Share

Bab 2 Bertengkar

last update Last Updated: 2024-11-12 19:55:30

Elvis sangat meradang ketika nama Biyan terus terdengar dari mulut Mahira. Pria itu juga tahu bahwa istrinya masih sering melihat foto calon suami yang telah meninggal sehingga dia berpikir bahwa wanita itu tidak pernah mencintainya dan bahkan benci padanya.

“Dengar, Mahira. Selama pernikahan kita. Aku sudah mengeluarkan banyak uang. Tubuh seksimu saja tidak mampu membayarnya.” Elvisl tersenyum tipis. Pria itu meraba leher Mahira hingga ke dada wanita itu.

“Jangan pernah menyentuhku!” teriak Mahira. Dia berusaha mendorong tubuh Elvis. Pria itu menyerang leher istrinya dengan mencium dan menjilati.

“Aku jijik dengan pria yang sudah bekas wanita lain. Lepaskan aku!” Mahira berusaha melepaskan diri dari Elvis yang sedang marah. Pria itu pun masih dipengaruhi minuman.

“Bukankah kamu sudah bersetubuh dengan calon suami kamu itu,” ucap Elvis.

“Plak!” Sebuah tamparan mendarat di pipi Elvis.

“Hah!” Elvis melotot pada Mahira. Wanita itu adalah orang pertama yang berhasil menampar pipinya.

“Aku bukan wanita murahan yang menjalin hubungan intim tanpa ikatan pernikahan seperti kamu dan Sasa.” Mahira mengambil vas bunga yang ada di atas meja dan memukul kepala Elvis.

“Aarggh!” Elvis yang berada di atas Mahira jatuh ke kasur. Pria itu merasakan sakit pada kepalanya.

“Aku benci kamu!” bentak Mahira merapikan pakaiannya. Dia berlari keluar dari kamar.

“Mahira!” teriak Elvis meraba kepalanya yang berdarah. Pipinya pun terasa panas akibat tamparan dari Mahira.

Mahira menuruni tangga. Dia tidak tahu harus pergi kemana. Wanita itu masuk ke kamar tamu. Di mengunci pintu dan berdiam diri.

“Mahira!” teriak Elvis membangunkan semua orang.

“Ada apa, Elvis?” tanya Elvita keluar dari kamarnya.

“Tidak apa.” Elvis tidak mau membawa  keluarganya ke dalam masalahnya dengan Mahira.

“Apa Mahira membuat masalah?” tanya Elvita.

“Lebih baik kamu ceraikan saja wanita itu. Kamu cukup membiayai hidupnya. Kalian juga tidak punya anak,” tegas Elvita.

“Sasa mau menikah dengan kamu. Kita ada utang budi di masa lalu dengan keluarga Sasa. Dia bahkan rela menjadi sekretaris kamu dan meninggalkan Perusahaan orang tuanya,” lanjut Elvita memperhatikan Elvis yang terdiam.

“Ada apa rebut-ribut?” Renaldi pun ikut keluar dari kamar.

“Iya, Kak. Apa Kakak bertengkar dengan Kak Mahira?” tanya Relia yang merupakan adik Elvis.

“Kalian kembalilah ke kamar.” Elvis pun masuk ke kamarnya. Pria itu harus mengobati luka pada kepalanya. Dia melihat ponsel Mahira yang tertinggal di atas tempat tidur.

“Aku tahu dia masih di rumah ini dan tidak akan pergi kemana pun.” Elvis yang tahu sandi ponsel Mahira membukanya. Dia melihat video dan foto yang masuk ke dalam pesan media.

“Siapa wanita ini? Apa Sasa? Siapa yang mengirimnya? Apa ini yang membuatnya marah dan menuduhku?” Elvis meremas ponsel Mahira.

“Kita selesaikan besok saja. Aku biarkan kamu tidur nyenyak.” Elvis mengobati luka pada kepalanya. Pria itu membersihkan diri dan berganti pakaian. Dia merebahkan tubuh di atas kasur dan membongkar isi ponsel Mahira.

“Tidak ada Riwayat panggilan dan pesan. Apa dia tidak pernah berhubungan dengan keluarganya?” Elvis yang cerdas  berhasil memulihkan pesan yang telah dihapus. Dia melihat pesan dari Mirna dan Manisa yang masih meminta uang pada istrinya. Mereka juga berkata kasar.

“Apa dua orang ini tidak puas dengan uang yang aku berikan? Kenapa masih meminta pada Mahira?” Elvis mengecek saldo Mahira. Pria itu sangat terkejut dengan nominal yang ada.

“Apa dia tidak berbelanja. Uang yang aku berikan tidak berkurang sama sekali.” Elvis beranjak dari kasur. Dia memeriska lemari pakaian.

“Pakaian lama. Tidak ada tas dan sepatu baru. Aku dengar dia adalah dokter bedah yang tinggal di luar negeri. Bagaimana bisa hanya mengenakan pakaian sederhana dan lusuh? Padahal dia cantik.” Elvis menutup semua lemari.

“Apa peduliku!” Elvis membuang ponsel Mahira ke sofa. Pria itu mematikan lampu.

“Wanita itu berani sekali membuat kepalaku luka dan sakit. Dia bahkan menampar pipiku.” Elvis duduk di tepi kasur. Dia menyentuh kepalanya yang terluka dan pipi yang panas.

“Sial!” Elvis merebahkan tubuh dan memejamkan matanya.

Mahira duduk di atas tempat tidur yang ada di kamar tamu. Dia tidak menyalakan lampu sehingga ruangan itu gelap. Memeluk kaki dalam tangisnya.

“Apa Elvis terluka?” Mahira yang seorang dokter mengkhawatirkan pria itu. Dia merasa bersalah karena telah memukul kepala Elvis.

“Aku tidak mau disentuhnya dengan paksaan. Dia seakan mau memperkosaku. Apa belum puas dengan Sasa?” Mahira sangat kesal dan marah setiap kali mengingat video intim Elvis dan Sasa.

“Menjijikan!” Mahira yang sudah menyukai Elvis merasa dikhianati. Dia yang ingin menjalani kehidupan rumah tangga bahagia menjadi kecewa dan terluka.

Mahira benar-benar tidak bisa tidur. Dia sangat gelisah memikirkan hari esok. Rencana ke depan yang harus dijalaninya.

“Aku bisa hidup sendiri, tetapi bagaimana dengan mama dan Manisa?” tanya Mahira pada dirinya sendiri. Dia selalu diganggu ibu tiri dan adiknya dalam urusan uang. Wanita itu dijadikan mesin uang.

“Apa Elvis sudah tidur?” Mahira keluar dari kamar tamu. Dia pergi ke kamar Elvis.

“Tidak dikunci.” Mahira membuka pintu dengan perlahan dan mendekati Elvis. Dia memeriksa luka pada kepada suaminya yang diobati asalan.

“Tidak diberikan obat yang tepat.” Mahira mengambil kotak obat. Dia membersihkan luka Elvis dan memberikan obat. Wanita itu bahkan memberikan suntikan antibiotic.

“Dia mengobati Lukaku.” Elvis yang sudah bangun tetapi pura-pura tidur.

“Luka ini akan sembuh lebih cepat dan tidak akan infeksi.” Mahira menyimpan kota obat pada tempatnya. Elvis memperhatikan wanita itu.

“Hm.” Mahira mengambil ponsel dan keluar dari kamar. Dia kembali ke kamar tamu.

“Sebenarnya apa yang kamu pikirkan, Mahira? Bukankah kamu membenciku? Tetapi kenapa kamu peduli? Di hatimu masih ada Biyan. Pria yang sudah mati itu.” Elvis duduk di tepi kasur. Dia mengusap wajahnya dengan kasar.

“Kenapa kamu mengurusku setiap hari? Dan malam ini, kenapa kamu marah dengan video itu? Apa kamu cemburu? Apa ada cinta di hatimu untukku?” Elvis melihat Mahira yang telah menghilang di balik pintu.

“Aargggh!” Elvis sangat kesal. Dia bahkan tidak mengerti dengan hubungan dirinya dan Mahira.

Pagi hari, Mahira sudah berada di dapur. Dia membuatkan sarapan untuk semua anggota keluarga. Wanita itu sudah biasa melakukannya. Dirinya bahkan sudah tahu kesukaan dan kebiasaan keluarga Elvis.

“Apa yang terjadi semalam, Mahira? Apa kamu bertengkar dengan Elvis?” tanya Elvita pada Mahira yang sedang menyajikan makanan di atas meja.

“Tidak, Ma.” Mahira tersenyum.

“Sampai kapan kamu mau bertahan di rumah ini? Apa kamu senang menjadi pembantu?” tanya Elvita memperhatikan Mahira.

“Apa kamu mau menguras harta Elvis? Setiap hari mama dan adik kamu itu meminta uang seperti pengemis ke rumah ini. Benar-benar keluarga miskin yang tidak punya harga diri,” ucap Elvita.

“Seperti lintah saja. Menghisap darah keluarga kami,” tegas Elvita. Mahira hanya diam saja. Dia terus melanjutkan pekerjaannya.

“Mahira!” teriak Elvita yang merasa tidak dipedulikan. Wanita itu menepis tangan Mahira.

“Aaahh!” Mahira terkejut hingga sup panas yang dipegangnya jatuh.

“Benar-benar tidak berguna. Untung tidak mengenai kakiku.” Elvita menjambak rambut Mahira.

“Aarggh!” Mahira berteriak kesakitan.

“Ma. Apa yang Mama lakukan?” Relia melihat tangan Mahira yang merah terkena kuah sup. Kaki wanita itu pun terluka karena pecahan dari wadah sup.

“Bersihkan lantai itu,” bentak Elvita.

“Ayo, Kak.” Relia mau membantu Mahira.

“Biarkan dia sendiri, Lia.” Elvita menarik tangan Relia menjauh dari Mahira.

“Ma, tangan dan kaki Kak Mahira terluka,” ucap Relia.

“Salah dia sendiri,” tegas Elvita.

“Lebih baik kamu bercerai dengan Elvis agar dia bisa menikahi Sasa,” bisik Elvita di telinga Mahira.

“Bersihkan lantai dan pergi dari sini. Aku tidak nafsu makan melihat kamu.” Elvita mendorong tubuh Mahira hingga terduduk ke lantai.

“Ahhh!” Luka pada tangan Mahira bertambah karena terkena pecahan wadah porselen.

Mahira segera membersihkan lantai. Dia hanya bisa menahan perih dan sakit pada tangan serta kakinya. Wanita itu harus bergerak cepat agar segera bisa mengobati dirinya.

“Seorang dokter tidak boleh terluka,” ucap Mahira di dalam hati. Dia menahan tangis hingga dadanya begitu sesak.

“Permisi.” Mahira berjalan cepat menaiki tangga menuju kamar Elvis. Dia harus mengambil kotak obat. Jika terlambat maka lukanya akan infeksi.

“Untunglah Elvis masih tidur.” Mahira melihat Elvis yang tidur dengan nyenyak.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
N E I
Bahkan konflik cerita udah langsung dibahas. Harusnya klo mo bikin cerita itu khususnya cerita ini diawal cerita dikisahkan dulu gimana keadaan pernikahan yang mereka jalani sambil memperkenalkan tokoh2 yg lain. Jadi pembaca yg baru mulai membaca ga bingung begitu ada nama tokoh baru yang disebutin
goodnovel comment avatar
N E I
Ini kayaknya yg ngarang anak kecil atau anak ABG yang baru tumbuh dan sedang belajar membuat cerita. Diawal cerita udah langsung nyebutin nama2 pemeran selain pemeran utama tanpa disertai penjelasan ada hubungan apa antara pemeran pendamping dengan pemeran utama. Bahkan konflik cerita juga udah lang
goodnovel comment avatar
Ros
Kt nya dokter bedah. Kok ga bs mandiri kerja. Dokter bedah kan kaya2. Knapa Mahira tergantung sm suami nya yg brengsek sm sasa , sekertaris nya yg punya hutang budi. Dan knapa Mahira tdk ba melawan ibu tiri dan saudara tiri nya. Hidup masing2 aja , jgn lebayyy….
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tuan Menjadi Gila Setelah Nyonya Pergi   Bab 171 Tamat

    Sasa hilang tiada kabar dan Elvis tidak peduli karena pria itu memang ingin menyingkirkan wanita itu dari kehidupannya. Mahira yang telah mengikuti program kehamilan akhirnya berhasil. Dia mengandung bayi sesuai harapan.Elvis sangat mencintai istrinya begitu juga dengan keluarganya. Mereka meminta maaf dan berharap bisa menjadi keluarga seutuhnya.“Sayang, kamu tidak boleh melakukan apa pun yang membuat lelah.” Elvis mengusap perut Mahira yang besar.“Aku hanya duduk dan makan.” Mahira tersenyum.“Cepatlah keluar agar ibu kalian tidak keberatan membawa kemana-mana.” Elvis mencium perut Mahira.“Hahaha. Apa sih? Tidak lama lagi juga mereka lahir.” Mahira mengusap kepala Elvis.“Aku kasian melihat kamu sudah kesusahan dengan perut yang besar.” Elvis menatap Mahira.“Tidak susah. Inilah keajaiban wanita hamil. Mereka diberikan keistimewaan.” Mahira menyentuh pipi Elvis dengan kedua tangannya.Elvis terus menemani Mahira di rumah. Pria itu tidak pergi ke Perusahaan karena sang istri sedan

  • Tuan Menjadi Gila Setelah Nyonya Pergi   Bab 170 Berhasil

    Leo dan Sasa makan hingga selesai. Keduanya tampak semakin dekat. Sasa pun merasa dihargai oleh pria tampan.“Apa kamu sudah mau kembali?” tanya Leo.“Bagaimana dengan kamu?” Sasa balik bertanya.“Aku akan mengikuti keinginan kamu,” ucap Leo.“Apa rumah makan ini bisa bergerak mendekat ke sana?” Sasa menatap Leo.“Tentu saja. Apa kamu mau bertemu dengan mantan?” tanya Leo.“Apa kamu mau pura-pura jadi kekasihku?” Sasa tersenyum malu.“Jadi kekasih sesungguhnya pun boleh,” ucap Leo.“Benarkah? Apa kamu tidak berbohong padaku?” Sasa memegang tangan Leo.“Tentu saja. Aku akan membawa kamu mendekati mereka. Tunggu di sini.” Leo melepaskan tangan Sasa.“Terima kasih.” Sasa benar-benar senang. Dia melihat Leo pindah ke perahu dan berbicara dengan pelayan.“Sasa, kamu duduklah dengan tenang dan berpegangan. Kami akan menarik gazebo,” ucap Leo.“Ya.” Sasa mengangguk.“Apa sudah siap?” tanya Leo.“Siap.” Sasa berpegangan pada tiang gazebo.“Maaf, Pak. Kita harus lebih ke tengah karena lewat tep

  • Tuan Menjadi Gila Setelah Nyonya Pergi   Bab 169 Sebuah Rencana

    Makan malam romantic di tengah laut telah siap. Mahira dan Elvis diantar dengan perahu untuk bisa sampai ke tujuan.“Cantik sekali.” Mahira memperhatikan sekeliling.“Apa kamu suka?” tanya Elvis.“Tentu saja. Terima kasih, Sayang. Ini adalah makan malam yang romantic.” Mahira merebahkan kepalanya di lengan kekar Elvis. Pasangan itu benar-benar menikmati hari-hati yang tenang dan bahagia.“Tidak perlu terima kasih, Sayang. Aku senang bisa membuat kamu bahagia dan suka.” Elvis mencium dahi Mahira.“Mm.” Mahira mengangguk.Perahu yang bergerah santai itu tiba di sebuah gazebo yang berada tepat di atas laut lepas. Makanan telah tersaji dengan dua pelayan siap memberikan pelayanan terbaik untuk tamu Istimewa. “Selamat datang, Pak Elvis dan Ibu Mahira.” Sepasang pelayan tersenyum kepada Mahira dan Elvis.“Kalian boleh pergi!” perintah Elvis. Pria itu hanya ingin berdua dengan Mahira.“Baik, Pak. Kami permisi.” Pelayan pun naik ke atas perahu dan pergi meninggalkan Elvis berdua dengan istrin

  • Tuan Menjadi Gila Setelah Nyonya Pergi   Bab 167 Obsesi Menggila

    Mahira menikmati makanan berbahan daging kelinci, kancil dan trenggiling. Wanita itu benar-benar tersenyum puas bisa makan-makanan yang tidak biasa.“Bagaimana?” Elvis pun tersenyum menatap lucu pada Mahira dan dirinya sendiri. Mereka berdua penasaran dengan daftar menu sehingga mencobanya.“Aku suka,” bisik Mahira di telinga Elvis dengan tertawa kecil.“Hahaha.” Elvis pun tertawa lepas. Dia tidak menyangka istrinya yang tampak Anggun akan menyukai daging mahal dan tidak biasa.“Aku juga suka, Sayang.” Elvis mencubit hidung Mahira.“Kita bungkus dan bawa ke hotel.” Elvis menyapa pelayan.“Boleh.” Mahira masih ingin makan makanan yang sama.“Kami pesan untuk dibungkus dengan menu yang sama,” ucap Elvis kepada pelayan.“Mohon tunggu sebentar. Kami akan menyiapkan pesanan Anda.” Pelayan tersenyum ramah.“Ya.” Elvis mengangguk.Setelah mendapatkan pesanan dan membayar. Elvis dan Mahira kembali ke mobil. Mereka langsung menuju hotel karena sudah lelah.“Aku mau mandi dan tidur siang,” ucap

  • Tuan Menjadi Gila Setelah Nyonya Pergi   Bab 167 Tiba di Bangka

    Mahira dan Elvis telah berada di dalam pesawat terbang. Sasa pun ikut serta. Wanita itu memilih kursi di belakang agar bisa mengawasi pasangan suami istri yang baru akan berbulan madu.“Mereka akan pergi ke hotel Parai.” Sasa sangat senang karena telah mengetahui tujuan Elvis dan Mahira sehingga dia pun mengikuti mereka.“Sayang, kita pilih penginapan yang di tengah laut itu. Apa bisa?” tanya Mahira.“Aku sudah memesannya dan membayar dengan harga yang mahal.” Elvis tersenyum dan mencubit hidung Mahira.“Apa aku merugikan kamu?” Mahira menatap Elvis.“Apa? Hahaha. Tidak akan, Sayang. Aku bahkan bisa membelikan pulau beserta isinya untuk kamu.” Elvis mencium dahi Mahira.“Terima kasih, Sayang.” Mahira memeluk Elvis. Wanita itu benar-benar menafaatkan cinta dan kasih sayang sang suami sebaik-baiknya. Dia tidak akan membuat dirinya menjadi rugi.Empat puluh lima menit pesawat bisnis telah mendarat di bandara Depati Amir. Sebuah mobil mewah telah menunggu di ujung tangga. Menjemput tamu is

  • Tuan Menjadi Gila Setelah Nyonya Pergi   Bab 166 Rencana Bulan Madu

    Seorang wanita mendekati Mahira. Dia berdiri dengan tatapan penuh benci.“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Sasa. “Sasa.” Mahira beranjak dari kursi. Dia tidak takut sama sekali pada wanita yang selalu berusaha menyakitinya itu.“Kenapa kamu tidak pergi saja menjauh dari KakElvis? Kamu hadir dengan membawa kehancuran,” tegas Sasa.“Apa yang aku hancurkan?” tanya Mahira.“Apa kamu tahu, Kak Elvis kehilangan proyek milyaran karena mencari kamu,” jawab Sasa memberikan berkas kepada Mahira.“Kamu telah menimbulkan kerugian yang besar,” tegas Sasa. “Apa?” Mahira sangat terkejut.“Apa yang bisa kamu berikan kepada Kak Elvis? Tidak ada. Kehadiran kamu benar-benar sebagai pembawa sial,” jelas Sasa.“Aku mencintai Elvis,” ucap Mahira.“Aku akan membayar kerugian yang telah dialaminya dengan hidupku karena Elvis mencintai aku,” tegas Mahira.“Apa?” Sasa sangat kesal karena tidak berhasil membuat Mahira merasa bersalah dan pergi.“Aku tahu bahwa kamu sudah diusir Elvis. Jadi, jangan berhar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status