Share

Bab 145. Kekecewaan Elodie

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-06-04 18:01:39

Gerald bersungguh-sungguh mengajak Elodie ke sebuah kebun binatang besar yang ada di perbatasan kota Luinz dan kota Palashatt.

Kini, Giselle menggenggam tangan kecil Elodie dan menunggu Gerald yang tengah membeli tiket masuk. Di sampingnya, Elodie sangat heboh melihat lukisan-lukisan hewan di sepanjang dinding pintu masuk kebin binatang.

"Ma, itu gambar hewan apa? Apa itu singa, Ma?" tanya Elodie, ia menunjuk ke arah gambaran lukisan dinding di depannya.

"Iya, Sayang. Itu singa, di sebelahnya ada gajah dan harimau," jelas Giselle, ia menekuk kedua lututnya di samping Elodie.

"Wahh ... Mama tau semuanya!" Anak itu tersenyum berseri-seri.

Giselle ikut tersenyum sambil membenarkan topi yang Elodie pakai.

Sampai akhirnya Gerald muncul dan berjalan mendekati mereka berdua. Laki-laki itu tampak berjalan mendekati mereka berdua.

"Sudah, Pa?" tanya Elodie berjinjit menatap sang Papa.

"Sudah. Papa sudah beli tiketnya," jawab laki-laki itu menunjukkan tiga lembar tiket di tanganny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 152. Seorang Teman yang Selalu Ada

    "Ya ampun, Giselle, badanmu panas seperti ini. Pantas saja kalau Elodie sangat cemas." Irish yang baru saja datang, wanita itu langsung masuk ke dalam kamar Giselle dan melihat kondisi sahabatnya. Di sampingnya ada Elodie yang memegangi bagian belakang dress merah muda yang Irish pakai, anak itu sambil memeluk botol susu miliknya yang kosong. "Tante, Elodie mau minum susu. Boleh minta tolong," pinta Elodie mendongak menatapnya. "Boleh, Sayang. Sebentar, ya..." "Heem." Elodie mengangguk patuh. Irish meletakkan tas yang ia pakai dan mengambil beberapa tablet obat yang baru saja dia beli. Wanita itu mendekati Giselle lagi. "Giselle, kau sudah minum obat, belum? Atau aku telfonkan dokter agar datang ke sini memeriksamu, bagaimana?" Kedua mata Giselle terbuka perlahan, napasnya terdengar begitu berat saat ini. "Tidak usah repot-repot, Irish. Aku hanya kurang istirahat saja saat ini," jawab Giselle. "Tapi, Giselle—" "Sungguh, aku tidak apa-apa." Giselle menggelengkan

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 151. Anakku yang Sangat Mencintaiku

    Hari sudah malam, suara lonceng angin di luar jendela kamar bergemerincing terdengar lembut saat angin malam yang semilir berhembus. Giselle berbaring di atas ranjang, di sampingnya ada Elodie yang sudah ia selimuti. Tetapi, anak kecil itu belum tidur. Elodie memeluk boneka beruang berwarna cokelat miliknya sambil menatap langit malam yang bertabur ribuan bintang malam ini. Giselle menyadari anaknya belum tidur, akan tetapi Elodie hanya diam saja. "Kenapa belum tidur, Sayang?" tanya Giselle mengusap pucuk kepala si kecil. "Elodie sedih, Mama," jawab anak itu cemberut. "Sedih?" Giselle langsung duduk seketika. Elodie pun berbalik dan tidur terlentang, dengan mata berkaca-kaca ia menatap Giselle dengan ekspresi yang sedih. "Elodie sedih sekali, Papa bohong sama Elodie, sama Mama," ujarnya sambil mengucek satu matanya. Ekspresi wajah Giselle menjadi sendu. Perlahan ia membantu Elodie untuk duduk dan Giselle memeluk anaknya. Anak itu memeluk tubuh Giselle dan jemari tan

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 150. Kecewa Untuk Kesekian Kalinya

    Hamil! Laura hamil anak Gerald! Giselle menatap test pack di atas meja. Ulu hati Giselle seperti disayat-sayat saat ini, tapi ia berusaha untuk tidak menunjukkan air matanya. Terlebih lagi, ia merasa jauh berkali-kali lipat lebih sakit saat Laura mengatakan kalau ia tidak ingin melihat Gerald membagi kasih sayang pada Elodie lagi. 'Jadi, inikah alasanmu selama beberapa hari ini mengabaikan aku dan Elodie? Inikah kesibukan yang kau maksud, Gerald? Ini ... di balik semua alasan kenapa kau tidak membalas pesan dan panggilanku?' Giselle menekan rasa sakit di dalam hatinya. Dengan tangan gemetar, Giselle meraih test pack milik Laura dan kembali menyerahkannya. "Aku tidak bisa melarang Gerald untuk mendekati anaknya, Laura. Elodie adalah darah daging Gerald dan selama ini anakku tumbuh besar tanpa kehadiran seorang Papa." Giselle menggelengkan kepalanya. "Aku juga tidak akan pergi. Aku berani menjamin, aku tidak akan menjadi ancaman untuk rumah tangga kalian ke depannya." Laura me

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 149. Aku, Hamil Anak Gerald!

    Aroma lavender menyeruak di dalam kamar Giselle. Wanita itu membuka jendela kamarnya merasakan hangatnya cahaya mentari pagi masuk ke dalam ruangan itu. Giselle merapikan mainan milik Elodie yang berserakan di lantai kamar. Sebelum tiba-tiba saja terdengar suara dentingan ponsel miliknya di atas nakas. "Hm, siapa mengirim pesan sepagi ini?" gumam Giselle. Wanita itu berjalan ke arah ranjang dan duduk di tepiannya sambil membuka pesan yang baru saja masuk. "Sergio," lirih Giselle. Dengan teliti Giselle membaca pesan dari Sergio—ajudan Gerald. Laki-laki itu mengatakan kalau Gerald semalam telah berangkat ke luar kota dan kembali beberapa hari lagi, tanpa menentukan hari dan waktunya. Giselle tidak membalas pesan itu, ia membuka kontak nama Gerald dan melihat tak satupun pesannya yang dibalas oleh laki-laki itu. Giselle sempat nelangsa dan terenyuh sedih, namun ia menepis perasaannya dengan cepat. "Ayolah, Giselle ... sadarlah," ucap Giselle menepuk kedua pipinya. "Kalau

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 148. Harusnya Sejak Awal Aku Tidak Berharap

    "Terima kasih sudah mengantarku membeli bunga. Mamamu memintaku untuk membelikan bunga, katanya ... beliau sedang tidak enak badan." Ucapan itu keluar dari bibir Laura, wanita cantik yang kini tersenyum manis mencekal lengan Gerald sambil memeluk buket bunga Peony. Gerald tidak menanggapi wanita itu. Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan bergegas pergi bersama dalam satu mobil. "Mama pasti hanya beralasan kalau dia sedang sakit. Karena itu, kau mendatangiku dan mengajakku pergi bersamamu?" "Mamamu memang menghubungiku dan bilang kalau beliau sakit, lalu ingin aku datang denganmu, karena itu aku datang ke kantormu. Tapi ... kalau untuk Mamamu sakit itu alasan atau bukan, aku tidak tahu." Gerald berdecak kecil seketika. "Aku sangat sibuk saat ini, dan kau datang memaksaku di depan banyak orang! Lain waktu, jangan mempermalukanku, Lau!" geram laki-laki itu. Laura mendengus pelan mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Gerald. "Me-mempermalukan bagaimana? Aku datang kar

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 147. Jadi, Ini yang Kau Sebut Sibuk?

    Pagi ini Giselle bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit. Jadwal cek pemulihan Elodie pasca operasi masih harus terus dipantau oleh dokter. Giselle ragu untuk menghubungi Gerald karena pesan-pesannya beberapa hari yang lalu belum dibalas, bahkan terkahir kali Elodie mengirimkan pesan suara lima hari yang lalu juga tidak ada balasan sama sekali. Giselle menatap ponselnya yang berada di atas nakas kamarnya. "Apa aku coba hubungi lagi?" gumamnya bimbang. Ia ingat betul bagaimana Gerald mengatakan untuk selalu mengajaknya saat melakukan cek kondisi Elodie di rumah sakit. Tapi situasi saat ini, sungguh membuat Giselle dilema. Wanita itu menarik napasnya panjang dan ia menatap layar ponselnya. Ia menekan panggilan pada Gerald saat itu juga. Bagaimanapun juga, Gerald adalah Papa kandung Elodie. Apapun yang akan dilakukan Giselle pada anaknya, ia harus berpamitan pada laki-laki itu. "Ayolah, Gerald ... setidaknya jawab panggilanku sebentar saja," lirih Giselle cemas. Tak lama ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status