Home / Romansa / Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu! / Bab 13. Apa Aku Diterima dan Diakui?

Share

Bab 13. Apa Aku Diterima dan Diakui?

Author: Nychinta
last update Last Updated: 2025-10-06 11:10:00
Ekspresi Kevin terkesan datar, membuat Vanya makin panik.

“Aku … maaf aku terlambat! Aku benar-benar tidak menyangka akan bangun sesiang ini!” Vanya membungkukkan tubuhnya berkali-kali di depan Kevin.

Terlihat Kevin menghela napas dalam lalu berkata, “Bersihkan dirimu dulu, kalau selesai ketuk ruanganku! Kita akan sarapan di bawah.”

“Baik Tuan Kevin!” jawab Vanya cepat.

Kemudian, Kevin berlalu dari hadapan Vanya yang posisinya masih membungkukkan tubuhnya.

Saat terdengar pintu ruang kerja itu tertutup, Vanya terduduk lemas di lantai. Beberapa kali dia mengelus dadanya. “Ah, syukurlah dia tidak marah!”

Lalu, Vanya kembali teringat ucapan Kevin. “Dia mengajakku sarapan? Apa aku tidak salah dengar ya?”

Namun, tidak ingin membuang waktu Vanya tidak terlalu memikirkannya, dia segera membersihkan dirinya. Setelah semua selesai Vanya langsung mengetuk pintu itu.

“Tuan Kevin, aku sudah selesai,” ucap Vanya sambil menundukkan kepalanya singkat seolah-olah memberikan rasa hormat pada Kev
Nychinta

Terima kasih semuanya! semoga Seninnya selalu bahagia! Sehat-sehat semuanya! Sayang kalian banyak-banyak.. Muaaach!

| 7
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 16. Aku Ikut Membantu

    Baru saja Kevin akan membuka mulutnya Vanya langsung berkata dengan cepat, “Jangan salah paham dulu, itu maksudku … maksudku, karena kamu menarik tanganku, aku setidaknya harus menyesuaikan langkah kakiku, langkahmu cukup lebar dan cepat jadi aku ….”Vanya kembali memberanikan diri melihat ke arah Kevin dan menambahkan, “Jadi aku terpaksa lari-lari kecil. Kamu lihat sendiri, tubuhku sangat kecil, langkah kakiku juga tidak sebesar … punyamu.” Kevin langsung menggeleng-gelengkan kepalanya singkat mendengar penjelasan Vanya barusan. Vanya beranggapan kalau itu sudah selesai, tapi ternyata dia tidak menyangka kalau Kevin malah mencondongkan tubuh ke arahnya.“Yakin hanya alasan itu?” ucapnya di samping telinga Vanya, kata-kata ini terasa seperti sedang menggoda.Tunggu dulu! Apa saat ini Kevin sedang menggodanya.Tersadar akan hal itu Vanya langsung menoleh ke samping dengan wajah yang memerah.“Ok,” ucap Kevin sambil mengangguk dengan senyum tipis terlihat samar di wajahnya, “ayo ikut a

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 15. Jantungku Berdegup Lebih Kencang

    Belum sempat rasa asing itu benar-benar menyelimuti dirinya, Vanya kembali dibuat terkejut. Kata maaf tiba-tiba meluncur dari mulut Kevin ditujukan kepadanya.Sudah begitu lama ia tidak mendengar kata itu. Apalagi kini yang mengucapkannya adalah Kevin Wicaksana. ‘Apa aku sedang bermimpi?’ batinnya tergetar. Rasanya mustahil, sebab di kediaman Dirgantara, dalam satu jam saja ia bisa mengulang kata maaf berkali-kali untuk orang yang berbeda … tapi hampir tidak pernah, ada yang mengucapkannya untuknya.‘Ya Tuhan, kalau ini hanya mimpi, jangan bangunkan aku. Biarkan aku tenggelam lebih lama di dalamnya. Ini terlalu indah,’ pikir Vanya.Namun lamunan hangat itu pecah saat suara ceria Selina memecah ketegangan.“Kak Vanya, maafkanlah kakakku. Terkadang dia memang suka begitu,” katanya sambil tersenyum nakal, seolah ingin menenangkan sekaligus menggoda.“Ah?! Itu … itu seharusnya tidak apa-apa,” ucap Vanya dengan tersenyum melihat ke arah Kevin dengan tatapan tidak enak hati. “Tidak perlu men

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 14. Perasaan Asing

    Vanya melihat ke arah Kevin, wajahnya tampak datar seolah-olah tidak ada hal spesial yang terjadi. Pria itu mengambil tempat duduk di samping neneknya, berseberangan dengan dirinya, sekilas dia melihat ke arah Vanya dan tersenyum tipis.Tunggu sebentar?! Apa Vanya tidak salah melihat? Pria itu tersenyum? Hanya saja … rasanya … itu tidak mungkin.“Kakak ipar kamu kenapa?” suara adik Kevin membuyarkan pikirannya.“Ah?!”“Jangan terlalu gugup,” ucapnya, “Oh, iya, kenalkan namaku Selina. Adiknya Kevin Wicaksana yang paling cantik!” Dia berkata dengan tersenyum manis. “Namamu Vanya, kan?”“Selina, jaga sikapmu untuk tetap sopan,” tegur Dellia–nenek Kevin. “Jangan membuat orang lain tidak nyaman di pertemuan pertama kita.”“Iya, iya ….” Selina menjawab sambil meruncingkan bibirnya.Kemudian beberapa pelayan datang dengan membawa hidangan baru dan menyajikannya di atas meja.“Vanya, makanlah,” ucap Dellia sambil tersenyum pada Vanya. Sesaat Vanya tertegun, bahkan nenek Kevin bisa memperlakuk

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 13. Apa Aku Diterima dan Diakui?

    Ekspresi Kevin terkesan datar, membuat Vanya makin panik. “Aku … maaf aku terlambat! Aku benar-benar tidak menyangka akan bangun sesiang ini!” Vanya membungkukkan tubuhnya berkali-kali di depan Kevin. Terlihat Kevin menghela napas dalam lalu berkata, “Bersihkan dirimu dulu, kalau selesai ketuk ruanganku! Kita akan sarapan di bawah.” “Baik Tuan Kevin!” jawab Vanya cepat. Kemudian, Kevin berlalu dari hadapan Vanya yang posisinya masih membungkukkan tubuhnya. Saat terdengar pintu ruang kerja itu tertutup, Vanya terduduk lemas di lantai. Beberapa kali dia mengelus dadanya. “Ah, syukurlah dia tidak marah!” Lalu, Vanya kembali teringat ucapan Kevin. “Dia mengajakku sarapan? Apa aku tidak salah dengar ya?” Namun, tidak ingin membuang waktu Vanya tidak terlalu memikirkannya, dia segera membersihkan dirinya. Setelah semua selesai Vanya langsung mengetuk pintu itu. “Tuan Kevin, aku sudah selesai,” ucap Vanya sambil menundukkan kepalanya singkat seolah-olah memberikan rasa hormat pada Kev

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 12. Tidurmu Nyenyak?

    Vanya menelan ludahnya, jantungnya berdegup kencang, hingga dia langsung refleks menutup matanya. Terasa tangan Kevin berada tepat di samping tubuhnya, hingga beberapa saat—“Nona Dirgantara, kau tenang saja, aku masih bisa menahan diri!” Suara Kevin sontak membuat Vanya membuka matanya. Pria itu kini berdiri di hadapannya sambil memegang bantal.“Aku ….” Vanya berkata dengan salah tingkah.“Tidurlah di sini, itu, aku akan tidur di ruang kerjaku.” Kevin berkata datar, tetapi apa yang diucapkan Kevin barusan membuat Vanya benar-benar merasakan kelegaan.Kevin berjalan ke arah pintu lain yang ada di dalam ruangan ini. Saat pintu terbuka terlihat sebagian isinya dari tempat Vanya berdiri.Ternyata kamar Kevin memiliki pintu penghubung langsung ke ruang kerjanya. Begitu pria itu menghilang di balik pintu, Vanya mengembuskan napas lega.Pandangan matanya pun mulai berkeliling, meneliti ruangan yang kini terasa lebih lengang. Desain kamar ini jelas berbeda dengan gaya klasik yang mendominas

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 11. Apa yang Harus Aku Lakukan?

    Mobil melaju tenang menembus jalanan malam. Kevin di balik kemudi, pandangannya terarah lurus ke depan tanpa sedikit pun menoleh. Di sampingnya, Vanya duduk diam dengan kepala tertunduk, masih teringat pada tindakan Kevin barusan.Keheningan mengisi kabin. Hanya suara mesin dan gesekan ban di aspal yang terdengar, karena Kevin pun tidak menyalakan musik.Perjalanan berlangsung tanpa percakapan, hingga tak lama kemudian siluet gerbang tinggi kediaman keluarga Wicaksana tampak menjulang di kejauhan. Lampu-lampu taman menyala, menyambut kedatangan mereka. Mobil berhenti di pelataran. Kevin turun lebih dulu, kemudian membuka pintu untuk Vanya. “Orang akan mengira kalau aku sedang mengintimidasimu saat ini kalau kau selalu tertunduk begitu.” Kevin berkata pada Vanya sebelum mereka melangkah masuk ke dalam rumah.Hal ini sontak membuat Vanya mendongakkan wajahnya dan melihat ke arah Kevin.“Maaf aku–”“Bilang maaf lagi, aku tambahkan larangannya ke kontrak perjanjian.” Kevin berkata tegas d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status