Share

Terpana

Kehadiran Adri pada mulanya hanya ia anggap sebagai pijakan, atau batu loncatan, untuk ia semakin berkilau – setidaknya menurut pendapatnya sendiri – di antara teman-teman satu sekolah. Adri itu benar-benar ia anggap sebagai mangsa empuk. Sifatnya yang lugu, bodoh, introvert, serta terlalu berpikir positif, membuat Adri menjadi bulan-bulanan keusilan dirinya. Menjadi pelampiasan gelora untuk nakal dan ajang penunjukan jati diri. Lebih dari tiga bulan ia menikmati kejumawaannya.

Sampai peristiwa creative event itu. Ajang dimana dirinya menjadi ketua panitia. Ajang untuk sebuah event yang ia harapkan akan menjadi legacy ketika ia tidak lagi bersekolah di sana. Ajang dimana banyak orang – khususnya guru – akan mengenai sampai sekian tahun ke depan akan prestasi yang ia kerjakan.

Namun secara tak terduga, ajang itu justeru mencemarkan namanya. Semua terjadi cepat dan tak terduga. Ia melihat kesempatan untuk mengerjai orang paling katrok satu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status