Persidangan Husna atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap Hanum berlangsung dengan gaduh. Pasalnya Husna mengelak tuduhan itu dan mengkambinghitamkan anak buahnya. Sampai-sampai bawahannya itu mengaku bahwa dialah yang berinisiatif mencelakai Hanum. "Ya, benar. Apa yang dikatakan Nona Husna, Pak Hakim. Saya yang melakukan kejahatan itu sendiri karena saya benci dengan Nona Hanum. Saya dipecat dari pekerjaan saya sebab Nona Hanum sehingga istri saya … istri saya meminta cerai dan keluarga saya jadi berantakan …"Hajin menghela napas kasar menyaksikan pria paruh baya itu memberikan pernyataan dengan suara gemetar. Seharusnya melihat gestur tubuh sopir itu, hakim meragukan pernyataannya. Namun, pengacara keluarga Thana berdalih bahwa sopir itu gugup dan ketakutan. Jaksa penuntut dari Hajin pun meminta penyelidikan lebih lanjut dan persidangan ditunda. Hajin segera keluar dari pengadilan setelahnya. Walaupun ada Arvin yang memanggil-manggil namanya, Hajin mengabaikan sepupunya itu be
"Ada apa? Kamu sama Bi Inah kok ngelihatin aku kayak gitu?"Tingkat kepekaan Hajin yang tinggi membuat pria itu bertanya tanpa basa-basi. Hanum mengambil tangan Hajin untuk disalimi sebelum memberikan jawaban apa-apa."Ada yang mau ditanyain Non Hanum, Tuan muda."Akhirnya Bi Inah yang memulai obrolan. Hajin lantas duduk di samping Hanum. Bi Inah pergi untuk memberi ruang pada suami-istri itu."Ada masalah apa? Apa ada yang gangguin kamu di kantor? Atau Husna neror kamu?" Hajin bertanya seraya menatap Hanum yang menghindari matanya."Gak, bukan apa-apa. Gak ada yang gangguin aku kok." Hanum mengelak. Entah kenapa dia jadi ragu untuk mengungkapkan isi hatinya. Padahal, beberapa waktu lalu dia masih resah dengan sosok tunangan Hajin. Namun, setelah dia pikirkan kembali, Hanum merasa dia tidak perlu menanyakannya. Karena bisa jadi benar apa kata Bi Inah, Hajin saja tidak menganggap bahwa dirinya memiliki tunangan. "Katanya, di kamus cewek itu kalau gak ada apa-apa, artinya ada sesuatu.
Hanum benar-benar makan malam di luar dengan Hajin. Usai menyelesaikan makannya, Hajin berbicara dengan Hanum. "Besok, kita ke dokter, periksa." Hanum hanya mengangguk dengan senyuman. Sejujurnya dia merasa sangat lega karena sudah memberitahukan tentang kehamilannya pada Hajin. Apalagi respon Hajin juga cukup baik. Hati Hanum menjadi sangat tenang saat ini. "Hm, mau jam berapa? Kalau ke rumah sakit kan biasanya lama. Mau izin kerja?" Hanum memastikan. "Agak siang.""Okay."Setelah menjawab dengan cepat, Hanum kembali melihat meja makannya dan ingin membawa pulang dessert dan cake."Bapak, aku mau dessert sama cake buat dimakan di rumah." "Ya, boleh."Hajin lantas menekan tombol di meja dan seorang waiterss menghampiri mereka. Hanum menyebutkan makanan-makanan yang ingin dia pesan untuk dibawa pulang. Bersamaan dengan itu, ponselnya menyala. Sebenarnya sudah sejak tadi, panggilan dari orang yang sama itu masuk, tetapi Hajin malas mengangkatnya. Ini bukan telefon dari Yuna, mela
Pas gagal ujian skripsi, pas juga Hanum memutuskan untuk magang lagi sebagai pelarian kegagalannya. Siapa sangka, baru sebulan magang, dia sudah membuat sebuah kesalahan? Tidak, bukan dirinya sebenarnya. Ini semua karena Hana-kakak angkatnya yang sudah menjadi pegawai tetap di sana mengkambinghitamkan dirinya. Alhasil, seluruh perusahaan menyudutkan dia yang telah dikira menilap uang klien sebesar 100 juta. Dia pun dipanggil ke ruang pimpinannya."Aku tidak peduli!"Suara itu tegas dan dingin.Hati Hanum sudah berdegup kencang, padahal bos-nya masih duduk membelakanginya di balik kursi kerja. Namun, dia sudah takut saja. Hajin Pradanipa ... CEO perusahaan yang baru menjabat selama 2 tahun, tapi mampu membawa perusahaan mendapatkan keuntungan 2 kali lipat dan meluaskan volume produksi. Itu karena dia yang berdarah dingin dan tidak punya ampun. Ada prinsip tak tertulis sejak dia ada di sini. Asalkan kamu bisa menghasilkan uang, kamu selamat. Jika tidak, akan langsung di pecat. Jadi,
Plak!Pipi Hanum memerah karena ditampar keras oleh Husna-kakak angkatnya."Harusnya kamu bersyukur gak dipecat dan Pak Hajin tertarik sama tubuhmu! Memangnya kapan lagi tubuh kamu yang jelek itu bisa berguna? Jangan kayak orang kolot yang mentingin keprawanan deh."Hanum mengepalkan tangannya kesal. Dia benar-benar benci dengan kakaknya. "Kalau emang keprawanan gak penting buat kamu, lebih kamu yang tidur dengan Pak Hajin! Ini kan kesalahanmu, bukan salahku. Kenapa harus aku yang mengorbankan diri?"Husna lalu menarik kerudung Hanum sampai dia mendongak ke belakang."Heh, anak gak tahu diri! Di rumah ini. Aku udah banyak berkorban ya buat berbagi sama kamu. Mulai dari makanan, minuman, mainan, semuanya ... Harusnya aku jadi anak tunggal yang diputrikan. Tapi, gara-gara kamu dateng, aku jadi harus ngalah. Harusnya kamu pake kesempatan ini buat balas budi, bodoh! Bukannya sok teraniaya begini!"Bruk!Hanum tersungkur karena Husna mendorongnya ke lantai. "Aku gak mau tahu. Masalah den
Genap sehari semalam Hanum tidak makan karena dikurung. Ini bukan pertama kalinya. Saat dia masih remaja, dia pernah sampai 2 hari tidak makan apapun dan hanya minum dari air keran kamar mandi. Sungguh di keluarga ini, kucing peliharaan Husna saja lebih berharga daripada dirinya. Jadi, sebutannya saja keluarga, tetapi kehidupan Hanum tidak ada bedanya dengan neraka. Bahkan, dia merasa panti asuhan pasti masih lebih baik daripada perlakuan orang yang dia sebut ayah dan kakak. Air mata Hanum meleleh. Lapar masih bisa dia tahan, tapi rasa haus … haruskah dia mengulang masa lalunya yang minum air mentah? Hanum benar-benar tidak berdaya. Di saat-saat seperti ini, dia rindu sekali dengan orang tuanya, tetapi wajah mereka saja mulai memudar dari ingatan Hanum. Dia juga tidak memiliki foto untuk disimpan karena Thana menyingkirkan semua barang milik orang tuanya dari rumah lamanya.Ketika Hanum masih sangat bersedih, sebuah pesan dari Husna masuk ke ponselnya.Husna Thana:Heh, haus? Laper?
Hajin Pranadipa ... wajahnya memang tidak terlihat di publik, tapi siapa yang tidak tahu dengan keluarga Pranadipa? Mereka adalah salah satu keluarga konglomerat di Indonesia. Pranadipa Group mendirikan perusahaan kertas yang menguasai produksi dalam negeri dan telah meluas ke pasar Asia. Mereka kemudian memiliki cabang-cabang usaha lain yang bergerak di bidang yang saling terkait. Prana packaging adalah anak perusahaan paling besar di bidang kemasan yang berhasil masuk pasar luar negeri dengan keunggulan produknya yang memiliki klaim ramah lingkungan dan food grade. Omset perusahaan telah mencapai ratusan miliar per buulan. Bisa dilihat dari gedung kantor dan pabrik di belakangnya, seberapa besar aset perusahaan ini. Tentu saja pemilik dan pimpinannya pun kaya. Namun, Hanum justru menemui Hajin Pranadipa sekarang untuk meminta dinikahi 'siri'. Ini semua karena Hanum dijebak atas hilangnya uang perusaahaan dan Hajin meminta untuk tidur dengannya sebagai ganti rugi. Hanum yang seoran
Hanum tidak pernah pacaran dengan hubungan yang sangat intim. Selama ini dia hanya sibuk bertahan hidup. Orang tua kandungnya mengalami kecelakaan mobil saat dia berusia 9 tahun. Dia harus ikut dengan Thana, pamannya. Di rumah sang paman dia diperlakukan semena-mena oleh Husna selama bertahun-tahun. Jadi, tidak ada waktu untuknya berpacaran. Pengalaman Hanum hanya dengan seniornya di kampus yang sama. Namun, daripada pacar, mereka lebih bisa disebut sebagai hubungan tanpa status. Mereka tahu bahwa mereka menyukai satu sama lain, tapi hanya sebatas itu. Mereka juga berjalan ke arah tujuan masing-masing tanpa melibatkan satu sama lain. Karena itu sekarang mereka sudah tidak berhubungan. Pria itu sibuk mengejar karirnya sendiri, sedang Hanum terus terpesorok sejak penelitian skripsinya tidak berjalan lancar. Hanum menjadi mudah melupakan seniornya itu. Setelahnya, Hanum tidak pernah menjalin hubungan dengan orang lain lagi. Sekarang, saat tiba-tiba Hanum harus menikah dan melakukan mal