Beranda / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 74. Putri Kandung Gerald Gilbert

Share

Bab 74. Putri Kandung Gerald Gilbert

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-13 08:58:25

"Ka-kau … mengapa kau datang ke sini?!"

Giselle gemetar takut menatap laki-laki berbalut tuxedo hitam di depan sana. Ia langsung menarik lengan Elodie dan menyembunyikan si kecil di belakangnya.

Laki-laki bertubuh tinggi dan kekar itu pun melangkah masuk ke dalam rumah Giselle dan menatapnya dengan tatapan serius.

Dia adalah Sergio—ajudan utama atau orang yang paling Gerald percayai.

"U-untuk apa kau datang ke rumahku, Sergio?!" pekik Giselle mencoba menutupi rasa takutnya sehingga ia membentak Sergio.

Sergio menatapnya lekat dan Elodie yang bersembunyi di belakang tubuh Giselle. Lamat-lamat Sergio memperhatikan raut wajah Elodie yang begitu mirip dan persis dengan Gerald. Anak itu, sangat lucu dan menggemaskan.

"Tuan memintaku mengantarkan berkas ini padamu," jawab Sergio, berusaha tenang di balik rasa terkejutnya.

Ia pun mendekati meja dan meletakkan berkas itu di sana sebelum kembali menatap ke arah Elodie lagi.

"Anak itu ... dia anakmu?" tanya Sergio dengan penuh s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 85. Malam Panas Kita dan Kepatahan Hati Giselle

    "Ti-tidak, Gerald—ahh—" Napas Giselle tercekat, kedua tangannya yang lolos pun spontan merengkuh punggung laki-laki itu dan menancapkan ujung kukunya di punggung kekar milik Gerald saat laki-laki itu menyatukan tubuh mereka. Napas keduanya menderu-deru dan hangat di sela gerakan seirama yang membuat keduanya bagai melayang. Gerald menundukkan kepalanya menatap wajah Giselle yang kacau, wanita itu menajamkan kedua matanya erat dan air matanya yang tidak berhenti berlinang sejak tadi. Gerald membawa Giselle dalam dekapannya dan memeluk wanita itu dengan posesif hingga tubuh mereka semakin melekat. "Kita sering melakukan ini dulu, Giselle. Berhentilah menangis, aku tidak akan menyakitimu." Suara rendah Gerald terdengar berbisik. Kemarahannya sirna digantikan kelembutan yang penuh damba. Giselle tidak merespon apapun selain mengeratkan pelukannya pada Gerald dan merintih lembut pada setiap sentuhan yang Gerald berikan. "Gerald…." Giselle mencengkeram erat punggung laki-laki it

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 84. Malam ini, Kau Takkan Kulepaskan!

    Giselle berdoa sepanjang hari untuk tidak bertemu dengan Dean lagi. Tetapi doanya tidak terkabul, sore ini justru ia dan Dean berada di dalam satu ruangan meeting. Keberadaan Giselle di sana karena ia menemani Gerald membahas beberapa proyek penting, begitu juga dengan Dean. "Giselle, serahkan ini pada Pak Dean dan minta dia untuk tanda tangan di sini," perintah Gerald menyerahkan sebuah berkas pada Giselle begitu meeting usai. "Baik, Pak." Giselle segera beranjak dari duduknya. Wanita itu berjalan mendekati meja tempat Dean berada. Laki-laki itu sama sekali tidak merespon keberadaan Giselle di sampingnya. "Pak Dean, maaf mengganggu sebentar. Pak Gerald meminta Anda tanda tangan di sini," ujar Giselle menunjukkan berkas itu. Tanpa bertegur sapa ataupun menatapnya, Dean langsung memberikan tanda tangannya. "Terima kasih, Pak," ucap Giselle, tidak mendapat balasan dari Dean. Diam-diam, Gerald memperhatikan mereka berdua. Kerenggangan dan sikap dingin yang Dean tunjukkan p

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 83. Kenapa Kau Tidak Mengatakan Sejak Awal, Giselle

    Hujan kembali turun dengan deras sore ini. Giselle yang baru saja pulang dari kerja, wanita itu mengajak anaknya masuk ke dalam rumah. Elodie sudah memakai baju hangatnya, anak itu tengah bermain sambil duduk di atas ranjang kecil yang berada di depan televisi di dalam ruang keluarga. "Ma, Elodie mau lihat hujan, boleh?" pinta anak itu. "Di lihat dari jendela saja, Sayang. Tidak boleh pergi ke luar, ya," jawab Giselle. "Iya, Mama." Anak itu turun dari atas ranjang, Elodie berdiri di dekat sofa menatap ke arah luar di mana hujan masih turun dengan deras sore ini. Giselle yang tengah sibuk melipat baju-baju kecil milik putrinya, tiba-tiba saja kegiatannya terhenti saat ia mendengar suara bell pintu di depan. "Ma, ada yang datang!" seru Elodie menoleh pada Giselle. "Iya Sayang, Elodie tetap di sini ya, biar Mama yang ke depan," ujarnya. "Heem." Anak itu menganggukkan kepalanya dan mengintip di balik pintu pada Mamanya yang tengah berjalan ke depan. Giselle membuka gord

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 82. Kekecewaan Dean Setelah Mengetahui Siapa Giselle

    Sudah beberapa hari berlalu, semenjak Giselle meminta Dean menjauhinya dengan penuh permohonan. Dean pun melakukan itu meskipun ia diam-diam memperhatikan Giselle dari jauh. Tetapi, Dean tidak bisa membohongi hatinya yang hampa. Pagi ini Dean memutuskan menemui Gerald untuk membahas pekerjaan sekaligus ingin bertemu dengan Giselle. Laki-laki dengan balutan tuxedo berwarna navy itu melangkah mendekati pintu kerja ruangan Gerald. Namun, begitu Dean hendak membuka pintu, kegiatannya terhenti saat ia mendengar suara Mama dari sahabatnya di dalam sana. "Kau tahu, Gerald ... Mama selalu memberi peringatan pada Tante Sania agar Dean tidak dekat-dekat dengan Giselle! Mama tidak mau wanita menyedihkan itu memanfaatkan Dean!" Suara Marisa terdengar jelas di telinga Dean, sukses membuatnya tercekat di depan pintu. Rasa penasaran seperti meronta-ronta dalam hati laki-laki dua puluh sembilan tahun itu. "Kau dan Dean itu setara, laki-laki yang berkualitas seperti kalian tidak cocok dengan

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 81. Berikan Jarak di Antara Kita

    Gerald merasa kesal bukan main, ia tidak bisa memastikan dengan jelas siapa wanita yang diikutinya tadi. Apalagi setelah suster melarangnya masuk dan mengatakan kalau Gerald salah orang. Meskipun Gerald sudah mencoba beberapa menit menunggu, tetapi wanita itu belum kunjung keluar hingga mau tidak mau ia pun pergi dari sana dan kembali menemui Laura yang sudah menunggunya sejak pagi tadi. Begitu Gerald sampai di kamar inap Laura, wanita itu pun tersenyum manis menyambutnya. "Sayang, kenapa lama sekali?" tanyanya dengan suara manja. "Hm," jawab Gerald singkat. Laki-laki itu menatapnya dengan tatapan dingin dan raut wajah yang datar. "Semua barang-barangku sudah dibawa oleh ajudan Papa. Sekarang kita—" Ucapan Laura terhenti. Kedua matanya menelisik ekspresi dingin Gerald yang tidak biasa. Sepertinya ada yang membuat calon suaminya itu tampak kesal dan geram. "Kenapa?" tanya Laura. "Apa ada masalah? Atau ... kau keberatan menjemputku?" "Tidak. Ayo cepat kita pulang," ujar G

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 80. Gerald Mengejar Giselle dan Elodie

    Hujan deras mengguyur kota Luinz malam ini. Pukul sepuluh malam Giselle keluar dari dalam kamarnya setelah sejak tadi ia menemani Elodie tidur. Giselle berjalan ke arah sofa ruang keluarga. Ia menutup semua gorden dan duduk di sana dengan pencahayaan ruangan yang temaram. Giselle meraih tasnya dan mengambil dompet di dalamnya. "Ada berapa sisa uang tabunganku di bulan ini?" gumamnya lirih. "Apakah cukup untuk biaya cek up Elodie besok?" Perlahan, Giselle membuka dompetnya. Ia mengambil beberapa lembar uang di dalam sana dan mulai menghitungnya dengan perlahan-lahan. Raut wajah Giselle tampak sedikit tenang. "Syukurlah ... setidaknya masih cukup meskipun aku harus jalan kaki setiap hari ke kantor," lirihnya. Wanita itu menatap lembaran kertas admistrasi rumah sakit yang ia kumpulkan. Giselle mengusap wajahnya dan menyandarkan punggungnya di sofa. Dalam keadaan kekurangan seperti saat ini, Giselle merasa hidupnya sangat menyedihkan. Keadaan menekannya dengan kuat. Bagaiman

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 79. Semua Rahasia Ada di Tangan Sergio

    Gerald kembali ke kantornya setelah ia bertemu dengan Elodie di taman beberapa menit yang lalu. Diikuti oleh Sergio di belakangnya, Gerald duduk di sofa ruang kerjanya. Laki-laki itu diam dengan ekspresi sedikit lesu menatap permen rasa anggur berwarna ungu yang kini berada di atas telapak tangannya. Sergio memperhatikan tuannya. "Tuan Gerald baik-baik saja?" "Ya," jawabnya singkat. "Kenapa memandangi permen itu?" tanya Sergio lagi."Aku dan anak itu sepertinya memiliki buah favorit yang sama," ucap Gerald dengan wajah datar tanpa ekspresi sedikitpun. "Anak itu, Elodie..." Gerald menggantung ucapannya, masih terbayang jelas di dalam benaknya tentang wajah Elodie yang menangis tadi, tatapannya yang begitu sendu dan sedih membuat hati Gerald tidak tenang. Mendengar rentetan cerita yang Elodie sampaikan dengan suara kecilnya. Dia jujur bercerita apa adanya seperti anak kecil pada umumnya. "Ternyata selama ini, Elodie tidak punya sosok seorang Papa," lanjut Gerald, ia menundukkan

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 78. Pelukan Seorang Papa Kandung pada Putrinya

    Setelah kejadian kemarin, Elodie terlihat sangat murung dan sedih. Dia tidak bersemangat seperti biasanya saat bersama teman-temannya di penitipan anak. Madam Willow yang mengetahui isi hati Elodie sedang mendung, wanita itu pun mengajaknya jalan-jalan pagi ini. Mereka pergi ke sekitar taman yang berada di dekat sebuah taman kota. Anak kecil itu duduk di bangku taman dan terdiam menatap orang-orang dewasa yang berlalu-lalang di kawasan cafe outdoor milik hotel bintang lima di sebelahnya. "Elodie ... Elodie tidak mau bermain dengan teman-teman?" tanya Madam Willow mengelus pucuk kepala Elodie. Anak itu menggelengkan kepalanya. "Tidak mau, Madam. Elodie mau duduk saja." "Kalau begitu, Madam belikan air minum dulu, ya? Elodie di sini saja, oke?" Madam Willow menyentuh pipi Elodie dan menatapnya lembut. Anak itu pun mengangguk patuh. Madam Willow segera bergegas pergi. Elodie menatap teman-teman yang berlarian di taman dan diasuh oleh pengasuh yang lain. Saat Elodie menoleh

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 77. Tangisan Kesedihan Elodie-ku yang Malang

    Dean mengantarkan Elodie pulang dengan membawa box berisi kue yang tadi Elodie minta. Tetapi, Elodie terlihat sedih dan murung. Dean menggendong Elodie dan menurunkan Elodie di teras. Laki-laki itu menatap wajah mungil Elodie dengan tatapan kasihan. "Maafkan Papa, ya, Sayang," ucap Dean mengusap lembut kedua pipi gembil Elodie. Anak itu diam dan menundukkan kepalanya menyembunyikan wajah sedihnya. Dari dalam rumah, tampak Giselle berjalan keluar menemui mereka berdua. Wanita cantik itu tersenyum melihat kedatangan Dean dan Elodie. Dean langsung menyerahkan box kue pada Elodie. "Sudah, kuenya dibawa masuk ke dalam rumah. Makan dengan Mama, oke?" Anggukan kecil diberikan oleh anak itu meskipun kini dia tetap cemberut. Elodie memeluk box kue dan berlari kecil masuk ke dalam rumah. Giselle hanya diam memperhatikan putri kecilnya sampai ia kembali menatap Dean. "Terima kasih ya, Dean, sudah mengajak Elodie jalan-jalan. Padahal dia di rumah saja pun tidak akan rewel," ujar G

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status