Share

Tertarik

Penulis: Rucaramia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 12:22:50

Elma memutuskan menunggu diluar club, ketika akhirnya dia melihat Kai keluar dari pintu belakang khusus staff. Melihat pria itu telah berganti pakaian, dia tahu bahwa itu saatnya bagi Elma untuk turun dan membungkus ikan yang telah dia pancing.

Pria itu langsung terkejut melihat keberadaan Elma yang sudah bersender pada dinding gedung bar, sekadar menantikan kepulangannya. Sejujurnya Kai hanya bercanda dan sekadar menggoda balik wanita itu saja, dia tidak pernah punya ekspektasi bahwa leluconnya akan ditanggapi dengan serius oleh perempuan ini. Buat Kai mana mungkin wanita secantik dia mau tidur dengan pria yang bekerja sebagai bartender club malam? hanya satu dari sejuta kemungkinan, dan tampaknya malam ini dia keruntuhan bulan.

“Hallo lagi, Tuan Bartender seksi. Tawaran darimu masih berlaku kan?” tanya Elma to the point sambil mengedipkan sebelah matanya.

Kai sedikit shock, ini sungguhan. Dia tidak sedang bermimpi mala mini. “Apa yang sebenarnya wanita cantik sepertimu inginkan dari saya?”

“Mind blowing sex maybe,” jawab Elma bercanda.

Pria berambut kecoklatan itu kemudian melangkah mendekati Elma. Jarak mereka semakin menipis, dan terus terang setiap langkah yang diambil oleh Kai membuat Elma harus mengendalikan dirinya sendiri agar tetap terlihat tenang. Hanya tersisa beberapa centimeter saja, dan terus terang setiap pergerakan yang Kai buat membuat jantung Elma dibuat nyaris meledak. Tubuh wanita itu bergidik penuh antisipasi ketika Kai menundukan kepala hanya untuk sekadar berbisik di telinga.

“Bagaimana kalau kita test drive dulu? kalau tidak sesuai ekspektasi kau boleh menamparku,” ujarnya parau.

Elma tidak sanggup menjawab, untuk beberapa alasan suaranya tiba-tiba saja menghilang apalagi ketika tangan pria itu membelai pipinya yang agak dingin karena terekan angin malam selama beberapa saat sebelum mereka bertemu. Kehangatan yang dia dapatkan dari telapak tangan pria itu membuat dia meleleh. Tubuhnya pun seakan dipaksa memaku jauh ke dalam tanah ketika secara perlahan-lahan lelaki itu mendaratkan kecupan demi kecupan ke lehernya. Menggodanya dengan sedikit sentuhan penuh kasih yang tampaknya cukup membuat Elma dibuat gemetaran.

‘Not bad, dia tahu apa yang dia lakukan’  pikir Elma dan membiarkan tubuhnya dijelajahi oleh Kai sementara yang dia lakukan hanyalah memejamkan mata dan menikmati sensasi yang diciptakan bibir pria itu dipemukaan kulitnya.

Menyadari tidak adanya perlawanan meski tanpa jawaban, Kai tahu betul bahwa itu berarti adalah sebuah konfirmasi persetujuan dari yang bersangkutan. Maka tanpa ragu, Kai melanjutkan eksplorasi yang telah diamulai. Menggunakan lidahnya untuk membelai kulit sensitif dibelakang telinga wanita itu dan kini mulailah dia mendapati adanya respon berupa sedikit erangan tertahan dengan tangan si wanita yang mencengkram otot bisepnya.

Merasa mulai limbung dan Elma tahu dia bisa menggila jika membiarkan pria itu berbuat semuanya. Maka dia segera berinisiatif mengaitkan tangannya pada leher si pria. Kedua matanya mulai dipenuhi dengan kabut birahi dan sensitivitasnya mulai meningkat. Ini mendebarkan dan membuatnya ketagihan.

“Hmm? Ternyata tidak perlu banyak usaha untuk membuatmu excited, Ms. Confident,” gumam Kai.

“Shut up!”  

Elma memutuskan berhenti menjadi wanita pasif. Dia mengambil inisiatif untuk mencuri ciuman dari Kai sebagai balasan atas tindakan nakal yang pria itu perbuat sebelumnya. Tatkala bibir mereka saling bersentuhan satu sama lain, Elma merasa bagaikan tersengat aliran Listrik. Dia memulainya dengan sebuah kecupan yang lembut dan perlahan hanya untuk memberikan umpan panas yang dibalas dengan ciuman kasar nan agresif. Elma merasa takjub mengetahui bahwa instingnya sebagai perempuan dalam memilih pria cukup bisa diancungi jempol. Toh, dari ciuman saja pria ini sudah bisa sangat liar, bagaimana dengan yang lainnya? membayangkannya saja sudah membuat Elma merem melek.

“Kau cukup liar rupanya, Tuan Bartender,” ungkap Elma ketika mereka berpisah sesaat dan dia melihat betapa kepayahannya Kai dalam rangka mengontrol dirinya sendiri.

Kai sendiri memang tidak pernah begitu excited dan agresif. Dia selalu bisa sangat tenang dan logis dalam situasi apapun. Tetapi sesuatu yang ada didalam diri wanita ini membuat dia kehilangan ketenangan yang selalu dia banggakan. Entah karena kulitnya yang halus, atau karena aroma wanginya yang memabukan.

Kai tidak tahu alasannya, tetapi yang pasti dia menyukai suara rintihan wanita itu ditelinganya ketika dia cukup sibuk memanjakan. Rasanya dia ingin buru-buru melucuti pakaian dan menikmati wanita itu hingga tuntas. Namun mengingat wanita itu datang padanya untuk sebuah pelayanan panas dan bahkan rela menantikannya hingga jam pulang. Maka Kai tahu bila foreplay yang baik untuk memulai permainan sangat penting bagi si wanita dan dia juga yakin kalau kesabarannya akan berbuah manis.

“Karena kau membuat saya mabuk dalam gairah, Ms. Confident.” Sejauh ini Kai memanggil wanita itu dengan panggilan yang dia buat. Rasanya aneh saja untuk bertanya nama saat mereka sudah sejauh ini. Buat Kai dia rasa ini hanya terjadi sekali dan mereka tidak akan pernah bertemu lagi. Jadinya, dia hanya perlu memastikan membuat kenangan terbaik sebelum semuanya sirna begitu saja. Waktu yang dia miliki tidak begitu banyak karena itu dia akan memanfaatkan segalanya dalam satu kesempatan.

“Apakah saya membuatmu panas?” tanya Kai lagi yang dibalas dengan kikikan dan kerlingan nakal.

“Tunjukan padaku apa yang membuatmu berpikir bahwa aku cukup panas? Yang kau berikan padaku hanya sekadar ciuman bila perlu kuingatkan,” sahut Elma dengan kepercayaan dirinya yang begitu tinggi. Energi feminim yang begitu besar menguar darinya dan menantang hasrat kelelakian Kai untuk berbuat semakin lebih.

“Kalau begitu persiapkan dirimu, karena mungkin saja saya akan membuatmu kehilangan akal.”

Elma bersiul. “Aku tidak sabar menantikannya darimu.”

Tangan pria itu kemudian mulai menjamah pahanya, ketika sekali lagi dia memagut bibir Elma. Perlahan tetapi pasti dia mulai menjelajah disana hingga pangkal paha dan sedikit terkejut ketika menyadari bahwa wanita ini tidak mengenakan apa-apa dibalik gaun malam seksinya. “Kau ternyata sangat nakal, Ms. Confident,” ungkap Kai ketika bibir mereka berpisah sementara untuk mengambil napas.

“Aku memang bukan perempuan baik-baik, tuan bartender.”

Maka dengan langkah pasti, Kai membelai lipatan yang terasa hangat dan basah dengan jarinya. Sentuhan itu sejujurnya sangat ringan tetapi itu cukup membuat Elma tersentak. Melihat reaksi wanita itu dari hasil perbuatannya, Kai semakin berani untuk mengeksplorasi lebih jauh lagi, jarinya menemukan satu titik sensitif yang tersembunyi dibalik lipatan keintimannya. Dengan ahli pria itu mulai memanipulasi keadaan, merangsang area tersebut dengan ibu jarinya. “Wow, you’re the feisty one,” gumam Kai dengan suara yang serak.

Elma tidak bisa menjawab, wanita itu hanya bisa merintih dan mengerang menikmati sensasi yang mengalir deras ke sekujur tubuhnya hanya dari sentuhan disatu titik. Kai mulai merasakan dirinya sudah sangat sesak dan celananya mengetat. Suara desahan yang keluar dari bibir ranum nan seksi dihadapannya membuat dia kegerahan dan terangsang berat. Elma merasa tubuhnya mulai lemah dan tidak kuat untuk berdiri sendiri, untungnya dia bersandar pada dinding club dan memeluk pria itu erat-erat sebagai pertahanan diri untuk tidak ambruk.

Kai tersenyum puas, dia tergugah untuk menggoda wanita ini sampai dia memohon untuk mendapatkan hal yang lebih. Kai bisa menebak bahwa wanita ini bisa dibilang adalah wanita yang tidak pernah memohon seumur hidupnya. Wanita ini cantik, misterius, punya aura dominasi tapi juga seperti seorang control freak. Kai bisa merasakan kalau wanita itu selalu ingin in-charge. Selalu menjadi pihak yang memerintah dan tahu apa yang dia inginkan tanpa rasa malu atau ragu dari carinya menarik tangan Kai untuk menyentuh bagian yang dia inginkan atau menjambak rambutnya untuk memperdalam ciuman mereka. Wanita itu ingin menjadi sang dominan, tetapi sebagai pria Alpha jelas Kai tidak akan membiarkan peran itu diambil alih oleh mate-nya.

“Kau menginginkan lebih, Ms. Confident?”

Meski itu adalah sebuah pertanyaan tapi dari setiap penekanan kata yang lelaki itu gunakan lebih mengimplementasikan bahwa itu adalah sebuah perintah yang mutlak mesti Elma patuhi.

Kini Elma telah jatuh dalam lubang harsat yang tidak dia duga, dia telah dijebak oleh pria dengan wajah teduh dan tenang ini yang membawanya pada sisi tidak lagi bisa berpikir jernih. Elma jelas menginginkannya, dia ingin sesuatu didalam dirinya diisi penuh, belaian pria itu pada inti dirinya membuat Elma tidak bisa lagi menggunakan otaknya dengan benar. Tanpa dia sadari dia telah ditaklukan oleh sang bartender muda, pria yang sama sekali tidak pernah dia bayangkan akan menjadi sang dominan.

“Ya,” sahut Elma dengan suara serak dan napas yang tersenggal.

Kai menyelipkan dua jari pada lubang panas nan basah, secara perlahan menggerakan jarinya masuk keluar. Menyaksikan dengan kedua matanya efek yang terjadi dari tindakan erotisnya. Wanita itu memejamkan mata dan Kai tergoda untuk menaikan tempo permainan. Desah napas sang wanita mulai tidak beraturan, makin pendek makin kewalahan. Kai tahu bahwa dititik ini tampaknya sang submissive sebentar lagi akan mencapai klimaks. Tetapi Kai punya gagasan lain bahwa dia tidak ingin membiarkan wanita itu merasa puas dengan cepat.

“Fuck …,” gumam Elma yang bisa merasakan kehangatan merebak dari pusat ke seluruh tubuhnya. Jari pria itu memenuhi inti kewanitaannya dan dia bisa merasakan tensi meningkat dari setiap pergerakan dan dorongan yang diciptakan. Gelombang maha dahsyat hampir meledak.

“Faster!” perintah Elma, tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Bukan klimaks yang dia dapatkan melainkan kekosongan yang mendadak.

Itulah gagasan Kai yang ingin mempermainkan Elma. Berhenti mengikuti keinginannya, dan memberikan wanita itu pemahaman bahwa tidak semua hal bisa berjalan sesuai keinginannya.

Kedua mata Elma melebar tidak percaya, rasa frustasi merebak dan membuat Elma merasakan dorongan emosional tinggi sehingga membuat dia begitu marah akan keadaan yang terjadi. Ini membuatnya gila, bagaimana bisa dia berhenti saat Elma nyaris akan keluar?

“Kenapa berhenti?!” Arogansi yang kental begitu kentara dari suaranya. Elma paling tidak suka dibuat gantung seperti ini.

“Bila kau mau melanjutkannya, it should be on my term. Ms. Confident.”  Kai menatap Elma tanpa ekspresi apa-apa.

Situasi ini membuatnya gila, tapi bukan Elma namanya bila dia tidak bisa mengatasi hal seperti ini. “Namaku Elma,” katanya. Kedua mata wanita itu berkilat di bawah cahaya bulan, masih terengah karena dipaksa berhenti ketika dirinya nyaris klimaks.

Kedua mata Kai berkilat dibawah cahaya rembulan. “Sepertinya kamu sedikit terlambat untuk memperkenalkan diri, Ms. Elma.”

Elma memperlihatkan seringainya. “Aku tertarik padamu, Kai. Jadilah kekasihku.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   I Don't Know What To Do Without You

    Waktu berlalu begitu saja, dan kini Elma sudah mulai terbiasa hidup tanpa kedua kakinya. Bekas luka bakar yang sebelumnya terlihat mengerikan sudah mulai memudar. Elma bahkan kembali bekerja sebagai pemimpin perusahaan keluarganya. Mengingat hanya dia saja sang pewaris tunggal perusahaan itu. Dia tidak bisa membiarkan hasil usaha kedua orang tuanya sia-sia begitu saja. Oleh sebab itu meski dengan keterbatasan yang ada, Elma tetap maju dan menjadi seorang wanita karir yang sukses. Kekurangan yang dia miliki tidak cukup menjadi penghambatnya. Bahkan disela-sela kesibukannya, Elma juga kadang kerap mengunjungi beberapa panti asuhan atau badan amal untuk melakukan kegiatan sosial. Terutama di tempat rehabilitasi yang memiliki beberapa pasien yang serupa dengan dirinya.Terlepas dari itu, Elma dan Kai juga sudah semakin dekat satu sama lain. Bahkan pria itu sendiri memindahkan Elma ke kediamannya. Dia enggan berpisah mengingat apa yang pernah terjadi di masa lalu. Walaupun Elma sendiri men

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   Thank you For Everything

    Kai dengan tergesa segera mendatangi kediaman Enderson begitu dia mendapatkan telepon dari suster yang merawat Elma. Mimpi buruk yang selalu menghantuinya menjadi nyata. Keringat dingin membanjiri tubuh pria itu, hatinya pilu. Meski dia mencoba untuk tenang dan tidak panik, tetap saja dia tidak bisa memungkiri pikirannya sendiri.Ambulan datang bertepatan dengan kedatangannya, dan mereka segera melakukan tindakan. Sementara Elma berada dalam penanganan, Kai menunggu dengan rasa bersalah yang menggantung di lehernya. Mengapa dia tidak bisa berada disisi wanita itu? Bagaimana dia bisa menyadarkan Elma bahwa hidupnya layak untuk dijalani?Kai merasa tidak bisa menanggung beban ini sendirian. Dia tidak punya kawan, tidak punya keluarga yang bisa dia ajak bicara untuk mengungkap rasa frustasinya atas peristiwa ini. Tanpa sadar tangannya menekan tombol panggilan begitu saja.“Ada apa meneleponku, Kai?” suara pria disebrang sana menerima panggilannya, dan untuk beberapa alasan Kai merasa leg

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   Sabotase Dari Diri Sendiri

    Mendengar namanya dipanggil, Kai lantas langsung menoleh pada sumber suara. Di depannya telah berdiri Arash Elvander dengan raut muka yang begitu tenang seperti biasa. Memang pada dasarnya Kai pribadi agak kesulitan mengenali emosi pria ini, sebab dia dan Arash punya keahlian yang sama dalam menyembunyikan perasaan.Kai berdiri dari posisinya lalu mendekati Arash yang memanggilnya. “Bagaimana kondisi Elma sekarang?”“Kau bisa tanyakan pada dia sendiri, memangnya kau tidak mau menemui dia langsung?”“Sejujurnya aku tidak bermaksud untuk mengintip kalian. Tapi tadi aku sempat melihat Elma menangis di bahumu. Jadi aku putuskan untuk menunggu percakapan diantara kalian berdua berakhir,” ungkap Kai dengan jujur.Arash menarik napas sebelum memberi tanggapan. “Aku harap kau bisa membuatnya bahagia, Kai. Elma saat ini betul-betul sangat terpuruk,” katanya dengan suara yang di dalamnya terdapat rasa sakit yang begitu kentara ketika pria itu menepuk pundak Kai. “Kurasa yang paling dibutuhkan E

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   Dua Karakter yang Berbeda

    Arash mampir ke rumah sakit keesokan harinya dan dia mendapati Elma sedang dibantu oleh seorang perawat untuk duduk di ranjangnya. Wanita itu tampak sedikit kesulitan hanya untuk sekadar menjaga posisinya. Seolah seluruh ototnya tidak kuat untuk menopang tubuh. Namun dengan sedikit pengaturan, akhirnya Elma bisa diposisikan duduk dengan bantal sebagai penopang yang diletakan di belakang punggung. Saat dia telah cukup nyaman, Elma lantas melirik dan menatap Arash yang mengunjunginya.Arash tertegun ketika kedua mata mereka saling menatap satu sama lain. Kedua manik indah yang biasanya penuh dengan gairah hidup kini memandang dirinya tanpa perasaan apa-apa. Dia tampak lebih seperti sebuah cangkang kosong tanpa isi yang masih bernapas dan diberi nyawa. Melihat kondisi Elma yang seperti ini sungguh mengiris hatinya. Sungguh… tidak pernah terbayang sedikit pun kalau wanita yang kerap menghabiskan sebagian waktunya dengan perdebatan dan kekeras kepalaan yang lucu sekarang berada disini deng

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   Bertepuk Sebelah Tangan

    Elma tergolek lemas di ruang perawatan. Sendirian. Begini pun karena memang permintaannya sendiri. Otaknya terlalu lelah menerima banyak informasi dalam satu waktu, dan lagi semua itu banyak memuat hal-hal yang terlalu menekan dirinya. Jadi, Elma memejamkan matanya sendiri dan mencoba untuk menyelami alam mimpi. Berharap ketika dia terbangun nanti semua hal yang dia alami sekarang hanyalah sekadar mimpi buruk belaka.Sebuah kecelakaan yang merenggut segala hal dari hidupnya. Orangtuanya, dan juga dirinya sendiri. Sekarang, bagaimana bisa Elma melanjutkan hidupnya bila kondisinya jadi begini? Tidak ada lagi yang bisa dia banggakan. Sosok Elma Enderson yang cantik, kaya dan rupawan saat ini telah berubah. Hanya sekadar menjadi wanita beruntung yang berhasil selamat dari maut tetapi harus mempertaruhkan tubuhnya sendiri. Wajahnya rusak karena luka bakar, dan kakinya pun lumpuh. Dunia mungkin sekarang menertawakannya karena dia dahulu terlalu congkak.Rangkaian bunga tulip dalam vas menar

  • Nona Kesayangan Dua Pria Tampan   Observasi

    Kai yang berdiri duduk di tepi ranjang hanya bisa terdiam ketika dokter selesai menjelaskan situasi dan kondisi Elma secara menyeluruh. Kai bisa melihat ekspresi wajah Elma yang tampak sangat terkejut, tetapi setelah ditenangkan pada akhirnya wanita itu hanya bisa menghela napas dengan air mata yang jatuh membasahi pipi begitu dokter meninggalkan mereka berdua saja.Elma terbaring menatap langit-langit, mengabaikan keberadaan Kai yang sesaat lalu juga ikut mendengarkan penuturan dokter mengenai situasinya. “Kau dengar kata dokter ‘kan, Kai?” Suara Elma terdengar kering dan serak.Kai menganggukan kepala. “Terlepas dari semua itu, semuanya akan segera membaik. Kau akan segera pulih dan sembuh seperti sedia kala,” ujar Kai terdengar sangat optimis.“Bukankah justru situasinya akan lebih baik kalau aku ikut mati saja bersama kedua orangtuaku dari pada menjadi cacat seumur hidup?”“Elma, please… jangan berkecil hati seperti itu. Banyak orang yang tidak ingin kehilanganmu, termasuk aku. Ak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status