Angela. Ia bisa merasakan deru nafas gadis itu di iringi isak tangisnya.

Verrel tidak menyangka jika gadis yang biasanya selalu berselisih paham dengannya sangat rapuh hanya karena petir dan lampu mati. 

Ia meraba pipi Angela menyeka air matanya di antara gelapnya suasana.

"Ponselmu dimana?" bisik Verrel.

"Aku lupa meletakkannya," jawab Angela.

"Barangkali bisa menggunakan senter dari ponselmu," kata Verrel.

Verrel mencoba beranjak dari ranjang dan turun mencari sandalnya. Angela merapat ke punggung Verrel.

"Jangan tinggalin ... aku takut," kata Angela lirih.

"Iya, ni aku mau cari ponselmu,"sahut Verrel lembut

Sampai di depan pintu, Verrel meraba meja rias Angela. Barangkali ponselnya ada di sana. Namun gerakan tangannya yang sembarangan membuat Verrel tak sengaja menjatuhkan botol plastik alat make up Angela. Saat mau melangkah kakinya tergelincir botol plastik itu hingga membuat tubuhnya jatuh menindih tubuh Angela.

"Aduh, kamu gimana sih ...," gerutu Angela.

Lampu tiba-tiba menyala.

Posisi Verrel masih berada di atas Angela. Mereka ternyata jatuh di atas ranjang. Mata Angela membulat karena Verrel tak kunjung beranjak dari atas tubuhnya. Pria itu menatap Angela dengan pandangan berbeda. Namun tiba-tiba sorot mata Verrel jatuh ke bibir ranum Angela. 

Entah sihir apa yang merasuki pikiran Verrel. Ia ingin mencicipi bibir ranum itu. Perlahan namun pasti ia menempelkan bibirnya di bibir Angela. Awalnya Angela berusaha memberontak, namun perlakuan Verrel yang lembut membuatnya berhenti meronta. 

Verrel merasakan bibir Angela begitu manis, teksturnya yang kenyal tipis berwarna merah muda meskipun tanpa lipstik membuatnya terbawa dalam suasana. 

Tiba-tiba suara petir menggelegar. 

Sontak membuat pikiran Angela tersadar tentang apa yang telah di lakukannya. Ia mendorong tubuh Verrel sekuatnya.

"Hentikan!" Angela mengelap bibirnya dengan lengannya.

"Keluar dari sini sekarang!" teriak Angela.

Merasa dirinya memang telah membuat kesalahan. Verrel meminta maaf pada Angela.

"Maaf, aku khilaf ...," ucap Verrel lirih lalu ia keluar dari pintu kamar Angela.

'Ck, setan apa yang telah merasukiku,"  sesal Verrel.

Ia kembali ke kamarnya. Merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Matanya nanar menatap langit-langit. Ia merasa menjadi manusia bodoh malam ini. Bukankah ia srndiri yang mengatakan tidak akan tergoda dengan gadis itu. Tapi kenapa malam ini benteng pertahanannya runtuh. Ia malah mencium bibir Angela dalam waktu yang lama.

Verrel tahu Angela sempat memberontak, tetapi ia yang memaksa mencium gadis itu. Ia merasa Angela berbeda dengan Hellen. Jika Hellen kelihatan sangat berpengalaman, sedangkan Angela justru sebaliknya.

'Mungkinkah ini pertama kalinya ia berciuman dengan seorang pria? Lalu apa yang di lakukannya selama pacaran? Tidak mungkin dia hanya jalan bareng dan ngobrol saja,' batin Verrel menduga-duga.

Sementara di kamar Angela menangis terisak-isak. Ia sudah berjanji akan memberikan ciuman pertamqmya untuk suaminya kelak. Meskipun Verrel nantinya adalah suaminya, tapi yang di inginkan Angela adalah Yohan sebagai suaminya bukan Verrel.

Ia merasa Verrel memanfaatkan situasi, apalagi Angela tahu Verrel sudah memiliki kekasih yang di cintainya. Tentu baginya perasaan terhadap dirinya hanya sesaat, dan Amgela benci itu. Benci karena Verrel seolah-olah memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

Lagi-lagi ia menyeka air matanya yang turun deras melewati pipinya.

Ponsel yang ia cas tiba-tiba menyala. Sepertinya ada pesan masuk. Angela membukanya, ia kesal ternyata bukan pesan dari Yohan melainkan pesan dari Verrel.

"Maafkan aku, kucing kecil," pesan singkat dari Verrel.

'Kucing kecil, memangnya aku hewan peliharaannya!' rutuk Angela dalam hati.

----Bersambung---

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nikah Kontrak   Happy Ending

    Para tamu undangan telah datang memenuhi ballrom Hotel Diamond untuk datang memberikan selamat pada sepasang pengantin baru. Chika tampak memakai balutan gaun berwarna broken white serasi dengan setelan jas yang di pakai Saga.Chika merasa tegang karena baru kali ini ia menikah secara resmi di hadapan publik. Yang lebih mengesankan lagi pernikahan itu merupakan pernikahan ganda antara Chika dan Saga, Devan dan Viona. Sungguh di luar dugaan bagi Angela. Ia bergelayut mesra di lengan suami tercintanya Verrel. Demikian juga Mark dan Clara cukup lega menyaksikan putrinya berbahagia bersama dengan orang yang di cintainya.Bunga-bunga rose berwarna putih, lily putih dan baby breath menghiasi dekorasi pernikahan. Tampak meja-meja tamu sudah di penuhi pengunjung yang menyantap hidangan makanan yang di tawarkan. Di setiap sudut ruangan di hiasi bunga-bunga kering yang sudah tertata apik.Semua tamu tampak kagum dengan pasangan pengantinnya yang tampil sempurn

  • Nikah Kontrak   Bersama Selamanya

    Wajah Frans murung, hari ini adalah hari pengambilan raport kelulusannya di TK. Semua anak datang bersama kedua orang tuanya, Frans di temani Chika. Dalam hati sebenarnya Frans ingin seperti teman-temannya. Hanya saja ia tidak berani mengungkapkan perasaannya. Ia takut jika mamanya akan sedih.Chika mendapati Frans diam tidak seperti biasanya. Sementara tatapannya tertuju pada temannya yang sedang bercanda tawa dengan papanya membuat Chika cukup mengerti. Ia lalu mengambil ponsel dalam tasnya. Mengirimkan pesan pendek untuk Saga.Di kantor Saga tengah sibuk mengetik di laptopnya. Sekilas ia melihat ponselnya menyala. Bibirnya tersenyum manakala membaca pesan singkat dari Chika. Ia segera meraih jasnya. Lalu meninggalkan pesan pada asisten pribadinya untuk menghandel pekerjaan hari ini.Di sekolah semua anak mendapatkan jatah giliran pentas bersama kedua orang tuanya. Sang anak membacakan puisi lalu kedua orang tua mendampingi di kanan kirinya.Satu persat

  • Nikah Kontrak   Perceraian

    "Ma, apa benar Frans memang putraku?" tanya Saga sembari menangis di depan Angela. Ia merasa seperti orang bodoh tidak tahu apa-apa."Ya, akhirnya kau sudah tahu juga," kata Angela.Saga tercengang, ternyata kedua orang tuanya sudah tahu kebenarannya. Lalu mengapa mereka menyembunyikannya?"Kenapa mama tidak mengatakannya padaku? Aku merasa seperti orang paling bodoh, Ma. Putraku sendiri memakiku, membenciku, aku bisa melihat kemarahan di bola matanya," kata Saga."Itu karena Chika melarangku, aku juga tidak ingin melukai hatinya," kata Angela."Sekarang, apa yang harus aku lakukan? Putraku tidak mau menerimaku," keluh Saga."Kau harus bisa meraih hatinya. Bayangkan ia besar tanpa kasih sayang seorang papa. Frans sering melihat Chika bersedih sendirian. Sebagai seorang anak yang sangat menyayangi mamanya wajar jika dia ikut terluka.""Baiklah, Ma. Saga akan berusaha keras untuk mengambil hati Frans," kata Saga kemudian."Bagus,

  • Nikah Kontrak   Sebuah Kebenaran

    Dering suara telepon mengagetkan Chika dari aktivitasnya dengan Saga."Sudah, biarkan saja. Tanggung," kata Saga.Chika mendorong tubuh Saga. Ia yakin jika yang sedang menelepon adalah putranya. Dengan baju yang sudah terlihat berantakan Chika meraih ponselnya. Benar, memang Frans yang meneleponnya."Mamaa!""Cepat pulang!" teriak Frans di telepon."Iya, sayang. Sekarang juga mama pulang," kata Chika menghibur Frans. Ia lalu mematikan ponselnya.Saga langsung mengambil ponsel Chika dengan paksa, untung saja Frans sudah memutus panggilannya. Saga memeriksa riwayat panggilan Chika. Di sana ada gambar foto bocah tampan mirip dirinya."Jangan bilang, jika anak ini adalah putraku," kata Saga. Ia kembali menatap foto Frans lebih dekat lagi. Chika segera merebutnya. Ia tidak ingin Saga tahu jika dirinya sudah memiliki seorang anak."Lima tahun kau menghilang, anak ini juga berusia lima tahun. Itu berarti kemungkinan besar

  • Nikah Kontrak   Terjebak Di Villa

    "Minumlah, agar tubuhmu menjadi hangat," ucap Saga."Terima kasih."Chika tidak langsung meminumnya karena masih terlalu panas. Ia memilih meletakkannya di atas meja."Masih terlalu panas, aku akan meminumnya nanti," ucap Chika."Tunggu sebentar."Saga beranjak dari tempat duduknya ia melangkah menuju ke dapur. Tangannya membuka pintu lemari mengeluarkan beberapa bungkus mie instan. Ia tidak tahu apakah Chika mau mengonsumsi mie instan atau tidak.Ia pun mengambil panci dan memenuhinya dengan air. Setelah mendidih ia masukkan mie nya ke dalam panci. Sambil menunggu mie nya masak ia menyiapkan mangkuknya.Chika merasa sudah terlalu lama Saga meninggalkannya. Ia kemudian bangkit dari tempat duduknya mencari keberadaan Saga. Melihat Saga tengah memasak di dapur membuat nafasnya sedikit sesak. Ia tidak suka melihat kebaikan Saga. Hatinya bisa saja luluh lantah kalau di perlakukan seperti itu.Tidak seharusnya suas

  • Nikah Kontrak   Orang Yang Sama

    Saga mengikuti langkah Axella dari belakang. Kebetulan restorannya tidak begitu ramai sehingga mereka leluasa memilih tempat yang nyaman. Rupanya Chika memilih tempat di dekat jendela yang menghadap ke arah air terjun kecil. Di luar jendela terlihat taman landscape menghiasi sekitar restoran.Para pengunjung restoran merasa nyaman untuk berlama-lama di sana. Di dinding hotel banyak terpajang lukisan klasik dan ornamen unik yang tidak ada di tempat mana pun."Kenapa kita kesini? Bukankah seharusnya kita langsung ke lokasi untuk meninjau tempatnya," kata Axella."Jangan terlalu terburu-buru, Nona Axella. Saya tidak ingin Anda kelaparan di jalan hanya karena kurang makan," kata Saga sambil tersenyum.Chika malas membantah perkataan Saga. Ia lebih memilih melihat buku menu yang ada di depannya. Saga memberi isyarat pada pelayan untuk menghampirinya."Saya akan segera kembali membawa pesanan Anda."Chika kembali terpaku pada pem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status