Share

Tame U

Penulis: Rucaramia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-30 08:24:33

“Jika kau ingin melanjutkan hal yang tertunda, maka beri aku kenikmatan yang setara,” ungkap Kai sambil membimbing Elma untuk bangkit, dan posisi Elma yang lebih pendek dari Kai membuat wanita itu berdiri tepat di hadapan dada telanjang sang pria.

Elma memang sebal pada pria itu, tetapi begitu ditempatkan pada posisi ini dia hanya bisa meneguk ludah. Elma jelas mengerti apa yang pria itu inginkan. “Gunakan mulutmu untuk memuaskanku.”

Anehnya ucapan yang keluar dari mulut Kai bagaikan sebuah sihir yang membuat Elma dapat dengan mudah mematuhinya. Elma menundukan kepala, dia memulai aksi dengan memberikan kecupan sederhana pada bagian bahu. Kai terdiam, lelaki itu merapatkan bibir mencoba untuk menahan diri. Wanita ini, tidak pernah petah lidah bahkan dia lebih lihai mengungkapkan rasa. Dan tindakan wanita ini sekarang terhadapnya membuktikan bahwa jauh lebih efektif dan lagi entah bagaimana sentuhan ringan yang dibuat olehnya membuat jantung Kai meliar. Detakan jantungnya jadi terburu-buru, darahnya naik hingga ke wajah.

“Kau sangat tahu caranya menggoda seorang pria,” ungkap Kai akhirnya, dia menatap pada kepala dengan juntaian rambut hitam panjang yang sedang berdiam di area dadanya.

Elma tersenyum timpang, bibirnya kembali menyapa sisi dada Kai, melabuhkan ciuman yang lain yang kemudian dengan mudah dapat mengeraskan rahangnya sendiri. Apalagi ketika lidah wanita itu menyentuh satu titik kecoklatan pada dadanya.

“Kuhhh…” Keluhan terdengar, tatkala kepala wanita itu makin turun ke bawah. Kai menahan rasa yang berakumulasi pada pangkai perutnya yang segera turun kepada organ di antara kedua pahanya.

Dia menengadahkan kepala ketika merasakan satu tempat pada perutnya diberi hisapan kecil yang manja. Decak, serta gigitan lembab. Celana yang dia kenakan ditarik turun dengan gigi, membuatnya turun ke bawah hingga ke mata kaki. Menyisakan dalaman yang masih terpasang rapi menutup kejantanannya.

Kedua mata Elma membelalak, menatap dengan penuh decak kagum kepada milik sang pria. Ukurannya yang besar memberikan gelenyar menyenangkan dalam tubuh si wanita terutama pada bagian intimnya yang berdenyut tatkala dia membayangkan benda dihadapannya kini akan memasukinya nanti. Secara perlahan dengan cara yang sama seperti sebelumnya, Elma mulia menurunkan dalaman pria itu hingga tergantung pada satu mata kaki.

Lelaki itu mengerjap, wanita ini sangat ahli. Bahkan meski memang Kai sebelumnya memerintahkan wanita itu untuk memuaskannya, dia tidak pernah mengira bahwa dia akan betulan melakukannya. Perempuan yang punya harga diri setinggi mount Everest, mau melakukan hal sememalukan ini? Sepertinya Kai baru saja menangkap ikan yang besar malam ini.

Merasa dalamannya telah turun, lelaki itu lantas melebarkan lutut. Surai sepekat jelaga menunduk, dan dengan tangan yang terborgol wanita itu menyentuh miliknya yang sudah mengeras. Seketika aliran elektrik mengalir dari kejantannya, berlarian hingga ke setiap syaraf.

Elma tersenyum tipis, ketika tangannya yang terbatas mencoba untuk membalut lembut organ sang pria yang telah berdiri tegak. Likuid merembes dari ujungnya sedikit-sedikit. Elma membuka rahangnya.

Kai meraih si surai sepekat jelaga. “Fuck!”

Kepalanya melayang begitu dirasa hangat dan lembab membungkus dirinya dibawah sana. Sensasi yang ditawarkan wanita itu membuatnya gila, mengikis seluruh sisa ketenangan yang ada, merusak seluruh akal sehat. Kai merasakan pulsasi-pulsasi pada tubuh hingga jari kaki yang nyaris menekuk bila saja dia berada di posisi berbaring saat itu. Urat-urat muncul di lehernya ketika kenikmatan datang menerpa akibat pergerakan lidah sang wanita di bagian batangnya.

“Khhh!”

Kuluman itu terasa begitu nikmat. Jilatan serta hisapan lembut dikirimkan tanpa ragu. Elma menjulurkan lidah, menyeret organ tak bertulang tersebut pada ereksi pria dihadapannya. Memberikan kepuasan dengan mulut sesuai dengan intruksi pertama. Kai megap meraih udara, bahkan tidak ada satu kata pun terucap dengan jelas. Bola matanya mengerjap dalam tempo anomali. “Shit!”

Tubuh Kai menegang seketika, merasakan kompulsi pada seluruh tubuhnya. Akumulasi dari segala rasa ada pada titik puncaknya. Napas berat diempas, tak selang berapa lama dia nyaris melepas. Elma terlalu ahli sehingga Kai berpikir bahwa akan sangat memalukan apabila dia keluar di mulut si wanita. Ketika dia merasa sudah tidak tahan lagi, maka dia mulai bergerak membuat keputusan impulsive. Yang jelas Kai membutuhkan Elma sekarang.

Persetan dengan semua kesabaran dan juga rencananya untuk menjinakan perempuan itu, dia membutuhkan pelepasan segera pada tempat yang tepat. Pria itu kemudian menarik dan menggendong Elma sekaligus melemparkannya ke atas ranjang. Elma berbaring tengkurap dengan pantat yang terangkat ke udara. Pria itu membuat dirinya menungging. Sungguh, posisi ini begitu memalukan dan Elma tak yakin atas tubuhnya yang tidak bisa diajak kerja sama, terlepas dari situasi kedua tangannya yang sedang diborgol sehingga dia tidak bisa berbuat banyak selain menerima saja. Wajah Elma terbenam dalam kasur, menantikan sesuatu yang akan pria itu lakukan.

Kai mengambil kondom dari dalam laci, memasangkannya pada kejantanan untuk memproteksi diri. Pemandangan dihadapannya sekarang sungguh sangat indah, bokong Elma begitu sempurna, tangannya gatal ingin memukul bagian itu, membuatnya bergetar dan meninggalkan tanda kemerahan yang seksi. Tetapi alih-alih melakukannya, Kai memilih untuk memposisikan dirinya diantara pintu kewanitaan Elma, dengan jarinya dia memastikan Elma masih cukup basah dan siap menerima dia seutuhnya di dalam sana.

“Sesuai dengan janjiku, aku akan memberimu kenikmatan yang tidak terlupakan. Jadi, apa yang kau inginkan, Elma?” tanya pria itu sambil sibuk membelai pusat keintiman sang wanita.

Elma merasa panas dingin, dia berada dalam ambang frustasi menantikan pria itu memasuki dirinya. Lubang yang menganga memerlukan isi, dan dia berharap pria itu mau menyodoknya sekarang juga. “Aku menginginkanmu sekarang.”

“Say please.”

Meski Elma sangat kesal karena pria itu terlalu banyak bermain-main, dia masih pula tetap meninggalkan akal sehatnya dan memilih kebutuhannya diatas segalanya. Desakan yang terlalu kuat membuat Elma tidak bisa mengingkarinya lagi. Elma yang selalu bangga dan percaya diri terhadap apapun, dan tidak pernah tunduk pada siapapun untuk pertama kalinya memohon pada seorang pria hanya untuk mengisi dirinya yang hampa. Untuk kali pertama dia dibuat tidak berdaya dan tak karuan. “Please, Kai. Aku mohon sekarang!” tutur Elma dengan nada yang penuh dengan keputusasaan. Bokong wanita itu naik turun menggesekan dirinya pada jari Kai yang ada disana berharap mendapatkan hal yang lebih.

Melihat hal itu, kepuasan muncul dari gurat ekspresi sang pria. Mendengar wanita itu memohon padanya dengan nada seputus asa itu meningkatkan superioritas dalam diri Kai. Dia merasa dibutuhkan dan itu membuatnya senang.

Tak lama, Elma merasakan bagian dirinya direnggangkan. Otot dinding kewanitaannya dimasuki oleh benda tumpul asing yang ukurannya lebih tebal dari pada jari. Pria itu mulai memasuki dirinya secara perlahan-lahan. Geraman rendah terdengar di belakang sana, sementara Elma sendiri merintih merasakan kecocokan diantara mereka.

“Ah!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sal MI YA
cantik sekali saya suka
goodnovel comment avatar
Rosalinda Armanda
Aaaaaaaahhhh panas dingin mamaaaaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   I Don't Know What To Do Without You

    Waktu berlalu begitu saja, dan kini Elma sudah mulai terbiasa hidup tanpa kedua kakinya. Bekas luka bakar yang sebelumnya terlihat mengerikan sudah mulai memudar. Elma bahkan kembali bekerja sebagai pemimpin perusahaan keluarganya. Mengingat hanya dia saja sang pewaris tunggal perusahaan itu. Dia tidak bisa membiarkan hasil usaha kedua orang tuanya sia-sia begitu saja. Oleh sebab itu meski dengan keterbatasan yang ada, Elma tetap maju dan menjadi seorang wanita karir yang sukses. Kekurangan yang dia miliki tidak cukup menjadi penghambatnya. Bahkan disela-sela kesibukannya, Elma juga kadang kerap mengunjungi beberapa panti asuhan atau badan amal untuk melakukan kegiatan sosial. Terutama di tempat rehabilitasi yang memiliki beberapa pasien yang serupa dengan dirinya.Terlepas dari itu, Elma dan Kai juga sudah semakin dekat satu sama lain. Bahkan pria itu sendiri memindahkan Elma ke kediamannya. Dia enggan berpisah mengingat apa yang pernah terjadi di masa lalu. Walaupun Elma sendiri men

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   Thank you For Everything

    Kai dengan tergesa segera mendatangi kediaman Enderson begitu dia mendapatkan telepon dari suster yang merawat Elma. Mimpi buruk yang selalu menghantuinya menjadi nyata. Keringat dingin membanjiri tubuh pria itu, hatinya pilu. Meski dia mencoba untuk tenang dan tidak panik, tetap saja dia tidak bisa memungkiri pikirannya sendiri.Ambulan datang bertepatan dengan kedatangannya, dan mereka segera melakukan tindakan. Sementara Elma berada dalam penanganan, Kai menunggu dengan rasa bersalah yang menggantung di lehernya. Mengapa dia tidak bisa berada disisi wanita itu? Bagaimana dia bisa menyadarkan Elma bahwa hidupnya layak untuk dijalani?Kai merasa tidak bisa menanggung beban ini sendirian. Dia tidak punya kawan, tidak punya keluarga yang bisa dia ajak bicara untuk mengungkap rasa frustasinya atas peristiwa ini. Tanpa sadar tangannya menekan tombol panggilan begitu saja.“Ada apa meneleponku, Kai?” suara pria disebrang sana menerima panggilannya, dan untuk beberapa alasan Kai merasa leg

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   Sabotase Dari Diri Sendiri

    Mendengar namanya dipanggil, Kai lantas langsung menoleh pada sumber suara. Di depannya telah berdiri Arash Elvander dengan raut muka yang begitu tenang seperti biasa. Memang pada dasarnya Kai pribadi agak kesulitan mengenali emosi pria ini, sebab dia dan Arash punya keahlian yang sama dalam menyembunyikan perasaan.Kai berdiri dari posisinya lalu mendekati Arash yang memanggilnya. “Bagaimana kondisi Elma sekarang?”“Kau bisa tanyakan pada dia sendiri, memangnya kau tidak mau menemui dia langsung?”“Sejujurnya aku tidak bermaksud untuk mengintip kalian. Tapi tadi aku sempat melihat Elma menangis di bahumu. Jadi aku putuskan untuk menunggu percakapan diantara kalian berdua berakhir,” ungkap Kai dengan jujur.Arash menarik napas sebelum memberi tanggapan. “Aku harap kau bisa membuatnya bahagia, Kai. Elma saat ini betul-betul sangat terpuruk,” katanya dengan suara yang di dalamnya terdapat rasa sakit yang begitu kentara ketika pria itu menepuk pundak Kai. “Kurasa yang paling dibutuhkan E

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   Dua Karakter yang Berbeda

    Arash mampir ke rumah sakit keesokan harinya dan dia mendapati Elma sedang dibantu oleh seorang perawat untuk duduk di ranjangnya. Wanita itu tampak sedikit kesulitan hanya untuk sekadar menjaga posisinya. Seolah seluruh ototnya tidak kuat untuk menopang tubuh. Namun dengan sedikit pengaturan, akhirnya Elma bisa diposisikan duduk dengan bantal sebagai penopang yang diletakan di belakang punggung. Saat dia telah cukup nyaman, Elma lantas melirik dan menatap Arash yang mengunjunginya.Arash tertegun ketika kedua mata mereka saling menatap satu sama lain. Kedua manik indah yang biasanya penuh dengan gairah hidup kini memandang dirinya tanpa perasaan apa-apa. Dia tampak lebih seperti sebuah cangkang kosong tanpa isi yang masih bernapas dan diberi nyawa. Melihat kondisi Elma yang seperti ini sungguh mengiris hatinya. Sungguh… tidak pernah terbayang sedikit pun kalau wanita yang kerap menghabiskan sebagian waktunya dengan perdebatan dan kekeras kepalaan yang lucu sekarang berada disini deng

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   Bertepuk Sebelah Tangan

    Elma tergolek lemas di ruang perawatan. Sendirian. Begini pun karena memang permintaannya sendiri. Otaknya terlalu lelah menerima banyak informasi dalam satu waktu, dan lagi semua itu banyak memuat hal-hal yang terlalu menekan dirinya. Jadi, Elma memejamkan matanya sendiri dan mencoba untuk menyelami alam mimpi. Berharap ketika dia terbangun nanti semua hal yang dia alami sekarang hanyalah sekadar mimpi buruk belaka.Sebuah kecelakaan yang merenggut segala hal dari hidupnya. Orangtuanya, dan juga dirinya sendiri. Sekarang, bagaimana bisa Elma melanjutkan hidupnya bila kondisinya jadi begini? Tidak ada lagi yang bisa dia banggakan. Sosok Elma Enderson yang cantik, kaya dan rupawan saat ini telah berubah. Hanya sekadar menjadi wanita beruntung yang berhasil selamat dari maut tetapi harus mempertaruhkan tubuhnya sendiri. Wajahnya rusak karena luka bakar, dan kakinya pun lumpuh. Dunia mungkin sekarang menertawakannya karena dia dahulu terlalu congkak.Rangkaian bunga tulip dalam vas menar

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   Observasi

    Kai yang berdiri duduk di tepi ranjang hanya bisa terdiam ketika dokter selesai menjelaskan situasi dan kondisi Elma secara menyeluruh. Kai bisa melihat ekspresi wajah Elma yang tampak sangat terkejut, tetapi setelah ditenangkan pada akhirnya wanita itu hanya bisa menghela napas dengan air mata yang jatuh membasahi pipi begitu dokter meninggalkan mereka berdua saja.Elma terbaring menatap langit-langit, mengabaikan keberadaan Kai yang sesaat lalu juga ikut mendengarkan penuturan dokter mengenai situasinya. “Kau dengar kata dokter ‘kan, Kai?” Suara Elma terdengar kering dan serak.Kai menganggukan kepala. “Terlepas dari semua itu, semuanya akan segera membaik. Kau akan segera pulih dan sembuh seperti sedia kala,” ujar Kai terdengar sangat optimis.“Bukankah justru situasinya akan lebih baik kalau aku ikut mati saja bersama kedua orangtuaku dari pada menjadi cacat seumur hidup?”“Elma, please… jangan berkecil hati seperti itu. Banyak orang yang tidak ingin kehilanganmu, termasuk aku. Ak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status