Home / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 73. Jadi Ini yang Kau Sembunyikan Dariku, Giselle

Share

Bab 73. Jadi Ini yang Kau Sembunyikan Dariku, Giselle

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-05-12 17:09:31

Pagi ini Gerald diminta oleh sang Mama mengantarkannya ke rumah sakit untuk menjenguk Laura.

Meskipun Gerald sebenarnya paham kalau sang Mama hanya membuat alasan. Mamanya tahu, Gerald tidak pernah datang ke rumah sakit saat Laura sakit.

Kini, mereka berdua sudah berada di dalam kamar inap di mana Laura masih dirawat di sana.

"Akhirnya kau ke sini juga, Gerald. Emm ... apa karena Mamamu kau mau ke sini?" tanya Laura menatap sang calon suami.

"Sayang, calon suamimu itu orang yang sangat sibuk. Jadi pasti tidak ada waktu," sahut Marisa.

Sedangkan Gerald hanya diam saja, sungguh ia tidak senang berada di sini.

Apalagi melihat dua wanita ini yang terkadang masih suka membahas Giselle di depan Gerald.

"Tante, saya minta maaf, karena kecelakaan ini pernikahan saya dan Gerald terancam batal. Tetapi sebenarnya saya tidak apa-apa, Tante. Hanya kaki saya saja yang sedikit cedera dan—"

"Jangan bersikeras, Laura," sahut Gerald, nada dinginnya mampu menyela ucapan Laura dengan cepat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nurul Krisnawati
ceritanya sedikit²
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 73. Jadi Ini yang Kau Sembunyikan Dariku, Giselle

    Pagi ini Gerald diminta oleh sang Mama mengantarkannya ke rumah sakit untuk menjenguk Laura. Meskipun Gerald sebenarnya paham kalau sang Mama hanya membuat alasan. Mamanya tahu, Gerald tidak pernah datang ke rumah sakit saat Laura sakit. Kini, mereka berdua sudah berada di dalam kamar inap di mana Laura masih dirawat di sana. "Akhirnya kau ke sini juga, Gerald. Emm ... apa karena Mamamu kau mau ke sini?" tanya Laura menatap sang calon suami. "Sayang, calon suamimu itu orang yang sangat sibuk. Jadi pasti tidak ada waktu," sahut Marisa. Sedangkan Gerald hanya diam saja, sungguh ia tidak senang berada di sini. Apalagi melihat dua wanita ini yang terkadang masih suka membahas Giselle di depan Gerald. "Tante, saya minta maaf, karena kecelakaan ini pernikahan saya dan Gerald terancam batal. Tetapi sebenarnya saya tidak apa-apa, Tante. Hanya kaki saya saja yang sedikit cedera dan—" "Jangan bersikeras, Laura," sahut Gerald, nada dinginnya mampu menyela ucapan Laura dengan cepat

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 72. Dean Dengan Ketulusan Hatinya

    Sampai hari menjelang malam, Giselle masih belum merasakan tubuhnya lebih baik sekalipun ia sudah meminum obat dan beristirahat di dalam ruangan Asher. Giselle meraih ponselnya dan mengirimkan pesan pada Dean, Giselle ingin meminta bantuannya untuk menjemputnya Elodie. Giselle mungkin akan pulang malam karena pagi Gerald mengatakan akan ada pekerjaan tambahan. "Dengan keadaan seperti ini, apa aku bisa menyelesaikan pekerjaanku?" gumam Giselle terdengar begitu lemah, ia menarik napasnya pelan-pelan. Giselle kembali menyandarkan punggungnya di sofa dan mengusap wajah panasnya. "Kenapa kau sudah bangun?" Suara bariton tegas milik Gerald mengejutkannya. Laki-laki tampan berbalut kemeja putih itu berjalan ke arahnya setelah ia menutup pintu. "Saya sudah baikan, Pak," jawab Giselle. "Terima kasih sudah membelikan saya obat dan memberikan saya waktu beristirahat." Tidak ada jawaban dari bibir Gerald hingga membuat Giselle mendongak menatapnya. Laki-laki itu menelisik wajahnya

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 71. Gerald Mengkhawatirkan Giselle

    Gerald keluar dari dalam ruangan Dokter Kiel setelah beberapa menit lamanya. Laki-laki itu kembali melangkah masuk ke dalam ruangan di mana Laura berada saat ini. Laura duduk di atas ranjang dan diam menatapnya dengan begitu dalam. "Aku harus kembali," ucap Gerald dengan nada dinginnya seperti biasa. Laura mendengus. "Bahkan dalam keadaanku yang seperti ini pun kau tidak memperdulikan aku." "Mama dan Papamu akan datang sebentar lagi. Ada banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan, Laura." "Berjanjilah untuk ke sini malam ini," pinta Laura mendongak menatap Gerald dan menggenggam tangannya. Gerald tidak menjawab, ia melepaskan tangan Laura. "Lihat nanti." Laki-laki itu langsung melangkah pergi begitu saja tanpa ada kata-kata manis dan perhatian sedikitpun. Sejujurnya Laura juga sudah menyadari kalau dia tidak pernah ada di dalam hati Gerald. Tetapi keinginan terbesarnya untuk menjadi milik Gerald dan menggantikan posisi Giselle di hati Gerald. Bagaimana dulu Laura sangat

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 70. Rencana Test DNA Gerald dan Elodie

    Giselle yang baru saja mengurusi administrasi pengobatan Elodie, wanita itu berjalan cepat-cepat ke lorong ruangan depan karena Giselle tadi meninggalkan Elodie yang tengah menangis hendak diobati. "Ya Tuhan, pasti anakku masih menangis," gumam Giselle dengan sangat gelisah. Langkah kakinya sengaja ia percepat. Saat Giselle mendekati ruangan Elodie dirawat, Giselle tidak mendengarkan jeritan tangisan Elodie lagi. Begitu Giselle hendak masuk, langkahnya terhenti seketika. Giselle berdiri di dekat pintu dengan wajah menegang dan kedua matanya melebar sempurna melihat dengan siapa Elodie di dalam sana. Tanpa sadar Giselle meremas surat bukti pembayaran rumah sakit yang kini ia genggam. "Ge-Gerald..." Bibir Giselle bergetar menyebut nama laki-laki itu. Seperti mimpi bagi Giselle, ia melihat Gerald tengah memeluk Elodie dan menenangkan putrinya yang ketakutan. Dada Giselle bergemuruh melihat Elodie dipeluk erat oleh Papa kandungnya sendiri. 'Bagaimana bisa Gerald ada di sin

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 69. Tuhan Masih Melindungi Giselle dan Elodie

    Seperti hari-hari kemarin, Giselle selalu bersiap lebih awal untuk pergi bekerja. Karena ia harus menitipkan anaknya lebih dulu, belum lagi Elodie yang selalu ada-ada saja yang dia minta. Pagi ini Giselle pergi sedikit kesiangan, ia memutuskan untuk menggendong Elodie meskipun si kecil marah padanya karena ingin pergi naik kereta dorongnya. "Mama sudah hampir kesiangan, Sayang. Elodie kan tidak berjalan, Mama gendong," ujar Giselle kini menggendong si kecil. "Kalau tidak naik kereta dorong, Elodie mau berjalan saja, Ma," pinta anak itu cemberut kesal. "No ... tidak boleh! Jalannya sangat ramai pagi ini, berbahaya." Giselle merangkul Elodie sambil membawa tas berisi bekal-bekal untuk Elodie. Mereka berjalan di tepian jalan raya menuju ke tempat Madam Willow. Jalan raya kota Luinz yang ramai pagi ini membuat Giselle lebih waspada. Mereka berdua berhenti di penyebrangan dan menunggu lampu rambu-rambu lalu lintas. "Ayo, Ma, itu teman-teman Elodie sudah datang, asikk .... Wahh

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 68. Ancaman Laura yang Tak Main-main

    Dean kembali membawa Elodie pada Giselle ke taman. Giselle histeris begitu melihat anaknya ditemukan oleh Dean. Pelukan Giselle sangat erat pada putri kecilnya. Giselle tidak mampu menahan air matanya lagi saat ini. Ia menyembunyikan wajah kecil Elodie dalam ceruk lehernya. "Mama..." Elodie merengkuh leher Giselle. "Elodie tadi hilang, Ma. Elodie ikut teman-teman." Giselle mengusap air matanya dan kembali menatap si kecil. "Maafkan Mama sudah meninggalkan Elodie sendirian tadi. Mama takut, Elodie ... Mama sangat takut!" isaknya. Dean yang berada di samping mereka, laki-laki yang mengusap punggung Giselle dan mencoba untuk menenangkannya. "Sudah, Giselle. Tenanglah, Elodie sudah kita temukan sekarang," bisik Dean dengan lembut. "Di mana kau menemukan Elodie, Dean?" tanya Giselle menatap laki-laki yang berdiri di sampingnya itu. Dean menyentuh pundak Giselle. "Elodie bersama dengan Gerald. Dia tidak sengaja melihat Elodie di tepian jalan luar sana, jadi Gerald membawanya."

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 67. Apakah Elodie, Benar-benar Anakku?

    Di sisi lain, saat ini Giselle benar-benar kaget mendapati anaknya tidak ada di bangku tempat ia meminta Elodie menunggunya. Giselle meremas sarung tangan kecil berwarna merah muda yang ia pegang di tangannya. "Ke mana anakku?!" pekik Giselle kebingungan. "Elodie...!" Giselle yang berteriak memanggil Elodie, membuat beberapa orang di sekitarnya pun menatapnya. "Nyonya, putrimu tadi berlari ke arah sana, dia mengejar gerombolan anak-anak yang bermain gelembung air," ujar seorang pria penjual makanan. "Apa?!" Giselle melebarkan kedua matanya tak percaya.Ia segera mengambil ponselnya dan menghubungi Dean. "Halo Dean ... Dean tolong aku, kumohon sekarang kau di mana?" tangis Giselle meremas kuat ponselnya. "Ada apa, Giselle? Aku sudah ada di sekitar taman," jawab Dean di balik panggilan itu. "Aku melihatmu, aku segera ke sana." Giselle membalikkan badannya dan tampak Dean yang berjalan mendekatinya. Tak kuasa Giselle menahan air matanya saat ini. "Ada apa? Kenapa kau menangis? D

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 66. Kita Bertemu Kembali, Nak

    Malam ini Giselle dibuat pusing oleh Elodie. Putri kecilnya itu merengek ingin pergi jalan-jalan malam ini. Tak peduli dengan cuaca yang dingin, Elodie ingin melihat kembang api yang menyala indah di langit dari arah taman kota. "Ayo, Mama ... ayo cepat! Elodie mau lihat itu. Mama jangan lama-lama!" rengek Elodie, anak itu lompat-lompat kesenangan di depan pintu rumahnya. "Iya, Sayang. Sebentar, Mama kunci pintu rumah dulu, Nak." Giselle mengunci pintu rumahnya cepat. Elodie mendongakkan kepalanya dan tersenyum melihat kembang api di atas sana. Tubuh kecilnya sudah dibalut dengan jaket tebal yang hangat. Giselle mendekati putrinya dan memakaikan topi rajut berwarna putih pada Elodie. "Biar tidak kedinginan, anak Mama yang cantik," ucap Giselle. Elodie tersenyum senang, ia langsung memeluk Giselle dan merengkuh leher sang Mama. Giselle menggendong Elodie dan mereka pun berangkat saat itu juga. Meskipun malam ini Giselle merasa sangat-sangat lelah, seharian bekerja, malam hariny

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 65. Jangan Menyembunyikannya Dariku

    Keesokan harinya. Giselle menjalani kehidupannya seperti biasa. Berangkat pagi untuk bekerja dan pulang di sore hari dengan segala rasa lelah yang ia rasakan. Seperti sore ini, Giselle baru saja melangkah keluar dari dalam kantor, ponselnya sudah berdering dan tampak jelas nama Madam Willow yang menghubunginya. Segera Giselle menjawab panggilan itu. "Halo, Madam?""Mama..." Suara Elodie jelas terdengar di balik panggilan itu. Senyuman Giselle langsung terukir manis di bibirnya. "Halo, Sayang. Kenapa, Nak?" tanya Giselle. "Mama, Elodie mau baju hangat. Elodie dingin," pinta anak itu di balik telepon. "Iya, Sayang. Mama akan belikan sebentar lagi. Ini Mama sudah berjalan pulang, Mama akan belikan nanti di toko yang ada di depan penitipan," ujar Giselle. "Elodie tunggu Mama di depan sama Madam. Mama jangan lama-lama, Elodie kangen," seru anak itu dengan suara kecilnya.Giselle terkekeh gemas. "Anak Mama pintar sekali ... kalau begitu berikan teleponnya pada Madam, ya, Mama akan sa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status