Home / Romansa / Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru / Bab 11 Apakah Termasuk Pemerasan?

Share

Bab 11 Apakah Termasuk Pemerasan?

Author: Jeruk Manis
Brian berkata dengan tatapan muram, "Kalau begitu, mohon segera lakukan, jangan menunda jabatan manajer baru."

Nova terdiam beberapa saat. "Aku bakal segera mengurusnya."

Usai berbicara, dia meletakkan proposal di depan Brian. "Ini adalah proposal produk baru, coba Pak Brian lihat apa masih ada yang perlu direvisi."

Brian juga langsung membaca dengan serius tanpa banyak bicara.

Terhadap pekerjaan, sikapnya selalu sangat serius, bahkan bisa dibilang sangat tegas.

Dia tidak membiarkan Nova pergi, sehingga Nova hanya bisa berdiri sambil menunggu dia selesai baca.

Sebenarnya isi proposal ini tidak banyak, hanya belasan halaman.

Namun, Brian malah membacanya selama lebih dari satu jam.

Dia menanyakan setiap baris, setiap halaman dengan jelas.

Setelah memastikan tidak bermasalah, barulah dia membubuhkan tanda tangan dirinya, lalu menyerahkan kepada Nova.

Nova menyambutnya, lalu ragu-ragu di tempat.

"Apa Bu Nova masih ada urusan?" Brian menatapnya dengan ekspresi datar.

Nova terdiam dua detik. "Nggak ada."

"Ya, tolong bantu tutup pintu saat keluar."

Habis bicara, Brian menundukkan kepala untuk mengurus pekerjaannya.

Nova tertegun sejenak, lalu berbalik keluar dari kantor Brian.

Ternyata barusan tadi dia hampir meminjam uang sama Brian.

Mungkin benar-benar tertekan karena Gary.

Bagaimana mungkin pria ini meminjamkan uang kepadanya?

Nova menenangkan suasana hati, lalu kembali ke ruang kantornya.

Setelah pulang kerja, dia langsung menghubungi pengacara yang membantu ibunya pada masa lalu.

Setelah panggilan tersambung, dia menceritakan situasi dirinya kepadanya.

"Pak Alex, apa kondisi seperti ini termasuk pemerasan?"

Pengacara bernama Alex Sander itu terdiam beberapa saat, lalu berkata, "Untuk sementara, kondisi ini nggak bisa didakwa sebagai pemerasan. Dia adalah ayahmu yang sah, sehingga kamu punya tanggung jawab untuk menafkahinya. Kalau dia bersikeras bahwa ini hanyalah alimentasi, pada dasarnya kamu nggak mungkin memang di pengadilan, paling hanya bisa menegurnya. Aku khawatir dia juga bakal melakukan pembalasan."

Dalam hati Nova sontak sangat kecewa.

"Apa nggak ada solusi lain?"

"Sekarang ibumu adalah tergolong orang yang nggak bisa berperilaku sipil. sebenarnya kamu bisa mewakili ibumu untuk mengajukan penceraian. Tapi, proses ini bakal sangat panjang."

Nova menghela napas perlahan.

Berdasarkan sifat Gary, mungkin masih belum bercerai, dia telah merenggut nyawa ibunya.

"Maaf, aku nggak dapat memberikan bantuan padamu."

Nova tersenyum. "Bagaimana bisa? Anda sudah menyelesaikan berbagai masalahku. Tunggu ada waktu senggang, aku traktir kamu makan."

Alex memang banyak membantunya.

Selain kasus ibunya, dia juga pernah bantu memeriksa beberapa kontrak untuk Nova.

Setiap kali meluangkan waktu dalam kesibukan, Nova juga benar-benar harus membalas kebaikan ini.

"Jangan, lebih baik aku yang traktir kamu saja."

Alex berkata sambil tersenyum, "Kebetulan kali ini aku butuh bantuanmu."

"Boleh."

Setelah menetapkan waktu dengan Alex, Nova mengakhiri panggilan.

Dia tidak bisa tidur dengan baik di sepanjang malam.

Keesokan harinya.

Nova baru saja tiba di perusahaan langsung mendapat panggilan dari perawat.

"Nova, ayahmu datang lagi. Tadi aku lihat dia pergi meminta surat persetujuan tertentu dari dokter."

Benak Nova berdengung dan wajahnya agak pucat.

Kali ini Gary benar-benar bertindak.

Sekarang dia sama sekali tidak ragu bahwa jika tidak mentransfer uang sebelum pukul 12 malam ini, dia pasti akan membiarkan ibunya mati.

Namun, apakah dia masih ada cara lain

Setelah berpikir lama, akhirnya dia membuka laci dan mencengkeram erat surat resign itu. Akhirnya, dia memasukkan surat itu ke dalam mesin penghancur kertas.

Bagaimanapun, dia tidak boleh mempertaruhkan nyawa ibunya.

Nova menahan kepahitan dalam hatinya. Setelah berpikir lama, akhirnya dia menelepon Brian.

Sesuai prediksi, Brian tidak menjawabnya.

Orang seperti Brian tidak mungkin memperbolehkan Nova untuk menyangkalnya berturut-turut.

Meskipun ingin mengalah, dia juga hanya bisa merayu.

Nova menarik napas dalam-dalam, lalu berjalan menuju ruang kantor CEO.

Ruang kantor tidak tertutup rapat.

Nova mengetuk perlahan, lalu terdengar suara pria dari dalamnya. "Masuk."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 465

    Ucapan singkat itu menghancurkan ketenangan yang dibuat-buat oleh Nova.Seketika, pertahanan Nova runtuh total.Nova turun dari ranjang dengan kaki telanjang, berjalan ke arah pintu, lalu merebahkan diri di pangkuan Brian dan menangis.Tatapan mata Brian penuh rasa sayang, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa, hanya membiarkan Nova menangis.Sampai ketika tangisan Nova mengecil, Brian menariknya ke atas."Kenapa nggak beri tahu aku?"Nova masih merasa keberatan.Nova menatap Brian dengan matanya yang merah. "Aku kira kamu sibuk."Brian mengangkat alisnya. "Sesibuk apa pun, aku pasti bisa luangkan waktu untuk urusanmu."Nova merapatkan bibirnya. Lama kemudian, dia bertanya, "Wanita tadi calon istri yang dipilihkan oleh keluargamu?"Brian tersenyum seraya mengangkat dagu Nova dan bertanya, "Kamu cemburu?"Nova mengelak dari tangan Brian."Buat apa aku cemburu? Memangnya kita ada hubungan apa?"Brian langsung memeluk Nova.Brian menundukkan kepala dan menggigit leher Nova dengan kuat."Sek

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 464

    Kemudian, terdengar suara Brian."Terserah Kakek, tapi aku juga nggak akan beri ampun lagi.""Brian, kamu benaran pikir kamu sudah dewasa dan Kakek nggak bisa mengontrolmu lagi?"Kemudian, terdengar suara seorang wanita."Kakek Aldo, jangan marah, Kak Brian hanya ngomong begitu saja. Kak Brian, jangan bikin Kakek Aldo marah lagi, oke? Kemarin Kakek Aldo sudah hipertensi karena kamu."Nova tidak kuat lagi mendengar percakapan di dalam.Nova menaruh bubur di ambang jendela depan pintu dan langsung pergi.Sekembalinya ke bangsal, dokter sudah selesai ganti shift.Nova menunggu sebentar di luar ICU. Kemudian, dokter melangkah keluar setelah melakukan pemeriksaan.Dokter tertegun sejenak saat melihat Nova."Bu Nova, kita bicarakan di kantor."Nova menegang.Tangannya yang berada di kedua sisi tubuh juga mengepal.Nova mengikuti dokter ke dalam kantor.Setelah hening sejenak, dokter angkat bicara."Kondisi ibumu nggak terlalu baik."Hati Nova tercekam."Nggak, nggak baik bagaimana?"Dokter m

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 463

    Brian mengangguk. "Telepon aku kalau ada apa-apa."Nova menyahut, lalu meninggalkan bangsal.Ketika Nova baru sampai di depan lift, pintu lift dibuka.Beberapa pengawal berpakaian hitam berjalan keluar, diikuti seorang pria tua berwibawa.Pria tua itu memakai batik dan memegang tongkat.Pria itu adalah Tuan Besar Keluarga Frank, Aldo.Di sampingnya, berdiri seorang wanita.Wanita itu berumur 25 atau 26 tahun, sangat cantik dan menawan.Wanita itu melirik Nova sekilas."Kakek Aldo, apa mungkin Kak Brian nggak suka aku datang?"Tatapan mata Aldo penuh rasa sayang. "Kalau dia berani bilang nggak suka, Kakek pukul dia!"Wanita itu tersenyum manis, tampak sangat imut. "Jangan, aku nggak tega."Seketika, Nova mengetahui siapa wanita itu.Wanita itu adalah pasangan kencan buta yang dicarikan oleh Keluarga Frank untuk Brian.Nova merapatkan bibir dan berdiri di samping. Hatinya terasa perih.Dia seharusnya menduga hal itu sejak dulu.Sudah lama Keluarga Frank ingin mengaturkan pernikahan untuk

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 462

    Nova menjadi gelisah dan segera menghampiri Brian."Kenapa? Lukamu sakit banget?"Brian tiba-tiba menarik Nova dengan kuat ke dalam pelukannya."Nova, jangan gerak. Kalau nggak, mungkin akan kena lukaku," kata Brian dengan suara yang dalam di telinga Nova.Nova pun membeku.Brian menatap bibir Nova dan menelan air liur.Nova menyadari niat Brian sehingga ingin berdiri.Seolah-olah menduga hal itu, Brian langsung memegang belakang kepala Nova."Nova." Brian berkata dengan suara yang rendah dan serak, "Jangan ke mana-mana. Temani aku sebentar."Mereka bertatapan satu sama lain, seolah-olah akan timbul percikan asmara.Udara tiba-tiba menjadi kering. Nova dengan panik menghindari tatapan Brian.Detik berikutnya, Brian memegang Nova dan menciumnya.Ketika bibir bersentuhan dengan bibir, api asmara tersulut. Rasanya sungguh sulit ditahan, bagaikan dahaga yang tak terpuaskan.Brian memegang pinggang Nova menggunakan tangan yang lain untuk mendekatkan Nova dengan dirinya.Lidah Brian menerobo

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 461

    Saat bangun, Nova mendapati dirinya berada di rumah sakit.Melihat Nova sudah siuman, Nabila bergegas bertanya, "Apa ada yang nggak enak badan? Dokter bilang kamu gegar otak ringan. Kamu pusing atau mual nggak?"Nova merasakan sebentar. "Nggak, aku baik-baik saja. Di mana Brian? Di mana ibuku?"Nabila terdiam. Sesaat kemudian, dia menjawab, "Bibi masuk ICU. Brian terluka dan kehilangan banyak darah, belum siuman sampai sekarang."Nova menjadi cemas. "Dia terluka di bagian mana? Di mana dia?"Setelah itu, Nova menyibakkan selimut dan ingin turun dari ranjang.Nabila buru-buru menghentikan Nova. "Jangan banyak gerak dulu. Brian belum siuman, nggak ada gunanya kamu ke sana. Aku suruh dokter ke sini dulu untuk periksa kamu."Selesai bicara, Nabila berjalan ke luar.Dokter melakukan pemeriksaan sederhana dan memastikan Nova sudah baik-baik saja. Baru setelah itu, Nabila membolehkan Nova untuk turun dari ranjang."Kamu tengok Brian dulu saja. Bibi belum boleh dibesuk sekarang. Dokter juga se

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 460

    Nova langsung mendorong Brian ke luar."Keluar!"Namun, Brian memeluk Nova."Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja," bisik Brian di telinga Nova. Lalu, dia berbalik badan dan pergi.Nova dengan bengong menatap pintu kamar mandi yang tertutup. Sesaat kemudian, dia tercerahkan.Brian sepertinya sengaja.Seketika, hati Nova terasa pilu.Setelah beberapa waktu, Nova memaksa diri untuk tersenyum.Ya, pasti akan baik-baik saja.Ibu pasti akan baik-baik saja.Dia harus percaya.Setelah mandi, Nova melangkah ke luar.Brian sedang duduk di samping dan bertelepon dengan suara kecil.Melihat Nova keluar, Brian buru-buru mengatakan sesuatu di telepon dan menutupnya."Kenapa nggak keringkan rambutmu?"Brian masuk ke kamar untuk mengambil alat pengering rambut, lalu duduk di sofa."Sini."Nova berjalan ke arah Brian.Awalnya, Nova ingin duduk di sofa.Namun, Brian menarik Nova hingga duduk di pangkuannya.Nova membeku seketika.Brian terkekeh-kekeh. "Rileks, aku nggak akan lakukan apa-apa. B

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status