Share

Woman In Heat

Author: Rucaramia
last update Last Updated: 2024-11-29 09:29:36

Elma tercekat ketika bibir mereka berdua bertemu untuk kedua kalinya. Intensinya untuk melawan luluh lantah, terkalahkan oleh insting hawa nafsu. Ciuman itu berhasil meredam teriakan Elma, bahkan seluruh tubuh mendadak lumpuh karenanya. Pada akhirnya Elma hanya bisa disana dalam diam menikmati setiap sensasi yang pria itu bagi berikut dengan tangan Kai yang berada dikulitnya. Memeluk dirinya dengan erat ketika pria itu memperdalam ciuman diantara mereka berdua. Lidah mereka berdansa, mencoba untuk saling mendominasi satu sama lain. Kai mencoba untuk mengeksplorasi setiap inchi dari mulut wanita itu seperti orang yang kelaparan. Mereka melepaskan diri masing-masing dalam dekapan hasrat. Kai meraba setiap lekuk tubuhnya dengan sangat lembut dan hati-hati membuat Elma terbuai. Wanita itu bahkan mendesah ketika Kai menggigit bibir bawahnya sebelum melepaskan kulumannya dari bibir Elma. Kai memberi wanita itu tatapan penuh intensi serta senyuman manis, terutama karena Kai menyadari bahwa Elma tampaknya masih linglung atas ciuman yang baru saja terjadi.

“Sekarang aku akan menunjukan padamu bagaimana seharusnya seorang pria memperlakukan perempuan sepertimu,” tutur pria itu sambil mencengkram pinggang Elma.

Ketika Elma hendak memberikan sumpah serapah pada Kai, sekali lagi pria itu mendekat dan kali ini bibir pria itu lebih mentargetkan leher Elma dengan cumbuan. Sementara tangannya sibuk dengan mengelus dan meremas dada wanita itu. Elma nyaris mendesah ketika Kai dengan sengaja menggigit lembut titik sensitif dilehernya. Tetapi dia menahanya karena tak ingin Kai berhenti. Tubuh mereka yang merapat membuat Elma dapat merasakan ereksi pria itu menempel di perutnya. Itu membuat sang wanita makin terangsang. Jelas sudah bahwa Kai menginginkannya sekarang tetapi dia dengan bodohnya malah menyiksa Elma dengan kenikmatan lebih dulu, memberinya belaian dan sentuhan lembut yang kian membuat wanita itu semakin basah.

Kai menyentuh Elma dengan penuh kelembutan dan kesabaran seolah wanita ini kali pertama wanita itu melakukannya dengan seorang pria. Kai sendiri sengaja berlaku demikian lantaran dia ingin menikmati waktu intim ini dengan hati-hati tanpa perlu terburu-buru. Terlebih tidak setiap waktu pula dia tertarik dalam kepada seorang perempuan. Elma adalah pengecualian dari itu semua karena dia punya sesuatu yang Kai sukai. Merasa puas menggoda Elma, Kai lantas mendorong wanita itu hingga terlentang di atas ranjang yang tepat berada di belakangnya. Sementara Kai mengambil sesuatu dari dalam laci yang letaknya berada disebelah ranjang.

Elma yang linglung mencoba mencerna situasi. Namun kedua matanya langsung terbelalak dengan benda yang berada di tangan Kai. Sebuah borgol. Tubuh wanita itu langsung berdesir penuh antisipasi.

“Apa yang akan kau lakukan?” Ada sedikit nada ketakutan disana, tetapi Elma tidak memberikan sebuah perlawanan selain menatap Kai dengan sorot mata penuh kewaspadaan.

“Tenanglah dan percayakan semuanya kepadaku. Ini bagian dari permainan yang sudah kau sepakati,” kata pria itu sambil membuka atasannya sendiri.

Elma menahan napas melihat kulit tan pria itu. Tubuhnya tergolong kekar dan atletis, tampaknya dia membentuk tubuh itu dengan olahraga yang konsisten, sebab setiap ototnya tampak terlihat seperti dipahat dengan sedemikian rupa. Air liur Elma nyaris menets melihat pemandang tubuh seorang pria tampan yang menarik atensinya sejak di klub. Sungguh, Elma telah gatal ingin menarik celana yang masih pria itu kenakan sekarnag juga. Tetapi sayangnya, ide gila itu tidak bisa terlaksana lantaran kedua tangannya tanpa sadar telah terperangkap dalam borgol.

“Hei!!!” Suara Elma melengking, dipadukan dengan tubuhnya yang sedikit memberontak. Namun Kai justru malah semakin menikmati rasa frustasi yang terlihat jelas dari bahasa tubuh wanita itu.

Bahkan Kai sampai duduk mengangkangi wanita yang saat ini sedang dia kondisikan untuk pasrah akan keadaan. Pria itu sibuk berpikir tentang apa yang akan dia lakukan terhadap wanita cantik berambut panjang yang berada dibawah kuasanya sekarang.

“Sebenarnya apa yang ada di dalam otakmu, Kai?!” ungkap Elma terang-terangan mengungkapkan rasa frustasi atas keterbatasan yang dia rasakan saat ini.

Namun, alih-alih memberikan jawaban kepada wanita itu. Kai justru malah merendahkan kepalanya, memposisikan wajahnya untuk berada di antara kedua kaki Elma. Dengan kedua tangannya, Kai merentangkan lebar-lebar kedua kaki wanita itu. Sehingga dia bisa dengan bebas dan jelas melihat inti kewanitaan Elma. Situasi yang saat ini wanita itu hadapi jelas membuat dia malu sendiri, wajahnya merona merah ketika Kai melihatnya dari dekat dan begitu personal.

“Jangan bersuara, Elma,” ujar pria itu kemudian menambah getaran tertentu yang membuat tubuh Elma sedikit tegang karenanya.

Napas hangatnya menerpa bagian kewanitaan Elma, dan dalam waktu singkat pria itu telah berada disana. Menundukan kepalanya untuk menciumi inti kewanitaan Elma yang telah basah dkarena terangsang berat. Kai membenamkan wajahnya merasakan hawa panas yang muncul dari bagian intim wanita itu. Aroma yang memabukan memenuhi hidungnya. Dia menutupi bagian sensitif wanita itu dengan mulutnya dan mulai menghisap bagian yang sedikit mengeras disana. Elma tidak bisa

Elma tesentak dan menekuk pinggulnya untuk mendapatkan friksi yang lebih nikmat tatkala lidah pria itu membuat kontak, desahan rendah keluar begitu saja dari bibir dan menyadari perintah lelaki itu sebelumnya Elma langsung menggigit bibirnya kuat-kuat, dia berjuang untuk melawan keinginannya untuk berteriak atas rangsangan yang pria itu berikan. Terlalu sulit baginya untuk meredam sensasi yang dihasilkan dari lidah pria itu pada pusat kenikmatannya. ‘Damn, it’s just too good!’ isi hatinya beteriak nyaring, memberikan apresiasi besar atas betapa lihai dan ahlinya lelaki itu mempermainkan lidahnya disana tanpa henti membuat Elma melempar kepalanya ke belakang. Memperlihatkan secara jelas seberapa besar pengaruh lidah pria itu kepada tubuhnya.

“Kau sepertinya sangat menikmatinya ya?” ujar pria itu mengejeknya dengan pertanyaan kecil sesaat sebelum akhirnya dia memberikan Elma hisapan yang sangat kuat pada inti tubuhnya yang berdenyut-denyut. Kedua tangannya dia biarkan memegang kuat-kuat masing-masing paha wanita itu agar terbuka lebar. “Kalau begitu aku akan melahap vaginamu yang manis ini sampai tidak ada yang tersisa. Dan mungkin aku akan membiarkanmu duduk di atas wajahku supaya aku bisa menikmatinya hingga tetes terakhir.”

Tubuh Elma bergetar, mendengar dirty talk yang keluar dari mulut Kai mengirimkan percikan kenikmatan yang mengalir pada tubuhnya yang super sensitif. Kedua pahanya gemetar di bawah cengkraman tanganmu, otot tubuhnya gemetar mempertahankan kedua pahanya untuk tetap terbuka lebar untuk memberikannya keleluasaan dalam eksplorasi liar. Napas wanita itu mulai putus-putus, pinggulnya bergerak menggesekan tanpa malu-malu pada wajah Kai. “Aku ingin kamu menikmati vaginaku seperti pria kelaparan di jamuan makan. Cicipi setiap inci diriku, tandai aku luar dan dalam sebagai milikmu!”

“Kau melanggar aturannya, Manis. Tapi kurasa aku akan memberimu sedikit kebaikan hatiku.” Kai kembali melesakan kepalanya lagi, memberikan upaya lebih daripada sekadar menyapukan lidahnya dengan lebih cepat. Dia juga melakukan gerakan yang pendek dan tiba-tiba secara berulang di atas klitorisnya yang kian membengkak. Jeritan terdengar dari mulut Elma, membuat Kai memutuskan untuk melepaskan salah satu paha wanita itu dan membawa satu tangannya untuk berpartisipasi dengan mulutnya mengerjai bagian intim wanita itu. Sebab Kai merasa bahwa permainan ini tidak cukup hanya dengan lidahnya saja. Tiga digit jarinya yang panjang secara tiba-tiba untuk melesak masuk ke dalam lubang wania itu. Melengkungkan jemarinya kemudian untuk membelai tempat khusus di dalam. sementara lidah dan bibirnya tidak berhenti menstimulasi pusat kenikmatan wanita itu dari luar.

Kontan punggung Elma melengkung di atas ranjang, sensasi yang dihasilkan oleh Kai dibawah sana membuat mulutnya terbuka lebar. Elma merasakan kenikmatan asing menjalari tubuhnya. Dia ingin menggelingjang, tetapi lengan Kai yang bebas menahan pergerakannya. Elma menutup mulutunya dengan tangannya sendiri untuk meredam teriakan yang memaksa keluar. Serangan ganda pada lidah dan jari Kai dibawah sana membuatnya tertatih-tatih di ambang orgasme. Dinding dalam wanita itu mencengkram erat jemari Kai terbenam di dalam sana.

Kai yang mampu membaca situasi dengan liciknya berhenti begitu saja. Mencabut jarinya begitu saja sekaligus menghentikan semua stimulasi yang dia berikan sehingga Elma langsung merengek meminta sentuhan untuk menuntaskan hasratnya yang nyaris saja keluar. Namun Kai tidak ingin wanita itu klimaks dengan cepat. Setidaknya tidak untuk sekarang.

Elma tampak frustasi, kemarahan dan kecewa menimbulkan ekspresi sedih di wajah wanita itu. Bahkan dia hampir menangis karena apa yang dia nantikan tidak jadi dia rasakan. Melihat wanita itu down, Kai memberikan seringai meledek padanya. “Itu hukuman untukmu karena kau tidak mematuhi perintahku.”

“Brengsek!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   I Don't Know What To Do Without You

    Waktu berlalu begitu saja, dan kini Elma sudah mulai terbiasa hidup tanpa kedua kakinya. Bekas luka bakar yang sebelumnya terlihat mengerikan sudah mulai memudar. Elma bahkan kembali bekerja sebagai pemimpin perusahaan keluarganya. Mengingat hanya dia saja sang pewaris tunggal perusahaan itu. Dia tidak bisa membiarkan hasil usaha kedua orang tuanya sia-sia begitu saja. Oleh sebab itu meski dengan keterbatasan yang ada, Elma tetap maju dan menjadi seorang wanita karir yang sukses. Kekurangan yang dia miliki tidak cukup menjadi penghambatnya. Bahkan disela-sela kesibukannya, Elma juga kadang kerap mengunjungi beberapa panti asuhan atau badan amal untuk melakukan kegiatan sosial. Terutama di tempat rehabilitasi yang memiliki beberapa pasien yang serupa dengan dirinya.Terlepas dari itu, Elma dan Kai juga sudah semakin dekat satu sama lain. Bahkan pria itu sendiri memindahkan Elma ke kediamannya. Dia enggan berpisah mengingat apa yang pernah terjadi di masa lalu. Walaupun Elma sendiri men

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   Thank you For Everything

    Kai dengan tergesa segera mendatangi kediaman Enderson begitu dia mendapatkan telepon dari suster yang merawat Elma. Mimpi buruk yang selalu menghantuinya menjadi nyata. Keringat dingin membanjiri tubuh pria itu, hatinya pilu. Meski dia mencoba untuk tenang dan tidak panik, tetap saja dia tidak bisa memungkiri pikirannya sendiri.Ambulan datang bertepatan dengan kedatangannya, dan mereka segera melakukan tindakan. Sementara Elma berada dalam penanganan, Kai menunggu dengan rasa bersalah yang menggantung di lehernya. Mengapa dia tidak bisa berada disisi wanita itu? Bagaimana dia bisa menyadarkan Elma bahwa hidupnya layak untuk dijalani?Kai merasa tidak bisa menanggung beban ini sendirian. Dia tidak punya kawan, tidak punya keluarga yang bisa dia ajak bicara untuk mengungkap rasa frustasinya atas peristiwa ini. Tanpa sadar tangannya menekan tombol panggilan begitu saja.“Ada apa meneleponku, Kai?” suara pria disebrang sana menerima panggilannya, dan untuk beberapa alasan Kai merasa leg

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   Sabotase Dari Diri Sendiri

    Mendengar namanya dipanggil, Kai lantas langsung menoleh pada sumber suara. Di depannya telah berdiri Arash Elvander dengan raut muka yang begitu tenang seperti biasa. Memang pada dasarnya Kai pribadi agak kesulitan mengenali emosi pria ini, sebab dia dan Arash punya keahlian yang sama dalam menyembunyikan perasaan.Kai berdiri dari posisinya lalu mendekati Arash yang memanggilnya. “Bagaimana kondisi Elma sekarang?”“Kau bisa tanyakan pada dia sendiri, memangnya kau tidak mau menemui dia langsung?”“Sejujurnya aku tidak bermaksud untuk mengintip kalian. Tapi tadi aku sempat melihat Elma menangis di bahumu. Jadi aku putuskan untuk menunggu percakapan diantara kalian berdua berakhir,” ungkap Kai dengan jujur.Arash menarik napas sebelum memberi tanggapan. “Aku harap kau bisa membuatnya bahagia, Kai. Elma saat ini betul-betul sangat terpuruk,” katanya dengan suara yang di dalamnya terdapat rasa sakit yang begitu kentara ketika pria itu menepuk pundak Kai. “Kurasa yang paling dibutuhkan E

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   Dua Karakter yang Berbeda

    Arash mampir ke rumah sakit keesokan harinya dan dia mendapati Elma sedang dibantu oleh seorang perawat untuk duduk di ranjangnya. Wanita itu tampak sedikit kesulitan hanya untuk sekadar menjaga posisinya. Seolah seluruh ototnya tidak kuat untuk menopang tubuh. Namun dengan sedikit pengaturan, akhirnya Elma bisa diposisikan duduk dengan bantal sebagai penopang yang diletakan di belakang punggung. Saat dia telah cukup nyaman, Elma lantas melirik dan menatap Arash yang mengunjunginya.Arash tertegun ketika kedua mata mereka saling menatap satu sama lain. Kedua manik indah yang biasanya penuh dengan gairah hidup kini memandang dirinya tanpa perasaan apa-apa. Dia tampak lebih seperti sebuah cangkang kosong tanpa isi yang masih bernapas dan diberi nyawa. Melihat kondisi Elma yang seperti ini sungguh mengiris hatinya. Sungguh… tidak pernah terbayang sedikit pun kalau wanita yang kerap menghabiskan sebagian waktunya dengan perdebatan dan kekeras kepalaan yang lucu sekarang berada disini deng

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   Bertepuk Sebelah Tangan

    Elma tergolek lemas di ruang perawatan. Sendirian. Begini pun karena memang permintaannya sendiri. Otaknya terlalu lelah menerima banyak informasi dalam satu waktu, dan lagi semua itu banyak memuat hal-hal yang terlalu menekan dirinya. Jadi, Elma memejamkan matanya sendiri dan mencoba untuk menyelami alam mimpi. Berharap ketika dia terbangun nanti semua hal yang dia alami sekarang hanyalah sekadar mimpi buruk belaka.Sebuah kecelakaan yang merenggut segala hal dari hidupnya. Orangtuanya, dan juga dirinya sendiri. Sekarang, bagaimana bisa Elma melanjutkan hidupnya bila kondisinya jadi begini? Tidak ada lagi yang bisa dia banggakan. Sosok Elma Enderson yang cantik, kaya dan rupawan saat ini telah berubah. Hanya sekadar menjadi wanita beruntung yang berhasil selamat dari maut tetapi harus mempertaruhkan tubuhnya sendiri. Wajahnya rusak karena luka bakar, dan kakinya pun lumpuh. Dunia mungkin sekarang menertawakannya karena dia dahulu terlalu congkak.Rangkaian bunga tulip dalam vas menar

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   Observasi

    Kai yang berdiri duduk di tepi ranjang hanya bisa terdiam ketika dokter selesai menjelaskan situasi dan kondisi Elma secara menyeluruh. Kai bisa melihat ekspresi wajah Elma yang tampak sangat terkejut, tetapi setelah ditenangkan pada akhirnya wanita itu hanya bisa menghela napas dengan air mata yang jatuh membasahi pipi begitu dokter meninggalkan mereka berdua saja.Elma terbaring menatap langit-langit, mengabaikan keberadaan Kai yang sesaat lalu juga ikut mendengarkan penuturan dokter mengenai situasinya. “Kau dengar kata dokter ‘kan, Kai?” Suara Elma terdengar kering dan serak.Kai menganggukan kepala. “Terlepas dari semua itu, semuanya akan segera membaik. Kau akan segera pulih dan sembuh seperti sedia kala,” ujar Kai terdengar sangat optimis.“Bukankah justru situasinya akan lebih baik kalau aku ikut mati saja bersama kedua orangtuaku dari pada menjadi cacat seumur hidup?”“Elma, please… jangan berkecil hati seperti itu. Banyak orang yang tidak ingin kehilanganmu, termasuk aku. Ak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status