Home / Romansa / Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone / Huru hara Harta keluarga Bailey

Share

Huru hara Harta keluarga Bailey

Author: QuinzeeQ
last update Last Updated: 2025-05-01 01:26:28

“Kuharap kau tidak menyesalinya Gadis kecil.”

Pria itu langsung mengerayangi tubuh Ashley dengan cepat. Membuat Gadis itu hanya bisa mendesah nikmat karena permainannya.

“Pelan ya,” pinta Ashley.

Permainan mereka semakin memanas hingga masuk ke permainan inti. “Ssh, pelann sedikit,” desis Ashley menahan sakit.

Beberapa saat kemudian ia mulai rileks dan mengimbangi permainan Pria diatasnya itu.

Keesokan harinya, keduanya terbangun dalam keadaan polos tanpa sehelai kain pun.

“Eungh,” lenguh Ashley saat matahari mulai menusuk matanya.

Glen kemudian menarik tubuh Gadis kecil kedalam pelukannya dan mengecup pucuk kepalanya dengan lembut.

“Ouch. Badanku sakit. Kau kasar sekali tadi malam,” rintih Ashley.

“Aku sudah bilang pelan tapi kau tak mendengar huhu,” lanjutnya.

“Tapi kau suka kan?” goda Glen.

Ashley hanya mempoutkan bibirnya karena kesal. Gadis itu kemudian bangkit dari kasur dan tidak sadar bahwa ia tidak memakai pakaian.

“Argh aku lupa!” jerit Ashley kemudian menarik selimut hingga membuat tubuh Glen terlihat.

“O-ow.”

Ashley kemudian langsung berlari kearah kamar mandi.

“Hey Gadis! Awas kau!” jerit Glen kemudian ikut mengejar Ashley kedalam kamar mandi.

Mereka pun mandi bersama kemudian bersiap untuk sarapan.

Betapa terkejutnya mereka saat melihat Tuan Besar sudah menunggu di meja makan untuk sarapan bersama.

“Ayah? Kapan Ayah datang?” tanya Ashley begitu melihat Mertuanya itu.

“Baru saja,” balas Tuan Besar kemudian melirik kearah leher Ashley yang penuh dengan bekas merah akibat ulah Glen.

Ashley yang sadar pun menjadi malu dan berusaha menutupi lehernya dengan rambut panjangnya. Gadis itu kemudian pergi ke dapur untuk membantu Bibi menyiapkan sarapan pagi.

“Kenapa tidak memberi kabar sebelumnya kalau akan datang kemari?” ucap Glen dengan ekspresi datar.

“Ada hal yang ingin Ayah tanyakan padamu,” ucap Tuan Besar.

“Ada apa?” tanya Glen to the point.

“Harta peninggalan keluarga Bailey. Aku dengar kau yang menyitanya,” ucap Sang Ayah.

“Kenapa?” tanya Glen lagi.

“Jangan berpikir untuk mengambil alih. Aku sudah memberikan semuanya pada Ashley,” lanjut Glen.

Mata Tuan Besar seketika membulat karena terkejut. Ia tidak habis pikir anak laki-lakinya ini melakukan hal yang tidak masuk diakal.

“Kau bersusah payah menjatuhkan keluarga Bailey tapi kau mengembalikan semua hartanya pada anak mereka?” ujar Tuan Besar.

Belum sempat Glen menjawab, Ashley datang membawa beberapa makanan ditangannya. Ia kemudian menuangkan nasi untuk Ayah mertuanya dan Suaminya. Karena sedikit canggung, ia memilih untuk kembali ke dapur bersama Bi Kiran.

“Kenapa? Harta itu sudah menjadi milikku. Mau kuberi pada siapa saja itu hakku,” ketus Glen.

“Aku tahu kau akan mengambil alih semuanya. Makanya aku langsung membalik nama menjadi nama Ashley,” batin Glen.

“Ashley!” panggil Glen.

“I-iya! Sebentar!” sahut Ashley.

“Kau sedang apa? Ayo sarapan!”

“Maaf. Aku sedang membuatkan kalian Susu hangat,” ucap Ashley sembari menghidangkan susu itu pada Suami dan Ayah Mertuanya.

“Duduk. Mulai hari ini aku tidak mau kau melakukan tugas pelayan lagi!” ujar Glen dengan nada penuh penekanan.

Mendengar itu Ashley hanya mengangguk mengerti dan langsung bergabung untuk sarapan dengan mereka.

“Sial. Aku harus bisa mendapatkan setidaknya seperempatnya,” batin Tuan Besar.

“Anak ini bisa memberontak kapan saja jika ia menguasai seluruh harta keluarga itu,” batin nya lagi.

Setelah selesai sarapan, Tuan Besar pamit dan langsung meninggalkan Mansion.

“Apa yang ia katakan?” tanya Ashley to the point saat Tuan Besar baru saja keluar dari pekarangan Mansion.

“Tidak perlu tahu,” ucap Glen cuek.

Ashley menyipitkan matanya penuh curiga. “Tidak mungkin tidak ada alasan untuk datang kesini sepagi ini,” batin Ashley curiga.

“Beberapa pekan kedepan aku harus keluar negeri. Kau akan tinggal diMansion keluarga,” ujar Glen.

“Tidak mau!” tolak Ashley cepat.

“Kau mau meninggalkanku sendirian disana? tidak akan!” lanjutnya.

“Cih. Kau takut?” tanya Glen meremehkan.

“Tidak. Hanya siapa yang tahu apa yang akan terjadi disana saat aku sendiri,” ujar Ashley.

“Maka dari itu kau harus banyak belajar memakai otakmu. Kau tidak bisa selalu mengandalkanku untuk melindungimu,” ujar Glen.

“Kau memang sengaja ingin mempersulitku ya,” kesal Ashley kemudian melenggang pergi.

Disisi lain.

“Dari raut wajah Ayah, sepertinya ia tidak berhasil mendapatkan harta keluarga Bailey,” ucap Zico pada Istrinya Flora.

“Aku sudah menduga. Tidak mungkin Glen akan melepaskan jerih payahnya begitu saja,” sahut Istrinya itu.

“Kalau begitu, kita yang harus merebutnya,” ucap Zico.

“Jangan mimpi. Aku yakin Glen sudah memberinya pada Ashley agar kita tidak bisa berebut dengannya,” ujar Flora.

“Ck. Hanya gadis kecil saja. Apa kau takut?” tanya Zico.

Flora terdiam. Ia tak menggubris perkataan suaminya dan memilih untuk memikirkan langkah apa yang harus ia ambil selanjutnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   murka

    Setibanya mereka di kediaman Moonstone, Glen langsung memapah Ashley berjalan masuk kedalam. Mereka pun disambut oleh Tuan Besar yang tengah menonton televisi diruang keluarga. “Ayah,” sapa Ashley dengan senyuman manisnya. “Akhirnya kalian kemari. Ada apa ini? Apa terjadi sesuatu dengan kandunganmu?” tanya Tuan Besar. “Tidak Ayah. Perutku hanya sedikit kram,” ujar Ashley. “Itu salahku. Ayah harus memaklumi bahwa anakmu ini masih sangat bergairah,” canda Glen. Tuan Besar pun yang paham pun langsung menjitak pelan kepala Glen. “Kau kan tahu Istrimu sedang hamil muda. Kenapa masih melakukannya?” kesal Tuan Besar. Ashleyn dan Glen pun terkekeh. “Ayah anakmu ini aku atau Ashley?” kesal Glen. “Aku tidak peduli. Selama kau tidak menjaga cucuku dengan baik, akan kutindas kau,” kesal Tuan Besar. Mereka pun duduk di ruang keluarga sembari sesekali bersenda gurau. Tak lama kemudian, Rensca turun dengan wajahnya yang sudah dipenuhi dengan air mata. Dengan langkah gontainya, ia m

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Kontrol Kandungan

    “Benar juga kata Ashley. Aku bisa membuatnya keguguran dengan ini,” batin Glen. “Aku akan segera bersiap,” ucap Ashley. Glen mengangguk. Saat Ashley sedang mandi, Glen keluar dan mencari Henry. “Pagi Tuan,” sapa Henry begitu melihat Glen. “Henry, aku ada tugas untukmu,” ucap Glen. Glen pun membisikkan sesuatu. “Baik Tuan. Akan segera saya lakukan,” ucap Henry. “Hari ini, aku akan menemani Ashley memeriksa kandungan. Jadi, cepatlah kerjakan dan segera susul kami,” ucap Glen. “Baik Tuan,” ujar Henry. Sekitar pukul 9 pagi, setelah mereka selesai sarapan, mereka pun segera berangkat menuju rumah sakit untuk kontrol kandungan Ashley. Sementara itu, Henry sedang melakukan tugasnya untuk menyebar informasi terkait William dan Xiyun. “Pastikan kabar ini sampai pada Keluarga Moonstone,” ucap Henry. “Baik Tuan,” ucap seorang Pria yang sibuk megutak atik komputernya. Henry pun menepuk pundak Pria itu sebelum akhirnya pergi untuk menyusul Glen dan Ashley dirumah sakit.

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Rencana baru

    “Aku akan terus menjagamu sampai anak itu lahir. Aku akan memeriksanya saat ia sudah lahir,” ucap George dengan tegas. “Cukup George!” bentak Ashley. “Bagaimana kalau terdengar orang lain?” lanjut Ashley. “Aku tidak peduli! Kalau itu anakku, aku tidak akan tinggal diam!” ujar George dengan wajah kesal. Ashley pun terdiam. Ia langsung memalingkan wajahnya dengan air mata yang sudah menumpuk dipelupuk matanya. “Apa mereka bertengkar lagi?” bisik Louis. “Entahlah. Menurutmu?” tanya Alfredo. “Sepertinya iya,” ucap Louis. Keduanya pun saling bertatapan. “Apa Tuanmu menyakiti Nona?” tanya Alfredo. “Omong kosong! Tidak mungkin Tuan melakukan iti bodoh!” kesal Louis. “Iya juga ya. Lalu kenapa mereka bertengkar?” tanya Alfredo. “Sudahlah. Biarkan saja mereka. Mereka memang sering bertengkar seperti itu kan?” ujar Louis. “Tidak Louis. Kali ini, sepertinya serius,” ucap Alfredo yang memperhatikan gerak-gerik Ashley. Ia terus memperhatikan Ashley yang mulai mengusap air

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Anak siapa?

    “Apa? Ashley juga hamil?” ujar Rensca yang terkejut saat mendengar kabar dari William. “Semoga saja anak ini lahir lebih dulu,” gumam Rensca. William tak menggubris. Ia memilih untuk diam dan berkutat didepan laptopnya. Rensca kemudian melirik kearah Suaminya itu dan berjalan mendekat kearahnya. “Besok aku harus kontrol. Kau bisa menemaniku kan?” ucap Rensca sembari bergelayut manja ditubuh Suaminya itu. “Berhentilah menempel. Aku sedang sibuk,” ucap William yang risih. “Aku tidak bisa menemanimu. Pergilah dengan supir. Aku sibuk,” lanjutnya. “Ada apa denganmu? Akhir-akhir ini kau selalu sibuk sampai tak memiliki waktu denganku. Aku ini sedang mengandung anakmu!” kesal Rensca dengan emosi yang tak bisa ditahan lagi. William yang kesal langsung menutup laptopnya dengan kasar. “Akhir-akhir ini kau juga selalu meninggikan nadamu didepanku! Apa kau sadar itu?” Rensca pun terdiam. Air matanya mulai menumpuk dipelupuk matanya. Ia sedikit terkejut karena Suaminya membentaknya

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Kehamilan Kedua

    “Tidak bisa Rensca. Mengertilah sedikit,” kesal William. Rensca terdiam. Entah mengapa dadanya menjadi sesak. William pun pergi tanpa mengecup maupun menyentuhnya sedikit pun. Tanpa disadari, air mata Rensca mulai jatuh. Hatinya terasa sakit saat melihat perubahan Suaminya. “Apa aku terlalu berlebihan? Atau karena bawaan hormon makanya aku sesedih ini?” lirih nya. Sementara itu, William langsung melajukan mobilnya menuju hotel yang sering ia kunjungi untuk bertemu dengan Xiyun. Ia memakai topi hitam serta masker lalu masuk melalui pintu belakang agar tidak terlihat oleh orang. Setelah ia tiba dikamar, ia mendapati kekasih nya itu tengah tertidur pulas. Pria itu pun langsung mendekat dan mengecupi Xiyun. “Eungh, Will?” lenguh Xiyun. “Aku sangat merindukanmu,” bisik William seduktif. Xiyun pun membuka matanya dengan perlahan. Gadis itu kemudian mulai melingkarkan tangannya ke leher William. “Apa Istrimu tidak bisa memuaskanmu?” tanya Xiyun. William tiba-tiba menghela

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Pregnant

    “Segera kirim pada Glen semua bukti ini,” ucap Brave pada Asistennya. Glen yang tengah sibuk berkutat mengurus pekerjaannya pun langsung membulatkan matanya saat melihat pesan masuk yang dikirim oleh Asisten Brave. Ashley yang tersadar dengan sikap Glen pun kebingungan. “Ada apa Glen?” tanya Ashley. “Tidak. Aku hanya terkejut melihat kakakku benar-benar berselingkuh dari istrinya,” ujar Glen. Ashley pun langsung melihat kearah Ipad Glen yang menampakkan foto William bersama seorang wanita lain. “Siapa wanita itu?” tanya Ashley. “Feng Xiyun. Dia adalah Putri dari keluarga Feng. Keluarga terkaya di daratan china setelah keluarga Yi Ze,” jelas Glen. “Cantik sekali. Kenapa dia malah mau menjalin hubungan dengan suami orang? Aneh sekali,” ujar Ashley. Ashley pun kembali bergelayut manja karena terlalu malas mengurusi orang. “Kenapa kau menjadi kesal hm?” tanya Glen. “Hanya terbawa suasana. Apa kau masih lama? Aku ingin beristirahat,” ucap Ashley. Glen pun tersenyum. Ia kemudian

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status