Home / Romansa / Nikah Kontrak / Kemesraan Dalam Rintik Hujan

Share

Kemesraan Dalam Rintik Hujan

Author: Rasyidfatir
last update Last Updated: 2021-09-26 19:27:05

Setelah Mark dan Clara pergi berpamitan dari rumahnya, Angela  melihat ke arah Verrel. "Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Verrel.

"Tidak, aku hanya berpikir sepertinya kau sangat dekat dengan Mark," kata Angela.

"Tentu saja, dia saudara angkatku. Kami di besarkan bersama-sama, jadi wajar jika kami sangat dekat," terang Verrel.

"Mereka terlihat sangat serasi ya," kata Angela.

"Hemm, bagaimana dengan kita?" ucap Verrel sembari melirik Angela.

"Ki ... kita ... tentu saja," jawab Angela gugup.

Verrel melingkarkan tangannya di pinggang Angela. "Kita jauh lebih serasi daripada mereka," ucap Verrel menyombongkan diri.

Angela menunduk tersipu malu tidak menjawab perkataan Verrel. "Aku lapar, bisakah kita makan?" tanya Angela mengalihkan perhatiannya.

"Bayi kecilku sudah lapar rupanya," kata Verrel mengusap perut Angela. Hati Angela merasakan kasih sayang di tiap sentuhan Verrel.

'Ya, Tuhan apakah benar cinta Verrel memang sangat besar untukku?' batin  Angela.

Verrel menggiring tubuh Angela ke dapur, ia langsung mengusir beberapa pelayan yang berada di sana. Setelah dapur sepi tidak ada pelayan berseliweran, Verrel merangkul Angela dan mencium keningnya. 

"Kamu mau makan apa sayang, biar aku siapkan," kata Verrel lembut sambil membuka pintu kulkas yang berukuran besar itu. Mata Angela di manjakan dengan sajian aneka makanan yang menggoda. 

Ia mengambil cake coklat dan buah anggur di piring sajian. Verrel membantu mengeluarkan makanan yang lainnya. Angela sampai melongo karena yang di keluarkan Verrel banyak sekali.

"Aku tidak mungkin menghabiskan semua makanan ini," kata Angela.

"Siapa bilang kau akan menghabiskan makananmu sendirian, aku juga mau menemanimu makan," kata Verrel.

Angela tersenyum mendengar perkataan Verrel. Rasanya bertambah nikmat jika makan ada temannya. Mereka berdua seperti anak kecil yang tengah kelaparan. Mulut Angela sampai belepotan karena makan cake. Sesekali Verrel membantu mengelap bibir Angela. Wanita itu menjadi agak canggung menerima perhatian dari Verrel. 

"Mau ini?" tawar Verrel.

Angela menggeleng, agaknya ia sudah cukup kekenyangan. Tak terasa seharian bersama Verrel ia lupa jika Yohan menunggunya di cafe. Padahal sebelumnya Yohan telah mengirimkan pesan singkat pada Angela, tapi karena tiba-tiba Mark dan Clara datang jadi pikirannya teralihkan. 

Ia sebenarnya sudah menolak ajakan Yohan, tetapi lelaki itu bersikeras ingin bertemu dengannya karena ada hal penting yang ingin di bicarakannya.

Di luar hujan sangat deras, Angela sudah selesai makan. Ia berniat untuk melihat hujan dari balik jendela kamarnya. Verrel memapah Angela menuju kamarnya. Ia menutup tirai jendela, tapi Angela mencegahnya.

"Jangan, aku ingin melihat hujan," cegah Angela.

"Baiklah, akan ku temani dirimu di sini," ucap Verrel. Ia menarik kursi untuk tempat mereka duduk. Verrel menyuruh Angela duduk di pangkuannya, untung saja kursi sofanya cukup lebar.

"Kenapa kau ingin melihat hujan? Bukankah dulu kau sangat takut jika ada petir?" tanya Verrel.

"Benarkah? Ceritakan padaku bagaimana diriku yang dulu," kata Angela.

"Hemm, kau adalah wanita terangkuh yang pernah aku kenal," kata Verrel. 

Mata Angela menyipit tak percaya. “Benarkah?" 

"Ya, begitulah. Kita menikah bukan atas dasar cinta tapi karena di jodohkan. Kau dan aku mencintai orang lain," jelas Verrel.

"Lalu, apakah kau masih memikirkannya?" Angela memberanikan diri untuk bertanya. 

"Menurutmu, apakah aku terlihat mencintai wanita lain?" Verel malah balik bertanya.

"Entahlah, mana bisa aku membaca pikiran orang lain," sahut Angela.

"Barangkali saja kau jadi cenayang setelah hilang ingatanmu," goda Verrel. Angela mencubit Verrel karena gemas. 

"Aww, sakit sayang," rintih Verrel. Keduanya kini terdiam menikmati rintik hujan yang turun dari langit. Angela yang masih duduk di paha Verrel merasakan jemari Verrel merayap membuka kancing bajunya. 

"A ... apa yang mau kau lakukan?" kata Angela lirih.

"Diamlah, biarkan aku menyenangkanmu," bisik Verrel. Setelah Verrel berhasil membuka seluruh kancing baju Angela tangannya mulai bergerak meremas kedua benda kenyal yang menjadi favoritnya. Sambil menatap rintik hujan, Angela mendesis lirih menikmati kedua bukit kembarnya di remas Verrel dengan lembut.

"Aaah, kau nakal sekali," kata Angela sambil mendesah. 

"Aku hanya ingin memanjakan istriku." Verrel memilin puncak gunung kembar Angela. Sentuhan Verrel membuat Angela tidak fokus menikmati rintik hujan. 

Verrel lalu membopong tubuh Angela yang sudah bertambah berat badannya. Ia merebahkan di atas ranjang, menghisap puncak bukit kembar Angela satu persatu. Setelah berhasil meninggalkan jejaknya di sana. Verrel menaikkan selimut di tubuh Angela.

"Tidurlah, aku akan kembali ke kamarku," kata Verrel mengusap dahi Angela dengan bibirnya.

Angela menarik tangan Verrel matanya menatap lekat ke arah bola mata lelaki itu. Dan di mata Verrel hanya ada bayangan wajah Angela saja.

"Temani aku tidur, aku takut jika ada petir," kata Angela masih menatap mata Verrel penuh arti.

Pria tampan itu menyunggingkan senyumnya. Ia lalu menyibakkan selimut Angela dan ikut masuk ke dalam selimut itu. Memeluk tubuh Angela dari belakang. 

"Kau akan aman bersamaku," bisik Verrel di telinga Angela. Dan akhirnya Angela dengan tenang bisa memejamkan matanya. 

---Bersambung---

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nikah Kontrak   Happy Ending

    Para tamu undangan telah datang memenuhi ballrom Hotel Diamond untuk datang memberikan selamat pada sepasang pengantin baru. Chika tampak memakai balutan gaun berwarna broken white serasi dengan setelan jas yang di pakai Saga.Chika merasa tegang karena baru kali ini ia menikah secara resmi di hadapan publik. Yang lebih mengesankan lagi pernikahan itu merupakan pernikahan ganda antara Chika dan Saga, Devan dan Viona. Sungguh di luar dugaan bagi Angela. Ia bergelayut mesra di lengan suami tercintanya Verrel. Demikian juga Mark dan Clara cukup lega menyaksikan putrinya berbahagia bersama dengan orang yang di cintainya.Bunga-bunga rose berwarna putih, lily putih dan baby breath menghiasi dekorasi pernikahan. Tampak meja-meja tamu sudah di penuhi pengunjung yang menyantap hidangan makanan yang di tawarkan. Di setiap sudut ruangan di hiasi bunga-bunga kering yang sudah tertata apik.Semua tamu tampak kagum dengan pasangan pengantinnya yang tampil sempurn

  • Nikah Kontrak   Bersama Selamanya

    Wajah Frans murung, hari ini adalah hari pengambilan raport kelulusannya di TK. Semua anak datang bersama kedua orang tuanya, Frans di temani Chika. Dalam hati sebenarnya Frans ingin seperti teman-temannya. Hanya saja ia tidak berani mengungkapkan perasaannya. Ia takut jika mamanya akan sedih.Chika mendapati Frans diam tidak seperti biasanya. Sementara tatapannya tertuju pada temannya yang sedang bercanda tawa dengan papanya membuat Chika cukup mengerti. Ia lalu mengambil ponsel dalam tasnya. Mengirimkan pesan pendek untuk Saga.Di kantor Saga tengah sibuk mengetik di laptopnya. Sekilas ia melihat ponselnya menyala. Bibirnya tersenyum manakala membaca pesan singkat dari Chika. Ia segera meraih jasnya. Lalu meninggalkan pesan pada asisten pribadinya untuk menghandel pekerjaan hari ini.Di sekolah semua anak mendapatkan jatah giliran pentas bersama kedua orang tuanya. Sang anak membacakan puisi lalu kedua orang tua mendampingi di kanan kirinya.Satu persat

  • Nikah Kontrak   Perceraian

    "Ma, apa benar Frans memang putraku?" tanya Saga sembari menangis di depan Angela. Ia merasa seperti orang bodoh tidak tahu apa-apa."Ya, akhirnya kau sudah tahu juga," kata Angela.Saga tercengang, ternyata kedua orang tuanya sudah tahu kebenarannya. Lalu mengapa mereka menyembunyikannya?"Kenapa mama tidak mengatakannya padaku? Aku merasa seperti orang paling bodoh, Ma. Putraku sendiri memakiku, membenciku, aku bisa melihat kemarahan di bola matanya," kata Saga."Itu karena Chika melarangku, aku juga tidak ingin melukai hatinya," kata Angela."Sekarang, apa yang harus aku lakukan? Putraku tidak mau menerimaku," keluh Saga."Kau harus bisa meraih hatinya. Bayangkan ia besar tanpa kasih sayang seorang papa. Frans sering melihat Chika bersedih sendirian. Sebagai seorang anak yang sangat menyayangi mamanya wajar jika dia ikut terluka.""Baiklah, Ma. Saga akan berusaha keras untuk mengambil hati Frans," kata Saga kemudian."Bagus,

  • Nikah Kontrak   Sebuah Kebenaran

    Dering suara telepon mengagetkan Chika dari aktivitasnya dengan Saga."Sudah, biarkan saja. Tanggung," kata Saga.Chika mendorong tubuh Saga. Ia yakin jika yang sedang menelepon adalah putranya. Dengan baju yang sudah terlihat berantakan Chika meraih ponselnya. Benar, memang Frans yang meneleponnya."Mamaa!""Cepat pulang!" teriak Frans di telepon."Iya, sayang. Sekarang juga mama pulang," kata Chika menghibur Frans. Ia lalu mematikan ponselnya.Saga langsung mengambil ponsel Chika dengan paksa, untung saja Frans sudah memutus panggilannya. Saga memeriksa riwayat panggilan Chika. Di sana ada gambar foto bocah tampan mirip dirinya."Jangan bilang, jika anak ini adalah putraku," kata Saga. Ia kembali menatap foto Frans lebih dekat lagi. Chika segera merebutnya. Ia tidak ingin Saga tahu jika dirinya sudah memiliki seorang anak."Lima tahun kau menghilang, anak ini juga berusia lima tahun. Itu berarti kemungkinan besar

  • Nikah Kontrak   Terjebak Di Villa

    "Minumlah, agar tubuhmu menjadi hangat," ucap Saga."Terima kasih."Chika tidak langsung meminumnya karena masih terlalu panas. Ia memilih meletakkannya di atas meja."Masih terlalu panas, aku akan meminumnya nanti," ucap Chika."Tunggu sebentar."Saga beranjak dari tempat duduknya ia melangkah menuju ke dapur. Tangannya membuka pintu lemari mengeluarkan beberapa bungkus mie instan. Ia tidak tahu apakah Chika mau mengonsumsi mie instan atau tidak.Ia pun mengambil panci dan memenuhinya dengan air. Setelah mendidih ia masukkan mie nya ke dalam panci. Sambil menunggu mie nya masak ia menyiapkan mangkuknya.Chika merasa sudah terlalu lama Saga meninggalkannya. Ia kemudian bangkit dari tempat duduknya mencari keberadaan Saga. Melihat Saga tengah memasak di dapur membuat nafasnya sedikit sesak. Ia tidak suka melihat kebaikan Saga. Hatinya bisa saja luluh lantah kalau di perlakukan seperti itu.Tidak seharusnya suas

  • Nikah Kontrak   Orang Yang Sama

    Saga mengikuti langkah Axella dari belakang. Kebetulan restorannya tidak begitu ramai sehingga mereka leluasa memilih tempat yang nyaman. Rupanya Chika memilih tempat di dekat jendela yang menghadap ke arah air terjun kecil. Di luar jendela terlihat taman landscape menghiasi sekitar restoran.Para pengunjung restoran merasa nyaman untuk berlama-lama di sana. Di dinding hotel banyak terpajang lukisan klasik dan ornamen unik yang tidak ada di tempat mana pun."Kenapa kita kesini? Bukankah seharusnya kita langsung ke lokasi untuk meninjau tempatnya," kata Axella."Jangan terlalu terburu-buru, Nona Axella. Saya tidak ingin Anda kelaparan di jalan hanya karena kurang makan," kata Saga sambil tersenyum.Chika malas membantah perkataan Saga. Ia lebih memilih melihat buku menu yang ada di depannya. Saga memberi isyarat pada pelayan untuk menghampirinya."Saya akan segera kembali membawa pesanan Anda."Chika kembali terpaku pada pem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status