Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone

Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone

last updateLast Updated : 2025-05-08
By:  QuinzeeQUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
11Chapters
42views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

“Kau hanya perlu mendengar dan patuh dengan semua kata-kataku, maka hidupmu tidak akan berada dalam kesulitan!” geram Lelaki bertubuh semampai itu sambil menatap tajam kearah gadis kecil dihadapannya. Akankah gadis itu mampu bertahan untuk menjalani hidup nya dengan Pria itu? Atau ia menyerah dan memilih merintis karirnya sendiri demi melunasi hutang keluarganya?

View More

Chapter 1

Keluarga Bailey

“Tuan aku mohon ini adalah harta terakhir kami,” isak wanita paruh baya sembari bersimpuh dihadapan Pria muda yang sedang duduk sembari menyisap sebatang rokoknya.

“Aku akan mengembalikan rumahmu jika kau mampu melunasi hutang Suamimu,” ujar Pria Muda itu.

“Ibu,” isak Gadis Muda yang juga ikut bersimpuh bersama Sang Ibu.

“Tuan, beri kami waktu untuk melunasi hutang Ayah,” ujar Gadis Muda itu dengan tatapan memohon.

Pria itu kemudian melirik kearah Gadis itu. Gadis kecil yang masih menjadi Siswi Sekolah menengah atas.

Pria itu kemudian menghela nafasnya kasar. Ia kemudian memanggil Gadis Muda itu dengan gerakan tangannya. “Kemari,” ucap Pria itu.

Gadis itu tanpa ragu langsung maju menuju Pria itu. “Siapa namamu?” tanya Pria itu.

“Ashley Cecilia Bailey,” jawab Ashley pelan.

Pria itu kemudian menatap dengan seksama wajah Ashley. “Henry.”

Asisten Pria itu kemudian mendekat. Pria itu kemudian membisikkan sesuatu pada Asistennya.

“Baik Tuan Glen,” ujar Sang Asisten yang bernama Henry.

Pria muda itu kemudian bangkit dari duduknya dan melenggang pergi tanpa sepatah kata pun diikuti oleh Sang Asisten Henry.

Melihat itu, Sang Wanita paruh baya langsung berteriak histeris memohon agar mereka tak mengusir keluarganya dari rumah itu.

“Ibu, Hiks. Bagaimana nasib kita,” isak Ashley sembari memeluk Sang Ibu.

Beberapa jam kemudian, saat suasana rumah sudah sedikit tenang, Henry kembali membawa beberapa berkas ditangannya. Ia kemudian menjelaskan maksud dan tujuannya mengapa ia kembali.

“Tuan memberi penawaran. Ia akan membiarkan kalian tinggal di rumah ini, dengan satu syarat. Yaitu, Nona Ashley menjadi Istri Tuan Glen,” ujar Henry.

Ashley dan Sang Ibu terkejut. Bagaimana bisa mereka memberi penawaran itu pada gadis yang bahkan belum tamat sekolah. Sang Ibu langsung menolak mentah-mentah tawaran Henry. Sementara Ashley, ia mematung dan tak berkata apapun.

“Silahkan dibaca terlebih dahulu kontrak perjanjian dan benefit yang akan kalian terima,” ujar Henry sembari menyodorkan sebuah berkas pada Ashley dan Ibunya.

Keduanya kemudian membaca dengan seksama apa yang tertulis didalam berkas itu.

“Tidak Tuan. Anakku lebih berharga daripada apapun. Aku tidak mungkin menjualnya dan menghancurkan masa depannya,” tegas Sang Ibu.

“Baiklah kalau Anda menolak. Kalau begitu saya permisi,” ujar Henry kemudian meninggalkan rumah keluarga Bailey.

Sang Ibu langsung memeluk putrinya itu dengan erat. Ia menangis karena tak tahu harus berbuat apa.

Hari demi hari berlalu. Mereka masih belum mampu membayar hutang peninggalan Ayah Ashley. Kerja keras mereka sehari-hari hanya cukup untuk makan dan untuk kebutuhan pribadi.

“Bu, apa tidak apa kalau kutinggal?” tanya Ashley saat melihat ibunya yang terbaring lemah di ranjang.

“Iya. Ibu tak apa. Hanya masuk angin saja,” ucap Sang Ibu.

Ashley kemudian berpamitan dan pergi menuju kesekolahnya.

“Yatuhan, beri kami kemudahan,” batin Ashley.

Disepanjang perjalanan menuju sekolahnya, ia hanya diam dan melamun. Gadis yang seharusnya hanya memikirkan pelajaran malah harus ikut menanggung beban keluarga.

Sore pun tiba. Ashley kembali dari sekolah menuju rumahnya. Sesampainya dirumah, ia langsung menuju kamar Sang Ibu untuk melihat kondisinya. Tapi sebelum masuk, tiba-tiba pintu rumah diketuk. Gadis itu langsung berjalan kearah pintu dan membukanya.

“Siapa?”

Saat pintu terbuka, Ashley terkejut melihat Glen sudah berdiri diikuti beberapa orang dibelakangnya.

“S-silahkan masuk Tuan,” ucap Ashley mempersilahkan Glen.

Glen dan beberapa pengawalnya pun masuk.

“Dimana Ibumu?” tanya Glen.

“Sebentar Tuan.”

Ashley langsung berlari menuju kamar Ibunya dan membukanya.

“Bu, Ibu. Ada Tuan Glen. Kita harus bagaimana Bu?” ujar Ashley cemas.

Sang Ibu tak merespons. Tubuhnya pucat dan seluruh badannya kaku. Ashley pun mendekat dan langsung memeriksa Ibunya.

“Bu! Bu! Bangunlah Bu!” ujar Ashley dengan suara yang mulai gemetar.

Gadis itu dengan cepat memeriksa bagian pergelangan tangan ibunya serta bagian lehernya. Ia terduduk lemas. Seluruh tubuhnya bergetar. Air mata mulai mengalir dari pelupuk matanya.

“IBUUUUU!” jerit Ashley.

Mendengar itu, beberapa ajudan Glen langsung menghampiri Ashley dan melihat situasi yang terjadi.

“Ibu! Jangan tinggalkan aku Bu! Aku mohon!” isak Ashley sembari terus menggoncangkan tubuh Ibunya.

Glen pun langsung menghampiri Ashley. Ia tak berkata sepatah katapun.

“Tuan, tolong aku tuan! Bantu aku membawa Ibu kerumah sakit!”

Melihat itu, Glen pun tak tinggal diam. Ia memerintahkan beberapa pengawalnya untuk membopong tubuh Ibu Ashley dan membawanya kerumah sakit. Ibu Ashley berada di mobil pengawal Glen. Sementara Ashley, diminta untuk naik bersama Glen.

“Pikirkan tawaran kemarin. Itu adalah satu-satunya pilihan untuk melanjutkan hidup,” ujar Glen membuka suara.

Ashley tak menjawab. Ia hanya bisa menangis sepanjang perjalanan. Sesampainya dirumah sakit, Ibu Ashley langsung dibawa ke IGD. Dan beberapa menit kemudian, Sang Ibu dinyatakan meninggal dunia akibat serangan jantung.

Gadis itu tak bergeming. Air matanya mengalir deras dari pelupuk matanya. Ia kemudian mendekat kearah Sang Ibu dan menangis sejadi jadinya.

“Kenapa kau meninggalkanku Bu?” jerit Ashley.

“Aku harus bagaimana jika tidak ada Ibu?”

“Aku hanya punya Ibu. Dan sekarang aku tidak punya siapa-siapa lagi Bu,” isak Ashley.

Glen pun merasa Iba. Ia ingin menenangkan gadis kecil dihadapannya itu tapi tidak tahu bagaimana caranya. Pria itu kemudian keluar dan menuju bagian administrasi untuk melunasi semua biaya perawatan Ibu Ashley.

Beberapa jam berlalu.

Sang Ibu kemudian dimakamkan di pemakaman umum tepat disebelah Ayahnya. Ashley hanya bisa meratapi kepergian Ibunya dan meratapi nasibnya yang sangat memprihatinkan.

“Nona, Tuan ingin bicara denganmu,” ucap Henry yang sedari tadi menemani Ashley mengurus pemakaman Sang Ibu.

Ashley kemudian mengangguk dan beranjak dari makam Ibunya dan menuju mobil Glen.

“Ada apa Tuan?” tanya Ashley to the point.

“Baca ini,” ujar Glen sembari menyodorkan berkas pada Ashley.

Ashley kemudian membuka dan membacanya dengan perlahan.

“Apa aku tidak salah baca? Kau akan menanggung semua biayaku hingga aku mati?” tanya Ashley memastikan.

“Ya. Kenapa? Tidak percaya?” tanya Glen dengan tatapan mengintimidasi.

Ashley menelan ludahnya kasar. Ini adalah kesempatan bagus untuknya. Lagipula dia tidak punya siapa-siapa lagi didunia ini. Belum lagi ia masih sekolah. Ia berfikir biaya sekolahnya yang cukup besar.

Gadis itu kemudian menoleh kearah Glen. “Dengan satu syarat. Pernikahan ini harus disembunyikan,” ujar Ashley.

Glen menoleh. “Ck. Gadis kecil sepertimu tau apa?”

“Aku tidak ingin terekspos dan hanya ingin hidup damai,” ujar Ashley.

“Kalau kau setuju aku akan tanda tangan sekarang ,” lanjut Ashley.

“Oke. Deal,” ujar Glen.

Dengan cepat, Ashley menanda tangani kontrak perjanjian pernikahan itu. Ia kemudian menyerahkan pada Glen dan langsung menyenderkan tubuhnya dikursi mobil sembari menarik nafas panjang.

“Semoga aku tidak salah mengambil keputusan,” batinnya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
11 Chapters
Keluarga Bailey
“Tuan aku mohon ini adalah harta terakhir kami,” isak wanita paruh baya sembari bersimpuh dihadapan Pria muda yang sedang duduk sembari menyisap sebatang rokoknya. “Aku akan mengembalikan rumahmu jika kau mampu melunasi hutang Suamimu,” ujar Pria Muda itu. “Ibu,” isak Gadis Muda yang juga ikut bersimpuh bersama Sang Ibu. “Tuan, beri kami waktu untuk melunasi hutang Ayah,” ujar Gadis Muda itu dengan tatapan memohon. Pria itu kemudian melirik kearah Gadis itu. Gadis kecil yang masih menjadi Siswi Sekolah menengah atas. Pria itu kemudian menghela nafasnya kasar. Ia kemudian memanggil Gadis Muda itu dengan gerakan tangannya. “Kemari,” ucap Pria itu. Gadis itu tanpa ragu langsung maju menuju Pria itu. “Siapa namamu?” tanya Pria itu. “Ashley Cecilia Bailey,” jawab Ashley pelan. Pria itu kemudian menatap dengan seksama wajah Ashley. “Henry.” Asisten Pria itu kemudian mendekat. Pria itu kemudian membisikkan sesuatu pada Asistennya. “Baik Tuan Glen,” ujar Sang Asisten yang
last updateLast Updated : 2025-04-29
Read more
Hidup Baru
“Semoga aku tidak salah mengambil keputusan,” batinnya. Mobil kemudian melaju kearah Mansion milik Glen yang terletak dipinggir Kota. “Mulai hari ini kau akan tinggal disini,” ucap Glen. Ashley mengangguk tanda mengerti. Pandangannya beredar keseluruh penjuru ruangan dengan interior yang sangat mewah hingga membuat Gadis itu terpukau. “Apakah aku akan menjadi Nyonya di Mansion ini?” batin Ashley. “Jangan senang dulu. Banyak hal yang harus kau lakukan untuk melunasi hutang keluargamu. Ingat, ini tidak gratis,” ujar Glen. “Lalu bagaimana dengan sekolahku? Tempat ini cukup jauh dari sekolahku,” tanya Ashley. “Home schooling saja,” jawab Glen cepat. Ashley mengerutkan dahinya. “Ada apa?” tanya Glen cepat. Ashley menggeleng. “Apa yang bisa kulakukan disini?” tanya Ashley. “Belajar dan mengurus dirimu sendiri,” jawab Glen cepat. “Pernikahan akan dilangsungkan 1 minggu lagi. Beristirahatlah.” ucap Glen. “Dan satu lagi, kau tidak boleh pergi tanpa izin dariku,” lanj
last updateLast Updated : 2025-04-30
Read more
Keluarga Moonstone
“Jangan panggil aku Tuan. Sebut saja namaku,” ujar Glen. Ashley tak menjawab. Glen kemudian duduk di Paviliun itu sembari menghisap rokok yang berada ditangannya. “Apa aku boleh bertanya sesuatu?” tanya Ashley. “Kemarilah,” ucap Glen kemudian menyuruh Ashley untuk duduk disebelahnya. Gadis itu langsung mendekat kearah Glen dan duduk disamping Pria itu. “Apa benar kau sudah pernah menikah?” tanya Ashley dengan berhati-hati. Glen menoleh dan menatap wajah Gadis lugu itu. “Ya,” jawab Glen singkat. “Apa foto Wanita yang berada didepan kamarku adalah foto mendiang Istrimu?” tanya Ashley. “Benar,” jawab Glen. Ashley mengangguk mengerti. Ia memilih untuk tak melanjutkan pertanyaannya karena takut Glen akan marah jika ia mengungkit masalalunya. Mereka berdua kemudian berada dalam situasi hening. Hanya suara angin yang terdengar saat itu. Tak ada yang membuka suara diantara mereka berdua. Sampai akhirnya Henry datang menghampiri mereka. “Permisi Tuan. Tuan Besar sudah mendarat pukul
last updateLast Updated : 2025-04-30
Read more
Perang Dingin
“Sejak aku tidak pernah pulang kerumah ini,” sahut Glen yang sudah berada dibelakang Ashley. Semuanya terdiam saat mendengar jawaban Glen. Mereka tahu betul bahwa Glen sangat susah untuk berpaling dari Courtney selama 5 tahun terakhir. Dan tiba-tiba, Pria itu membawa Wanita lain yang ia perkenalkan sebagai Calon Istrinya. “Ayah. Aku harus bicara denganmu,” ujar Glen. Keduanya kemudian pergi menuju ruang kerja Sang Ayah yang terletak tak jauh dari ruang keluarga. “Ayah. Kau harus menepati janjimu. Berikan aku Pulau Xiera milikmu,” ujar Glen to the point. “Heh, aku berkata aku akan memberikanmu saat kau sudah memberiku cucu. Apa kau salah dengar?” ucap Tuan Besar dengan smirk tajamnya. “Kau berbohong lagi,” ucap Glen dengan nada kecewa. Sang Ayah berdecih. “Kau kira aku bodoh? Apa kau kira aku tidak tau bahwa Ashley adalah anak keluarga Bailey?” Mendengar itu Glen hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi. “Lalu kenapa? toh kita saling mencintai?” ujar Gilen cepat.
last updateLast Updated : 2025-04-30
Read more
Rahasia Keluarga Bailey
“Sial. Kita gagal,” bisik Flora pada Suaminya. Keesokan harinya. “Glen, apa sebaiknya kita tidak kembali ke Mansionmu saja?” ucap Ashley sembari menyisir rambutnya didepan cermin. “Baiklah kalau itu maumu. Bersiap dan kita akan kembali sekarang,” ujar Glen. Ashley mengangguk. Ia lalu mengganti bajunya dan bersiap untuk pulang ke Mansion Glen. Keduanya kemudian berpamitan pada Ayah dan Saudara mereka. “Semoga cepat mendapat momongan ya Ashley,” ucap Tuan Besar. Ashley tersenyum. “Doakan saja Ayah,” ucap Ashley. Sementara itu Flora dan Rensca hanya menatap tajam kearah Ashley. “Kami pergi dulu. Sampai jumpa,” ujar Ashley kemudian melenggang pergi bersama Glen dan masuk kedalam mobil mereka. “Aku merasa ada yang aneh dengan kedua Istri Kakakmu itu,” ucap Ashley pada Glen. “Kau menyadarinya? Aku kira kau terjebak dengan wajah palsu mereka,” ujar Glen. Ashley tak membalas perkataan Glen. Ia tenggelam dalam pikirannya itu. “Benar kata Ibu. Keluarga seperti ini sanga
last updateLast Updated : 2025-04-30
Read more
Huru hara Harta keluarga Bailey
“Kuharap kau tidak menyesalinya Gadis kecil.” Pria itu langsung mengerayangi tubuh Ashley dengan cepat. Membuat Gadis itu hanya bisa mendesah nikmat karena permainannya. “Pelan ya,” pinta Ashley. Permainan mereka semakin memanas hingga masuk ke permainan inti. “Ssh, pelann sedikit,” desis Ashley menahan sakit. Beberapa saat kemudian ia mulai rileks dan mengimbangi permainan Pria diatasnya itu. Keesokan harinya, keduanya terbangun dalam keadaan polos tanpa sehelai kain pun. “Eungh,” lenguh Ashley saat matahari mulai menusuk matanya. Glen kemudian menarik tubuh Gadis kecil kedalam pelukannya dan mengecup pucuk kepalanya dengan lembut. “Ouch. Badanku sakit. Kau kasar sekali tadi malam,” rintih Ashley. “Aku sudah bilang pelan tapi kau tak mendengar huhu,” lanjutnya. “Tapi kau suka kan?” goda Glen. Ashley hanya mempoutkan bibirnya karena kesal. Gadis itu kemudian bangkit dari kasur dan tidak sadar bahwa ia tidak memakai pakaian. “Argh aku lupa!” jerit Ashley kemud
last updateLast Updated : 2025-05-01
Read more
Alfredo Beadsworth
Matahari sudah berada tepat diatas kepala. Kini, Ashley sedang belajar di Paviliun belakang bersama Mr.Alfredo. Sedangkan Glen, ia ikut menemani Ashley belajar sembari menyeruput secangkir teh ditangannya dan menatap layar Ipad dihadapannya. “Permisi Tuan, ada yang ingin saya sampaikan,” ucap Henry yang sudah berdiri sigap dihadapan Glen. Ashley menoleh. “Apa ia sudah mendapat kabar tentang Wanita itu?” batin Ashley sembari mengernyitkan dahinya. “Nona. Fokus,” tegur Mr. Alfredo. Melihat itu, Glen langsung mengajak Henry untuk berbicara ditempat lain agar tidak mengganggu jam belajar Ashley. “Apa kau juga akan mengajariku saat aku sudah lulus nanti?” tanya Ashley basa-basi pada Gurunya itu. “Itu tergantung pada Nona,” ujar nya cepat. Ashley kemudian menatap wajah Gurunya itu dengan seksama. Alfredo Beadsworth. Pria berusia 35 tahun yang masih berkelana menjadi pengajar para keturunan keluarga darah biru. Ia memiliki darah keturunan bangsawan. Tapi, ia sangat sederhana da
last updateLast Updated : 2025-05-01
Read more
Rencana licik Flora
“Aku harap kau tidak menjadi seperti Ayah. Aku tak apa jika kau ingin menikah lagi, tapi bicaralah terlebih dahulu kepadaku,” ucap Ashley pelan. Beberapa minggu kemudian. Setelah kelulusan Ashley, Glen kemudian mengangkat Mr. Alfredo menjadi Asisten pribadi Ashley. Ia juga langsung mengurus keberangkatannya keluar negeri termasuk mengurus kepindahan Ashley ke Mansion keluarga Moonstone. “Kau jangan berulah,” bisik Glen kepada Istrinya itu. Ashley melirik kearah 2 Saudara iparnya kemudian kearah Sang Mertua sebelum akhirnya mengangguk. “Kau ini sengaja menaruhku disini agar bisa menghadapi mereka kan?” bisik Ashley. Glen tersenyum. Ia mengecup pucuk kepala Ashley dan bibir mungil gadis itu. “Jaga dia,” ucap Glen pada Alfredo yang berada tak jauh dibelakang Ashley. “Hati-hati dijalan,” ujar Ashley sembari menatap punggung Glen yang mulai berjalan menuju mobilnya. Henry kemudian membukakan pintu untuk Glen dan menutupnya. Sebelum ia masuk, ia menunduk kearah Ashley. Ash
last updateLast Updated : 2025-05-05
Read more
Terbongkar
“Kakak, kenapa kau langsung menuduh ku? Memangnya kau melihatku memasukkan racun itu? Dan lagi, yang memasak bukan aku. Lalu kenapa kau menuduh aku tapi tidak menuduh Bibi yang memasak?” Tiba-tiba Bi Grace datang karena dipanggil oleh Asisten Tuan Besar. “Ada apa ini Nyonya?” tanya Bi Grace kebingungan. “Apa kau meracuni Nyonya Pertama?” tanya Ashley. “Hah, mana mungkin saya melakukannya Nyonya. Tuan Besar, Tuan Muda, tidak mungkin saya melakukannya. Saya sudah berpuluh-puluh tahun bekerja disini,” jelas Bi Grace dengan wajah panik. “Baiklah Bi. Kami hanya bertanya. Jangan cemas,” ucap Ashley mencoba menenangkan Bi Grace. Ashley kemudian menoleh kesamping seolah memberi tanda pada Alfredo yang berdiri dibelakangnya sejak tadi. Alfredo pun mendekat kearah Ashley. “Panggil Dokter pribadi Glen kemari,” bisik Ashley. “Ayah, kasihan Istriku. Ayah harus memberi keadilan untuk dia!” sahut Zico. “Kakak. Keadilan apa yang kau maksud? Apa kau masih menuduhku bahwa aku meracuni Is
last updateLast Updated : 2025-05-06
Read more
Balas dendam
“Siapa yang berani memasang Kamera disini?!” “Tenang Nona. Saya akan menyelidiki nya,” ujar Alfredo. Ashley menghela nafas kasar. Ia kemudian duduk dikursi empuk milik Glen. Sementara Alfredo, ia pergi untuk mencari informasi tentang kamera itu. Tiba-tiba telepon berbunyi. Ashley : Halo? Glen : Kenapa susah sekali dihubungi? Ashley : Menurutmu? Glen : (terkekeh) Aku sudah mendengar semua tentang situasi disana. Bagaimana? Apakah menyenangkan? Ashley : Are you seriously? Kenapa kau juga bertanya hal tidak masuk akal seperti itu Glen : Kau sepertinya sedang kesal. Ada apa? Ashley : Ada yang memasang kamera tersembunyi di ruang kerjamu. Tapi aku belum bisa memastikan siapa pelakunya Glen : Sepertinya kemampuanmu meningkat. Tidak sia-sia aku mendidikmu Ashley : Diamlah dan segera kembali. Aku muak berlama-lama disini Glen : Tentu. Aku tahu kau sangat merindukanku Ashley : Kau ini pede sekali ya? Sudahlah. Aku harus mengurus beberapa hal. Bye Ashley kemudian
last updateLast Updated : 2025-05-07
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status