Beranda / Romansa / OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU / BAB. 16 Masih Menginginkan Edward

Share

BAB. 16 Masih Menginginkan Edward

last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-12 10:44:40

“Eh … nggak apa-apa kok, Zuri. Jemy bikin aku kaget dengan omongannya,” sahut Mirah gugup. Karena Jemy seketika menggeleng-gelengkan kepalanya pertanda agar gadis itu tidak mengatakan apapun tentang pembicaraan mereka barusan kepada Zuri.

“Memangnya kalian sedang membicarakan apa?” tanya Zuri polos tak mengerti apa-apa tentang percakapan kedua sahabatnya.

“He-he-he! Tidak ada hal penting kok, Zuri. Gue sama Mirah bercanda doang tadi,” tukas Jemy.

“Eh … iya. Kita hanya bersenda gurau semata.” Mirah pun terpaksa mengikuti kemauan Jemy. Mau bagaimanapun sang gadis berusaha untuk menyatukan keduanya. Namun sepertinya akan sulit. Apalagi Jemy telah mengambil keputusan untuk tidak lagi melanjutkan perasaannya kepada Zuri.

Tak berapa lama setelah itu, Zuri dan Mirah pamit undur diri untuk pulang ke apartemen mereka. Sepeninggalan kedua sahabatnya dari apartemennya, Jemy memilih mandi dan berendam lama untuk mengurangi rasa gundah gulana yang menyerang jiwa dan raganya. Karena pemuda itu meny
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 17 Para Sahabat Berkunjung

    Edward baru saja sampai di apartemen mewahnya, Residen Palace, yang berlokasi di Jakarta Selatan. Dia melangkah keluar dari mobilnya, sebuah sedan hitam mewah, dan mulai memasuki lobi apartemen yang megah. Lobi itu dipenuhi dengan marmer putih yang berkilauan, dengan hiasan berupa patung-patung seni kontemporer dan tanaman hias yang menambah keindahan ruangan.Edward kemudian naik ke unit apartemennya menggunakan lift pribadi. Begitu pintu terbuka, sang pria disambut oleh ruangan yang luas dan mewah. Ruang tamu yang luas, dengan langit-langit tinggi, dinding-dinding berlapis kaca besar yang memberikan pemandangan Kota Jakarta yang memesona. Dia juga bisa melihat gedung-gedung pencakar langit, lampu-lampu kota yang berkelap-kelip, dan gemerlapnya langit malam.“Finally! Akhirnya aku sampai juga di zona ternyamanku! Semoga saja tidak ada gangguan yang datang!” harapnya sendiri dari dalam hatinya.Interior apartemen Edward sungguh sangat menunjukkan kemewahan dan berkelas tinggi. Lantai

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 18 Bertekad Untuk Memulihkan Diri Sendiri

    Sambil bermain catur, Dapal pun memulai pembicaraan,“Bro, apa kabar Lo sama Ranti?”Edu sedikit kaget dengan pertanyaan sahabatnya. Lalu dengan santai dia pun menjawab.“Gue nggak tahu lagi bagaimana kabarnya. Kami sudah lost contact,” serunya.“Syukurlah kalau begitu, Bro. Gue harap Lo sudah melupakan Ranti. Karena jika tidak, gue dan Dapal akan sangat marah kepada Lo jika Lo masih menerima perempuannya murahan itu!” Jason dengan nada tegas menasihati sahabatnya untuk tidak mendekati mantan kekasihnya yang bejat itu.“Cih! Kalian sangat berlebihan! Siapa juga yang mau lagi dengannya?” Edward terlihat mengepalkan tangannya. Rahangnya mulai mengeras pertanda jika dirinya sedang emosi saat ini.Mendengar nama Ranti, yang terus disebut oleh kedua sahabatnya, membuat Edward merasa jantungnya berhenti sejenak. Ranti, mantan pacarnya telah berselingkuh dengan Rian, rekan bisnisnya. Dia merasa perasaannya tercabik-cabik saat ini bercampur antara rasa sakit, marah, dan kehilangan yang menda

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 19 Mulai Mencari Keberadaan Edward

    “Apa? Bukankah pria ini yang tak sengaja bertemu denganku di bandara?” ujar Zuri tak percaya.Gadis itu pun mulai mengingat apa yang terjadi di bandara Soekarno-Hatta beberapa waktu yang lalu. Seketika jantungnya berdegup lebih kencang dari ini sebelumnya. Zuri menjadi ingat bagaimana pria bernama Edward Kenneth itu, melumat dan membelit bibirnya sesuka hatinya.Zuri lalu menyentuh bibirnya yang telah ternodai oleh pria itu.“Seenaknya dia menyentuh bibirku! Aku harus membuat perhitungan dengannya!” kesal Zuri dari dalam hatinya. Beberapa rencana balas dendam kepada Edward mulai disusun oleh Zuri secara apik. Namun gadis itu tiba-tiba menghentikan rencananya. Dia seakan tersadar dengan misi penting dari Opa Bram kepadanya.“Hiks! Sepertinya aku harus pending dulu balas dendam kepada Si Edward itu!” ujarnya mulai menutupi kekesalannya.Perumahan Pondok Indah Bunda Ayu masih merasa gelisah. Pasalnya Edward, putranya, belum juga pulang ke rumah mereka di kawasan Pondok Indah, sejak kem

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 20 Makan Bersama di Apartemen Jemy

    Dalam suasana petang yang masih saja mendung, Jemy duduk di ruang tamu apartemennya yang nyaman, di antara Bunda Ayu, Bobby, dan Ronand yang masih berwajah tegang. Wajah mereka mencerminkan kegelisahan dan kekhawatiran karena belum juga menemukan keberadaan Edward, sang sepupu ayang seperti orang yang telah hilang secara misterius."Maaf Aunty," ucap Jemy dengan suara lembut namun tegas, mencoba menenangkan suasana yang masih saja terasa tegang di ruangan itu. "Jujur, aku benar-benar tidak tahu di mana Edward berada. Aku juga ingin ikut membantu mencarinya,” ujar Jemy lagi.Bunda Ayu menatap Jemy dengan ekspresi yang bercampur antara kekecewaan dan harapan yang telah hilang. "Aunty tahu kalian dekat, Jemy. Aunty pikir tadi Edward sedang berada di apartemen mu," tutur sang tante lagi.“Tapi Edward memang tidak ke sini, Aunty,’ jujur Jemy.Bobby lalu berkata,“Ke mana sebenarnya Edward berada? Dia tidak pernah hilang begitu saja tanpa jejak seperti ini sebelumnya. Kita harus bekerja

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 21 Hari Pertama Ke Kantor

    Mentari pagi baru saja muncul di ufuk timur, menandakan pagi telah tiba. Zuri, seorang wanita muda penuh semangat, terlihat mulai bersiap-siap. Dia akan berangkat kerja di perusahaan EK Corp, sebuah perusahaan besar yang dimiliki oleh Edward Kenneth. Zuri adalah karyawan baru di sana. Dia akan berdedikasi, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya.Di ruang makan, Zuri sedang menikmati sarapan paginya. Sementara itu, matanya tidak lepas dari beberapa dokumen yang tergeletak di depannya. Dokumen-dokumen itu berasal dari Opa Bram, seorang pria tua yang telah memberikan misi penting kepada Zuri. Misi khusus untuk menjerat sang CEO masuk ke dalam perangkap cintanya.Di ruang makan tersebut, tidak hanya ada Zuri. Di sana juga ada Mirah, sahabatnya. Mereka berdua telah bersahabat sejak kecil dan sekarang bekerja di perusahaan yang sama. Keduanya selalu mendukung satu sama lain dalam segala hal, termasuk dalam pekerjaan."Zuri, Asisten Geri mengatakan mulai hari ini kit

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 22 Lingkungan Kerja Baru

    Setelah tiba di gedung perkantoran EK Corp, Mirah dan Zuri langsung menuju ke divisi umum, bagian mereka ditempatkan. Keduanya berjalan dengan langkah mantap, siap untuk memulai hari kerja mereka."Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang produktif bagi kita," ucap Mirah sambil tersenyum.Zuri mengangguk setuju, "Iya, Mir. Aku juga bersemangat untuk memulai tugas baru di divisi umum."Mereka masuk ke ruangan divisi umum yang sibuk. Ada banyak meja kerja dengan orang-orang yang sibuk bekerja. Mirah membawa Zuri ke meja kerjanya yang baru."Nah … inilah meja kerjamu, Zuri," ucap Mirah sambil menunjuk ke meja yang kosong. "Semoga kamu merasa betah dan nyaman di sini,” tutur Mirah.Zuri melihat sekeliling, mengamati lingkungan kerjanya yang baru. Dia merasa antusias dan siap untuk memulai tugasnya."Terima kasih, Mirah. Aku akan berusaha yang terbaik di divisi ini," ucap Zuri dengan semangat.Mirah tersenyum, "Aku yakin kamu akan melakukannya dengan baik. Jika kamu perlu bantuan, jan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 23 Siap Untuk Bekerja

    Pagi yang indah matahari baru saja menunjukkan sinarnya, memancarkan cahaya emas yang lembut melalui jendela mobil mewah milik Edward. Pria itu baru saja sampai di depan gedung EK Corp. Aksa, sang asisten segera berkata kepada atasannya,“Bos, kita sudah sampai,” serunya lalu menoleh ke arah sang atasan yang sedang memejamkan matanya layaknya orang yang sedang tidur.Edward memilih diam dan tidak menjawab perkataan asistennya. Sang pria sangat malas berkantor hari ini. Namun tanggung jawab besar mengenai pekerjaannya yang mendesak mau tidak mau harus dilakukan olehnya. Menyadari Edward yang tidak menjawab perkataannya membuat Aksa kembali bersuara,“Bos! Tuan Bram akan berkunjung ke perusahaan!” cecar Aksa sekenanya.Edward yang masih berada di dalam mobilnya, sangat kaget dengan perkataan Aksa. Pikirannya mulai dipenuhi dengan kekesalan. Karena informasi dari sang asisten yang mengatakan jika Opa Bram akan datang ke EK Corp, hari ini. Berita ini seharusnya membuatnya senang, akan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 24 Mengelak Dari Jemy

    Edward pun mulai melangkah masuk ke dalam lobi kantor besar itu. Namun sang tuan muda seketika kaget melihat wanita muda yang baik hati kepada pengemis tadi, ikut masuk ke dalam gedung EK Corp.Akan tetapi disaat Edward ingin lebih jelas melihat wajahnya, sang gadis tiba-tiba menghilang di antara keramaian karyawan-karyawan lainnya. Apalagi para bawahan Edward, mulai sibuk menyapa dirinya dengan ramah. Karena pagi ini, adalah pertama kalinya CEO EK Corp muncul. Setelah sekian lama menghilang dari peredaran.Asisten Aksa yang sedang berada di samping Edward menjadi bertanya-tanya dengan tingkah atasannya yang seperti sedang mencari sesuatu. Karena penasaran dia pun bertanya.“Tuan Muda, are you okay?” “Maksudnya?” tanya Edward ketus.“Ya … soalnya dari tadi saya perhatikan Anda tidak fokus,” ucap Aksa yang jadi ikut bingung.Namun Edward yang tidak mengerti dengan situasi hatinya saat ini, kenapa sampai terpaku kepada wanita misterius itu, segera menjawab.“I' am okay. Aku hanya ingi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14

Bab terbaru

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 100 Akhir Bahagia Bersama Keluarga

    Di suatu pagi,Suasana di rumah Edward dan Zuri dipenuhi kegembiraan. Liburan anak-anak telah tiba, dan janji Edward untuk membawa mereka keliling Kota London semakin mendekati kenyataan. Zuri tampak sibuk di kamar, mengemas barang-barang untuk perjalanan panjang mereka."Nasya, Sayang, jangan lari-lari! Kita akan berangkat sebentar lagi," ujar Zuri sambil tersenyum melihat putri bungsunya yang berlari-lari kecil di sekitar tempat tidur.Nasya, yang baru berusia tiga tahun dan duduk di playgroup, menghentikan langkahnya dan menatap Zuri dengan senyum lebar. "Mommy, Nasya boleh bawa boneka nggak?" tanyanya dengan mata berbinar-binar."Boleh, Sayang. Tapi cuma satu, ya? Jangan kebanyakan barang," sahut sang ibu.Sementara itu, di ruang tamu, Edward sedang membantu kedua anak laki-lakinya, Edzhar yang berusia tujuh tahun dan Ben yang berusia enam tahun, mengemasi mainan yang akan mereka bawa."Daddy, nanti di London kita naik bus tingkat, ya?" Edzhar bertanya sambil memasukkan mobil mai

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 99 Kelahiran Baby Nasya

    Sore yang mendebarkan,Saat sore menjelang, langit Jakarta memancarkan semburat jingga yang indah, namun hati Edward, sang CEO EK Corp terasa tak tenang. Baru saja dia selesai menandatangani berkas terakhir di kantornya ketika ponselnya berdering. Dengan cepat pria sibuk itu menjawab panggilan tersebut.Edward :”Hallo, Maid. Ada apa?”Maid :"Tuan, Nonya Zuri sudah dibawa ke rumah sakit. Sepertinya sudah waktunya melahirkan!" suara maid-nya terdengar di ujung telepon.Edward langsung berdiri, rasa panik mulai menyeruak di dadanya. “Baik, saya segera ke sana,” jawabnya sebelum memutus panggilan dari sang asisten rumah tangga. Pria itu lalu meraih jasnya dengan cepat, berlari menuju lift, dan segera melangkah ke mobilnya yang ada di parkiran.Perjalanan dari kantor Edward di kawasan pusat Jakarta menuju rumah sakit keluarga langganan keluarganya, biasanya memakan waktu lama karena kemacetan yang tak terelakkan. Namun, sore itu, keajaiban seolah berpihak kepadanya. Jalanan tampak lebi

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 98 Kabar Baik Untuk Semua

    Di suatu pagi,Suasana di rumah Edward dan Zuri sangat tenang dan damai. Sinar matahari di hari Sabtu pagi menyelinap di antara dedaunan pohon yang rimbun, menerangi halaman rumah yang luas, termasuk kolam renang pribadi mereka. Di sana, Edward tampak sedang berenang dengan putra-putranya, Edzhar dan Jacob Benedict yang biasa dipanggil Ben yang juga telah dikaruniai oleh Tuhan kepada mereka dan ikut meramaikan keluarga kecil Edward dan Zuri.Edward dengan sabar mengajarkan kedua putranya cara berenang gaya bebas saat ini.“Lihat, Daddy! Aku bisa melakukannya!” teriak Edzhar, anak sulung mereka yang baru berusia lima tahun, sambil mencoba menggerakkan tangannya dengan gaya bebas.“Bagus, Nak! Teruskan! Ben, kamu juga harus mencoba, ya,” seru Edward sambil mengawasi kedua putranya dengan penuh perhatian.Ben yang masih berusia empat tahun mencoba mengikuti, namun gerakannya masih kaku. “Daddy, aku agak susah berenang, airnya malah masuk ke dalam hidungku,” rengek Ben sambil mengusap wa

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 97 Kejutan Dari Edward

    Beberapa bulan kemudian,Hari ini adalah hari istimewa bagi Zuri dan Edward. Tepat tujuh bulan sudah usia kandungan Zuri, dan mereka baru saja pulang dari rumah sakit setelah pemeriksaan USG yang menunjukkan bahwa mereka akan dikaruniai seorang anak laki-laki. Hasil pemeriksaan itu membuat mereka semakin antusias untuk menyambut kehadiran sang buah hati. Edward, yang selalu memperhatikan setiap detailnya, sudah lama merencanakan acara tujuh bulanan untuk merayakan momen istimewa ini. Acara tersebut digelar di ballroom hotel Fairmont, Jakarta, dengan dekorasi elegan dan suasana yang penuh kehangatan.Ballroom yang luas itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna putih dan biru pastel, mencerminkan tema kebahagiaan menyambut putra mereka. Di tengah ballroom, tampak panggung kecil dengan meja panjang yang dihiasi kue tujuh bulanan dan berbagai hadiah untuk Zuri. Para tamu mulai berdatangan, dan suasana semakin meriah dengan kehadiran keluarga dan teman-teman dekat pasangan ini.Zuri mengena

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 96 Penyesalan Edward

    Zuri terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, wajahnya terlihat pucat akan tetapi tampak lebih tenang setelah beberapa jam dirawat di UGD. Setelah dipastikan kondisinya stabil, tim dokter memutuskan untuk memindahkannya ke ruang perawatan yang berada di lantai atas. Keadaannya mungkin sudah lebih baik, namun kekhawatiran masih menggelayuti wajah setiap orang yang menunggunya di luar.Bunda Ayu, Opa Bram, Jemy, Mirah, dan Bobby sudah menanti dengan penuh harap di depan pintu ruang perawatan. Ketika perawat memberitahu bahwa mereka diperbolehkan masuk, Bunda Ayu segera melangkah masuk, diikuti oleh yang lainnya. Dengan langkah tergesa, Bunda Ayu menghampiri menantu kesayangannya yang masih terbaring di ranjang, sambil menggenggam erat tangan Zuri."Zuri, syukurlah kamu baik-baik saja, Nak," ucap Bunda Ayu dengan suara penuh kelegaan. “Bunda sangat khawatir tadi.”Zuri tersenyum lemah, akan tetapi senyum itu cukup untuk menenangkan hati Bunda Ayu. "Terima kasih, Bunda. Saya juga ber

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 95 Zuri Dilarikan Ke Rumah Sakit

    Jemy melangkah cepat di tepian Pantai Ancol, langkah-langkahnya teratur namun tegang. Dia memeluk tubuh Zuri yang pingsan dengan erat, tubuh perempuan itu terasa ringan di pelukannya, akan tetapi beban yang dirasakan Jemy di hatinya jauh lebih berat. Pikirannya masih dipenuhi kekhawatiran. Untungnya Tadi, sebelum dia menggendong Zuri, dia sempat menelepon Bobby, yang juga merupakan sepupu Edward, yang baru saja selesai mengikuti rapat penting di gedung yang sama yang ada di area Pantai Ancol."Bobby, aku sudah menemukan keberadaan Zuri. Tapi dia sedang pingsan! Sekarang aku sedang menggendongnya, cepat siapkan mobil di parkiran. Kita harus segera ke rumah sakit!" Suara Jemy terdengar panik di telepon.Tanpa banyak bicara, Bobby langsung bergegas menuju parkiran dan menyiapkan mobilnya.Sesampai di parkiran, Bobby melihat Jemy datang dengan langkah cepat, Zuri berada dalam gendongannya. Bobby segera membuka pintu penumpang yang ada di belakang, memberikan ruang bagi Jemy untuk memasuk

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 94 Untung Ada Jemy

    Beberapa saat yang lalu,Angin pantai Ancol berhembus lembut, membawa aroma asin laut yang memenuhi area itu. Zuri berjalan dengan langkah pelan, menyusuri garis pantai. Hatinya terasa berat, penuh dengan kekesalan yang belum juga hilang setelah pertengkarannya dengan Edward, suaminya. Kata-kata tajam dari Edward tadi, masih terngiang-ngiang di telinganya, membuatnya sulit untuk menenangkan diri.Dia berhenti sejenak, menatap riak kecil yang menggulung di permukaan air. Pasir halus di bawah kakinya terasa dingin dan menenangkan, namun rasa sakit di hatinya tetap tidak berkurang. Edward jarang sekali marah, tapi kali ini, pertengkaran mereka begitu hebat hingga Zuri memutuskan untuk menjauh sementara waktu.Dia tak ingin kembali ke apartemen yang terasa begitu sempit dengan ketegangan.Perempuan cantik itu semakin kesal kepada Edward karena sang suami tidak mau mendengarkan penjelasannya sedikitpun.Bahkan Edward malah pergi meninggalkannya di apartemen sendiri. Hal itu semakin membuat

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 93 Situasi Semakin Buruk

    Di sebuah apartemen,Sore yang cerah perlahan berubah menjadi kelabu di langit Jakarta ketika Ranti, seorang wanita karier yang sukses, baru saja tiba di apartemennya. Setelah melalui hari yang panjang dan melelahkan di kantor, Ranti berharap bisa menemukan ketenangan di rumahnya. Namun, langkah cepatnya begitu memasuki apartemen seolah menggambarkan keresahan yang sejak tadi melanda pikirannya. Ada hal lain yang jauh lebih penting mengisi benaknya saat ini yaitu tentang sepupunya, Tari.Tari sejak beberapa bulan yang lalu tinggal bersamanya di apartemen ini. Setelah sebelumnya sang sepupu dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di salah satu sudut Kota Jakarta.Tari mengalami gangguan jiwa saat Edward, mantan kekasih dari sang sepupu memutuskan hubungan dengannya. Hal tersebutlah yang membuat Ranti ingin membalaskan dendam Tari terhadap Edward, yang juga merupakan mantan kekasih pengusaha sukses itu.Namun sayangnya, Ranti yang awalnya hanya ingin memainkan perasaan Edward. Malah benar-b

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 92 Bunda Ayu Menjelaskan Semuanya

    Kedatangan Bunda Ayu,Nyonya Rahayu Kenneth, dengan gaun hijau lumutnya yang menambah wibawanya, turun dari mobil mewahnya di depan kediaman megah Opa Bram. Tangannya menggenggam tas kulit elegan, sementara langkahnya mantap memasuki halaman yang asri, dipenuhi oleh pepohonan tua dan bunga-bunga yang tertata rapi. Sejak suaminya meninggal, Opa Bram, ayah mertuanya, menjadi salah satu tumpuan hidupnya dalam menghadapi berbagai situasi. Dia merasa perlu bertemu dengannya hari ini.Begitu pintu besar kayu jati terbuka lebar, Asisten Geri, pria berwajah dingin yang selalu setia melayani Opa Bram, menyambutnya dengan senyum hangat.“Selamat pagi, Nyonya Rahayu,” sapa Asisten Geri dengan sopan, membungkukkan badannya sedikit. “Opa Bram sudah menunggu Anda di ruang kerjanya, Nyonya.”“Terima kasih, Asisten Geri,” jawab Nyonya Rahayu. Namun, sebelum sempat melangkah lebih jauh, telinganya menangkap suara keras yang berasal dari lantai dua.Suara itu sangat dikenalnya, suara putranya, Edward

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status